You are on page 1of 9

PENGENALAN ALAT

Pada praktikum pengenalan alat ini bertujuan untuk mempelajari bermacam-macam


alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan kegiatan yang berhubungan
dengan aspek mikrobiologi serta penggunaanya. Adapun beberapa macam alat yang
digunakan dalam praktikum mikrobiologi antara lain alat pengukur, alat penyimpan atau
pemeram, alat sterilisasi dan alat-alat lain yang berupa gelas. Berikut penjelasanya;
1. Mikroskop Cahaya
a. Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya
melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan
yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Kemudian bayangan akan
diteruskan dan menghasilkan bayangan yang tegak, nyata dan diperbesar oleh
mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka
akan semakin terang juga mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop memiliki
pembesaran objektif (4x, 10x, 40x, dan 100x) serta pembesaran okuler (10x).
b. Fungsi
Mikroskop cahaya berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikro organisme
yang tak dapat terlihat oleh mata telanjang.
Bagian-bagian mikroskop:
1. Lensa okuler : untuk memperbesar bayangan yang dibentuk.
2. Revolver: untuk memutar lensa objektif sehingga mengubah
pembesaran.
3. Meja objek : tempat meletakan benda / spesimen.
4. Kondensor : untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke
lensa objektif.
5. Lensa objektif : memperbesar bayangan spesimen.
6. Pengatur kekuatan lampu : untuk memperbesar dan
memperkecil itensitas cahaya lampu.
7. Tombol on-off : menghidupkan dan mematikan lampu.
8. Cincin pengatur diopter : untuk menyamakan fokus antara
mata kanan dan kiri (pada mikroskop binokuler).
9. Pengatur jarak interpupillar : untuk mengatur kejelasan
bayangan pada lensa okuler.
10. Penjepis spesimen : untuk menjepit spesimen yang diamati
agar tidak bergeser.
11.
Sekrup pengatur vertikal : untuk menaikan atau
menurunkan kaca objek.

12.
Sekrup pengatur horizontal : untuk menggeser ke kanan /
ke kiri kaca objek.
13.
Makrometer : menaikan dan menurunkan meja preparat
secara kasar dan cepat.
14.
Mikrometer: menaik turunkan meja objek secara halus dan
lembut.
15.
Sekrup untuk mengatur konsensor : untuk menaikturunkan konsensor.
c. Cara Kerja (Prosedur Operasi)

a. Menyalakan Lampu
a. Tekan tombol on pada tombol on-off
b. Atur kekuatan cahaya lampu dengan memutar bagian
pengatur itensitas keterangan cahaya.
b. Menempatkan spesimen pada meja benda
a. Letakan objek glass diatas meja benda kemudian jepit
dengan penjepit spesimen. Jika meja benda belum turun
maka turunkan dengan sekrup kasar (Makrometer).
b. Cari bagian objek glass yang terdapat preparat ulas (dicari
dan diperkirakan memiliki gambar yang jelas) dengan
memutar sekrup vertikal dan horozontal (penggeser).
c. Memfokuskan
a. Putar revolver pada pembesaran objektif yang diperlukan,
misalnya 40x lalu putar sekrup kasar (Makrometer)
sehingga meja benda bergerak ke atas untuk mencari
fokus.
b. Setelah terlihat bayangan benda lalu fokuskan dengan
menggunakan
sekrup
halus
(Mikrometer)
untuk
mendapatkan bayangan yang lebih bersih dan jelas.
2. Autoklaf
a. Prinsip Kerja

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menggunakan uap air panas bertekanan
untuk membunuh dan menghilangkan kotoran dan mikroba yang terdapat pada
alat atau bahan yang akan digunakan dalam praktikum atau percobaan.
b. Fungsi: Mensterilkan alat atau bahan yang akan digunakan pada percobaan atau
prkatikum Mikrobiologi untuk menghindari kontaminasi.
c. Bagian-bagian autoklaf :
1. Tombol pengatur waktu mundur (timer)
2. Katup pengeluaran uap
3. Pengukur tekanan
4. Klep pengaman
5. Tombol on-off
6. Termometer
7. Lempeng sumber panas
8. Aquadest
9. Sekrup pengaman
10. Batas penambahan air
d. Cara penggunaan :
- Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambahkan air sampai
-

batas tersebut
Masukkan peralatan dan bahan yang akan di sterilkan. Jika mensterilkan botol

bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.


Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada

uap yang keluar dari bibir autoklaf.


Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu

121C.
Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klap pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15

menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.


Jika alarm tanda selesasi berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara lingkungan (jarum pada presure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan

keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.


3. Inkubator
a. Prinsip Kerja alat ini yaitu dengan memasukan atau menyimpan biakan murni
mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya hanya dapat diatur siatas
suhu tertentu.

b. Fungsi inkubator adalah untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu
tertentu yang terkontrol.
4. Stirrer
a. Prinsip Kerja
Menyimpan beaker glass atau labu erlenmeyer yang berisi cairan atau
larutan yang akan dihomogenkan diatas plat alat ini. Didalam alat ini juga
terdapat plat yang dapat dipanaskan sehingga mempercepat proses homogenisasi.
Pengadukan dengan bantuan batag magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri
SBS-100 dari SBS misalnya.
b. Fungsi dari alat ini adalah untuk menghomogenkan larutan atau cairan dengan
pengadukan.
5. Colony Counter
a. Prinsip kerja alat ini yaitu setelah di-on-kan, kita menyimpan cawan petri
berisikan bakteri atau jamur dalam kamar hitung, kemudian mengatur alat
penghitung pada posisi (000) dan mulailah menghitung dengan menggunakan
jarum penunjuk sambil melihat jumlah pada layar hitung.
b. Fungsi dari alat ini adalah untuk menghitung jumlah koloni dari bakteri.
6. Laminar Air Flow (LAF)
a. Prinsip kerja dari alat ini yaitu membunuh dan menghilangkan bakteri yang
terbawa atau terapung diudara pada suatu ruangan untuk menciptakan suasana
ruangan yang steril.
b. Alat ini berfungsi untuk mensterilkan suatu ruangan yang akan digunakan untuk
percobaan Mikrobiologi agar tidak ada kontaminasi bakteri yang terdapat
diudara.
7. Mikropipet dan Tip
a. Fungsi alat ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan atau cairan
dalam volume yang cukup kecil.
b. Cara penggunaan alat ini adalah :
- Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
-

memastikan lancarnya mikro pipet


Masukkan Tip bersih kedalam Nozzle/ ujung mikropipet
Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama/ first stop, jangan ditekan lebih

kedalam lagi
Masukkan Tip kedalam cairan sedalam 3-4 mm
Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb
Knob maka cairan akan masuk ke dalam Tip

Pindahkan ujung Tip ke tempat penampung yang diinginkan (Cawan Petri

atau Kaca Objek misalnya)


Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua/ second stop atau tekan

semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung Tip
Jika ingin melepas Tip putar Thumb Knob searah jaarum jam dan tekan maka
Tip aka terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan
yang berfungsi mendorong Tip keluar.

8. Cawan Petri (Petri Dish)


a. Prinsip Kerja: Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil
sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu
medium dapat dituangkan ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup.
b. Fungsi dari cawan petri ini yaitu sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara
kuantitatif dan sebagai temapt pengujian sample.
9. Pipet Ukur
a. Prinsip Kerja: Pipet ukur dapat digunakan dengan bantuan filler sebagai
penyedotnya. Pada pipet ini terdapat skala yang dapat digunakan sebagai takaran
atau ukuran volume larutan atau cairan yang akan di ambil.
b. Fungsi dari pipet ukur adalah untuk memindahkan atau mengambil cairan atau
larutan yang volumenya dapat diketahui (melalui skala yang terdapat pada pipet
ini).
10. Pipet Tetes
a. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menekan bagian karet yang berada pada
pangkal pipet ini, kemudian bagian ujungnya dimasukkan kedalam cairan atau
larutan yang akan diambil dan melepaskan tekanan pada karet tersebut. Pipet ini
hampir sama dengan pipet ukur hanya saja volume pada pipet ini tidak dapat
diketahui (karena tak terdapat skala pada pipet ini).

b. Fungsi dari pipet ini yaitu untuk memindahkan atau mengambil larutan atau
cairan dengan volume yang tak diketahui.
11. Tabung Reaksi
a. Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung
reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring diatas nyala api dna
mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri kita atau orang lain. Tabug
reaksi yang disterilkan didalam autoklaf harus ditutp dengan kapas atau
alumunium foil.
b. Fungsinya adalah untuk uji-uji biokimiawi dan menumbuhkan mikroba.
12. Labu Erlenmeyer
a. Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara langsung
atau menggunakan corong dengan hati-hati. Labu ini memiliki bagian yang lebar
di bawah dan bagian yang agak sempit (menyempit) pada bagian atasnya.
b. Fungsi: Untuk menampung larutan, bahan, atau cairan, dapat digunakan juga
untuk

meracik

dan

menghomogenkan

bahan-bahan,

komposisi

media,

menampung aquadest, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.


13. Gelas Ukur
a. Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan zat kimia secara
langsung dengan berhati-hati.
b. Fungsi dari Gelas Ukur adalah untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat
mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan
menuskus cekung larutan.
14. Batang L

a. Prinsip Kerja:dengan menggunakan bagian yang berbentuk L untuk menyebarkan


permukaan cairan.
b. Fungsi: Untuk menyebarkan cairan dipermukaan agar supaya bakteri yang
tersuspensi dalam cairan tersebut tersebar merata.
15. Mortar dan Pestle
a. Prinsipnya adalah menggerus atau menumbuk bahan yang akan di gunakan yang
berbentuk padatan agar menjadi halus dan berbentuk serbuk. Alat ini terdiri dari
Lumpang dan Alu (kalo dalam keseharian, prinsipnya sama dengan ulekan).
b. Fungsi alat ini adalah untuk menumbuk atau menghancurkan bahan yang akan
digunakan agar agak halus.
16. Beaker Glass
a. Prinsip kerjanya yaitu dengan menuangkan larutan atau cairan kedalam Beaker
glass ini.
b. Fungsi dari Beaker glass ini banyak. Didalam mikrobiologi alat ini dapat
digunakan untuk preparasi media, menampung aquadest dan lain-lain.
17. Pembakar Spirtus
a. Prinsip kerjanya yaitu dengan menyalakannya dengan membakar bagian sumbu
(pada pembakar spirtus) dengan korek api atau dengan memberi api pada bagian
atas (dari pembakar bunsen yang berbahan bakar gas). Bunsen ini ada yang
berbahan bakar gas atau methanol.
b. Fungsi : Untuk menciptakan kondisi yang steril. Api yang menyala dapat
membuat aliran udara karena oksigen dikonsumsi dari bawah dan diharapkan
kontaminan ikut terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Juga alat ini dapat
digunakan untuk mensterilkan jarum ose atau yang lainnya.
18. Tabung Durham

a. Prinsip kerjanya yaitu tabung durham dicuci, kemudian diisi dengan medium
yang terdapat pada tabung reaksi dengan mikropipet, atau dapat juga di
tancapkan (secara terbalik) ke medium yang mengandung mikroba.
b. Fungsinya adalah untuk menampung atau menjebak gas yang terbentuk akibat
dari metabolisme pada bakteri yang diujikan.
19. Jarum Inokulum (ose)
a. Prinsip kerjanya ialah sebelum alat ini digunakan, terlebih dahulu disterilkan
dengan membakar ujungnya pada pembakar bunsen sampai berpijar, kemudian
biarkan ujung jarum ini dingin sebelum digunakan untuk mencegah matinya
bakteri atau mikroba yang akan dipindahkan atau ditanam. Jarum ini memiliki 2
jenis ujung, ada yang lurus dan ada juga yang ujungnya berbentuk lingkaran.
b. Fungsi Untuk menginokulasi kultur mikroba khususnya mikroba aerob dengan
metode streak, juga digunakan untuk mengambil mikroorganisme untuk
diinokulasi/ ditanam pada media.
20. Pinset
a. Prinsip kerjanya adalah menjepit benda yang akan diambil atau di pindahkan.
b. Fungsi Untuk mengambil benda dengan menjepit, misalnya saat memindahkan
cakram antibiotik.
21. pH indikator universal
a. Prinsip kerjanya yaitu dengan menempelkan kertas pH indikator ini ke benda
yang akan di uji pH-nya, ada tingkatan warna tertentu yang menyatakan nilai atau
tingkatan pH-nya.
b. Fungsi: Untuk mengukur tingkatan pH pada suatu larutan atau benda yang
KESIMPULAN

1. Setiap alat di Laboratorium mempunyai fungsinya masing-masing dalam


praktikum Mikrobiologi, sehingga diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang
akan digunakan dalam praktikum Mikrobiologi.
2. Penguasaan dan pemahaman dalam penggunaan alat-alat akan sangat membantu
dan menghindari kegagalan dalam praktikum Mikrobiologi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Imamkhasani. 2000. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press; Jakarta.
Mored. 2005. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.
Sudarmadji. 2005. Penuntun Dasar-dasar Kimia. Lepdikbud; Jakarta.
Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan.

You might also like