You are on page 1of 8

PENGENALAN, PENGENDALIAN, PENGOLAHAN TANAH SERTA PERAWATAN DAN

PEMELIHARAAN TRAKTOR
(Introduction, Control, Soil Tabulation with Treatment
and Protect of Tractor)
Oleh/By:

Miftakhul Isna Aditya


201510200311062
Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Km 8 Malang 65144 Jawa Timur

ABSTRAK
Meningkatkan sektor pertanian salah satunya dengan menerapkan alat alat mesin pertanian mulai dari prapanen sampai
dengan pasca panen, khusunya penggunaan traktor untuk pengolahan tanah sawah. Tujuan dari praktikum ini adalah
mengenal dan mengetahui fungsi bagian bagian traktor, mampu menghidupkan, mematikan dan mengendalikan traktor,
serta mampu mengolah tanah secara mekanis dengan traktor tangan. Hasil praktikum pengenalan bagian-bagian traktor
bertujuan untuk lebih mengenal bagian-bagian sesuai fungsinya dan memudahkan operator ketika mengetahui
kerusakan pada bagian traktor. Pengendalian traktor dilakukan ketika akan melakukan pengolahan tanah yang
mempunyai potensi untuk digunakan di lahan tegalan atau di lahan sawah dalam keadaan kering, saat ini traktor 2-roda
hanya dipakai di lahan sawah pada pengolahan basah. Pelaksanaan pengolahan tanah secara mekanis menggunakan
awalan dari ujung lalu menyusuri hingga ke tengah, dari petak lahan sawah yang pertama, dengan pola pembajakan
dengan cara belah atau tengah dan ada juga dengan pola pembajakan dengan cara keliling atau tepi.
Kata kunci : traktor, pengolahan dan perawatan

PENDAHULUAN
Indonesia di terkenal dengan sebutan
negara agraris. Hal ini di tunjukkan dengan
besar nya luas lahan yang di gunakan untuk
pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di
indonesia, lebih dari 70% di gunakan untuk
usaha pertanian. Maka dari itu, penduduk
Indonesia sebagian besar hidup dari sektor
pertanian. Dalam mempertahankan predikat
tersebut, pemerintah Indonesia berusaha untuk
meningkatkan sektor pertanian salah satunya
dengan menerapkan alat alat mesin pertanian
mulai dari prapanen sampai dengan pasca
panen, khusunya penggunaan traktor untuk
pengolahan tanah sawah.
Sebuah mesin traktor digunakan untuk
menggerakkan implement berupa bajak untuk
melakukan kerja, baik itu mengolah tanah atau
stasioner. Dengan adanya traktor maka kerja
dapat di laksanakan dengan cepat dan efisien,
juga dapat meringankan beban petani sebagai
sarana teknologi yang meringankan dalam
proses produksi produk pertanian.

Pada
proses
produksi
pertanian,
pengolahan tanah merupakan tahapan yang
paling membutuhkan banyak energi. Lebih dari
separuh energi yang di gunakan untuk proses
produksi pengolahan tanah. Pengolahan tanah
pertama banyak memerlukan energi karena pada
kegiatan ini berlangsung pemotongan dan
pembalikan tanah yang keras dalam bongkahan
bongkahan tanah yang kelak akan di hancurkan
dalam pengolahan kedua.
Oleh karena itu perlu di lakukan
percobaan ini agar dapat mengenal dan
mengetahui fungsi bagian bagian traktor,
mampu menghidupkan, mematikan dan
mengendalikan traktor, serta mampu mengolah
tanah secara mekanis dengan traktor tangan.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Tempat pada praktikum ini dilaksanakan
di Lahan Belakang FPP UMM.
Waktu pada praktikum Pengenalan
Bagian-Bagian Traktor dilaksanakan pada
tanggal 26 September 2016, pada praktikum

Pengendalian Traktor pada tanggal 3 Oktober


2016, pada bab Pengolahan Tanah Secara
Mekanis pada tanggal 10 Oktober 2016, dan
pada praktikum Perawatan dan Pemeliharaan
Rutin Traktor Mesin pada 15 November 2016.
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah traktor, lahan, air, dan
minyak pelumas.
Metode Kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum
ini adalah :
a. Pengenalan Bagian-Bagian Traktor
1. Mengamati dengan seksama bagianbagian traktor
2. Mencatat bagian-bagian yang diamati
3. Mendokumentasikan hal yang diperlukan
b. Pengendalian Traktor
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan
2. Menyalakan atau menggeser tuas gas
sampai posisi setengah
3. Melepaskan engkol dari tempatnya
4. Memasukkan engkol pada ruas engkol
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengenalan Bagian-Bagian Traktor

5. Mengangkat tuas dekompresi sambil


memutar engkol
6. Melepaskan tuas dekompresi bersamaan
dengan engkol bila sudah menyala
c. Pengolahan Tanah Secara Mekanis
1. Menghidupkan
traktor
dengan
mengengkol
2. Menempatkan
tuas
dekompresi
bersamaan dengan memutar engkol
searah jarum jam hingga traktor menyala
3. Memposisikan bajak singkal hingga
menyentuh tanah
4. Memposisikan tuas perseneleng ke depan
dan menguncinya
5. Menjalankan traktor
6. Membajak lahan dengan rata
d. Perawatan dan Pemeliharaan Rutin Traktor
Bensin
1. Melakukan pemeriksaan pada traktor
2. Memperbaiki bagian-bagian yang
kurang baik apabila terdapat pada traktor
3. Mencatat hal-hal yang harus
diuperhatikan dalam perawatan dan
pemeliharaan traktor

Gambar 1. Handtractor
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Bagian dan Fungsi


Setang pembantu
Setir kanan
Setir kiri
Tuas kopling utama
Tombol On/Off
Sambungan Implement
Knalpot
As roda
Roda
Tuas singkal
Kopling kanan
Kopling kiri
Tangki bahan bakar
Lampu
Penyangga
Singkal
Pulley satu
Pulley dua

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

19.

Body traktor

Mengendalikan traktor
Berbelok ke kanan
Berbelok ke kiri
Mengopersaikan kopling utama
Menyalakan lampu
Menyambungkan bagian lain seperti singkal
Tempat keluarnya asap atau gas dari dalam mesin
Tumpuan roda agar dalam posisi yang tetap
Memudahkan berjalannya traktor saat dioperasikan
Mengatur kedalaman singkal
Berbelok kearah kanan
Berbelok ke arah kiri
Tempat bahan bakar traktor
Membantu penerangan jalan
Menyangga traktor
Mengolah tanah
Sumber catu daya utama
Sumber catu daya mesin
Menutupi mesin dari sinar matahari langsung maupun pada
saat hujan

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui


bahwa pengenalan bagian-bagian traktor
bertujuan untuk lebih mengenal bagian-bagian
sesuai fungsinya dan memudahkan operator
ketika mengetahui kerusakan pada bagian
traktor.
b. Pengendalian Traktor
Pengendalian traktor dilakukan ketika
akan melakukan pengolahan tanah. Traktor
tangan atau traktor 2-roda merupakan sumber
tenaga tarik yang banyak dipakai dalam operasi
pengolahan tanah di Indonesia, karena harganya
yang relatif terjangkau oleh petani.
Metode praktikum menggunakan lahan
yang kering, selaras dengan Radite (2008) yang
menyatakan bahwa walaupun secara teknis daya
enjin terpasang (minimal 8,5 hp) mempunyai
potensi untuk digunakan di lahan tegalan atau di
lahan sawah dalam keadaan kering, namun
kenyataannya saat ini traktor 2-roda hanya
dipakai di lahan sawah pada pengolahan basah

yaitu setelah tanah sawah dijenuhkan dengan air


minimal satu hari sebelum pengolahan tanah.
Penjenuhan tanah ini dilakukan dengan
tujuan utama agar draft pembajakan turun,
sehingga operasi pembajakan dapat dikerjakan
dengan traktor 2- roda (Radite, 2008).
Traktor roda dua (two wheel drive tractor)
atau traktor tangan (hand tractor) adalah mesin
pertanian yang dapat dipergunakan untuk
mengolah tanah dan pekerjaan pertanian
lainnya. Untuk kegiatan pengolahan tanah,
mesin ini mempunyai efisiensi yang tinggi,
karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat
dikerjakan dalam waktu bersamaan (Mardinata
dkk, 2014).
c. Pengolahan Tanah Secara Mekanis
Pelaksanaan pengolahan tanah secara
mekanis menggunakan awalan dari ujung lalu
menyusuri tepi hingga ke tengah. Menurut Nada
(2014), pada umumnya operator mulai
membajak lahan sawah dimulai dari petak lahan

sawah yang pertama, dengan pola pembajakan


dengan cara belah atau tengah dan ada juga
dengan pola pembajakan dengan cara keliling
atau tepi sehingga pada saat praktikum
pengolahan tanah secara mekanis mengikuti alur
tersebut.
Pengolahan tanah tidak hanya merupakan
kegiatan lapang untuk memproduksi hasil
tanaman, tetapi juga berkaitan dengan kegiatan
lainnya seperti penyebaran benih (penanaman
bibit), pemupukan, perlindungan tanaman, dan
panen. Keterkaitan ini sangat erat sehingga
tujuan yang ingin dicapai dalam pengolahan
tanah tidak terlepas dari keberhasilan dalam
kegiatan
lainnya.
Pengolahan
tanah
mempengaruhi penyebaran dan penanaman
benih. Pengolahan tanah dapat juga dilakukan
bersamaan dengan pemupukan serta dianggap
pula sebagai suatu metoda pengendalian gulma
(Gunawan, 2010).
Pengolahan tanah secara mekanis
merupakan hal yang sangat penting, karena oleh
pernyataan Ardinata (2012) bahwa tujuan
pengolahan tanah dengan traktor adalah untuk
menciptakan keadaan fisik tanah yang sesuai,
untuk
pertumbuhan
tanaman
dengan
memanfaatkan peralatan yang bekerja secara
mekanis dan berkapasitas besar. Adapun alat
yang digunakan untuk tiap tipe traktor adalah
sama, yaitu pada pengolahan tanah primer
menggunakan bajak singkal (bajak tunggal), dan
untuk pengolahan tanah sekunder menggunakan
gelebek (bajak rotari). Tingkat kemampuan
kerja traktor juga dipengaruhi oleh lebar bidang
kerja alat itu sendiri (Rizaldi, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan alat pengolahan tanah (traktor)
dapat
merubah
sistem
kerja
tanam,
menyeragamkan waktu tanam dan dapat
menekan waktu kerja (peningkatan efisiensi)
juga membuka lahan yang lebih luas.
Peningkatan efisiensi pada penggunaan traktor
tangan di lahan pasang surut cukup tinggi
sekitar 76-80 % (Gunawan, 2013). Dampak dari
penggunaan traktor adalah adanya rangsangan
untuk memasukkan sarana produksi yang

optimal dan menggunakan alat lain seperti


mesin perontok yang dapat memperbaiki mutu
hasil (Umar, 2013)
d. Perawatan dan
Traktor Bensin

Pemeliharaan

Rutin

Menjaga kestabilan fungsi-fungsi bagian


traktor merupakan hal yang perlu dilakukan
agar dapat bekerja maksimal. Maka dari itu
dapat dilakukan perawatan dan pemeliharaan
sebagai berikut:

Gambar 1. V-belt
Bahwa didapat hasil mengadakan
pemeriksaan umum dengan semua baut dan mur
yang ada pada traktor harus diperiksa agar tidak
kendur. V-belt dan Fan-belt juga diperiksa.
Ketegangan V-belt dan fan-belt harus
sesuai.Untuk memeriksa apakah penyetelan
ketegangan tali sudah baik atau belum, tekanlah
tali itu dengan jari tangan sekitar 1,5 cm sampai
3 cm.

Gambar 2. Kopling
Memeriksa kopling Pada posisi OFF maka
rotary atau traktor tidak berputar/bergerak, jika
tidak maka berarti kopling tidak bekerja
sempurna, maka perbaiki/setel dulu sebelum
dioperasikan. Menurut
Gunawan (2013),
langkah-langkah menyetel kopling utama
antara lain: kendurkan mur pengaman , turunkan
tuas kopling utama pada posisi On, Atur mur
pengatur sehingga kedudukan tuas berkisar 25-

30 mm dari kedudukan akhir,


kencangkan
kembali mur pengunci atau pengaman.

pengencangan atau penyetelan ulang agar baut


dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Gambar 3. Lampu
Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan lampu senter mati maka perbaikan
yang dapat dilakukan adalah menggantinya
dengan lampu yang baru.

Gambar 7. Filter
Berdasarkan analisa praktikum jika
ditemukan filter berisi sampah atau kotoran
maka perlu dilakukan pembersihan dengan
kompesor.

Gambar 4. Oli
Berdasarkan analisa praktikum jika
ditemukan oli dalam keadaan hitam atau encer
pekat maka perawatannya harus dilakukan
pergatian oli.

Gambar 8. Tempat engkol


Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan tempat engkol tarikannya berat,
maka perawatan yang dapat dilakukan adalah
memberikan oli sebagai pelumas agar saat
mengengkol tidak berat/lancer.

Gambar 5. As roda
Berdasarkan analisa praktikum, apabila
ditemukan As roda kocak atau kendor maka
dilakukan
penggantian
laker
atau
mengencangkan baut.

Gambar 6. Baut
Berdasarkan analisa praktikum jika
ditemukan baut kendor maka perlu dilakukan

Gambar 9. Kabel
Berdasarkan analisa praktikum, jika
pengecekan kelistrikan kabelnya putus maka
perlu diganti dengan membeli yang baru,
apabila sobek maka diisolasi bagian terluarnya
agar kabel dapat berfungsi maksimal.

Gambar 10. Tuas dekompresi

Berdasarkan analisa praktikum, jika


ditemukan masalah pada tuas dekompresi maka
perlu melakukan penyetelan per, apabila rusak
maka harus diganti dengan yang baru.

Gambar 11. Kanprat


Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan kanprat dalam keadaan kendor atau
molor, tarikannya akan kurang maka
perawatannya harus dilakukan penggantian
dengan yang baru.

Gambar 12. Klep kran


Berdasarkan
analisa
praktikum,
pengecekan klep kran bahan bakar harus selalu
dibuka saat mesin dihidupkan agar tidak mati
tiba-tiba saat pengoperasian.

Gambar 13. Gas


Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan gas tarikannya berat maka perlu
disetel pernya, jika gas salurannya putus maka
perlu mengganti selingnya.

Gambar 14. Roda

Berdasarkan analisa praktikum, jika roda


kotor maka dapat dilakukan pembersihan ban
dengan menggunakan sikat agar traktor dapat
berjalan dengan lancer.

Gambar 15.
Berdasarkan analisa praktikum, apabila
ditemukan mur singkal kendor maka harus
dilakukan
penyetelan
ulang
agar
mengencangkan fungsi bagian singkal agar saat
mengoperasikan tidak terjadi kecelakaan.

Gambar 16. Porsneleng


Berdasarkan analisa praktikum, jika
terdapat porsneleng kendor maka perawatan
yang dapat dilakukan adalah penyetelan tuas
porsneleng agar kencang dan berfungsi
maksimal.

Gambar 17. Oli ger


Berdasarkan analisa praktikum, perlu
dilakukan pengecekan oli ger, jika kurang maka
harus ditambah agar tidak aus (merusak) mesin.

Gambar 18. Besi penyambung kopling


Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan besi penyambung kopling patah
maka perlu dilakukan pengelasan agar fungsi
bagian-bagian lain maksimal.

Gambar 19. Karbulator


Berdasarkan analisa praktikum, perlu
dilakukan pengecekan karbulator agar dapat
mendinginkan mesin. Apabila pengecekan tidak
dilakukan akan mengakibatkan panas pada
mesin, dan jika keadaan ini dibiarkan maka
akan merusak mesin traktor.

operator ketika mengetahui kerusakan pada


bagian traktor.
2. Pengendalian traktor dilakukan ketika akan
melakukan pengolahan tanah yang
mempunyai potensi untuk digunakan di
lahan tegalan atau di lahan sawah dalam
keadaan kering, saat ini traktor 2-roda
hanya dipakai di lahan sawah pada
pengolahan basah.
3. Pelaksanaan pengolahan tanah secara
mekanis menggunakan awalan dari ujung
lalu menyusuri tepi hingga ke tengah, dari
petak lahan sawah yang pertama, dengan
pola pembajakan dengan cara belah atau
tengah dan ada juga dengan pola
pembajakan dengan cara keliling atau tepi.
Saran
Sebaiknya pengenalan bagian-bagian
traktor lebih detail agar lebih mudah dalam
pemahaman praktikkan sehingga penggunaan
traktor dapat diimplementasikan dengan lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Gambar 20. Penyangga


Berdasarkan analisa praktikum, jika
ditemukan standar atau penyangga kurang
berfungsi maka perlu diberi pelumas, apabila
patah maka dapat di las agar bisa berfungsi
sebagaimana mestinya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan praktikum bab
pengenalan, pengendalian, pengolahan tanah
serta perawatan dan pemeliharaan traktor adalah
1. Pengenalan
bagian-bagian
traktor
bertujuan untuk lebih mengenal bagianbagian sesuai fungsinya dan memudahkan

Gunawan, M. S. (2013). Modifikasi Pengendali


Traktor Otomatis Dan Rancang Bangun
Unit
Pengendali
Otomatis
Tuas
Transmisi Maju Mundur Menggunakan
Atmega 128. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Latiefuddin, H., & Lutfi, M. (2013). Uji Kinerja
Berbagai Tipe Bajak Singkal dan
Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan
Terhadap Hasil Olah pada Tanah. Jurnal
Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 1, 274-281.
Mardinata, Z., & Zulkifil. (2014, Agustus).
Analisis Kapasitas Kerja dan Kebutuhan
Bahan
Bakar
Traktor
Tangan
Berdasarkan Variasi Pola Pengolahan
Tanah, Kedalaman Pembajakan dab
Kecepatan Kerja. Agritech, 34, 354-358.

Nada, M. I., Arda, G., & Pudja, I. A. (2014).


Beban Kerja dan Produktivitas Kerja
Operator
Trkator
Tangan
Pada
Pembajakan Sawah "Subak Ayo" di
Desa Babahan Penebel, Kabupaten
Tabanan Bali. Rona Teknik Pertanian, 7,
1-8.
Radite, P. W. H. (2008). Desain Dan Pengujian
Roda Besi Lahan Kering Untuk Traktor
(Design And Testing Of Upland Iron
Wheel For Hand Tractor). Prosiding
Seminar Nasional Teknik Pertanian
2008.
Rizaldi, T. (2008). Pengembangan dan
Pengelolaan Traktor Dalam Pengolahan
Tanah di Kecamatan Perbaungan.
Sumatera Utara: USU Repository.

You might also like