You are on page 1of 8

BAB II

KONSEP TEORITIS
A. Definisi Metode Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui
upaya kooperatif dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan
pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi
dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu
asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. Kelompok
ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta
memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group dan ketua
group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim. Selain
itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim
melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien
B. Tujuan Metode Tim
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah :
a. Untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
objektif
b. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan

tugas, memungkinkan

adanya

transfer

of

knowladge dan transfer of experiences diantara perawat dalam


memberikan asuhan keperawatan
c. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
d. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif
e. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
f. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil
baik bila didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group yang terdiri dari
tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling
membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab
keperawatan harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang
untuk keberhasilan asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu
tim keperawatan terdiri dari dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama
dalam pemberian asuhan keperawatan. ketua tim seharusnya perawat
profesional yang sudah berpenngalaman dalam memberikan asuhan
keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang (nurse unit manager).
selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di delegasikan oleh
perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan tanggung
jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas dan
tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan

penyusunan rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah


tanggung jawabnya, membagi tugas kepada semua anggota tim dengan
mempertimbangkan kemampuan yang di miliki anggota tim dan kebutuhan
pasien yang harus dipenuhi, mengontrol dan memberikan bimbingan kepada
anggota tim dalam melaksanakan tugasnya apabila diperlukan, melakukan
evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima laporan tentang
perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
C. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan
1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu

team terhadap satu

atau sekelompok klien/pasien


2. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,
mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi,
dan memimpin
3. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus terkoordinasi
secara baik
4. Semua anggota team harus paham terhadap permasalahan klien
intervensi dan dampaknya karenanya dibutuhkan case conference secara
periodik dan berkesinambungan
5. Dalamproses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap
shift dinas (P- S M)

Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis

pasien
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat
penugasan bagi anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya
b. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim
c. Tim bertanggung jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
d. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.
Komunikasi meliputi:

a)
b)
c)
d)
e)

Penulisan perawatan klien


Rencana perawatan klien
Laporan untuk dan dari pempinan tim
Penentuan tim untuk mendiskusikan kasusu pasien
Umpan balik informal diantara anggota tim

Kelebihan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar
4. Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbedabeda secara afektif
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yanvg diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang

dapat

dipertanggunga jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas

Kelemahan
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai
perawat pemimpin maupun perawat klinik
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila konsepnya
tidak diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur

6. Tidak efisien bila dibandingkan dengn model fungsional karena


membutuhkan tenaga yang mempunyai keterampilan tinggi.
E. Tanggung Jawab dalam Metode Tim
Metode tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota
kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga pada perawat timbul motivasi dan rasa
tanggung jawab yang tinggi. Dengan demikian, diharapkan mutu asuhan
keperawatab meningkat. Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep
berikut:
Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1. Menetapkan standar kerja yang diharapkan sesuai denganstandar asuhan
2.
3.
4.
5.

keperawatan
Mengorganisir pembagian tim dan pasien
Memberi kesempatan pada ketua tim untuk mengembangkan kepemimpinan
Menjadi narasumber bagi ketua tim
Mengorientasikan tenaga keperawatan yang baru tentang metode atau model

6.
7.
8.
9.

tim dalam pemberian asuhan keperawatan


Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangannya
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang ada diruangannya
Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lainnya
Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangannya, kemudian

menindak lanjutinya
10. Memotivasi staf untuk meningkatkan kemempuan melalui riset keperawatan
11. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
Tanggung Jawab Ketua Tim
1. Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan denagn kepala ruangan
2. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangannya yang
didelegasikan oleh kepala ruanga
3. Melakukan pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan,

evaluasi

asuhan

keperawatan bersama-sama anggota tim


4. Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medic
5. Membuat penugasan kepada setiap anggota tim dan memberikan bimbingan
melalui konferens
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan baik proses ataupun hasil yang diharapkan
serta mendokumentasikannya
7. Menyelenggarakan konferensi

8. Melakukan kolaborasi denagn tim kesehatan lainnya dalam pelaksanaan


asuhan keperawatan
9. Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawab timnya
10. Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan
Tanggung Jawab Anggota Tim
1. Melaksanakan tugas berdasarkan rencana asuhan keperawatan
2. Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
berdasarkan respon klien
3. Berpartisipasi dalam setiap memberikan masukan untuk meningkatkan
asuhan keperawatan
4. Menghargai bantuan dan bimbingan dan ketua tim
5. Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim
6. Memberikan laporan
Kepala Ruangan
Kepala Tim

Kepala Tim

Perawat Pelaksanaan

Perawat Pelaksana

Pasien

Pasien

F. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Pelaksanaan metode tim harus berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua Tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan
tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan.
Pelaksanaan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim, yakni
apakah berorientasi pada tugas atau pada klien. Tanggung jawab ketua tim
adalah:
a. Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana asuhan keperawatan.

b. Mengoordinasikan rencana asuhan keperawatan dengan tindakan


medis
c. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota
kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensi
d. Mengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai
serta mendokumentasikannya.
2. Komunikasi yang efektifpenting agar kontinuitas rencana asuhan
keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbukka dapat dilakukan melalui
berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan keperawatan tertulis yang
merupakan pedoman pelaksanaan asuhan, supervisi, dan evaluasi.
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim
membantu anggotanya untuk memahami dan melakukan tugas sesuai
dengan kemampuan mereka.
4. Peran kepala ruangan penting dalam metode tim, metode tim akan berhasil
baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Untuk itu, kepala ruangan
diharapkan telah:
a. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
b. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
c. Memberi
kesempatan
kepada
ketua

tim

untuk

pengembangankepemimpinan
d. Mengorentasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim
keperaawatan
e. Menjadi narasumber bagi ketua tim
f. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset
keperawatan
g. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesionaled.2. Jakarta: Salemba Medika
Rusdi, I. 2008. Model Pemberian Asuhan Keperawatan (nursing care delivery
models),diakses 4 Juni 2016
Somantri, I. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional, FIK-UNPAD, diakses
pada 4 Juni 2016

You might also like