You are on page 1of 13

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka menunjang visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
menjadikan Indonesia sebagai penghasil ikan terbesar tahun 2015 yang tentunnya
dikaitkan dengan program kegiatan ketahanan pangan tentunya kita melihat potensi
sumber daya yang kita miliki. Diantara potensi yang terbesar yang dimiliki dalam rangka
peningkatan produksi tersebut adalah lahan sawah yang selama ini sudah tertata dan
memiliki manajemen usaha yang sudah relatif bagus tapi belum dimanfaatkan.
Budidaya

minapadi

adalah

budidaya

terpadu

yang

dapat

meningkatkan

produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat
menghasilkan ikan. Lahan sawah menjadi subur dengan adanya kotoran ikan yang
mengandung berbagai unsur hara, sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk.
Ikan dapat juga membatasi tumbuhnya tanaman lain yang bersifat kompetitor dengan
padi dalam pemanfaatan unsur hara, sehingga dapat juga mengurangi biaya
penyiangan tanaman liar.

Budidaya minapadi dilakukan dalam 2 (dua) pola tanam, yaitu penyelang dan
tumpang sari. Pola tanam penyelang adalah pemeliharaan ikan di sawah menjelang
penanaman padi, sambil menunggu hasil semaian padi untuk dapat ditanam. Pola
tumpang sari adalah pemeliharaan ikan/udang bersama padi pada satu hamparan
sawah.

Dalam upaya meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan yang juga sebagai


petani padi, dalam budidaya padi harus digunakan jenis padi unggul yang sesuai
dengan kondisi sawah dan pemilihan jenis ikan unggul yang mempunyai daya serap
dan nilai ekonomis tinggi.

Minapadi telah lama dikembangkan di Indonesia, selain menyediakan pangan


sumber karbohidrat teknologi ini juga menyediakan protein sehingga cukup baik untuk
meningkatkan mutu makan penduduk di pedesaan. Dengan teknologi minapadi yang
tepat, minapadi dapat memberikan pendapatan yang tinggi. Keuntungan yang di dapat
dari usahatani minapadi berupa produksi padi dan ikan.

II.

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Minapadi


Minapadi adalah cara yang digunakan oleh petani dengan menggabungkan teknik
budidaya padi dan pemeliharaan ikan, yang dilakukan secara bersamaan di lahan
sawah. Biasanya sistem minapadi dilakukan di sistem pengairan sawah teknik dan
setengah teknis. Sebab keberadaan air di sawah dalam sistem minapadi sangan
dibutuhkan. Minapadi merupakan salah satu strategi yang baru dilakukan petani, dari
sistem monokultur ke sistem diversivikasi pertanian. Gerakan usaha budidaya minapdi
merupakan usaha terpadu yang dapat meningkatkan produktivitas lahan sawah, dalam
rangka meningkatkan pemdapatan untuk kesejahteraan petani dan terciptanya
ketahanan pangan (Anonim, 2012).
2.2 Budidaya Minapadi
Menurut Aswar (2012), terdapat 2(tiga) jenis budidaya ikan di sawah yaitu
budidaya ikan sebagai penyelang tanaman padi dan budidaya secara tumpangsari atau
budidaya ikan bersama padi.
2.2.1 Budidaya Ikan Sebagai Penyelang Tanaman Padi
Pemeliharaan ikan sebagai penyelang dilakukan setelah tanah sawah
dikerjakan sambil menunggu penanaman padi. Lamanya pemeliharaan biasanya
20 30 hari, sampai pada saat benih padi siap untuk ditanam. Pada sistem ini
biasanya hanya dilakukan untuk pendederan benih ikan. Tujuannya adalah
setelah umur 20 30 hari, hasil dederan berubah menjdai anak ikan yang siap
ditebarkan di kolam.

Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), budidaya minapadi


dengan penyelang dapat dilakukan sebagai berikut:
a)

Persiapan lahan
Membabat jerami sampai pangkalnya dan dibenamkan
Perbaikan pematang untuk mencegah kebocoran air.
Saluran

pemasukan

dan

pengeluaran

terletak

pada

sisi

yang

berseberangan dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari kawat,


bambu atau saringan.
Pengolahan dan pembalikan tanah menggunkan luku atau retovator
(traktor).
Pembuatan careng keliling dengan lebar 40 100 cm dan careng
penampunga (kobakan panen) dengan ukuran 1 x 2 m dan kedalaman
50 75 cm.
b)

Pemupukan
Pemupukan dengan SP-36 dan urea tahap I sebanyak 6 7 gram/m2
dilakukan setelah persiapan lahan atau 4 5 hari sebelum penebaran
benih.
Pupuk organik diberiakn setelah petakan digenangi air setinggi 15 cm
dengan frekuensi 1 - 2 pekan sekali sebanyak 30 100 gram/m2.

c)

Pemeliharaan
Benih ikan yang ditebar sebanyak 30.000 ekor/ha/MT berukuran 1 3 cm
Pakan tambahan untuk ikan berupa dedak halus sebanyak 4 % dari bobot
total ikan, dengan frekuensi 3 kali sehari.

Ketinggian air di dalam petakan selama masa pemeliharaan adalah 30


40 cm
Balikkan tumpukan jerami 3 (tiga) hari sekali untuk mempercepat proses
pembusukan dan pertumbuhan pakan alami.
Suplai air terus menerus dengan kecepatan 2 4 liter/detik untuk
petakan seluas 500 m2.
d)

Pemanenan.
Panen dilakukan 2 3 hari sebelum tanam padi.
Pengeringan petakan secara total dan dipasang saringan pada pipa
pengeluaran untuk mencegah lolosnya benih.
Setelah masa pemeliharaan selama 30 hari dihasilkan benih ikan
berukuran 3 5 cm sebanyak 21.000 ekor setara dengan 105 kg/ha.

2.2.2 Budidaya Ikan Bersama Padi


Budidaya ikan bersama padi merupakan pemeliharaan ikan di sawah yang
dilakukan bersama dengan tanaman padi. Lama pemeliharaan adalah sejak benih
padi ditanam sampai penyiangan I, penyiangan II atau sampai tanaman padi mulai
berbunga, kira-kira umur tanaman padi 50 hari. Sistem budidaya minapasi ini
sering disebut sebagai sistem tumpangsari.
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2011), budidaya minapadi
dengan sistem tumpangsari dapat dilakukan sebagai berikut:
a)

Persiapan Lahan.
Sawah dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan penanaman padi dan
pemeliharaan ikan
Tanah diolah atau dibajak samapai lumpur mencapai 15 30 cm, de3ngan
perbandingan lumpur dan air, 1:1
Pembuatan parit/caren untk udang galah berukuran lebar 1 m dengan
kedalaman 60 75 cm
Penanaman padi

b)

Pemupukan Padi
Pada pemupukan dasar, pupuk ditaburkan secara merata pada keadaan

sawah masih melumpur. Urea dan SP-36 tidak dianjurkan untuk dicampurkan pada
saat penaburan. Pada pemupukan susulan, air dalam petakan diusahakan dalam
keadaan macak-macak sebelum penebaran (ikan berada pada kemalir auat
diungsikan terlebih dahulu). Pupuk ditaburkan diantara barisn tanaman atau ditebar

secara merata. Benamkan pupuk dengan landak sambil menyiang atau diinjak-injak
khusus agar bisa terbenam pada kedalaman lebih dari 3 cm.
c)

Penebaran ikan
Padat penebaran dan ukuran benih ikan disesuaikan dengan tujuan

penanaman penanman, penebaran, pertama benih berukuran 1 3 cm (fingerking)


dengan padat penebaran 3 5 cm ekor/m2 dilakukan 3 5 cm setelah tanam padi.
Jika benih ikan yang ditebar berukurang kurang dari 5 cm, gunakan panglojo (ikan
pembimbing), yang ukurannya lebih besar (50 -75 gram) sebanyak 200-150
ekor/ha. Karena ikan ini dapat membolak balikan lumpur sehingga dapat membantu
ikan-ikan kecil mencari makan. Ikan dapat diganti dengan dengan udang galah
berukuran 5 8 gram/ekorsebanyak 2 ekor/m2. Jadwal tanam ikan pada budidaya
minapadi sesuai dengan ukuran ikan dan lama pemeliharaan.
d)

Pemeliharaan
Apabila pertumbuhan padi tidak normal (anakan kurang) turunkan
permukaan air sampai 5 cm selama 2 4 hari guna memberi kesempatan
padi untuk bertunas.
Ikan perlu diberi pakan tambahan berupa dedak dengan takaran 4 5 %
dari berat badan ikan. Untuk pakan udang galah diberikan pekan berupa
pellet (protein 30 %) sebnayak 1 % dari berat badan udang/hari dengan
frekuensi 3 kali sehari.
Selama masa pemeliharaan kedalaman air di pelataran 10 15 cm dan
parit 30 40 cm.
Pemasukan dan pengeluaran air dilakukan berdasarkan grafitasi.

Lemanya pemeliharaan ikan tergantung pada ukuran benih dan besarnya


iakn yang hendak dipanen. Lama pemeliharaan benih dari ukuran kebul
sampai ukuran belo 15 20 hari, dari belo sampai ngaramo 20 30 hari,
dan dari ngaramo menjadi ikan konsumsi 40 55 hari.
e)

Pemanenan ikan
Pemanenan ikan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari pada
saat suhu udara rendah.
Pengeringan petakan pada waktu panen harus dilakukan perlahan lahan
agar ikan dapat mencapai parit.
Keluarkan air pada bagian kemalir agar ikan berkumpul pada kemalir
tersebut samai ketinggian air mencapai 3 5 cm.
Air yang terkumpul ditangkap dan ditampung dalam hapa yang
ditempatkan pada air mengalir. Setelah petakan kering, air dapat dialiran
kembali agar ikan yang masih tersisa dalam petakan dapat terselamatkan
Setelah masa pemeliharaan selama 90 hari dihasilkan udang ukuran
konsumsi (25 35 g/ekor) sebanyak 15.000 16.000 ekor setara dengan
450 kg.

2.3 Pengendalian Hama Padi dan Ikan


Untuk mengantisipasi serangan hama padi pada daerah-daerah endemik, dapat
digunakan pestisida alami seperti saponim (terdapat dalam biji teh), retenone (terdapat
dalam akar tumbuhan) dan nikotine (terdapat dalam daun tembakau) yang diberikan
bersamaan dengan pemupukan dasar. Jenis pestisida seperti Boss 250 EC, Dyvon 95
SP dan Fish free juga dapat digunakan pada budidaya minapadi.

Penyemprotan dilakukan 1- 2 hari seblum penbaran baenih pada pagi atau sore
hari dan air dallam petakan sawah setinggi 30 40 cm, penyemprotan ulang dilakuakan
seminggu sekali selama masa pemeliharaan.
Hama ikan terdiri dari ulat, belut, ikan gabus, ikan biawak (sero), burumg kuntul,
dan kuang-kuang. Untuk mengendalikan hama ulat digunakan bubu perangkap.
2.4 Keuntungan dan Kelemahan Minapadi
Menurut Efendi (2013), minapadi memiliki beberapa keuntungan yaitu sebagai
berikut:
Meningkatkan pendapatan petani sawah yang mengalami kegagalan
panen akibat serangan hama wereng yang meningkat akibat perubahan
iklim. Karena dengan adanya ikan di sawah akan mengonsumsi hama
wereng yang jatuh ke air akibat gerakan ikan.
Meningkatkan produksi padi yaitu sekitar 10-20% dengan pola minapadi
dan sekaligus peningkatan produksi ikan minimal 1 ton/ha permusim
tanam.
Membantu percepatan perbaikan lingkungan karena dengan pola
minapadi akan mengurangi gas metan yang dibuang dari sisa pemupukan.
Penghematan pengeluaran pemerintah untuk subsidi pupuk karena
dengan minapadi bisa mengurangi penggunaan pupuk 20 30 %.
Peningkatan konsumsi ikan guna perbaikan gizi keluarga karena dari data
konsumsi ikan terlihat pada provinsi utama penghasil beras jumlah
konsumsi ikan perkapita yang terendah (18 23 Kg/kapita sedangkan
rata-rata nasional 30 kg/kapita).

Pengembangan industri pedesaan selain adanya penggilingan padi juga


diharapkan tumbuh industri pengelolaan ikan pedesaan.
Diperoleh dua macam produksi sekaligus, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan keluarga.
Petani menjadi lebih rajin mengawasi sawahnya karena di tuntut setiap
hari harus mengecek aliran air yang masuk ke sawahnya dan pengecekan
saringan/filter yang ada agar ikan di sawah tidak gampang terlepas.
Kotoran ikan merupakan pupuk organik bagi tanaman padi.
Memperbaiki struktur tanah, karena ikan dalam mencari makan selalu
membolak-balikan lumpur.
Ikan akan membantu memakan binatang-binatang kecil yang merupakan
hama tanaman padi.
Mengurangi ketergantungan terhadap impor daging

karena ikan dapat

kita produksi dengn harga yang lebih murah dibandingkan daging.


Ketahanan pangan yang selama ini disangga oleh beras akan dapat
dikurangi dan sekaligus kelebihan beras yang dihasilkan akan dapat
mengisi kebutuhan pangan dunia.
Meningkatkan potensi lahan sawah yang ada.
Meningkatkan keragaman hasil sawah selain bisa menghasilkan padi
organik juga bisa menghasilkan ikan.
Meningkatkan pendapatan karena double usaha padi dan ikan.

Panen padi dengan kualitas yang bagus dan bisa organik karena bisa
meminimalisir penggunaan obat-obatan kimia dan kotoran ikan bisa
menjadi pupuk organik.
Panen ikan dengan menghemat biaya pakan karena ikan bisa memakan
Azolla dan lumut yang ada disawah sebagai pakan tambahannya.
Meningkatkan produlsi ikan dengan luas kolam dan ketinggian airnya.
Membantu mengurangi serangan hama dan penya.
Bisa memelihara ikan sesuai umur padi diperoleh ikan siap konsumsi pada
saat panen.

2.5 Kelemahan Minapadi


Menurut Anwar (2012),

kelemahan dari sistem minapadi adalah pemberian

pestisida yang berlebihan pada padi, juga dapat mempengaruhi kehidupn ikan dan
mudahnya hama seperti ular, kodok, dan burung masuk kedalam sawah.

III.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Minapadi adalah cara yang digunakan oleh petani dengan menggabungkan
teknik budidaya padi dan pemeliharaan ikan, yang dilakukan secara
bersamaan di lahan sawah.
2. Budidaya minapadi terdapat 2 (tiga) jenis yaitu budidaya ikan sebagai
penyelang tanaman padi dan budidaya secara tumpangsari atau budidaya
ikan bersama padi.
3. Budidaya

minapadi

lebih

banyak

memberikan

keuntungan

daripada

kelemahan.

3.2 Saran
Budidaya minapadi merupakan salah satu sistem budidaya terpadu antara
tanaman padi dengan ikan yang memiliki banyak keuntungan oleh karena itu sebaiknya
budidaya minapadi lebih dikembankan lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim,

2012.

Mengenal

Minapadi.

Diakses

dari

halaman

website:

http://ceritanurmanadi.wordpress.com/2012/10/22/mengenal-mina-padi. Pada tanggal


Selasa, 24 Desember 2013. Makassar.
Aswar, 2012. Budidaya Ikan Sistem Minapadi. Diakses dari halaman website:
http://aswarpunyainfo.blogspot.com/2012/10/budidaya-ikan-sistem-mina-padi.html.
Pada tanggal Selasa, 24 Desember 2013. Makassar.
Efendi,

Mahmud,

2013.

Minapadi

Kolam

Dalam

diakses

dari

website:http://epetani.deptan.go.id/budidaya/mina-padi-kolam-dalam-8111.

halaman
Pada

tanggal Selasa, 24 Desember 2013. Makassar.


Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2011. Teknik Dudidaya Minapadi. Badan
Pengembangan SDM KP pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan.

You might also like