You are on page 1of 15

A) Suaian dan Toleransi

A. METODE PENENTUAN CACAT BANTALAN DAN PERBAIKAN


B1. Bantalan inner race longgar pada poros

B1-1 Knurling (kartel)

1. Depending upon the shaft material, the welding method is decided


2. The welding is done in alternate seems at diametrical opposite ends in
sequence 1, 2, 3,4 shown fig 55. Seam 3 covers about 1/3 rd of the seam I
and so on. The layer of seams must be terminated in a zig-zag manner
3. After the welding, the shaft is heat treated for stress relieving and then
machined to size
B2-2 Chromium Plating
B3- Metal deposition by Welding ( Deposisi Logam Menggunakan las)
1. Tergantung pada bahan poros, metode yang digunakan
2. 2. pengelasan dilakukan di alternatif tampaknya pada lurus berlawanan
berakhir di urutan 1, 2, 3,4 ditampilkan ara 55. Seam 3 mencakup sekitar
1/3 rd dari lapisan I dan seterusnya. Lapisan lapisan harus diakhiri dengan
cara zig-zag
3. Setelah pengelasan, poros yang panas dirawat karena menghilangkan
stres dan kemudian mesin untuk ukuran
B4. Metalisasi

B5. Installing a sleeve


salah satu dari tiga cara berikut dapat digunakan yang melayani tujuan sama
baiknya. metode ini panggilan untuk pengurangan diameter poros, ada dengan
mengurangi kekuatannya

Minggu, 27 September 2015

Cara Membaca Kode Bearing

Seringkali kita kesulitan untuk menentukan bearing yang akan kita pakai untuk
mesin kita, berikut akan saya bagi tips untuk membaca kode bearing matrik.
Untuk memudahkan dalam pemilihan bearing, maka produsen bearing membuat
standar ukuran bearing melalui kode tertentu. Berikut ini akan dibahas secara
singkat mengenai kode yang terdapat pada bearing.
Pada bearing biasanya tertera kode kombinasi antara angka dan huruf. misalnya
pada bearing SKF yang tertera kode 6201 RS/C3 MT47. Kode tersebut tidak
sembarang tulis, karena ditentukan menggunakan standar ISO.

Kode Angka
Angka Pertama
Angka pertama adalah kode untuk jenis bearing. Perlu diingat bahwa bila kode
pertama adalah angka, berarti satuan yang dipakai merupakan satuan metrik,
sedangkan bila menggunakan huruf, berarti menggunakan satuan non metrik (inchi).

Daftar arti kode pertama (jenis bearing):


Angka Kedua
Angka kedua merupakan kode yang menunjukkan jenis dimensi bearing, yaitu
diameter, tebal dan tinggi.

Dua angka berikutnya, yaitu angka ketiga & ke-empat

Merupakan kode untuk ukuran diameter dalam bearing tersebut. jika kode-nya 00
maka diameternya 10 mm , 01 maka diameternya 12 mm , 02 maka diameternya 14
mm , 03 maka diameternya 17 mm. Mulai 04 sampai seterusnya tinggal di kali
dengan 5 mm. misalnya 04 = 20 mm, 05 = 25 mm. dan seterusnya
Berikut tabel untuk beberapa ukuran bearing berdasarkan kode angkanya (matrik)
Kode
Bearing

Kode
Bearing

605
606
607
608
609
623
624
Kode
Bearing
6000
6001
6002
6003
6004
6005
6006
6007
6008
6009
6010

5
6
7
8
9
3
4

14
17
19
22
24
10
13

5
6
6
7
7
4
5

10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50

26
28
32
35
42
47
55
62
68
75
80

8
8
9
10
12
12
13
14
15
16
16

625
626
627
628
629
634
635
Kode
Bearing
6200
6201
6202
6203
6204
6205
6206
6207
6208
6209
6210

5
6
7
8
9
4
5

16
19
22
24
26
16
19

5
6
7
8
8
5
6

10
12
15
17
20
25
30
35
40
45
50

30
32
35
40
47
52
62
72
80
85
90

9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20

D = diameter luar
d=diameterDalam
l = lebar
ssatuan dalam : mm
Kode Jenis Penutup Bearing
Untuk kode berikutnya merupakan huruf yang merupakan kode untuk jenis penutup
bearing, contohnya RS yang kepanjanganya Rubber Seal atau seal karet yang
artinya bearing tersebut menggunakan penutup jenis karet.
Daftar arti kode keempat (jenis penutup yang digunakan pada bearing):
Z= zinc(single seal)
2Z= zinc(double seal)
RS= rubber(single seal)
2RS= rubber(double seal)
V= single non-contact seal
VV= double non-contact seal
DDU= double contact seal
NR= snap ring and groove
M= brass cage
Kode Kerengangan

Contohnya kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding
punggung bagian dalam. C3 cocok untuk motor harian. Makin besar angkanya
berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran
C3, jika digoyangkan lebih terasa rengang dibanding C2. Angka kerenggangan
tersebut tercantum dari C2 C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin
tinggi sebaiknya menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu
alasannya yaitu di temperatur motor high speed jauh lebih tinggi dibanding motor
harian, dan ketika suhu memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding
jadi pas. Tidak akan macet. Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1
mikron sama dengan 1/1000 mm.

Contoh cara membaca kode bearing (laher) 6301-RS C3 yang tertera di sisi
samping bearing:

angka 6 adalah jenis laher dengan bantalan berbentuk bola (ball bearing);

3 menunjukkan dimensi laher (diameter luar dan tebal laher) dalam contoh
ini diameter luar laher 37mm dan tebal 12mm;

01 adalah lingkar dalam laher 12mm, jika angkanya 00 berarti diameter


dalamnya 10mm, 01:12mm, 02:15mm, 03:17mm, 04:20mm, 05:25mm, 06:30mm
dan 07:35mm;

RS menunjukkan jenis tutup/pelindung bola laher (RS: rubber seal, Z atau


ZS: zinc seal/sil logam, 2 RS: kedua permukaan laher tertutup sil karet, 2Z: kedua
permukaan laher ditutup logam/zinc)

C3 menunjukkan clearance (kerenggangan) dalam satuan mikron (1/1000).

PERSIAPAN SEBELUM MEMASANG BEARING


1.1. Permukaan tempat dudukan Bearing
Pertama-tama bersihkan setiap tonjolan tajam (burrs), serpihan metal
(cutting chips), karat (rust) atau kotoran debu (dirt) dari permukaan
tempat dudukan bearing. Pemasangan dapat dilakukan dengan mudah
jika permukaan yang sudah bersih tersebut dilapisi dengan sedikit oli.

1.2. Peralatan untuk memasang bearing


Pastikan bahwa semua pressing blocks, driving plates, hammers dan
peralatan pemasangan yang lainnya dalam kondisi bersih, bebas dari
tonjolan (burrs), dan ukuran nya benar.
1.3. Jangan membuka bearing sebelum bearing tersebut siap untuk
dipasang.
Serpihan debu maupun kotoran lain yang masuk kedalam bearing
sebelum dan selama pemasangan dapat menyebabkan noise dan
vibration saat bearing bekerja.

1.4. Jangan melakukan modifikasi apapun terhadap bearing


Bearings dibuat dengan toleransi yang sangat ketat untuk memenuhi
tingkat akurasi yang tinggi. Sehingga, penting sekali untuk
memperhatikan secara khusus terhadap hal-hal yang harus diperhatikan
dalam menangani bearing.
MEMASANG BEARING
2.1. Prosedur memasang dan contoh kerusakan bearing

CONTOH KERUSAKAN BEARING

Memasang bearing dengan menggunakan hammer dapat


menyebabkan kerusakan karena tumbukan yang keras (sharp impacts).
Pasanglah bearing dengan menggunakan alat press yang melingkar atau
bentuk lain yang dapat menekan permukaan bearing dengan beban yang
rata.

2.2. Perawatan Bearing


Bearings sangat mudah kena beban impacts dan beban kejut (shock
loads)

Bearings membawa beban nya setiap waktu pada kontak permukaan yang
sangat sempit diantara bagian yang berputar (roller) dan diantara
permukaan inner dan outer race. Jika ada beban berlebihan atau beban
kejut yang terjadi pada bagian kontak area yang sempit tersebut, akan
menimbulkan luka gores dan / atau luka pantulan (brinelling and/atau
scarring). Kerusakan ini memicu suara yang kasar dan getaran berlebihan
dan juga putaran yang kasar. (Jatuhnya bearing ke lantai dengan tegak
lurus akan menyebabkan kerusakan yang sama)

Bearing sangat mudah terkontaminasi dengan material asing


Jika material asing masuk kedalam bearing saat berputar, material asing
yang masuk tersebut akan menggores sehingga menyebabkan putaran
bearing terganggu dan menimbulkan suara yang kasar.

2.3. Memasang bearing dengan metode panas


(Pemuaian panas pada inner ring membuat pemasangan bearing
menjadi mudah)
Umumnya digunakan untuk bearing yang besar dan bearing dengan
interference fit yang besar.
1. Merendam bearing didalam oli panas adalah cara yang paling umum.
Gunakan oli bersih dan masukkan bearing kedalam oli dengan dikaitkan
dengan gantungan atau dengan dudukan menggunakan metal screen
untuk mencegah bersentuhan dengan elemen pemanas.

2. Suhu yang diperlukan memanaskan inner ring tergantung pada jumlah


interference fit dari permukaan bearing dengan shaft nya. Lihat grafik
dibawah ini untuk menentukan berapa panas yang diperlukan.

3. Untuk mencegah adanya celah yang akan timbul antara inner ring dan
shaft, bearing yang dipasang dengan cara panas terhadap shaftnya harus
didiamkan dulu sampai dingin.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memanaskan bearing
1.
Bearing tidak boleh dipanaskan lebih dari 120 derajat C.
2.
Metode pemasangan dengan cara dipanaskan ini tidak boleh
digunakan untuk bearing yang menggunakan pre-greased dan sealed
bearings atau shielded bearings.

2.4. Metode pemanasan yang lain


1. Bearing Oven
Bearing harus kering. Metode ini dapat juga digunakan untuk pre-greased
bearings.
Saat menggunakan metode ini untuk pre-greased bearings, jangan
panaskan bearing lebih dari 120 derajat C.
2. Induction Heating

Metode ini dapat digunakan untuk inner rings dari cylindrical roller
bearings. Bearings harus kering dan dapat dipanaskan dalam waktu
singkat.
Setelah menggunakan metode ini, lakukan demagnetizing terhadap
bearing. Untuk infromasi lebih jelasnya mengenai heating methods ini,
lihat rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

PENGECEKAN SETELAH MEMASANG BEARING

Untuk memastikan bahwa bearing sudah terpasang dengan benar,


lakukan tes dengan cara diputar.
1. Pertama, putar shaft atau housing untuk melihat apakah ada suara
yang tidak ormal.
2. Selanjutnya, hubungkan bearing tanpa diberi beban. Setelah diamati
pada putaran yang rendah tidak masalah, naikkan kecepatan putarannya
dan beri beban sambil diperiksa apakah noise levels nya naik, timbul
vibrations dan temperature nya naik.
3. Jika ditemukan unusual noise selama bearing bekerja, hentikan bearing
dan periksa dengan seksama.
Pengecekan untuk unusual noise atau noise levels harus dilakukan
oleh orang yang sudah familiar atau orang berpengalaman dengan kondisi
suara bearing saat operasi pada kondisi standard.

MELEPAS BEARING
Untuk mencegah kerusakan pada machinery dan membahayakan pekerja
ketika mengganti atau melepas bearings, selalu gunakan alat pelindung
dan gunakan alat khusus untuk melepas bearing. Umumnya, penggunaan
kembali bearings tidak direkomendasikan. Jika memang harus digunakan
kembali, silahkan dibaca dengan seksama proses memasang bearing
pada section 2, "Bearing Mounting."
Proses melepas bearing adalah kebalikannya dari proses yang disebutkan
pada section 2 (memasang bearing). Dalam situasi ini, perhatian yang
besar harus diberikan agar tidak terjadi efek penurunan performance
terhadap bearing selama proses melepas bearing. Jika bearing terpasang
dengan press fit terhadap shaft, saat melepas dengan memberi gaya pada
outer ring, penggunaan kembali bearing tidak direkomendasikan. Artinya
untuk melepas bearing yang press fit dengan shaft, harus dilepas dengan
memberi gaya pada bagian inner ringnya, bukan pada outer ringnya jika
bearing tersebut ingin digunakan kembali.

n
+0.035 x k a nk
Suaian pada H7, Diameter Lubang Rumah = 110 H7 ( x+a ) =
0
k=0

Suaian pada k6, Diameter Poros

= 50 k6

bermain radial di unit dirakit diukur dengan mengangkat perpanjangan poros


dengan tangan atau dengan bar gagak dan tidak ada indikator panggil
membaca, batang yang toching ujung atas poros poros

You might also like