Professional Documents
Culture Documents
SEKOLAH
Kelompok 4 :
1. Anis Fadilah
2. Elisa Febriliana
3. M Anas Luthfiadi
4. Putu Gede Widiantoro
5. Sukriadi
( 131420129660014 )
( 131420129950043 )
( 131420130320080 )
(131420130440092 )
( 131420130840132 )
Ilmu Keperawatan S1
STIKes Harapan Bangsa
Purwokerto
2016
SATUAN ACARA PELAKSANAAN
I. PENGANTAR
Mata Ajar
Pokok Bahasan
Sasaran
: 7B
Hari/Tanggal
Waktu
: 20 menit
Pemeran
: Kelompok 4
Tempat
: Ruang Kelas
Sekertaris
: Anis Fadilah
Narator
: M Anas Luthfiadi
Pemeran
V. METODE
a. Bermain peran
VI. MEDIA
a. Materi SAP
b. Naskah drama
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahap
Pembukaan
Kegiatan Penyuluh
Mengucapkan salam
Penyampaian
maksud dan tujuan
Kegiatan peserta
Menjawab
Memerankan
salam
Mendengarkan
dan
role play
Proses
Waktu
1 Menit
memperhatikan
Mendengarkan
dan menyimak
pelaksanaan terapi
15 Menit
pemeran
komunikasi
terapeutik pada anak
usia sekolah.
Evaluasi
Menanyakan
kembali terapi
komunikasi
Bertanya dan
menjawab
3 Menit
pertanyaan
usia sekolah.
Mengucapkan
B
A
Menjawab salam
1 Menit
Keterangan gambar :
A
= Pemeran
= Narator
IX. PENGESAHAN
Purwokerto, 14 Desember 2016
Sasaran
Ketua kelompok
Kelas 7B
X. EVALUASI
a. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan terapi komunikasi terapeutik pada anak
usia sekolah ?
2. Apa tujuan dari terapi komunikasi terapeutik pada anak usia sekolah ?
b. Kritik dan saran
receiver.
Penerima/receiver
menginterpretasikan
pesan
dan
suatu
proses
yang
ada,
yaitu
profesional-client,
hubungan
antara:
professional-significant
professional-professional,
others,
dan
client-
significant others.
Sesuai dengan teori perkembangan Jean Peaget, pada fase ini anak
dapat mengetahui konsep baru ( merasakan sakit) tetapi belum dapat
berpikir tentang hal-hal yang abstrak sehingga untuk mencapai proses
perawatan diperlukan significant othes / keluarga / teman untuk
membantu profesional kesehatan mengekspresikan hal abstrak yang
dirasakan oleh klien.
Sedangkan menurut teori Erickson, pada fase ini anak belajar untuk
dilibatkan dalam aktifitas dan berusaha untuk menyelesaikan
tugasnya, mulai belajar aturan-aturan baru melalui proses belajar dan
berhubungan dengan orang lain sehingga mendukung profesional
kesehatan untuk melakukan tindakan tindakan keperawatan pada
klien.
memperjelas
dan
mengurangi
beban
Kepala Bangsal
: Sukriadi
Perawat
Pasien Elisa
: Elisa Febriliana
Ibu Anes
: Anis Fadillah
Kepala bangsal
Perawat Arif
Kepala bangsal
Perawat Putu
Kepala bangsal
: Iya, silahkan
Ibu Anes
Perawat Putu
Ibu Anes
Perawat Putu
Ibu Anes
Perawat Putu
Elisa
Perawat Putu
: Wah dek nisa sudah sehat yah. Biar dek Elisa tambah
sehat, dek Elisa minum obat ini dulu yah.
Elisa
: Apa itu mas, aku ngga mau minum obat, obatnya pahit !
Ibu Anes
Perawat Putu
: Iya dek Elisa, ini syrup. Dek Elisa pernah minum syrup
yang rasa strawberry kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk.
Coba sedikit aja. Manis kok dek.
Elisa
Elisa
Perawat Putu
: Nah sekarang dek elisa minum lagi yah, tadi kan Cuma
minum sedikit.
: (merasa kepahitan)
Elisa merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya. Lalu perawat Putu
memberi madu lagi supaya Elisa tidak merasa pahit lagi. Setelah pemberian obat
selesai, perawat Putu pamit kepada Ibu Anes dan pasien Elisa.
Ibu Anes
Perawat Putu
Elisa
: Iya mas.
Perawat Putu
: Kalau begitu saya permisi dulu yah Bu. Nanti jam 12.00
saya akan kesini lagi untuk melihat keadaan dek Elisa
selanjutnya, sekaligus mengantarkan makanan untuk dek
Elisa. Semisal ibu perlu bantuan saya lagi sebelum jam
12.00, ibu bisa memencet tombol yang ada disamping
tempat tidur dek Elisa atau ibu bisa menemui saya di
: Waalaikum salam.