You are on page 1of 56

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung

Selatan

BAB DUA

ANALISIS SITUASI

2.1 ANALISIS SITUASI UMUM


2.1.1Geograf
Puskesmas Hajimena merupakan salah satu Puskesmas yang
terdapat diwilayah Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.
Luas wilayah Kerja Puskesmas Hajimena adalah 11.650 km2 dengan
batasan batasannya yaitu sebagai berikut
1) Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas
Natar
Kabupaten Lampung Selatan
2) Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Rajabasa
Bandar Lampung.
3) Timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Karang Anyar
Kabupaten Lampung Selatan
4) Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Natar
Kabupaten Lampung Selatan.

PUSKESMAS KARANG ANYAR LAMPUNG SELATAN

Gambar 3.01
Peta Wilayah Puskesmas Hajimena Tahun 2016

PUSKESMAS RAJABASA BANDAR LAMPUNG

Perencanaan Tingkat Puskesmas

PUS
KSM
AS
NAT
AR
LAM
PUN
G
SEL
ATA
N

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2.1.2Demograf
Secara Administratif Puskesmas Hajimena memiliki luas wilayah
12,27 km2 dan memiliki 3 desa, 19 dusun. Dengan jumlah penduduk
22.205 jiwa dengan rata-rata angka kepadatan penduduknya yaitu
1810 jiwa / km2. Jumlah Kepala Keluarga 6.430 KK , sehingga ratarata jiwa/RT adalah 3,98 jiwa / RT. Dari 22.205 jiwa tersebut 49,1 %
(2.624) merupakan KK Miskin. Sedangkan jika dilihat dari komposisi
penduduk menurut jenis kelamin didapatkan bahwa Sex Ratio
penduduk laki-laki terhadap perempuan adalah 105,3. menunjukkan
bahwa laju pertumbuhan lakilaki lebih cepat dibandingkan dengan
penduduk perempuan. Ratio tertinggi ditemui pada kelompok umur
15-44 tahun dan kelompok umur 45-64 tahun.
Dari 3 (tiga) desa yang ada di Wilayah Puskesmas Hajimena
diketahui bahwa Desa Hajimena memiliki jumlah penduduk tertinggi
(9.429) dan Desa Sidosari (4.692) dengan jumlah penduduk terendah.
Jika dibandingkan dengan angka kepadatan penduduk perdesa
tampak bahwa desa Pemanggilan adalah desa yang memiliki angka
kepadatan penduduk tertinggi yaitu 4.491 jiwa / km 2 dan terendah
desa
Hajimena dengan kepadatan penduduk 1.257 jiwa / km 2.
Sedangkan Ratio ketergantungan antara usia produktif terhadap
kelompok tidak produktif sejumlah 28,49 %, dari data tersebut
menunjukkan bahwa 1 orang usia produktif mempunyai tanggungan
terhadap 28-29 orang usia tidak produktif.

2.2 ANALISIS DERAJAT KESEHATAN


2.2.1Status Kesehatan
Status kesehatan masyarakat mempunyai peranan yang
penting di dalam pembangunan kesehatan, khususnya dalam
peningkatan Human Devolopment Indexs. Baik buruknya status
kesehatan masyarakat merupakan gambaran output dari program
kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah. Ada 4 indikator untuk
menilai status kesehatan masyarakat, yaitu menurunnya morbiditas,
menurunnya mortalitas penduduk, meningkatnya status gizi
masyarakat, pencegahan dan pengamatan penyakit.

A. Umur Harapan Hidup


Untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat
pada tingkat Puskesmas tidak berbeda dengan tingkat kabupaten

Perencanaan Tingkat Puskesmas

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

dimana UHH adalah merupakan indikator untuk mengukur Indeks


Prestasi Manusia. Adanya perbaikan pada pelayanan kesehatan
melalui keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan yang
dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan Umur Harapan
Hidup.
Untuk Kabupaten Lampung Selatan ,khususnya untuk wilayah
Puskesmas hajimena UHH berdasarkan pada sumber BPS Provinsi
Lampung . Tinggi UHH menunjukkan tingkat taraf hidup
masyarakatnya. Berdasarkan kebijakan dalam sasaran RPJMD, maka
tahun 2015 UHH waktu lahir adalah 72 tahun.( Profil kes.kab.Lam-Sel
2014)

B. Mortalitas
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan output program
Kesehatan pada masyarakat di suatu wilayah, maka indikator
penilaiannya berupa menurunnya Mortalitas atau angka kematian,
khususnya angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang
merupakan masalah utama kesehatan yang diharapkan setiap
tahunnya menurun. Tinggi rendahnya mortalitas pada ibu, bayi dan
Balita di suatu wilayah dapat menggambarkan bahwa pelayanan
kesehatan sudah atau belum berjalan secara optimal.

(1) Mortalitas Ibu


Kelompok ibu adalah termasuk kelompok yang rentan dan/atau
mempunyai resiko tinggi terhadap berbagai penyakit. Bahkan
tidak jarang dapat menyebabkan kematian pada ibu. Temuan
kasus kematian ibu di wilayah Puskesmas Hajimena dalam kurun
waktu 3 tahun (2013-2015) tidak ditemukan kematian pada ibu.

(2) Mortalitas Bayi


Mortalitas pada bayi di Puskesmas Hajimena dalam kurun waktu 3
tahun terakhir sejumlah 35 kasus . Temuan kasus kematian bayi
seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.02
Cakupan kematian bayi di Puskesmas Hajimena
TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2
1
2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

Kejadian kematian bayi tahun 20132015. Menurut tempat


kejadian
kasus kematian pada kelompok bayi tahun 2013
ditemukan di desa Hajimena
(2 kasus), sementara 3 kasus
ditemukan di 2 desa yaitu desa Krawangsari (1 Kasus) dan desa
Tanjungsari (2 kasus) , dua desa tersebut (desa kerawangsari &
tanjungsari saat ini berada diwilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
tanjungsari kecamatan natar. Tahun 2014 kaasus kematian bayi
ditemukan di desa Hajimena (2 kasus). Dan di tahun 2015
ditemukan kematian bayi di desa Hajimena (1 kasus)
Adapun penyebab kematian bayi tertinggi disebabkan karena
Aspixia (2 kasus), BBLR (1 kasus), Prematur (1 kasus), IUFD (1
kasus), Letsu (1 kasus). Jika dilihat menurut tempat kejadian
kematian bayi tahun 2013-2015 ditemukan di desa Hajimena 2
kasus, desa Sidosari 1 kasus, desa pemanggilan tidak ditemukan
kematian bayi.

C. Morbiditas
Kasus kesakitan atau Morbiditas mempunyai peranan yang
penting dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat. Berikut
ini gambaran morbiditas di wilayah Puskesmas Hajimena.Dalam kurun
waktu tahun 20132015 angka kesakitan berdasarkan
jumlah
kunjungan pasien yang datang ke Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Hajimena dan dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.03
Jumlah Kunjungan penduduk ke Puskesmas Hajimena
PERIODE TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2013

2014

2015

Sumber : Balai Pengobatan-LB 1, UPT Puskesmas Hajimena

Tampak bahwa jumlah kunjungan pasien ke pelayanan kesehatan


khususnya di Puskesmas Hajimena tahun 2015 menunjukkan
peningkatan dibandingkan ahun 2014. Dengan gambaran tersebut
menunjukkan bahwa adanya peningkatan kesadaran masyarakat
dalam memanfaatkan Pelayanan kesehatan baik di dalam gedung
maupun luar gedung. Hal ini tidak terlepas juga dikarenakan adanya
bantuan dana kesehatan bagi masyarakat BPJS atau Jamkesmas,
sehingga masyarakat secara umum dapat mendapatkan pelayanan
kesehatan secara optimal. Sebagian besar penduduk datang ke
puskesmas dan datang untuk berobat atau yang jatuh sakit di
Puskesmas Hajimena tersebut dikarenakan menderita penyakit Infeksi
Saluran Pernafasan Bagian Atas, seperti yang tampak pada tabel
dibawah ini.
Tabel 03.1
Pola Penyakit Utama pada Semua Golongan Umur
DI PUSKESMAS HAJIMENA KEC. NATAR TAHUN 2015
N

NAMA PENYAKIT

JUMLAH

O
1

Infeksi Akut Lain Pernafasan Bagian

PENDERIT
5334

42,1

Gastritis

2231

17,6

Hypertensi

1357

10,7

Rhemathoid arthritis

783

6,2

Dermatitis Kontak Alergi

779

6,2

Gastro Enteritis

753

5,9

Perencanaan Tingkat Puskesmas

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Nekrosis Pulpa

364

2,8

Arthritis Osteoarthritis

291

2,3

Penyakit Darah Tinggi

462

3,7

Demam Thypoid

168

1,3

147
12.669

1,2
100

10

Persistensi
TOTAL

Sumber : Laporan LB 1, SP2TP-UPT Puskesmas Hajimena

Selama tahun 2013-2015 sepuluh besar penyakit pertama


diduduki penyakit Infeksi Akut lain pernafasan bagian Atas, tahun
2013 sebesar 4.700 (35,1%), tahun 2014 sebesar 5.151 (34,2%), dan
tahun 2015 sebesar 5.334 (42,1%).

(1) Pola Penyakit Tidak Menular


Terjadinya perubahan pola penyakit yang sering juga disebut
sebagai transisi epidemiologis akan dihadapi dalam pelaksanaan
program pembangunan kesehatan di Puskesmas Hajimena pada
masa yang akan datang, antara lain:

a. Penyakit Gigi dan Mulut


Temuan kasus Gilut pada tahun 2013-2015. Pada tahun 2013
tertinggi disebabkan karena penyakit pulpitis: 512 kasus,
terendah penyakit abses peri apeks: 4 kasus. Pada tahun 2014
tertinggi penyakit Nekrosis pulpa: 375 kasus, terendah Kalkulus
3 kasus. Dan tahun 2015 cakupan kunjungan gigi tertinggi
Nekrosis Pulpa: 352 kasus dan terendah penyakit kelainan
ginggivitis : 1 kasus.
Jika dilihat dari jumlah kunjungan gigi tahun 2013 ada 1.505
kunjungan, tahun 2014 1.336 kunjungan dan tahun 2015 : 1031
kunjungan. Dari data diatas kunjungan kesakitan gigi tampak
adanya penurunan seiring dengan kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga kesehatan gigi, sehingga angka kesakitan
gigi yang berkunjung ke Puskesmas menurun. Serta kunjungan
UKGS oleh petugas kesehatan baik dokter gigi maupun perawat
gigi dilaksanakan di 7 SD di wilayah Puskesmas Hajimena.

b. Hipertensi

Perencanaan Tingkat Puskesmas

10

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Penyakit Hypertensi pada tahun 2013 ditemukan sejumlah 694


kasus. Tahun 2014 penyakit Hypertensi menempati urutan keenam sebanyak
888 kasus di urutan ke 8 sepuluh besar
penyakit, dan tahun 2015 cakupan penyakit Hypertensi sebesr
1.357 kunjungan dan menempati urutan ke-3 di sepuluh
penyakit terbesar tahun 2015.
Kunjungan hypertensi ke pelayanan kesehatan masih tinggi hal
ini disebabkan karena Pola Hidup Masyarakat yang sebagian
besar belum sesuai dengan standar penerapan Pola Hidup
Sehat. Pasien dengan hypertensi yang datang ke Puskesmas
tercatat sebagai pasien baru sehingga jumlah kunjungannya
tinggi. Kasus Hypertensi di Puskesmas Hajimena tertinggi
terjadi pada kelompok umur 45 - 54 tahun (385 ks) dan
terendah pada kelompok umur 15-19 tahun (10 ks). Pada kasus
hypertensi iniberdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada
perempuan 740 ks dibandingkan pada laki-laki 671 ks .

c. Penyakit Diabetes Mellitus


Pada tahun 2013- 2015 ini cakupan kunjungan pasien dengan
Diabetes Melitus 3 kasus dan tidak termasuk dalam 10 besar
penyakit. Namun dengan munculnya kasus ini menandakan
adanya pola hidup sebagian masyarakat yang belum baik,
sehingga dibutuhkan adanya perubahan pola hidup dengan
meningkatkan peran serta masyarakat dan peran serta tenaga
kesehatan dalam mensosialisasikan PHBS di masyarakat,
Dengan dilaksanakannya program pelayanan di Puskesmas:
Penyakit Tidak Menular (PTM), diharapakan dapat memantau
kesehatan masyarakat terutama pada usia > 15 tahun dapat
dikontrol kesehatannya, sehingga kemungkinan penyakit
degenerative di masyarakat dapat diturunkan, termasuk juga
dengan penyakit DM .

d. Penyakit Pada System Otot dan Jaringan Pengikat


Dibandingkan dengan kasus Hypertensi, maka Penyakit Pada
System Otot dan Jaringan Pengikat yang dilaporkan Puskesmas
Hajimena menunjukkan statis dan meningkat. Tahun 2013
berada di urutan ke-5 Penyakit Pada System otot 1.055 kasus .
Tahun 2014 pada urutan ke 6 dengan jumlah kasus menurun
menjadi 866 kasus. Dan di tahun 2015 kasus penyakit pada
System otot ini jumlahnya menurun sejumlah 783 kasus .

Perencanaan Tingkat Puskesmas

11

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

e. Gangguan Mental dan Perilaku


Gangguan Mental dan Perilaku terjadi karena adanya gangguan
psikose. Selama 3 tahun ini terjadi peningkatan cakupan
gangguan jiwa. Tahun 2013 jumlah pasien dengan gangguan
mental berjumlah 50 kasus . tahun 2014 menurun menjadi 39
kasus, tahun 2015 kembali meningkat menjadi 55 kasus.
Jika dilihat menurut kelompok umur, Di tahun 2015 ini kasus
gangguan mental ini tertinggi ditemukan pada kelompok umur
919 tahun (3 ks), pada kelompok umur 20-44 tahun (26 ks).
Sedangkan menurut tempat kejadian, Tertinggi kasus mental
dan perilaku ini ditemukan di desa Pemanggilan (3 ks) dan
terendah desa sidosari (1 ks).

(2) Penyakit Menular


Beberapa penyakit menular yang berpotensi dapat menimbulkan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan mempunyai kontribusi besar pada
derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Hajimena antara lain
:
a. Malaria
Kasus Malaria yang ditunjukan dengan Annual Malaria Incidence
di wilayah Puskesmas Hajimena pada tahun 2013 kasus malaria
baru ditemukan secara klinis sebanyak 82 kasus dan yang
positif malaria palciparum sejumlah 1 kasus. Tahun 2014
dilakukan
pemeriksaan secara mikroskopik dan ditemukan
kesakitan Malaria secara ditemukan 2 kasus. Tahun 2015 tidak
ditemukan kasus malaria baik secara klinis maupun
miskroskopis.
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Temuan kasus DBD di Puskesmas Hajimena pada tahun 20132015 menunjukkan kecenderungan fluktuatif turun naik.
Temuan kasus DBD tahun 2013-2015 fluktuatif turun naik, 19
kasus atau 0,88 /oo (2013) , menurun ditahun 2014 menjadi 5
kasus atau 0,23 /oo. Dan pada tahun 2015 kembali mengalami
peningkatan temuan kasus DBD menjadi 21 kasus atau 0.95/oo
dan tidak ditemukan CFR atau kematian karena DBD.
Penemuan kasus DBD di tahun 2013 tertinggi di bulan Februari
(15 kasus). Tahun 2014 tertinggi di bulan Februari (4 kasus) dan
pada tahun 2015 tertinggi ditemukan di bulan Januari (9 kasus).
Jika dilihat berdasarkan tempat kejadian, tertinggi kasus DBD

Perencanaan Tingkat Puskesmas

12

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

ditemukan di desa Hajimena 12 kasus (2013), 5 kasus (2014),


13 Kasus (2015).
c. Diare
Jumlah kasus kesakitan diare selama 3 tahun
mengalami
peningkatan seperti yang tampak pada tabel dibawah ini :
Tabel 03.2
C A K U PA N P E N E M U A N K A S U S D I A R E
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015
NO

DESA

2013

2014

2015

JUMLAH

HAJIMENA

322

346

374

1042

SIDOSARI

164

162

204

530

PEMANGGILAN

123

122

175

420

PUSKESMAS

609

630

753

1992

Sumber : Surveilans, UPT Puskesmas Hajimena

Jika dilihat dari tabel diatas tampak bahwa tahun 2013 Insiden
Rate diare 28.2/oo (609 kasus), tahun 2014 IR diare 28.7/oo
(630 kasus), dan tahun 2015 IR diare 33.9/oo (753 kasus).CFR
atau kematian kasus yang disebabkan oleh kejadian diare tidak
ditemukan. Menurut kelompok umur, kasus diare ditemukan
tertinggi pada kelompok umur > 5 tahun 260 kasus (2013), 294
kasus (2014), dan 305 kasus (2015), . Terendah ditemukan pada
kelompok umur <1 th 106 kasus (2013), 104 kasus (2014), 109
kasus (2015). Dilihat dari tempat kejadian, kasus Diare tertinggi
ditemukan di desa Hajimena 52,8 % (2013), 54,9 % (2014),dan
49,73 % (2015) . Terendah ditemukan di desa Pemanggilan 20,2
% (2013), 19,4 % (2014), 23,2 % (2015).
d. ISPA Non Pneumonia
Penemuan kasus ISPA Non Pneumonia di puskesmas Hajimena
2013-2015 menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada
tahun 2013 ditemukan 6.788 kasus , Tahun 2014 ditemukan
7.575, dan tahun 2015 ditemukan 4.263. Seperti yang tampak
pada grafk dibawah ini :
Gambar 3.04
C a ku p a n p e n e m u a n i s p a n o n p n e u m o n i a

Perencanaan Tingkat Puskesmas

13

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

PUSKESMAS HAJIMENA NATAR TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : P2 ISPA, UPT Puskesmas Hajimena

Tampak pada grafk diatas bahwa temuan kasus ISPA Non


Pneumonia fluktuatif naik turun.
tahun 2013 tertinggi
ditemukan pada kelompok umur > 5 tahun sebanyak 543
kasus, Tahun 2014 ditemukan tertinggi pada kelompok umur
> 5 tahun 562 kasus dan pada tahun 2015
ditemukan
tertinggi pada kelompok umur 1- 5 tahun ditemukan 545 kasus .
e. ISPA Pneumonia
Penatalaksanaan MTBS di Puskesmas Hajimena memberikan
dampak peningkatan terhadap temuan kasus Pneumonia pada
balita. Temuan pneumonia di tahun 2013 sebanyak 17 kasus (IR
0,78 /oo). Tahun 2014 ditemukan 13 kasus (IR 0.15/oo), dan
pada tahun 2015 ditemukan 11 kasus (IR 0.49/oo).
f. TB Paru
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis dan
merupakan masalah utama di masyarakat Indonesia pada
umumnya, dan temuan CDR TB Paru di Puskesmas Hajimena
sudah ada peningkatan.
Pencapaian program P2 TB dalam periode tahun 2013-2015
angka CDR (Case Detection Rate) mengalami peningkatan.
Tahun 2013 dari 15 kasus diobati 9 kasus BTA (+), jumlah yang
ditemukan tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan
target sebesar 70 % , dengan angka kesembuhan 5 ks / 33 %
lebih rendah dari target sebesar 85 %. 2014 dri 36 kasus
diobati 16 ks BTA (+). Dan tahun 2015 dari 34 kasus TB diobati

Perencanaan Tingkat Puskesmas

14

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

19 kasus BTA (+). Pencapaian yang masih rendah tersebut


dikarenakan masih ada beberapa penderita yang dalam tahap
pengobatan, sehingga belum dapat dinilai secara keseluruhan.
Selain angka CDR dan Cure Rate, indikator yang penting dalam
program P2 TB yaitu angka konversi (Convertion Rate) yaitu
sebesar 68 % yang juga masih rendah dari target 80 %.
Gambar 3.05
Cakupan penemuan kasus tuberkulosis paru
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013- 2015

2013

2014

2015

Sumber : P2 TB Paru, UPT Puskesmas Hajimena

Dari beberapa indikator pada program P2TB, pencapaian angka


CDR di Puskesmas Hajimena masih belum optimal. Hal ini
dikarenakan penjaringan terhadap tersangka penderita TB paru
bersifat pasif (pasive promotive Case Finding) yaitu hanya
berdasarkan pasien yang datang ke Puskesmas dengan keluhan
batuk berdahak > 2 mg .
Upaya yang akan dilakukan akan meningkatkan penemuan
penderita TBC adalah dengan lebih mengkatifkan Pos TB di 3
desa guna membantu meningkatkan penemuan penderita,
sehingga diharapkan angka CDR pada program P2TB di UPT
Hajimena .
g. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
Salah satu penyakit yang ditemukan karena PD3I ini adalah
Penyakit Campak. IR Kasus Campak di Puskesmas Hajimena
dalam tahun 2013-2015 fluktuatif naik turun. Tahun 2013
ditemukan 2 kasus (0.09/oo), tahun 2014 ditemukan 7 kasus

Perencanaan Tingkat Puskesmas

15

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

(0.32 /oo), Tahun 2015 tidak ditemukan kasus Campak . Seperti


yang tampak pada grafk dibawah ini.
Jika dilihat berdasarkan kelompok umur, penderita Campak di
Puskesmas Hajimena pada tahun 2013 ditemukan pada
kelompok umur > 5 tahun (2 kasus). Dn ditahun 2014 kasus
Campak ditemukan pada kelompok umur 5-9 th ( 3 kasus ) dan
kelompok umur 1bln - 1 th ( 1 kasus),kelompok umur 1-4 th
( 1kasus ) dan kelompok umur 10-14 th (2 kasus).
Gambar 3.06
C A KU PA N P E N E M U A N K A S U S C A M PA K
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Surveilans, UPT Puskesmas Hajimena (2016)

Bila dilihat dari tempat kejadian, Temuan Campak tahun 2013


ditemukan di Desa Hajimena, tahun 2014 ditemukan 4 kasus di
desa Hajimena dan desa Pemanggilan 3 kasus.
h. AFP ( Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layuh Mendadak )
Dalam kurun waktu 2013-2015 tidak ditemukan kasus Acute
Flacid Paralysis (AFP/ Lumpuh Layuh Mendadak).
i. GHTR
Kasus tersangka GHTRdi wilayah kerja Puskesmas Hajimena
dalam kurun waktu 2103-2015, mengalami penurunan. Tahun
2013 ditemkan kasus tersangka GHTR sebanyak 10 kasus .
Tahun 2014 ditemukan 6 kasus, dan di tahun 2015 ditemukan 5
kasus .

Perencanaan Tingkat Puskesmas

16

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Menurut tempat kejadian kasus tersangka GHTR tertinggi


ditahun 2013 ditemukan di desa pemanggilan: 5 kasus, tahun
2014 ditemukan di desa Hajimena: 3 kasus dan di tahun 2015
ditemukan di desa Pemanggilan 3 kasus. Sedangkan Menurut
kelompok umur tahun 2013 ditemukan pada kelompok umur
10-14 th (3 kasus), kelompok umur 20-44 tahun (4 kasus),
kelompok umur 45-55 tahun (3 kasus). Tahun 2014 ditemukan
pada kelompok umur 20-44 tahun (6 kasus). Tahun 2015 GHTR
ditemukan pada kelompok umur < 5 tahun 2 kasus, kelompok
umur 5 15 thn 1kasus dan pada kelompok umur > 15 tahun
2 kasus. Seperti tampak pada grafk dibawah ini :
Gambar 3.07
Cakupan penemuan gigitan hewan tersangka rabies
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

10
2013

6
2014

5
2015

Sumber : P2 Rabies, UPT Puskesmas Hajimena

j. Kusta
Kasus Kusta tidak ditemukan diwilayah kerja Puskesmas
hajimena selama kurun waktu 2013-2015. Sebagai upaya
pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk mencegah
munculnya penyakit Kusta pada masyarakat luas adalah
dengan memberikan penyuluhan kepada
masyarakat
mengenai penyakit kusta .

k. Keracunan Makanan
Selama kurun waktu 3 tahun, yaitu tahun 2013 2015, tidak
ditemukan kasus keracunan makanan.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

17

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

l. Kematian Unggas
Dalam kurun waktu 2013-2015, di wilayah Puskesmas Hajimena
tidak ditemukan adanya kematian unggas .

(3) Status Gizi masyarakat


Permasalahan Kesehatan masyarakat salah satunya sangat
dipengaruhi dengan status Gizi masyarakatnya. Adapun masalah
utama gizi masyarakat , khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Hajimena antara lain :

a. Status Gizi Balita


Dari hasil pemantauan Status Gizi pada Balita menunjukkan
jumlah temuan kasus Gizi buruk fluktuatif turun naik dari tahun
2013 2015. Hal ini dapat menggambarkan bahwa tingkat
kesadaran masyarakat akan pentingnya meningkatkan Gizi
pada balita belum secara maximal dipahami oleh masyarakat.
Dengan demikian masih perlu memberikan pendidikan tentang
Gizi terhadap Ibu Balita melalui kegiatan di Posyandu dan
kegiatan lainnya yang terkait dengan peningkatan status Gizi
Balita.
Menurut tempat kejadian, kasus Gizi buruk tahun 2013
ditemukan di desa Sidosari 1 kasus, Tahun 2014 tidak
ditemukan kasus gizi buruk dan kembali ditemukan 1 kasus Gizi
buruk di desa Sidosari 1 kasus di tahun 2015 dan ditemukan
pada kelompok umur 1-4 tahun.

b. KEK Ibu Hamil


Temuan kasus KEK Bumil di Puskesmas Hajimena pada tahun
2013-2015 menunjukan penurunan. Tahun 2013 ditemukan 5
kasus (Hajimena 1, Sidosari 2, Pemanggilan 2,). Tahun 2014
ditemukan 3 kasus Bumil KEK (Hajimena 1 ks, Sidosari 1 ks dan
Pemanggilan 1 ks), tahun 2015 ditemukan 1 kasus Bumil KEK
(Sidosari 1 kasus). Seperti yang tampak pada grafk di bawah
ini.
Gambar 3.08
Cakupan ibu hamil kurang energi kalori
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

18

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

5
2013

3
2014

1
2015

Sumber : Laporan Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

Dari grafk di atas dapat dilihat bahwa jumlah temuan kasus


Bumil KEK mengalami penurunan diharapkan
dengan
melakukan upaya yang optimal dari Tenaga Kesehatan yang ada
di Puskesmas jumlah Bumil KEK akan semakin menurun hingga
tidak ditemukan lagi kasus Bumil KEK.

c. Anemia Ibu Hamil


Dalam kurun waktu tahun 2013-2015, di wilayah kerja
Puskesmas Hajimena ditemukan Bumil dengan anemi 3 kasus
di tahun 2015, sementara ditahun 2013 dan tahun 2014 tidak
ditemukan ibu hamil anemi. Kasus anemi pada bumil di tahun
2015 ditemukan di desa Hajimena (1 kasus), desa sidosari (1
kasus), dan desa pemanggilan 1 kasus .

2.3 ANALISIS FAKTOR DETERMINAN


2.3.1Manajemen Kesehatan
Dalam meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang ideal
UPT Puskesmas Hajimena harus mampu
menyediakan jenis
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kesehatan dirinya dan kesehatan masyarakat pada umumnya. Untuk
itu upaya yang diberikan oleh Puskesmas Hajimena untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah Kerja UPT
Puskesmas Hajimena sangat dipengaruhi oleh 3 hal penting yaitu

Perencanaan Tingkat Puskesmas

19

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Analisis manajemen kesehatan, analisis lingkungan kesehatan dan


analisis terhadap perilaku kesehatan masyarakat .

A. Perencanaan
Rencana Tingkat Puskesmas tahun 2016 ini digunakan sebagai
acuan untuk membuat Perencanaan Tahunan. meskipun telah dibuat
suatu perencanaan untuk menentukan rencana tahunan, masih sering
ditemui berbagai kendala
disaat akan mengimplementasikan
kedalam kegiatan, guna meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
pada masyarakat. Ketidaksempurnaan dalam menyampaikan data
yang ada di lapangan disebabkan Sistem Informatika belum tersedia
dengan baik yang digunakan
sehingga dapat mempengaruhi
penilaian terhadap Derajat Kesehatan Masyarakat ,sehingga masih
diperlukannya Perencanaan yang bersifat dari bawah ke atas (bottom
Up).

B. Loka Karya Mini


Masalah kesehatan yang muncul dengan berbagai alasan harus
dicari solusinya, dengan melibatkan seluruh pemegang program di
Puskesmas dan Bidan desa, diharapkan permasalahan yang muncul
dapat diketahui sebabnya sehingga dengan segera dicari pemecahan
masalahnya.
Untuk
mencapai
suatu
kesepakatan
dalam
menyelesaikan permasalahan kesehatan maka Puskesmas Hajimena
telah melaksanakan kegiatan berupa Loka karya Mini tingkat
Puskesmas . Pada tahun 2015 dilaksanakan kegiatan Lokmin 12 kali/
tahun, dan dirasakan masih perlu adanya peningkatan kualitas
pertemuan Lokmin untuk membahas permasalahan kesehatan
ditahun 2015, sehingga di tahun berikutnya permasalahan tersebut
sudah tidak ditemukan lagi.

C. Monitoring dan Evaluasi


Tercapainya Program Kesehatan di Puskesmas Hajimena
dipantau dengan melaksanakan kegiatan Lokmin bulanan dan
triwulan guna memantau hasil kegiatan Program, yang kemudian
akan dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal yang telah
ditetapkan oleh Kabupaten. Kemudian merumuskannya untuk
diidentifkasi dan diklasifkasikan di masingmasing program dan
dicari Pemecahannya.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan hasil cakupan
kegiatan program kesehatan akan selalu terpantau sehingga akan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

20

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Tercapainya Masyarakat Hajimena Sehat dan Mandiri di


tahun 2017.

2.3.2Analisis Lingkungan Kesehatan


A. Lingkungan Fisik
Wilayah kerja Puskesmas Hajimena bukan termasuk daerah
endemi penyakit Menular. Dimana kondisi fsik desa di wilayah
Puskesmas Hajimena adalah dekat dengan daerah perkotaan Bandar
Lampung sehingga masyarakat mencari pelayanan terbaik. Sehingga
Puskesmas Hajimena harus mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang optimal dengan melaksanakan kegiatan Inovatif
antara lain berupa Puskesmas Keliling dengan harapan dapat
meningkatkan cakupan kunjungan pelayanan kesehatan pada
masyarakat dan memungkinkan untuk membantu masyarakat lebih
mudah menjangkau pelayanan terhadap bagi diri dan keluarganya.
Dengan 1 Pondok Bersalin Desa (desa Pemanggilan) 1
Puskemas Pembantu (desa Sidosari),
diharapkan jangkauan
pelayanan kesehatan dapat sampai pada seluruh masyarakat,
sehingga jumlah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas
Hajimena dapat mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

B. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis merupakan komponen yang tidak dapat
dipisahkan
dari
kehidupan
masyarakat
sehingga
kualitas
pencapaiannya sangat berperan dalam proses gangguan kesehatan
yang secara tidak langsung terhadap kehidupan manusianya.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa pemantauan kualitas air ,
snitai dasar, pengelolaan makanan dan sebagainya.
Pada tahun 2015 ini 73,3 % (2449 Kepala Keluarga) dari 3340
Kepala Keluarga yg diperiksa memiliki JAGA sehat. Sedangkan SPAL
sehat (3064 Kepala Keluarga) atau 91,7 % , SAB 3340 Kepala Keluarga
atau 100 %. Sedangkan untuk perindukan Vektor penyakit baik yang
bersifat
alamiah/buatan
manusia
menunjukkan
adanya
kecenderungan yang meningkat., SPAL sehat 3064 KK atau 91,7 %.

C. Lingkungan Sosial Ekonomi


Indikator yang dipakai untuk mengukur tingkat sosial ekonomi
masyarakat adalah proporsi penduduk yang bekerja. Menurut data
yang diperoleh jumlah angkatan kerja dan partisipasi angkatan kerja

Perencanaan Tingkat Puskesmas

21

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

masyarakat yang berada di Puskesmas Hajimena yaitu Bekerja 2129


(38,4 %) dan tidak bekerja 498 orang (8,98 %) dan 52,62 % (2918)
bertani , terlihat pada grafk dibawah ini :
Gambar 3.09
JUMLAH PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2015

498; 9%
2129; 38%
Bekerja

tidak bekerja

2918; 53% Swasta

Sumber : Kantor Kecamatan Natar, Lampung Selatan

Jumlah angkatan kerja dan partisipasi angkatan kerja diketahui


bahwa tahun 2015 ini dari jumlah penduduk 22.205 jiwa jumlah
penduduk yang bekerja sebesar 38 % . Selain itu yang harus
dipertimbangkan adalah tingkat pendidikan masyarakat, yaitu
diketahui bahwa pada tahun 2015 penduduk yang tidak tamat SD 3,4
% (753), Tamat SD dan SMP : 6,2 % (1371) tamat SLTA: 2,2 % (493),
tamat Akademi/ PT: 0,03 % (7 ).

2.3.3

Analisis Perilaku Kesehatan

A. Pola pemberian ASI Ekslusive


Pemberian ASI Ekslusive pada bayi yang berusia 0-1 tahun
sangatlah penting guna pemenuhan gizi dan zat-zat pembentuk bagi
kekebalan tubuh bayi dari berbagai penyakit. Pemberian ASI secara
Ekslusive diberikan pada usia bayi 0-6 bulan, karena pada usia ini
kondisi bayi masih lemah dan rawan terhadap serangan berbagai
penyakit, sehingga diperlukan asupan ASI secara ekslusive. Di tahun
2013 , cakupan ASI Ekslusive bagi bayi berusia 0-6 bulan sebesar 395

Perencanaan Tingkat Puskesmas

22

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

bayi (85,6 %). Tahun 2014 sebesar 430 bayi (91,3 %), dan di tahun
2015 cakupan ASI Ekslusive 138 bayi (79,5 %).

B. Pola Pengobatan
Gambaran kemauan seseorang untuk mencari pengobatan
(Health Seeking Behavior) adalah termasuk dalam pencarian
pertolongan pada pelayanan swasta. Salah satu tempat pelayanan
kesehatan yang dekat dengan masyarakat adalah Puskesmas, Bidan
swasta, Pustu, Poskesdes, Posyandu. Dalam kurun waktu tiga tahun
(2013-2015)
pencarian pengobatan oleh masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan meningkat disetiap tahunnya. Hal ini
disebabkan telah meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
mengidentifkasi dirinya dalam keadaan sehat/sakit, sehingga
pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan
juga semakin
meningkat.

C. Pola Pencarian Pertolongan Persalinan


Cakupan persalinan Nakes di wilayah kerja UPT Puskesmas
Hajimena pada tahun 2013 sebesar 93 % (929 Bulin), Tahun 2014
dalam upaya pencarian pertolongan persalinan yang ditangani oleh
Tenaga Kesehatan sebesar 465 bulin (94,1 %). Dan di tahun 2015 dari
479 bulin 96 % bersalin di yankes. Dari data tersebut telah
menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam
memanfaatkan Tenaga Kesehatan sebagai tempat pencarian bagi
pertolongan persalinan sudah semakin meningkat, juga keberhasilan
bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pemahaman pada
masyarakat akan pentingnya meminta pertolongan persalinan pada
tenaga yang mempunyai kompetabilitas yang sesuai dengan
tugasnya.

D. Pola Hidup Bersih dan Sehat


Perilaku masyarakat dalam melaksanakan Pola Hidup Bersih
dan Sehat taun 2015 belum sepenuhnya dilaksanakan oleh
masyarakat, masih perlu binaan dan bimbingan dari Puskesmas
dalam mewujudkannya. Seperti yang nampak pada data di bawah
ini :
a) Bumil yang datang untuk memeriksakan kehamilannya ke
tenaga kesehatan sebesar 96 %.
b) Bumil yang mendapat Tablet Fe1 sebesar 98,09 %

Perencanaan Tingkat Puskesmas

23

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

c) Ibu yang memberikan ASI Ekslusive sebesar 79,5 %


d) Balita yang datang ke Posyandu untuk menimbang bayinya
sebesar 68,4 %
e) ABJ

: 94,3 %

f) SAB

: 100 %

g) JAGA

: 73,3 %

h) SPAL

: 91,7 %

i) TPS

: 83 %

j) Rumah Sehat : 73,3 %.

2.3.4Analisis Kependudukan
A. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Tahun 2015 jumlah total penduduk Hajimena sebayak 22.205
jiwa, terdiri dari 11.396 penduduk laki-laki dan 10.810 jiwa penduduk
perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 12.27 km 2, maka tingkat
kpadatan penduduk Hajimena sebesar 1.810 jiwa/km2.

B. Penduduk Miskin
Jumlah keluarga Miskin yang ada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Hajimena sebanyak 2.624 KK (8.399 jiwa). Jika dilihat dari
data total kunjungan penduduk ke Pelayanan Kesehatan atau Nakes
ke Puskesmas induk Hajimena, Pustu Sidosari, Poskesdes
Pemanggilan, Pusling yaitu sebesar 16.569 kunjungan. Sementara
untuk kunjungan masyarakat ke tenaga kesehatan baik alam gedung
maupun luar gedung adalah sebanyak 6.259 (28,2 %).

2.3.5

Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan

Upaya Pelayanan kesehatan yang ideal adalah yang mampu


memberikan dan menyediakan jenis dan pilihan kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dari berbagai penyakit
sosial, berkualitas dan berkesinambungan yang sesuai dengan norma
budaya dan mampu memenuhi harapan hidup bagi penggunanya.

A. Analisis Input
(1)

Tenaga Medis

Perencanaan Tingkat Puskesmas

24

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di UPT Puskesmas


Hajimena tahun 2015 berjumlah 43 orang yang terdiri dari 4
dokter Umum ( 1 tugas belajar , 1 pegawai titipan di Palembang),
1 orang dokter gigi, 2 orang S2 kesehatan, 3 orang Sarjana
Kesehatan, 3 orang Sarjana Keperawatan, 1 orang Ners, 8 orang
perawat umum, 10 orang bidan ,4 orang Kesehatan Lingkungan, 1
orang farmasi, 1 orang Gizi, 1 orang perawat gigi, 1 orang analis,
2 orang tenaga kerja sukarela. 5 Bidan desa.

(2)

Keadaan Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan yang berada di wilayah kerja Puskesmas


Hajimena antara lain terdiri dari Puskesmas Induk 1 unit,
Puskesmas Pembantu 1 unit, 1 Poskesdes, dan Gudang Obat 1
unit.

(3)

Keadaan Fasilitas Kesehatan Berbasis Masyarakat

Keberhasilan
pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan
Pemerintah perlu didukung dengan keberadaan dan ketersediaan
sarana kesehatan dengan kepemilikan masyarakat. Bentuk sarana
kesehatan yang dikelola/bersumber masyarakat di Puskesmas
Hajimena pada tahun 2015 berupa Pustu 1 unit, Poskesdes 1 unit,
Posyandu Balita 16 unit, Posyandu Usila yang berjumlah 6 unit. 16
Posbindu.

(4)

Partisipasi Swasta

Partisipasi dari pihak swasta terhadap sektor kesehatan mutlak


diperlukan dalam rangka mendukung peningkatan kesehatan
masyarakat. Keterlibatan pihak swasta dalam sektor kesehatan
diwilayah Puskesmas Hajimena adalah antara berupa BPS/BP (3
bidan, 1 dr, 2 klinik pengobatan Poltekes) . Pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh pihak swasta dilaporkan setiap bulan kepada
Puskesmas Hajimena. Partisipasi dari pihak Puskesmas adalah
berupa Bimtek ke palayanan swasta tersebut mengenai masalah
kesehatan yang muncul berdasarkan laporan yang telah dibuat,
manajemen pencatatan dan pelaporan. Dengan partisipasi dari
pihak swasta diharapkan seluruh masyarakat akan mendapatakan
pelayanan kesehatan seoptimal mungkin.

(5)

Ketersediaan Alat Kesehatan

Sebagai Upaya pemberian Pelayanan Kesehatan tidak terlepas


dari alat kesehatan yang akan digunakan. Yang dimaksud dengan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

25

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Alat Kesehatan adalah bahan, instrumen, alat kesehatan untuk


membantu persalinan/partus set, serta implan yang tidak
mengandung
obat
yang
digunakan
untuk
mencegah,
mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia
dan atau untuk membentuk struktur tubuh dan mempengaruhi
fungsi tubuh.
Ketersediaan alat kesehatan yang ada di Puskesmas hajimena
baik di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, maupun di
Poskesdes dirasakan belum mencukupi untuk digunakan sebagai
alat penunjang dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat, dengan kecukupan ketersediaan alat kesehatan di
Puskesmas Hajimena diharapkan selurh masyarakat yang datang
berkunjng untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dapat
terlayani secara optimal . Dimana jumlah ketersediaan alat
kesehatan di Puskesmas Hajimena secara garis besar meliputi
antara lain :
Tabel 03.3
K E T E R S E D I A A N A L AT K E S E H ATA N
PUSKESMAS HAJIMENA NATAR TAHUN 2015
N
O

PERALATAN

JUMLAH

KONDISI

BUTUH

BAIK

RUSAK

2 set

b. Pustu

1 set

c. Poskesdes
Gigi dan Mulut

1 set

a. Dental Unit
Laboratorium

1set

1set

1 set

1 set

4. a. Bidan/ KIA set

b. BP set
Non Medis
a. Cold Chain

b. Sanitarian

c. Swing fog

1.

2.
3.

II.

MEDIS
Diagnostik Set
a. Puskesmas

a. Bahan habis pakai


Tindakan Medis set

1 set

Perencanaan Tingkat Puskesmas

26

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

d. Food Model set

Sumber : Bendahara Barang, UPT Puskesmas Hajimena

(6)

Ketersediaan Obat

Pemakaian obat pada periode tahun 2015 disesuaikan dengan


klasifkasi penyakit yang datang berkunjunga ke pelayanan
kesehatan yang ada diwilayah Puskesmas Hajimena baik di
Puskesmas induk, Pustu, Poskesdes maupun pelayanan yang
diberikan oleh Bidan di desa. Diantara berbagai alternatif yang
dilakukan oleh masyarakat, pengobatan penyakit dengan obatlah
yang dianggap sebagai intervensi yang paling banyak digunakan
dan merupakan pengobatan yang tepat dan murah, terutama
obat yang tersedia di Pelayanan Kesehatan terdekat, dalam hal ini
adalah di Puskesmas Hajimena.
Untuk cakupan penggunaan obat terbanyak di Puskesmas
Hajimena perbulan di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 03.4
SEPULUH (10) BESAR PEMAKAIAN OBAT
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2015
N
O

JENIS OBAT

JUMLAH
PEMAKAIAN
OBAT
53723

22,11

1.

Paracetamol 500 mg

2.

Amoxicillin 500 mg

36431

14,99

3.

Chlorpheniramine Maleat

34994

14,40

4.

Vitamin B Complek

32334

13,31

5.

Antasida Doen

18252

7,51

6.

Dexamethasone
Vitamin C/ Asam Ascorbat 50
mg
Asam Mefenamat

16130

6,64

15440

6,35

13760

5,66

Ibuprofen 400 mg

11460

4,72

Amoxicillin 250 mg

10453

4,30

7.
8.
9.
1
0

Perencanaan Tingkat Puskesmas

27

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

JUMLAH

242977

100

Sumber : Farmasi, UPT Puskesmas Hajimena

(7)

Anggaran Kesehatan

Pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus


disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan
berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan,
keluarga, kelompok, dan masyarakarat. Salah satu sub sistem
kesehatan nasional adalah subsistem pembiayaan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk penyediaan pembiayaan
kesehatan yang berkesinam-bungan dengan jumlah yang
mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan. Secara
umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan menjadi
pembiayaan
bersumber
dari
anggaran
pemerintah
dan
pembiayaan bersumber dari anggaran masyarakat.
Dari Tabel 3.10, alokasi anggaran untuk penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Hajimena
tahun 2013-2015 fluktuatif meningkat. Pada tahun 2013 alokasi
anggaran sebesar Rp. 894.047.000,- menurun tahun 2014 menjadi
Rp 429.132.000,- dan meningkat kembali tahun 2015 menjadi Rp.
759.627.000,-.
Menurut sumber dananya, tertinggi dari dana yang bersumber
dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar 84,8 %, diikuti
kemudian Dana Alokasi Khusus/DAU sebesar 0,3 %, Jampersal
sebesar 00.%, Bantuan Opersional Kesehatan (BOK) sebesar
14,3% dan Jasa Retribusi sebesar 00.0%).
Tabel 03.5

PEMBIAYAAN KESEHATAN MENURUT SUMBER DANA


UPT PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2015

NO

SUMBER DANA

PEMBIAYAAN KESEHATAN (X
Rp.1000)
2013

1.

DANA
UMUM

2.
3.

ALOKASI

2014

2015

513.947,
00

JKN

415.332,
00

646.427,0
0

DEKONSTRASI

Perencanaan Tingkat Puskesmas

28

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

4.

BOK

52.240,0
0

109.000,0
0

5.

JAMPERSAL

327.860,
00

13.
800,00

6.

JASA RETRIBUSI

4.200,00

894.047,
00

429.132,
00

759.627,0
0

JUMLAH

Sumber : Bendahara Keuangan, UPT Puskesmas Hajimena

B. Analisis Output
(1) Program Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga
Berencana
a. Cakupan Kunjungan K1 Ibu Hamil
Indikator keberhasilan pelayanan ANC (Ante Natal Care) adalah
merupakan pelayanan terhadap ibu oleh tenaga yang memiliki
kompetensi dalam bidangnya seperti dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan atau perawat bidan. Pelayanan
yang diberikan pada ibu selama masa kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang meliputi 10T, yaitu
Timbang Berat Badan dan pengukuran Tinggi Badan, pengkuran
Tekanan Darah, Nilai status gizi ( ukur lingkar atas),
pengukuran Fundus Uteri, tentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin, Imunisasi Tetanus Toxoid, Pemberian tablet besi
(Fe), Test laboratorium (rutin dan khusus), Tatalaksana kasus,
temu wicara dan/konseling termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta Keluarga Berencana
Pasca persalinan).
Hasilnya dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru
bumil (K-1) dan pelayanan bumil sesuai standar minimal 4 kali
(K-4). Cakupan K-1 di Puskesmas Hajimena Kecamatan Natar ,
dalam pelaksanaannya didukung dengan alat kesesehatab
berupa KIA Kit guna mendukung keberhasilan pelaksanaan
pelayanan Antenatal Care (ANC), seperti terlihat pada Gambar
dibawah ini.
Gambar 3.10
Cakupan Kunjungan k1 iBu hamil

Perencanaan Tingkat Puskesmas

29

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

Pada grafk di atas, tampak bahwa cakupan pelayanan


kunjungan baru ibu hamil (K-1) dari tahun 2013 hingga tahun
2015 mencapai
peningkatan. Dengan pencapaian program
kunjungan Ibu hamil untuk pertama kalinya datang ke tenaga
kesehatan selama 3 tahun yang belum mencapai target.dari
yang telah ditentukan, maka perlu ditingkatkan kegiatan
pelayanan kesehatan terutama untuk meningkatkan pelayanan
ANC.

b. Cakupan Kunjungan K1 Ibu Hamil


Kunjungan Bumil K4 adalah Cakupan ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit
empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua
dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan dan
mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kunjungan Ibu hamil
adalah Cakupan kunjungan Bumil K4 di Puskesmas Hajimena
tahun 2013-2015 seperti gambar dibawah ini.
Jika dilihat dari grafk diatas cakupan K4 dalam dalam periode
2013 2015 tampak bahwa di tahun 2014 meningkat 1,2 %
dari tahun sebelumnya . dari gambaran tersebut tampak bahwa
kunjungan K4 masih dibawah target Standar Pelayanaan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

30

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Minimal yang telah ditetapkan oleh Kabupaten, sehingga masih


perlu untuk dilaksanakan kegiatan kelas ibu dengan
memberikan penyuluhan tentang kehamilan dan kapan saja Ibu
Hamil harus memeriksakan kehamilannya. Dengan kegiatan
tersebut diharapkan akan meningkatkan kunjungan K4.
Gambar 3.11
Cakupan Kunjungan k4 iBu hamil
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

c. Pertolongan Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2013 adalah
93,4% dengan kisaran 95,1 % (Sidosari) hingga 91 %
(Pemanggilan). Pertolongan persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tahun 2014 adalah 94,1 % dengan kisaran
96,2 %. (desa
Sidosari) Hingga 92,8 % (Pemanggilan), Tahun 2015 adalah 96,3
% dengan kisaran 96,8 % (Sidosari) hingga 95,7 % (Hajimena).
Gambaran cakupan pertolongan persalinan di Puskesmas
Hajimena Kecamatan Natar tahun 2013-2015, dapat dilihat
pada grafk dibawah ini.
Gambar 3.12
Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

31

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

Dari Grafk 3.11 di atas, tampak bahwa cakupan pertolongan


persalinan oleh nakes di UPT Puskesmas Hajimena Kecamatan
Natar mengalami peningkatan disetiap tahunnya.

d. Cakupan Pemeriksaan Neonatal


Cakupan kunjungan neonatus (umur 1-28 hari) yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh
tenaga yang mempunyai kompetabilitas klinis kesehatan yang
sesungguhnya seperti: dokter, bidan, perawat. Dimana
Neonatus mendapatkan kunjungan paling sedikit
2 kali
(neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Gambaran cakupan pemeriksaan neonatal oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas Hajimena
tahun 2013-2015 yaitu
cakupan KN tahun 2013 ( 91 %), tahun 2014 (93,8%) dan pada
tahun 2015 cakupa KN sudah mencapai 100 %.
HB0 < 7 hari sebagai Salah satu indikator penilaian dan
pemeriksaan terhadap Bayi diketahui bahwa pada tahun 2013
(94,8%) , tahun 2014 (93,8 %), dan tahun 2015 (96 %) dimana
capaian tersebut menandakan indikator keberhasilan capaian
imunisasi HB < 7 hr pada bayi. Jika dibandingkan dengan
cakupan KN sebagai indikator keberhasilan imunisasi HB, tahun
2013 cakupan KN2 (91%), 2014 KN2 (93,8%), tahun 2015 (100
%) . Ketidak samaan jumlah yang diberi pelayanan antara HB<
7 hr dengan KN disebabkan karena Pencatatan yang tidak
optimal,bayi tidak diimunisai karena BBLR, kematian, sakit,
Sehingga cakupan KN lebih tinggi/ lebih rendah dari cakupan
HB0 pada bayi.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

32

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

e. Deteksi Bumil Faktor Resiko tinggi.


Deteksi pada Ibu Hamil dengan faktor resiko adalah keadaan ibu
hamil
dengan
keadaan
kesehatannya
mengalami
penyimpangan
dari
normal,
yang
secara
langsung
menyebabkan kesakitan dan kematian pada ibu maupun bayi.
Hal yang dikatakan sebagai Ibu Hamil dengan Resiko tinggi
adalah jika Hb < 8 gr%, tekanan darah tinggi (Sistole > 140
mmHg, Diastole > 90 mmHg, oedema nyata, eklampsia,
perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada
usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primi
gravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur Ibu hamil
Risti/komplikasi adalah suatu keadaan ibu pada kurun waktu
tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga
kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS
pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK
(Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan
Pelayanan
Obstetrik
dan
Neonatal
Emergensi
Komprehensif).Pada periode tahun 2013-2015 jumlah ibu hamil
Faktor resiko tinggi di wilayah UPT Puskesmas Hajimena yang
terjaring di tahun 2013 adalah 35 % (36 kasus), tahun 2014
adalah 92,3 % (96 kasus) dan pada tahun 2015 adalah 90,8 %
(96 kasus).
Dari data tersebut terlihat bahwa tampak fluktuatif naik turun
jumlah kasus ibu hamil yang beresiko tinggi yang terdeteksi
oleh nakes, hal ini dimungkinkan karena semakin bervariasinya
tatanan dalam masyarakat telah merubah gaya dan pola hidup
masyarakat, tidak terkecuali pada ibu hamil, sehingga pola
hidup ibu hamil yang tidak terjaga dapat beresiko bagi dirinya,
dengan demikian diperlukan upaya meningkatkan kuantitas dan
kualitas kelas ibu untuk membantu menurunkan angka Bumil
resti di tahun mendatang.

f. Deteksi Neonatal Resiko tinggi.


Cakupan neonatus risti/komplikasi adalah suatu keadaaan
neonatus di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang
ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih
di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta. Setelah
dilakukan kunjungan terhadap bayi baru lahir baik pada KN1
(bayi berusia 0-7 hari), kunjungan pada bayi usia 7-14 hari atau
KN2 dan kunjungan neonatal pada bayi usia 14-28 hari atau

Perencanaan Tingkat Puskesmas

33

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

KN3, maka selama periode tahun 2013-2015. Kasus neonatal


Resiko tinggi di tahun 2013 ditemukan sejumlah 18 kasus (3,9
%), tahun 2014 ditemukan sejumlah 21 kasus(4,5 %) , dan
tahun 2015 tidak ditemukan adanya neonatal resti. seperti
yang tampak pada grafk dibawah ini
Gambar 3.13
Penemuan kasus neonatal risiko tinggi
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

g. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita


Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita yang dilaksanakan di
UPT Puskesmas Hajimena pada anak umur 0-5 tahun yang
dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan
standar oleh Dokter, Bidan dan Perawat, paling sedikit 2 kali per
tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pelayanan DDTK meliputi pendeteksian secara dini masalah
kesehatan anak dengan menggunakan MTBS, monitoring
pertumbuhan dengan menggunakan
buku KIA/KMS dan
pemantauan perkembangan, penanganan penyakit sesuai MTBS
serta penanganan pertumbuhan, stimulasi perkembangan pada
anak balita dan prasekolah.
Gambar 3.14
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita

Perencanaan Tingkat Puskesmas

34

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

100

80

60

40
2013

2014

2015

Sumber : Kesehatan Ibu dan Anak, UPT Puskesmas Hajimena

Dari hasil pelayanan yang diberikan didapatkan cakupan bahwa


DDTK baik pada Anak Pra sekolah dan pada Balita

h. Pelayanan Keluarga Berencana


Keberhasilan upaya pelayanan KB dapat dilihat dari pencapaian
target peserta KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap
jumlah PUS serta persentase peserta KB aktif menggunakan
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Selama periode
tahun 2013-2015 pencapaian program Peserta KB aktif dari
rata-rata 69,7 % (2013) , KB Baru di tahun 2013 sebesar 11,6
%. Tahun 2014 KB Aktif 70,5 % dan KB Baru 12,1 % dan tahun
2015 Cakupan KB Aktif 71,3 % dan cakupan KB Baru 12,8 %
Beberapa indikator untuk menentukan keberhasilan pencapaian
KB pada tahun 2015 , yaitu:
Cakupan peserta KB aktif 2692 atau 71,3 % dari 3775 PUS.
Cakupan peserta KB Baru terhadap pasangan usia subur 482
atau 12,8 % dari 3775 PUS. Peserta KB Aktif menurut pola
penggunaan
Alat
Kontrasepsi
cenderung
mengalami
peningkatan
Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET). Dimana alat
kontrasepsi yang termasuk MKET adalah AKDR, Metode
Operasi dan Implan. Cakupan peserta KB aktif yang
menggunakan MKET tahun 2015 yaitu MOP/MW 63 (1,7 %),
Implan 273 (7,2 %), IUD 200 (5,3 %), sedangkan yang Non

Perencanaan Tingkat Puskesmas

35

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

MKET yaitu Pil 612 ( 16,2 %) , Suntik 2131 (56,5 %) dan


Kondom 12 (0,3 %).

(2)

Perbaikan Gizi Masyarakat

Upaya perbaikan gizi pada masyarakat diprioritaskan guna


menanggulangi masalah gizi yang timbul di wilayah kerja
Puskesmas Hajimena seperti KEP, KVA, GAKI dan AGB dengan
melaksanakan kegiatan Pemantauan Tumbuh kembang balita,
pemberian PMT Penyuluhan dan PMT Pemulihan, Pemberian
Vitamin A dan tablet besi terhadap Balita di Puskesmas Hajimena.
a. Pemantuan Tumbuh Kembang Balita
Pemantauan tumbuh kembang Balita atau Deteksi Tumbuh
Kembang Balita
(DDTK) dapat didefnisikan adalah Cakupan
anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh
kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan dan
Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu. Pemantauan DDTK merupakan
salah satu upaya dalam menanggulangi Kurang Energi Kalori
(KEK) pada Balita dalam satu tahun. Hasil Cakupan Kunjungan
Balita di Puskesmas berdasakan pada Jumlah Kunjungan Bayi
dan Anbal di Posyandu seperti yang tampak pada tabel di
bawah ini
Tabel 03.6
Cakupan pemantauan tumbuh kembang baluta
UPT PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2015
N
O

SUMBER DANA

2013

CAKUPAN
2014

2015

1.

Jumlah balita yg ada (S)

4234

2350

2639

2.

Balita dengan KMS (K)

4234

2350

2639

3.

1674

1749

1805

1298

1412

2124

5.

Balita ditimbang (D)


Balita BB naik saat
ditimbang (N)
K/S

100%

100%

100 %

6.

D/S

39,5 %

74,4 %

68,4 %

7.

D/K

39,5 %

74,4 %

68,4 %

8.

N/S

30,5 %

60,0 %

80,4 %

9.
N/D
77,5 %
Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

80,7 %

80,5 %

4.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

36

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

b. Pemberian Makanan Tambahan


Dalam pelaksanaan PMT ini dilakukan dengan 2 cara, yakni PMT
Pemulihan dan Penyuluhan. PMT Pemulihan diperuntukkan bagi
balita dalam rangka rehabilitasi kondisi/pemulihan status gizi
balita. Tahun 2013 telah dilakukan pemberian PMT Pemulihan
yang diberikan pada 1 kasus Gizi buruk (2013) , tahun 2015
ada 1 kasus gizi buruk dan tahun 2015 di UPT Puskesmas
Hajimena jumlah PMT yang didistribusikan pada 13 bayi, 40
Anbal, dan 3 bumil.
c. Cakupan Kapsul Vitamin A
Cakupan bayi 6-11 bulan yang mendapat kapsul vitamin A 1 kali
dan anak umur 12-59 bulan yang mendapat kapsul vitamin A
dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu. Sebagai upaya penanggulangan KVA ini masih
bertumpu pada pemberian kapsul Vitamin A, baik anak balita
dan
ibu
nifas,
KIE
serta
monitoring
(pencatatan/pelaporan).Distribusi kapsul vitamin A yang diintegrasikan
dengan UPGK dan KIA di Posyandu dan Puskesmas, seperti
terlihat dibawah ini.
Gambar 3.15
Cakupan pemberian kapsul vitamin a pada balita
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

Dari grafk diatas dapat dilihat bahwa cakupan Vitamin A pada


Balita sudah melampaui target, tampak bahwa tahun 2013
masih dibawah dari target yang ditentukan.Selain pada Balita

Perencanaan Tingkat Puskesmas

37

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Vitamin A juga diberikan pada Bufas yang bermanfaat untuk


meningkatkan kandungan Vitamin A dalam ASI, dengan
demikian Bayi akan lebih kebal terhadap penyakit . Pemberian
Vitamin A 200.000 SI akan menambah kandungan vitamin A
dalam ASI hingga usia bayi berusia 6 bulan. Dimana vitamin A
juga berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan bayi. Cakupan
Vitamin A pada Bufas dapat dilihat pada grafk dibawah ini
Gambar 3.16
Cakupan pemberian kapsul vitamin a pada BUfas
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena (2016)


d. Cakupan Tablet Besi (Fe)
Suplementasi zat besi ini diberikan kepada ibu hamil dengan
harapan akan mencegah dan menanggulangi kejadian anemi
gizi besi. Upaya penanggu-langan Anemia Gizi Besi difokuskan
kepada sasaran ibu hamil dengan suplementasi tablet besi folat
(Tablet Fe) terutama pada Ibu Hamil. Cakupan bumil yang
mendapat tablet besi dapat dilihat pada grafk dibawah ini :
Gambar 3.17
Cakupan pemberian tablet besi (fe1 dan fe3)
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

38

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2013

2014

2015

Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

Dalam periode tahun 2013-2015 cakupan Fe 1 dan Fe3 telah


melebihi dari target yang telah ditentukan .
e. Cakupan Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang,
berat badannya yang berada pada garis merah atau dibawah
garis merah pada KMS. Balita yang menderita BGM adalah
merupakan fase rawan menuju ke status Gizi Buruk.
Gambar 3.18
Cakupan pemberian tablet besi (fe1 dan fe3)
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

Persentase balita BGM cenderung berfluktuatif turun naik.


Dengan cakupan persentase yang kecil menggambarkan
keadaan balita cukup baik dibandingkan dengan cakupan balita
BGM persentase yang besar.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

39

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

(3)

Program Pelayanan Imunisasi

a. Imunisasi Rutin pada Bayi


Upaya pelayanan imunisasi yang diberikan pada bayi di seluruh
wilayah UPT Puskesmas Hajimena tidak hanya diberikan pada
bayi, juga kepada wanita Usia Subur (WUS) termasuk bumil dan
Anak Sekolah. Imunisasi yang diberikan untuk kelompok
sasaran tersebut meliputi pemberian imunisasi BCG, DPT/HB,
Polio dan Campak untuk kelompok bayi, imunisasi tetanus toxid
(TT) untuk WUS termasuk ibu hamil, imunisasi DT, TT dan
campak untuk anak usia sekolah. Hasil cakupan imunisasi pada
bayi selama periode tahun 2013-2015 dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Hasil capaian program imunisasi pada bayi, fluktuatif turun dan
naik. Penyebabnya dikarenakan tidak semua bayi datang ke
posyandu atau nakes di wilayah Puskesmas Hajimena untuk
diimunisasi juga dimungkinkan pencatatan dan pelaporan oleh
tenaga kesehatan yang melaksanakan pemberian imunisasi
baik di Puskesmas maupun Bidan swasta belum maksimal,
meski demikian hal tersebut tidak mempengaruhi hasil akhir
capaian program.
Tabel 03.7
Cakupan pelayanan imunisasi pada bayi
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015
NO
1
2
3
4
5

JENIS VAKSIN
Hb < 7 hari
BCG
DPTHB3
Polio4
Campak

TAHUN PEMBERIAN IMUNISASI


2013
2014
2015
94,8 %
93,8 %
96,0 %
97 %
95,5 %
97,5 %
95,5 %
97,8 %
98,8 %
96,6 %
97,6 %
98,8 %
95,6 %
97,2 %
100 %

Sumber : Imunisasi, UPT Puskesmas Hajimena

b. BIAS Campak, DT dan TT


Cakupan imunisasi pada anak sekolahberupa kegiatan BIAS
tahun 2013-2015 pada anak sekolah kelas I yaitu Imunisasi
Campak , DT dan TT , dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 03.8

Perencanaan Tingkat Puskesmas

40

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Cakupan pelayanan imunisasi pada bayi


PUSHAJIMNA TAHUN 2013-2015
KEL
AS

JENIS
IMUNIS
ASI
Campak

I
DT
II

TT

III

TT

TAHUN PEMBERIAN IMUNISASI BIAS


2013
2014
2015
ABS
%
ABS
%
ABS
%
98,3
97,8
737
370
98,1 %
400
%
%
97,9
96,5
734
368
97,6 %
386
%
%
96,1
96,4
663
390
97,7 %
322
%
%
97,8
95,4
712
356
97,8 %
391
%
%

Sumber : Imunisasi, UPT Puskesmas Hajimena

Pada tabel diatas menggambarkan bahwa cakupan pencapaian


imunisasi pada anak SD seperti Campak, DT maupun TT sudah
mencapai > 90 % dan tidak menemui adanya kendala dalam
pelaksanaannya dan tidak ditemui adanya KIPI.
c. TT Ibu Hamil
Imunisasi tidak hanya diberikan pada Bayi saja, tetapi juga
diberikan kepada Ibu Hamil dengan tujuan untuk tercapainya
MNTE (Maternal Neonatus Tetanus Elimination). Adapun hasil
capaian Program Imunisasi yang diberikan pada Ibu Hamil
dalam kurun waktu 2013-2015 seperti tampak pada grafk
dibawah ini :
Gambar 3.19
Cakupan pemeriksaan kesehatan murid sd
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

41

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

2013

2014

2015

Sumber : Imunisasi, UPT Puskesmas Hajimena

Dalam periode tahun 2013-2015 tampak bahwa cakupan


imunisasi pada Ibu hamil pada 3 tahun fluktuatif naik turun ,
hal ini dikarenakan tidak seluruh Bumil memeriksakan dan
mendapatkan suntikkan TT pada Nakes. Ditahun 2014 capaian
TT Bumil meningkat seiring dengan telah diperbaikinya
pencatatan dan pelaporan baik oleh Bidan desa, Pustu,
Poskesdes. Juga dilakukan sweeping dan skrining Bumil yang
belum mendapatkan Imunisasi TT dan diberikan penyuluhan
tentang pentingnya pemberian imunisasi TT, dan di tahun 2015
kembali menurun: 95,6 %.

(4)

Program Pemberatasan Penyakit

Program Pemberantasan Penyakit di UPT Puskesmas Hajimena


dilaksanakan untuk mendapatkan data akurat mengenai penyakit
yang diderita oleh masyarakat. Keberhasilan program ini dilakukan
upaya berupa pengamatan penyakit. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan, ditemukan beberapa penyakit menular
untuk kemudian dicari pemecahan permasalahannya untuk
menurunkan jumlah angka kesakitannya .
a. Program P2 Malaria
Periode tahun 2013-2015 angka kesakitan malaria sebagian
masih dideteksi secara klinis, dikarenakan pemanfaatan
laboratorium yang belum optimal.
Dimana kualitas
pemeriksaan secara klinis dinilai sangat rendah karena tidak
didukung
dengan
pemeriksaan
laboratorium,
Kegiatan
Pemberantasan penyakit malaria pada tahun 2015 dilakukan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

42

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

dengan Pengobatan Malaria (PCD), dan pemeriksaannya telah


dikonfrmasi dengan laboratorium.
Wilayah kerja Puskesmas Hajimena bukan daerah endemis
malaria, sehingga dalam kurun waktu 3 tahun 2013-2015
capaian temuan P2 malaria sedikit, dimana ditahun 2013
ditemukan 82 kasus malaria secara klinis dan 1 kasus (+)
malaria dengan konfrmasi labortorium. Tahun 2014 ditemukan
2 kasus malaria klinis dan ditahun 2015 tidak ditemukan kasus
malaria baik secara kliis maupun degan konfrmasi
laboratorium. Pada periode tahun 2013 2015 petugas
laboratorium alih tugas ke Puskesmas Rawat Inap Tanjungsari
Kecamatan Natar. Sehingga dalam pelaksanaannya terutama
pada pemeriksaan lab malaria dilakukan rutin pda ibu hamil
oleh Bidan di Puskesmas Hajimena.
b. Program P2 DBD
Temuan IR DBD di Puskesmas Hajimena Kecamatan Natar
tahun 2013-2015 fluktuatif turun naik, yaitu 0,88 /oo atau 19
kasus (2013), 0.23/oo atau 5 kasus (2014), 0.95/oo atau 21
kasus (2015) dan tidak ditemukan CFR atau kematian akibat
DBD.
Gambar 3.20
kasus demam berdarah dengue (dbd)
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : P2 DBD, UPT Puskesmas Hajimena

Perencanaan Tingkat Puskesmas

43

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Temuan kasus DBD seperti yang terlihat pada grafk diatas


menunjukkan fluktuatif turun naik dari tahun 2013-2015,
dengan gambaran yang demikian menjelaskan bahwa
keberhasilan program P2M khususnya untuk menurunkan angka
kesakitan DBD dianggap baik. Menurut tempat kejadian, kasus
DBD tertinggi tahun 2015 ditemukan di desa Hajimena (12
kasus) dan terendah di desa Pemanggilan (7 kasus). Menurut
kelompok umur, kasus DBD tertinggi di tahun 2015 pada
kelompok umur 1-4 tahun (5 kasus), kelompok umur 5-9 tahun
(6 kasus), kelompok umur 10-14 tahun (5 kasus) , kelompok
umur 15-19 tahun (2 kasus), dan kelompok umur 20-44 tahun
( 3 kasus). Sedangkan menurut waktu, kasus DBD tertinggi
tahun 2015 ditemukan pada bulan februari (4 kasus) dan
terendah pada bulan juni ( 1 kasus).
Dengan temuan kasus DBD tersebut tahun dalam periode tahun
2013 hingga 2015. ditindaklajuti oleh Surveilans Puskesmas dan
program terkait
( Kesling, Promkes, PHBS, PHN )
melakukan PE dan penyemprotan di daerah yang ditemukan
DBD. Sebagai Untuk pencegahan terjadi peningkatan jumlah
pendeita DBD di wilayah Puskesmas Hajimena selain dilakukan
PE, Fooging Foccus, Penyuluhan PHBS )
c. Program P2 Diare
Tata laksana Penanganan terhadap kasus diare dilakukan
dengan memberikan oralit dan infus. Tahun 2013 ditemukan
kesakitan diare sebesar 609 kasus (IR 28,2 /oo), tahun 2014
angka kesakitan diare 630 kasus (IR 28,7/oo), tahun 2015
ditemukan 753 kasus (IR 33,9 /oo). Temuan kasus Diare tidak
hanya ditemukan dari kunjungan di dalam gedung saja, juga
ditemukan oleh petugas bidan desa dan kader kesehatan.
Seluruh temuan kasus diare di Puskesmas Hajimena baik dalam
gedung maupun luar gedung baik yang ditemukan oleh petugas
kesehatan maupun oleh kader kesehatan selalu diberikan Oralit
sejumlah penderita yang ditemukan ( @ 3-5 sachet/os) Cakupan
temuan diare dapat dilihat pada grafk dibawah ini
Gambar 3.21
kasus diare pada kelompok calita
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

44

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

815
715
615
515
415
315
215
115
15

2013

2014

2015

Sumber : P2 Diare, UPT Puskesmas Hajimena

Tampak temuan kasus diare meningkat


seiring dengan
pemahaman masyarakat akan gaya hidup, pola hidup yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat termasuk temuan
kasus diare. Jika dilihat dari tempat kejadian pada tahun 2015
temuan kasus diare tertinggi ditemukan di desa Hajimena 374
kasus dan terendah di desa Pemanggilan 175 kasus. Menurut
kelompok umur, kasus diare ditemukan pada kelompok umur >
5 tahun: 305 kasus (2015), terendah ditemukan pada kelompok
umur <1 th : 109 kasus (2015).
d. Program P2 TB Paru
Sebagai salah satu penyakit menular yang didapat secara
langsung oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis Pencapaian
program P2 TB dalam periode tahun 2013-2015 angka CDR
(Case Detection Rate) sebesar 54,3 %
(21 penderita) jumlah
yang ditemukan tersebut masih rendah jika dibandingkan
dengan Target sebesar 70 % , dengan angka kesembuhan 57,9
%. lebih rendah dari target sebesar 85 %. Pencapaian yang
masih rendah tersebut dikarenakan masih ada beberapa
penderita yang dalam tahap pengobatan, sehingga belum dapat
dinilai secara keseluruhan. Selain angka CDR dan Cure Rate,
indikator yang penting dalam program P2 TB yaitu angka
konversi (Convertion Rate) sebesar 68,4 % yang juga masih
rendah dari target 80 %.
Gambar 3.22
Penemuan dan pengobatan kasus tb paru

Perencanaan Tingkat Puskesmas

45

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : P2 TB Paru, UPT Puskesmas Hajimena

Dari temuan kasus TB paru BTA (+) masih sangat rendah, hal ini
dikarenakan pelayanan kesehatan terhadap penderita TB paru
bersifat Pasif, hanya berdasarkan pada pasien yang datang ke
Puskesmas dengan keluhan Batuk > 2 mg. Untuk itu diharapkan
di tahun mendatang ada peningkatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang optimal dengan membentuk kader
TB disetiap desa
guna membantu penemuan kasus ini,
sehingga diharapkan jumlah temuan kasus TB Paru akan
meningkat. Untuk meningkatkan temuan kasus TB khususnya
TB BTA (+) maka selain dilakukan survey kontak TB disekitar
penderita TB BT (+), juga berkerjasama dengan kader
kesehatan di desa, demikian juga dengan Bidan swasta yang
berada di wilayah kera Puskesmas Hajimena.
e. Program P2 ISPA Pneumonia dan Non Pneumonia
Program pemberantasan penyakit ISPA adalah menurunkan
angka kesakitan dan kematian khususnya pada balita.
Pelaksanaan P2 ISPA ini mencakup temuan dan pengobatan
(care seeking) karena penyakit masih merupaka keluhan
uatama di masyarakat. Dengan temuan secara dinidan dengan
penatalaksanaan yang sesuai akan menurunkan kasus kematian
akibat penyakit ISPA dengan menggunakan tekhnik yang telah
ditentukan yaitu MTBS. Temuan kasus baik Pneumonia maupun

Perencanaan Tingkat Puskesmas

46

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Non Pneumonia selain ditemukan oleh petugas kesehatan di


dalam gedung juga ditemukan di Pustu dan Poskesdes oleh
tenaga kesehatan.
Gambar 3.23
Cakupan penemuan kasus ispa pneumonia
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

13
2013

7
2014

11
2015

Sumber : P2 ISPA, UPT Puskesmas Hajimena

Pengobatan ISPA dibedakan menjadi 2 yaitu ISPA Pneumonia


dan ISPA Non Pneumonia. Pada ISPA Pneumonia di tahun 2013
(17 kasus) , 13 kasus (2014), Sedangkan untuk kasus ISPA
Pneumonia tahun 2015 (11 ks ). Untuk temuan Non Pneumonia
tahun 2013 : 6.788 kasus, tahun 2014 : 7.575 kasus dan tahun
2015 : 4.260 kasus. Dari jumlah ISPA Non Pneumonia yang
tinggi di tahun 2015 hanya ditemukan 11 kasus Pneumonia. Hal
ini disebabkan karena penatalaksanaan MTBS baik di
Puskesmas Induk maupun Pustu atau Poskesdes.
Untuk
meningkatkan temuan kasus Pneumonia akan dilakukan
refresing pada pelaksana MTBS di Puskesmas Hajimena, dengan
demikian diharapkan akan meningkat temuan kasus Pneumonia
di tahun mendatang.
Dari grafk diatas temuan kasus pneumonia flukuatif turun naik,
belum optimal jika dibandingkan dengan temuan kasus ISPA
Non pneumonia yang cukup tinggi. Selama periode tahun 20072010 temuan kasus ISPA Non Pneumonia fluktuatif naik dan
turun. Seperti yang tampak pada grafk dibawah ini :

Perencanaan Tingkat Puskesmas

47

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Gambar 3.24
Cakupan penemuan kasus ispa non pneumonia
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

6788

2013

7575

2014

4263

2015

Sumber : P2 ISPA, UPT Puskesmas Hajimena

Tingkat keberhasilan pengobatan kasus ISPA baik Pneumonia


maupun Non Pneumonia belum dapat diidentifkasi karena
instrument yang tersedia belum termanfaatkan secara optimal
sebagai standar penilaian keberhasilan pengobatan kasus ISPA
dan karena belum didukung dengan kualitas SDM tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas Hajimena belum seluruhnya
terlatih MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sehat) yang akan
sangat membantu dalam menemukan kasus Ispa Non
Pneumonia dan Pneumonia.
f. Program P2 Kusta
Kasus P2 Kusta adalah salah satu penyakit menular dan selama
tahun 2013-2015 di wilayah Puskesmas Hajimena tidak
ditemukan.
g. Program P2 AFP
Salah satu upaya untuk memberantas penyakit Polio telah
dilaksanakan program Eradikasi Polio (ERAPO) yaitu pemberian
imunisasi Polio secara rutin, pemberian imunisasi secara masal
melalui program, PIN (Pekan Imunisasi Nasional) serta

Perencanaan Tingkat Puskesmas

48

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis). Surveilans AFP ini


bertujuan untuk memantau adanya penyebaran virus polio liar
disuatu wiklayah, sehingga upaya pemberanmtasannya akan
lebih fkus. Sasaran yang ingin dicapai adalah kelompok yeng
diangap rentan terhadap serangan Poliomyelitis yaiotu anak
yang berusia < 15 tahun. Sebagian besar kasus Poliomyelitis ini
bersifat non-paralitik atau tidak disertai manifestasi klinis yang
jelas. Sebagian kecil kasus ini menimbulkan kelumpuhan
(Poliomyelitis Paralitik).
Selama periode tahun 2013-2015 tidak ditemukan kasus AFP.
Dengan ditemukan kasus ini menandakan bahwa Puskesmas
hajimena telah melakukan upaya yang diperlukan untuk
mendapatkan indicator Non Polio AFP Rate pada anak yang
berusia < 15 tahun yang dilaporkan baik oleh Puskesmas
Pembantu, Poskesdes maupun oleh Bidan desa.

(5)

Promosi Kesehatan
a. Pola Pemberian ASI ekslusive
Kekebalan tubuh pada bayi dari penyakit, maka bayi sangat
membutuhkan asupan gizi dan pemenuhan zat-zat pembentuk
kekebalan antara lain yang hanya didapatkan dari ASI.
Pemberian ASI secara Ekslusive diberikan pada bayi berusia 0-6
bulan . Dimana pemberian ASI Ekslusive akan sangat
membantu bagi bayi untuk meningkatkan sistem kekebalan
tubuhnya dari berbagai penyakit. Pemberian Air Susu pada bayi
ini mempunyai arti yang sangat penting terutama untuk
pemenuhan zat gizi dan zat lain pembentuk kekebalan tubuh
terhadap penyakit. Selama periode tahun 2013-2015 diketahui
bahwa cakupan bayi yang mendapatkan ASI Ekslusive yaitu :
tahun 2013 : 85,6 %, tahun 2014 : 91,3 % dan tahun 2015 :
79,5 % . seperti yang tampak pada grafk dibawah ini.
Dari data tersebut menunjukkan angka fluktuatif naik dan
turun, dengan berbagai alasan ibu bayi tidak dapat secara
optimal memberikan ASI Ekslusif, sehingga menjadi tugas dari
tenaga kesehatan di Puskesmas Hajimena untuk memberikan
pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusive pada
bayi.
Gambar 3.25

Perencanaan Tingkat Puskesmas

49

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Perilaku pemberian asi secara ekslusive


PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Gizi, UPT Puskesmas Hajimena

b. Pola Pencarian Pengobatan


Health Seeking Behavior adalah kemauan masyarakat dalam
mencari tempat pengobatan untuk kesembuhan sakitnya. Di
wilayah kerja UPT Puskesmas Hajimena cakupan kunjungan
pasien untuk mendapatkan pengobatan seperti yang tampak
dibawah ini.
Gambar 3.26
Perilaku pencarian pengobatan ketika sakit
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

8345
Umum

6259
2015
BPJS

1965
Hi

16569

Total Kunjungan

Sumber : Promkes, UPT Puskesmas Hajimena

Perencanaan Tingkat Puskesmas

50

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Jika dilihat dari grafk diatas menunjukkan bahwa kunjungan


tertinggi pada pasien umum 12,6 % lebih tinggi dibandingkan
dengan kunjungan BPJS, dikarenakan belum seluruh masyarakat
yang tidak memiliki kartu sehat terdaftar kepesertaannya BPJS
c. Pola Pencarian pertolongan Persalinan
Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga
Kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Pertolongan persalinan di puskesmas Hajimena dalam
periode tahun 2013-2015 oleh Tenaga kesehatan menunjukan
angka cakupan yang sudah baik. Jika dilihat dari SPM yang
ditetapkan bahwa pertolongan persalinan oleh dukun tidak
boleh > 10 %. Oleh karena itu Puskesmas Hajimena di tahun
2010 dengan melaksanakan kelas ibu untuk memotivasi ibu
hamil guna memeriksakan dan mencari pertolongan persalinan
ke Nakes dan juga melaksanakan kerjasama dengan dukun
dengan memulai program Kemitraan Bidan dan Dukun.
Keberhasilan Program ini sangat tergantung dari kerjasama
antara Bidan dan Dukun setempat saat ada persalinan,
sehingga diharapkan angka kematian pada bayi baru lahir akan
berkurang. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilakukan
dalam kegiatan kelas ibu di seyiap posyandu. Kegiatan yang
dilakukan berupa Pemeriksaan kehamilan, cek laboratorium
seperti HB , Penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan P4K.
d. Pemberdayaan Masyarakat
Program perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat
bertujuan
untuk
memberdayakan
individu,
keluarga,
masyarakat dalam bidang kesehatan agar dapat dan mampu
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan
sendiri dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat ,
mandiri serta produktif. Perilaku Hidup sehat didefnisikan
sebagai suatu perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta turut berperan
aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Perilaku menuju
kemandirian keluarga dapat berupa keluarga sadar gizi,
pemantauan pertumbuhan balita dan kebiasaan mengukur
berat badan , mengkonsumsi garam beryodium, pemberian ASI

Perencanaan Tingkat Puskesmas

51

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Ekslusive dan pemberian MP ASI pada balita yang merupakan


perilaku sehat yang mempengaruhi keadaan gizi.
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diperlukan
adanya kerjasama antara masyarakat dengan Tenaga
Kesehatan. Salah satu program yang hingga saat ini tetap dan
akan selalu digiatkan adalah Promosi Kesehatan, dimana
Kondisi Perilaku Masyarakat yang kurang baik perlu untuk
dirubah dan diperbaiki, sehingga tercapai masyarakat yang
sehat dan mandiri. Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Masyarakat Hajimena tahun 2015 adalah sebagai berikut: Bumil
yang datang ke Nakes untuk memeriksakan kehamilannya : 100
%, Bumil yang mendapat tablet Fe : 98,1 %, Penyuluhan dalam
Rumah Tangga (PHBS) : 94,3 %, Penyuluhan pada TempatTempat Umum : 22 % (11 TTU), Jumlah Posyandu Purnama :
100 %, Penyuluhan Napza : 4,2 %, Ibu yang memberikan ASI
Ekslusive : 79,5 %, Balita ke Posyandu untuk ditimbang : 68,4
% , JAGA sehat: 73,3 %, SAB : 100 %, SPAL: 91,7 %, Rumah
Sehat: 73.3 %.
Untuk kegiatan Promosi Kesehatan sangat berkaitan dengan
seluruh program kesehatan yang dijalankan di Puskesmas
Hajimena dengan melibatkan seluruh sumber daya yang ada
guna menunjang hasil yang dharapkan, baik Tenaga Medis
maupun Non Medis. Seluruh kegiatan secara rutin dilakukan
promosi kesehatan baik di Posyandu (16 posyandu Balita dan 6
Posyandu Lansia). Materi yang disampaikan mengenai
Imunisasi, KB, Kesehatan lingkungan, Gizi, kesehatan Jiwa ,
Penyakit menular, Promosi kesehatan dilakukan selain di
pelayanan kesehatan juga dilakukan di Institusi Pendidikan
(PAUD, TK, SD, SMP, SMA) tentang UKS dan UKGS dan PHBS.
Sarana upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat
yang merupakan upaya kesehatan dengan melibatkan peran
serta dari masyarakat, seperti Posyandu sebagai salah satu
bentuk nyata peran serta dari masyarakat, dimana dalam
pelaksanaannya semestinya melibatkan tim penggerak PKK
Kecamatan serta pelayanan kesehatan MKIA Ibu dan Anak (KIA)
melalui Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poskesdes.
Posyandu ini adalah suatu lembaga masyarakat yang
semestinya dapat berkembang dengan baik dan cepat dengan
dukungan dari berbagai pihak yang terkait tersebut. Yang
dimaksud dengan Posyandu Purnama adalah posyandu yang
melaksanakan hari buka lebih dari 8 kali pertahunnya. Jumlah

Perencanaan Tingkat Puskesmas

52

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

kader yang bertugas sama dengan atau lebih dari 5 orang, dan
cakupan program utama seperti Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), Gizi, Imunisasi > 50 % dan sudah ada
satu atau lebih program tambahan serta adanya cakupan dana
sehat < 50 %.
e. Penyuluhan Napza
Sebagian dari masyarakat memiliki kebiasan yang kurang baik
antara lain adalah perilaku merokok atau menggunakan Napza.
Di wilayah kerja UPT Puskesmas Hajimena belum ada data
khusus mengenai perilaku merokok masyarakat dan perilaku
penggunaan Napza oleh masyarakat, sehingga tidak dapat
diketahui data masyarakat Hajimena yang memiliki perilaku
tersebut. Kegiatan Penyuluhan di UPT Puskesmas Hajimena
tetap dilakukan melalui Prgram Promosi Kesehatan/Promkes ke
sekolah sekolah, tertama ke SMP dan SMA. Di wilayah kerja UPT
Pukesmas Hajimena penyuluhan NAPZA tahun 2013-2015
dilakukan di 3 SMA dan 2 SMP.
f. Desa Siaga
Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri. Desa Siaga Aktif adalah desa yang
mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya
yang buka setiap hari dan berfungsi
sebagai pemberi
pelayanan kesehatan Dasar, penanggulangan bencana dan
kegawat daruratan, surveilans berbasis masyarakat yang
meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit berbasis
lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya mamopu
untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Cakupan desa siaga di Puskesmas Hajimena tahun 2015 adalah
dengan jumlah Poskesdes yang dimiliki yaitu sejumlah 1 Pos
Kesehatan Desa (Poskesdes) maka jumlah desa Siaga yang
adalah 2 desa.

(6)

Program kesehatan Lingkungan

Penyehatan lingkungan sebagai upaya untuk menngelola


perumahan agar memenuhi syarat kesehatan sehingga dapat
terwujud mutu rumah sehat dan layak huni. Penyelenggaraan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

53

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

upaya penyehatan lingkungan pemukiman ini dilakukan untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup serasi dengan
lingkungan
dan
dapat
mewujudkan
kualitas
lingkungan
pemukiman yang bebas resiko yang dapat membahayakan
kesehatan pada komponen lingkungan seperti jamban keluarga,
saluran pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah.
Tabel 03.9
Cakupan penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar
PUSKESMAS HAJIMNA TAHUN 2013-2015
INDIKATOR LINGKUNGAN
TAHUN PEMERIKSAAN
PEMUKIMAN
2013
2014
2015
Jamban
Jumlah
8492
5343
5580
Diperiksa
7510
2205
3340
% Sehat
81 %
73 %
73,3
Perumahan
Jumlah
8492
4857
5580
Diperiksa
2842
2205
3340
% Sehat
73 %
71 %
73,3
SPAL
Jumlah
8492
5343
5580
Diperiksa
6645
2205
3340
% Sehat
72 %
75 %
91,7
Sumber : Penyehatan Lingkungan, UPT Puskesmas Hajimena

Dari tabel di atas, tampak bahwa kegiatan program gambaran


penyehatan lingkungan pemukiman
dengan indikator yang
diperiksa sebagai berikut :
Rata-rata cakupan jamban sehat Fluktuatif menurun dan
meningkat tahun 2013: 81%, tahun 2014 : 73 % dan tahun
2015 : 73,3 di tahun 2015 cakupan jamban sehat tertinggi di
desa Pemanggilan 76,4 % dan terendah di desa Sidosari 67.5
%.
Rata-rata cakupan perumahan sehat tahun 2013 : 73%, tahun
2014 : 71%, tahun 2015 : 73,3%. Untuk tahun 2015 cakupan
Perumahan sehat tertinggi di desa Pemanggilan 81.1% dan
terendah di desa Sidosari 72,6 %.
Rata-rata cakupan SPAL Sehat tahun 2013 ; 72 %, tahun
2014 : 75 %, tahun 2015 : 91,7 %. Tahun 2015 cakupan SPAL
meningkat. Dan menurut desa tertinggi cakupan SPAL di desa
Hajimena 83,5 % dan terendah di desa Sidosari 80,0 %.
a. Penyehatan Kualitas Air

Perencanaan Tingkat Puskesmas

54

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

Penyehatan air dimaksudkan untuk mengamankan kualitas air


sebagai salah satu kebutuhan manusia, Dimana air bersih yang
ideal adalah yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa,
jernih dan tidak mengandung bahan kimiawi. Jika ditemukan
mengandung zat kimia akan mempengaruhi fungsi kesehatan
tubuh manusia sebagai penggunanya. Air bersih yang
didapatkan dari tanah dangkal lebih banyak mengandung
bakteri, sehingga untuk mendapatkan kualitas air yang baik
maka diperlukan suatu upaya untuk pengamanan terhadap
kualitas air, maka perlu dilakukan suatu tindakan pengamatan
dan pemeriksaan terhadap air yang digunakan. Dari hasil
pengamatan dan pemeriksaan terhadap kualitas air maka
didapatkan pada tahun 2015 yaitu cakupan air bersih 6.066 (94
%). Cakupan Sarana Air Bersih tertinggi di desa Hajimena :
3.128 (98 %).
b. Penyehatan TTU
Penyehatan TTU & TPM tahun 2015 masyarakat dapat
terlindungi dari persebaran penyakit, keracunan makanan,
kecelakaan dan pencemaran lingkungan. Kualitas TTU dan TPM
yang diperiksa disini adalah Kantor, Hotel, Toko, Pasar, Salon
Kecantikan, sarana ibadah dan lain-lain. Hasil pemantauan
terhadap program penyehatan TTU di UPT Puskesmas Hajimena
tahun 2015 dari Rumah Makan (24), IRT (6/ 66,7 %), DAMIU (9),
Salon (8/ 33,3 %), Hotel (1), Tempat wisata (1), Kolam renang
(1).

(7)

Program Kesehatan Pengembangan

a. UKS dan UKGS


Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dari UPT Puskesmas Hajimena atau tenaga terlatih (guru
UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan, berupa
pemeriksaan siswa SD, cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat
yang. Hasil penjaringan dari pemeriksaan kesehatan yang telah
dilakukan maka cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak
sekolah seperti yang tertera pada grafk dibawah ini. Jumlah
siswa SD yang diberi pelayanan dan diperiksa kesehatannya
adalah seluruh siswa SD, termasuk kesehatan gigi siswa. Dari
target yang diharapkan belum tercapai 100 % seluruh siswa,

Perencanaan Tingkat Puskesmas

55

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

sehingga masih diperlukan peningkatan penjaringan kesehatan


pada siswa SD. Cakupan kunjungan UKS/ UKGS tahun 2013
dilaksanakan pada kelas I SD: 918 siswa , tahun 2014: 785
siswa dan tahun 2015: 780 siswa SD kelas I. Tampak adanya
penurunan jumlah siswa kelas yang diperiksa, karena pada
tahun 2013 jumlah desa di wilayah Puskesmas Hajimena masih
6 desa, sementara tahun 2014 dan 2015 jumlah desa di wilayah
Puskesmas Hajimena menjadi 3 desa.
Dari kegiatan UKS/UKGS pada anak kelas I di tahun 2015
ditemukan kasus caries (90 %), persistensi (9,5) , sehat 0,5.
Selain pemeriksaan Kesehatan umum dan gigi, diberikan juga
tablet Fe bagi remaja putri kelas 5 dan 6 . Tahun 2013 tablet Fe
diberikan sejumlah :366 siswi, tahun 2014: 371 siswi dan tahun
2015: 362 siswi. Pemberian tablet Fe dimaksudkan untuk
pencegahan anemi pada remaja sehingga saat menjadi dewasa
remaja putri tidak mengalami kekurangan sel darah merah dan
tidak mengalami anemi saat menjadi bumil.
Gambar 3.27
Cakupan pemeriksaan kesehatan murid sd
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

2013

2014

2015

Sumber : Kesgilut, UPT Puskesmas Hajimena

b. Pengobatan Tradisional, Kosalkel dan Toga


Sebagai Program inovatif di UPT Puskesmas Hajimena, maka
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendapatkan cakupan
program belum terealisasi secara optimal, dimana tatalaksana
kegiatan Batra, Kosalkes dan TOGA masih memerlukan binaan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

56

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

dari Kabupaten dalam menjalankan kegiatan


kegiatan yang dijalanan masih pendataan
terhadap Batra, Kosalkes danBatra yang ada.
dan binaan pada jumlah Batra, Kosalkes, dan
2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

ini, dikarenakan
dan pembinaan
Hasil pendataan
Toga pada tahun

Tabel 03.10
Cakupan pelayanan batra, kosalkes dan toga

NO

PUSKESMAS HAJIMNA TAHUN 2013-2015


TAHUN 2015
TDK
CAKUPAN
SASARA TERDAFT
TERDAFT
N
AR
AR

DIBINA

Batra

166

17

149

17

2
3

Kosalkes
Toga

152
131

68
0

84
131

0
13

Sumber : Batra & Kosalkes, UPT Puskesmas Hajimena

c. Pelayanan Pra Usila dan Usia Lanjut


Pra Usia Lanjut adalah usia 45-59 tahun sedangkan Usia Lanjut
adalah jika seseorang telah berusia lebih atau sama dengan 60
tahun. Persentase pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia di
wilayah Puskesmas Hajimena melalui pelayanan yang dberikan
di posyandu lansia juga pelayanan kesehatan pada lanjut usia
yang diberikan di dalam gedung Puskesmas.
Gambar 3.28
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

Perencanaan Tingkat Puskesmas

57

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

70

70

70

19.1

16.7

14.5

2013

2014
Target

2015

Pra Usila & Usila

Sumber : Kesehatan Lansia, UPT Puskesmas Hajimena

d. Makanan dan Minuman


Upaya yang dilakukan sebagai salah satu program puskesmas
adalah program Makmin, Industri Rumah Tangga (IRT), Damiu.
Untuk program Makmin tahun 2015 dari 24 tempat makanan
dan minuman yang ada yang telah diperiksa ada 10 TPM dan
dinyatakan memenuhi syarat ada 8. Sedangkan untuk IRT dari
6 IRT yang diperiksa 5 IRT dan dinyatakan memenuhi syarat ada
4. Sedangkan Damiu dari 9 Damiu yang diperiksa 6 Damiu dan
dinyatakan memenuhi syarat 4 Damiu.

(8)

Program Upaya Kesehatan Perorangan

a. Cakupan Jaminan Kesehatan


Meningkatnya
biaya
kesehatan
menyebabkan
semakin
berkurangnya kemampuan masyarakat seiring dengan krisis
ekonomi masyarakat, terutama pada golongan ekonomi lemah.
Untuk membiayai pemeliharaan kesehatan masyarakat
khususnya peserta Jaminan Pemeliharaan kesehatan di wilayah
Puskesmas hajimena. Cakupan penduduk dengan JPK yang
mendapatkan pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas
Hajimena
Gambar 3.29
Cakupan pelayanan peserta jaminan kesehatan

Perencanaan Tingkat Puskesmas

58

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

22205
16569
9035

8087

Ku
nj
.P
BI
/N

on

PB
I

PB
I
on
PB
I/N
er
ta
an

Ke
pe
s

To
ta
lK
un
ju
ng
an

Pd
dk

20
15

2015

Sumber : LB1-SP2TP, UPT Puskesmas Hajimena

Persentase Jaminana Pemeliharaan Kesehatan yang terjaring


diwilayah Puskesmas Hajimena tahun 2015 dapat dilihat dari
grafk dibawah ini :
Gambar 3.30
Cakupan pelayanan peserta bpjs pbi dan non pbi
PUSKESMAS HAJIMENA TAHUN 2013-2015

36.42; 47%
40.69; 53%

Kepesertaan PBI & Non PBI

Kunjungan PBI & Non PBI

Sumber : LB1-SP2TP, UPT Puskesmas Hajimena

Perencanaan Tingkat Puskesmas

59

UPT Puskesmas Hajimena-Natar-Lampung


Selatan

(9)

Program Upaya Penunjang Kesehatan

a. Pelayanan Laboratorium
Kegiatan laboratorium di Puskesmas Hajimena mempunyai
peran yang penting terutama dalam upaya pencegahan
penyakit menular.Cakupan pelayanan laboratorium sederhana
di UPT Puskesmas Hajimena tahun 2015 belum aktif dijalankan
(tidak ada petugas laborat), namun tetap dilaksanakan
pemeriksaan laboratorium sederhana seperti pemeriksaan Hb
Bumil : 20 % (103 bumil), GDS :33 ks.Jumlah posyandu yang
ada di UPT Puskesmas hajimena berjumlah 16 posyandu.
Meskipun kategori Posyandu di UPT Puskesmas Hajimena telah
termasuk dalam Posyandu Purnama namun belum memiliki
dana sehat.

Perencanaan Tingkat Puskesmas

60

You might also like