Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia kedokteran arsip atau dokumen atau file sering disebut dengan
istilah rekam medis. Rekam medis ini merupakan file-file tempat. Rekam medis
ini merupakan suatu sistem pelayanan yang lebih efisien dan memungkinkan
pengguna dapat memanfaatkan pelayanan yang diberikan dengan lebih efektif.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang rekam
medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. 1
Setiap rumah sakit harus memiliki rekam medis.
Dalam
pemalsuan data yang ada di dalamnya ataupun digunakan oleh orang yang tidak
berhak, serta tidak boleh dibawa keluar dari rumah sakit kecuali permintaan
pengadilan dengan izin tertulis dari direktur rumah sakit tersebut.. 2
Pengelolaan rekam medis membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang baik. Petugas atau pegawai rekam medis pada setiap rumah sakit diharapkan
adalah orang-orang yang benar-benar mampu mengelola rekam medis baik fisik
maupun isi daripada rekam medis. Pegawai atau unit rekam medis merupakan unit
vital dalam pengelolaan, pemeliharaan, pelayanan, serta sampai proses
pemusnahan rekam medis. Pegawai rekam medis diharapkan dapat mengontrol
siklus daripada rekam medis yang merupakan milik dari setiap pasien rumah sakit
tersebut.2
Dengan demikian faktor keahlian sumber daya manusia merupakan hal yang
sangat menentukan untuk kelancaran pelayanan rekam medis. Tetapi pada
kenyataannya, rekam medis tersebut sering terlambat sampai di poliklinik. Hal ini
dapat diketahui dari keluhan pasien yang datang berobat jalan, Mereka harus
menunggu lama supaya dilayani dokter di poliklinik, karena rekam medisnya
belum sampai. Keluhan pasien akan adanya keterlambatan rekam medis
merupakan masalah dan tantangan bagi pengelola rekam medis untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan rekam medis. Keterlambatan rekam medis ini
kemungkinan disebabkan oleh petugas rekam medis yang tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan rekam medis. 3
Pengelolaan rekam medis perlu ditingkatkan lagi guna kepuasan pasien
yang dilayani. Pengelolaan rekam medis dimulai dari pengadaan rekam medis
yang baru, penyimpanan, perawatan, serta penggunaan rekam medis itu sendiri
dalam memberikan pelayanan kepada pasien.3
Selain permasalahan tersebut terdapat pula permasalahan dalam sistem
pelaporan rumah sakit yang dapat menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.
Pelaporan yang dibuat oleh rekam medis berupa pelaporan internal dan pelaporan
eksternal. Pelaporan internal ditunjukkan kepada internal RS, sedangkan
pelaporan eksternal ditunjukkan kepada Dinas Kesehatan, SPGDT, dan pusat.
Periode pelaporan dilakukan secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
Adapun pada bagian koding atau indeksing diagnosa penyakit dan tindakan
pelayanan pada pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Berdasarkan pelaksanaan praktek kerja di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr
Cipto Semarang masih banyak permaasalahan yang ditemukan pada Rekam Medis
baik di Pendaftaran rawat jalan maupun rawat inap, filling, koding maupun pada
sistem pelaporan rumah sakit, masalah masalah dalam sistem manajemen rekam
medis rumah sakit dapat di selesaikan dengan metode problem solving cycle.
Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama
dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan masalah .5
Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari langkah
langkah berkesinambunganyang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah
secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif
terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan
melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan. 5
Berdasarkan permaasalahan yang ditemukan pada Rekam Medis baik di
Pendaftaran, filling, koding maupun pada sistem pelaporan rumah sakit,
permasalahan dalam sistem informasi rekam medis rumah sakit dapat di
selesaikan dengan metode problem solving cycle. Dengan melakukan analisis
kesenjangan antara yang terjadi dengan yang seharusnya di SOP, analisis prioritas
masalah, penyebab masalah,alternatif solusi,prioritas solusi, uji kelayakan solusi.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Kegiatan magang bertujuan untuk mendeskripsikan hasil observasi dan
mengananalisa masalah yang ada dengan problem solving cycle.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis kesenjangan atau adanya permasalahan pada rekam
medis di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto
1.4 Metode
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tindakan
yang dilaksanakan untuk memperoleh data primer maupun sekunder guna
memperoleh informasi tentang Sistem Informasi Rekam medis Rumah
Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto:
1. Studi Pustaka menggunakan suatu bahan refrensi seperti buku,
makalah, peraturan perundang-undangan, dan surat keputusan, landasan
hukum dan pedoman pelaksanaan kegiatan yaitu sistem pengelolaan rekam
medis. Kegiatan ini dilakukan penulis guna memperoleh data sekunder
untuk membandingkan terhadap data primer yang diperoleh secara
langsung di Rumah Sakit.
2. Observasi melakukan pengamatan dan pencatatan secara
langsung untuk memperoleh data primer dan gambaran terhadap
pelaksanaan sistem pengelolaan rekam medis yang dilaksanakan di Rumah
Sakit.
3. Wawancara melaksanakan kegiatan tanya jawab dengan petugas
yang secara langsung menangani pengelolaan rekam medis di Rumah
Sakit. Dengan memperoleh penjelasan secara langsung dari narasumber
dan akan diperoleh informasi mengenai sumber daya manusia yang
bertugas, tugas-tugas pokok petugas, dan kendala yang dihadapi petugas
dalam pengelolaan rekam medis
Juni
I
Perijinan
Juli
II
III
VI
V I
Agustus
II III IV V I
II
III
&
Proposal
Magang
6
Pelaksanaan
Laporan
Magang dilaksanakan selama tiga puluh enam hari kerja yaitu pada
tanggal 20 Juni 2016 8 Agustus 2016 di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr.
Cipto Semarang. Jam kerja mulai pukul 07.00 sampai 14.00 WIB setiap hari
Senin hingga Sabtu. Mahasiswa melakukan berbagai kegiatan yang terbagi
dalam beberapa bagian di rekam medis khususnya pada rawat jalan dan rawat
inap.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Problem Solving
Problem solving cycle (siklus solusi masalah) adalah proses mental yang
melibatkan penemuan masalah, analisis dan pemecahan masalah. Tujuan utama
dari pemecahan masalah adalah untuk mengatasi kendala dan mencari solusi yang
terbaik dalam menyelesaikan masalah . 5
Problem solving cycle merupakan proses yang terdiri dari langkah
langkah berkesinambunganyang terdiri dari analisa situasi, perumusan masalah
secara spesifik, penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif
terbaik, menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan
melaksanakan rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan. 5
Langkah-langkah dalam problem solving cycle ini yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Analisis situasi
Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Alternatif solusi
Pelaksanaan solusi terpilih
Evaluasi solusi yang dilaksanakan
2.1.1
Analisis situasi
Identifikasi masalah
MCUA
langkah
voting
dengan
pembobotan
untuk
10 dst.
Jumlahkan skor untuk masing masing penyebab masalah atau faktor resiko
secara horizontal
Pengambilan keputusan jumlah skor total paling tinggi yang merupakan
10
Penyebab Masalah
Alternatif Solusi
Alternatif
solusi
dapat
diketahui
dengan
metode
brainstorming.
di
implementasikan
oleh
sektor
kesehatan
atau
sektor
11
c. Lakukankanlah pembuatan kriteria yang feasibel dan efektif terkait ide solusi
yang diberikan
d. Dari penyebab atau faktor resiko utma lakukan lah strategi atau aksi utama
untuk melakukan solusi tersebut
e. Jika dibuat dengan cara mind map ,letakan solusi untuk mengurangi atau
mengatasi masalah pada kotak ditengah,pada kotak disekitarnya berikan
tindakan spesifik untuk mengatasi masalah.
Dua syarat dalam mencari alternatif solusi dari penyebab atau faktor resiko
,masalah adalah:
2.1.6
nilai
(skor)
terhadap
beberapa
alternatif
solusi
yang
PARAMETER SKORING
Realistis.
Dapat dikelola (manageable).
Teknologi yang tersedia dalam melaksanakan solusi (technical
feasiblity).
12
SKORING
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan justifikasi kita, bila
alternative solusi tersebut realistis diberi nilai 5 paling tinggi dan bila sangat
kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut dijumlahkan. Alternatif
solusi yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar) adalah yang diprioritaskan,
masalah yang memperoleh nilai terbesar kedua memperoleh prioritas kedua
dan selanjutnya.8
NON SKORING
Memilih prioritas masalah dengan mempergunakan berbagai parameter,
dilakukan bila tersedia data yang lengkap. Bila tidak tersedia data, maka cara
menetapkan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah tekhnik non
skoring. 8
Teknik Non Skoring
Delphi Technique
Yaitu alternatif solusi didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyai
keahlian yang sama. Melalui diskusi tersebut akan menghasilkan solusi paling
mungkin bagi pemecahan masalah yang disepakati bersama.
Delbeq Technique
Menetapkan solusi paling mungkin melalui diskusi kelompok namun
peserta diskusi terdiri dari para peserta yang tidak sama keahliannya maka
sebelumnya dijelaskan dulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang sama
terhadap alternatif solusi terhadap masalah yang akan dibahas. Hasil diskusi ini
adalah solusi paling mungkin bagi pemecahan masalah yang disepakati bersama.
Langkah-langkah implementasi solusi:
13
Efisiensi
Produktifitas
kepada
pasien.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
14
memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar
untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien. 9
2.2.2
2.2.3
16
17
BAB III
Tinjauan Umum Lokasi
18
19
20
BAB IV
Hasil Pelaksanaan Magang
4.1 Prosedur Kegiatan
Tabel 4.1 Prosedur Kegiatan Magang
No
1.
Jenis Kegiatan
Filing
Keterangan
Melakukan pengambilan DRM dari rak filing
2.
Input SEP
menggunakan tracer
Menginput dan membuatkan SEP untuk
3.
4.
5.
Koding
Assembling
Pelaporan
21
surat kontrol
Cari kedalam komputer jika pasien tidak membawa KIB / kartu berobat
Konfirmasi jenis pembiayaan yang digunakan pasien
Ketik kedalam komputer nomor RM pasien
Konfirmasi kembali identitas pasien yang tertera di komputer dan poli
tujuan
g. Konfirmasi kembali identitas pasien dengan meminta pasien / keluarga
h.
i.
j.
k.
l.
22
23
tanggal
masuk,
pulang,
lama
menginap,
6. Pelaporan
a. Melakukan entry data kunjungan rawat jalan per jenis kelamin dan
jenis pasien
b. Melakukan entry rekapitulasi harian pasien rawat inap berdasarkan
sensus harian..
c. Merekap data surveilans terpadu per ICD/penyakit rawat jalan dan
rawat inap berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin.
d. Merekap data PTM dan PM per ICD/penyakit rawat jalan dan rawat
inap berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin.
e. Merekap data jika terjadi KLB untuk pelaporan ke Dinkes Semarang
f. Merekap data laporan kesehatan indera penglihatan dan pendengaran
per ICD/penyakit rawat jalan dan rawat inap berdasarkan golongan
umur dan jenis kelamin.
g. Merekap jumlah semua ruangan yang terpakai untuk pelaporan
wilayah.
24
bagian
assembling,
melakukan
pengecekan
kelengkapan
25
26
Analisis situasi
Identifikasi masalah
Prioritas masalah
Penyebab Masalah
Alternatif solusi
Pelaksanaan solusi terpilih
Evaluasi solusi yang dilaksanakan
Analisis Situasi
Kegiatan magang meliputi hal-hal yang berkaitan denganrekam medis yaitu
27
Identifikasi Masalah :
1. Filing : Kesalahan pengambilan DRM dengan tracer
2. Koding : Penginputan koding diagnosa penyakit dan tindakan
3. Assembling : Kurangnya Sumber daya
4. Pelaporan : Keterlambatan pelaporan
4.3.3
Prioritas Masalah
Kriteria
Bobot
Filling
Koding
Assembling
Pelaporan
Nil
NB
Nil
NB
Nil
NB
Nil
NB
Banyak org yg
0.3
1.2
0.9
0.6
0.9
di rugikan
Tdk memenuhi
0.2
0.6
0.4
0.4
0.4
harapan
29
pelanggan
Kemampuan
0.2
0.4
0.8
0.6
0.6
masalah
Efisiensi
0.2
0.4
0.6
0.6
0.6
Jumlah
mengatasi
2.6
2.7
2.2
2.5
30
4.3.4
Setelah dilakukan prioritas masalah dan jumlah skor tertinggi ialah masalah
koding yang harus diatasi , maka dilakukan analisis penyebab menggunakan
diagram mindmap sebagai berikut.
Koding
SIMRS
dimaksi
mal-kan
ada yg ma
Penginputan
kode diagnosa penyakit
dantdk
tindakan
yang
tidak (masi
lengkap
Human error
31
Bobot
Kode
penyakit
yang tidak
spesifik
Tulisan dokter
yang tidak
jelas dan tidak
SIMRS tdk
Kurangnya
dimaksimalk kemampuan dlm
an (masih ada
bhs inggris &
yg manual)
bahasa medis
Banyak org
yg di rugikan
Sumber daya
0.2
Nil
4
NB
0.8
Nil
2
NB
0.4
Nil
2
NB
0.4
Nil
3
NB
0.6
0.2
0.4
0.6
0.4
0.6
Kemampuan
0.3
0.6
0.9
0.6
0.9
32
mengatasi
masalah
Efisiensi
0.2
Jumlah
0.6
2.4
0.6
2.5
0.6
2.0
0.8
2.9
SIMRS
SDM
Prioritas Solusi
Prioritas Solusi dilakukan dengan CARL dengan skor dan kriteria
33
CARL
Pecatatan
secara
Komputerisas
i
Pengupdatea
n Program/
SIMRS
Peningkatan
pengetahuan
Petugas (b. Inggris
& medis
Penambahan
petugas yang
lebih mahir
dalam IT
Capability
(Ketersedian
Sumber Daya)
Accessibility
(Kemudahan
method/rules)
Readiness
(kesiapan)
Leaverage
(besar
pengaruh)
Jumlah
13
12
14
11
Penghambat
Sko
r
3
2
Waktu Pelaporan
Kelayakan Solusi
Tabel 4.5 Kelayakan Solusi
Sko
r
3
4
4
3
14
Faktor Pendorong
Pengupdate SIMRS
Pengkodingan secara
Komputerisasi
Dukungan Manajer Rekam
Medis
Peningkatan
pengetahua
n Petugas
(b.Inggris
& medis)
Kemudahan Askes
Jumlah Skor
yang Minim
Dana
3
11
Dengan dilakukan FFA atau uji kelayakan solusi dapat dinyatakan bahwa
solusi tersebut layak untuk dilaksanakan, maka dari skor diatas Solusi
Peningkatan pengetahuan Petugas (b.Inggris dan bahasa medis) layak untuk
dilaksanakan.
34
4.3.6
35
36
37
38
Hemodialisis :
ICD-9-CM Procedure Code 3995
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Proses rekam medis di Rumah Sakit Panti Wilasa Dr Cipto Semarang
adalah input data, assembling, koding, pengelohan data dan
pelaporan.
2. Permasalahan yang terdapat di bagian unit rekam medis Rumah Sakit
Panti Wilasa Dr Cipto Semarang adalah kurangnya sumber daya di
bagian assembling, diagnosa penyakit dan tindakan yang kurang
spesifik, kurangnya sumber daya di bagian koding rawat jalan,
keterlambatan pelaporan dan kurang telitinya petugas filling saat
pengambilan dan pengembalian tracer.
3. Berdasarkan analisis MCUA dapat ditemukan prioritas masalah pada
bagian koding yaitu diagnosa pemyakit dan tindakan tidak spesifik,
jika dibandingkan dengan masalah dari bagaian lain nya di rekam
medis rumah sakit Panti Wilasa.
4. Berdasarkan analiis diagram mindmap dan prioritas penyebab
masalah dengan MCUA ditemukan penyebab masalah dari diagnosa
penyakit dan tindakan tidak spesifik adalah
karena kemapuan
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Rekapilutasi Pelaporan
43
44
45
46
47