Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Sirsak (Annona muricata L) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal
dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Di dalam tanaman sirsak
terutama daun sirsak terdapat senyawa acetogenins yaitu senyawa polyketides
dengan struktur C-34 atau C-37 rantai karbon tidak bercabang dan terikat pada
gugus 2-propanol pada C-2 untuk membentuk suatu lakton. Acetogenins adalah
kumpulan senyawa aktif yang memiliki aktifitas sitotoksik di dalam tubuh
dengan cara menghambat transport ATP atau energi yang di gunakan oleh sel
kanker untuk berkembang biak. Senyawa sitotoksik adalah senyawa yang dapat
bersifat toksik maupun sebagai obat untuk menghambat dan menghentikan
pertumbuhan sel kanker dan sel tumor yang ada di dalam tubuh.
2.2 Zat Aktif Tumbuhan
Dalam tumbuhan daun sirsak tidak hanya ada satu kandungan zat aktif. Banyak
kandungan pada daun sirsak salah satunya adalah kandungan flavonoid.
Kadungan flavonoid pada daun sirsak dapat digolongkan banyak.
2.3 Khasiat Zat Aktif
Daun sirsak terdapat banyak kandungan zat aktif salah satunya adalah flavonoid.
Flavonoid berkhasiat sebagai antioksidan sehingga sangat baik digunakan untuk
mencegah kanker, melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C,
anti-inflamasi, mencegah keropos tulang, dan antibiotik. Jadi tidak salah bila
kandungan favonoid sangat berkhasiat untuk menjaga kekebalan tubuh.
Pemanenan menggunakan alat yang bersih dan bebas dari cemaran, alat dalam
keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat. Bahan yang rusak atau
busuk harus segera dibuang. Penempatan dalam wadah harus tepat.
3. Sortasi basah
Dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing
lainnya dari bahan simplisia. Bahan nabati yang baik memiliki kandungan campuran
bahan organik asing tidak lebih dari 2%.
4. Pencucian
Dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, bahan simplisia yang
mengandung zat yang mudah larut didalam air yang mengalir, pencucian agar
dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin. Hasil penelitian Frazier (1978)
melaporkan untuk pencucian sebanyak satu kali akan menurunkan jumlah mikroba
sebanyak 25%, pencucian yang dilakukan sebanyak tiga kali akan menurunkan
jumlah mikroba sebanyak 58%. Pencucian bahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara antara lain :
a. Perendaman bertingkat : Dilakukan pada bahan yang tidak banyak mengandung
kotoran seperti daun, bunga, buah, dll.
b. Penyemprotan : Dilakukan pada kotoran banyak melekat pada bahan seperti
rimpang, akar, umbi, dll. Proses penyemprotan dilakukan dengan menggunakan air
yang bertekanan tinggi.
c. Penyikatan(manual maupun otomatis) : Dilakukan terhadap jenis bahan yang keras
atau tidak lunak dan kotorannya melekat sangat kuat. Pencucian ini memakai alat
bantu sikat yang digunakan bentuknya bisa bermacam-macam, perlu diperhatikan
kebersihan dari sikat yang dilakukan (misalnya pada rimpang).
5. Perajangan
Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses
pengeringan, pengepakan dan penggilingan. Perajangan dapat dilakukan dengan
pisau, dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau
potongan dengan ukuran yang dikehendaki (anonim, 1985,7-8) semakin tipis bahan
yang keringkan semakin cepat penguapan air sehingga mempercepat waktu
: dengan panas
sinar matahari langsung, dengan diangin angin dan tidak dipanaskan dengan
sinar matahari langsung.
b. Pengeringan buatan
Dilakukan dengan menggunakan suatu alat atau mesin pengering yang suhu
kelembaban, tekanan, dan aliran udaranya dapat diatur.
7. Sortasi kering
Tujuan sortasi untuk memisahkan benda benda asing seperti bagian bagian
tanaman yag tidak diinginkan dan pengotoran pengotoran lain yang masih ada dan
tertinggal pada simmplisia kering.proses ini dilakukan sebeum simplisia di bungkus
untuk kemudian disimpan. Pada simplisia bentuk rimpang, sering jumlah akar yang
melekat pada rimpang terlampau besar dan harus dibuang. Demikian pula adanya
partikel partikel pasir, besi, dan benda benda tanah lain yang tertinggal harus
dibuang sebelum simplisia dibungkus (anonim,1985, 15).
8. Penyimpanan dan pengepakan
Faktor faktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan,antara lain:
cahaya, oksigen atau sirkulasi udara, reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif
tanaman dengan wadah, penyerapan air, kemunkinan terjadinya proses dihidrasi,
pengotoran dan atau pencemaran, baik yang disebkan serangga, kapang, bulu bulu
tikus atau binatang lain.
a. Persyaratan wadah
5. Identifikasi kimia adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia
dalam simplisia, karena kandungan kimia pada tumbuhan yang satu dengan yang
lain berbeda.
Analisis kuantitatif meliputi :
1. Penentuan kadar air adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar air
yang sesuai atau batas minimal dan batas maksimal yang seharusnya dimiliki
simplisia sebagai syarat simplisia yang baik dan layak digunakan.
2. Penentuan kadar abu adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar
abu yang sesuai atau batas minimal dan batas maksimal yang seharusnya dimiliki
simplisia sebagai syarat simplisia yang baik dan layak digunakan.
3. Penentuan bahan organik asing adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
jumlah bahan organik asing yang sesuai atau batas minimal dan batas maksimal
yang seharusnya dimiliki simplisia sebagai syarat simplisia yang baik dan layak
digunakan.
4. Penentuan susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada
temperature 105oC selama 30 menit atau sampai berat konstan, yang dinyatakan
sebagai nilai prosen. Dalam hal khusus atau jika bahan tidak mengandung minyak
menguap dan sisa pelarut organik menguap identik dengan kadar air, yaitu
kandunga air yang berada dalam atmosfer atau lingkunagan udara terbuka. Tujuan
menegtahui susut pengeringan adalah memberikan batasan maksimal atau rentan
tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.
2.5.2 Tujuan dilakukan Uji
Analisis kualitatif meliputi :
1. Uji organoleptis : bertujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa.
2. Uji makroskopis : bertujuan untuk mengetahui kekhususan morfologi, ukuran
dan warna simplisia.
3. Uji mikroskopis : bertujuan untuk mengetahui kekhasan anatomi.
4. Uji histokimia : bertujuan untuk mengetahui kekhususan kandungan yang
terdapat dalam jaringan tumbuhan dengan pereaksi spesifik.
5. Identifikasi kimia : bertujuan untuk mengetahui kekhususan kandungan kimia
dalam simplisia.
Analisis kuantitatif meliputi :
1. Penentuan kadar air : bertujuan untuk memberikan batasan minimal atau
rentang tentang besarnya kandungan air didalam bahan.
% Abu = Bobot krus dan bahan setelah pemanasan Bobot krus kosong x 100 %
BAB III
METODOLOGI
3.1 Determinasi
Amati morfologi tumbuhan sirsak mulai dari daun, batang, akar
Mulailah determinasi dari nomor 1 pada buku flora dan fauna hingga dilanjutkan
ke nomor selanjutnya sesuai morfologi, sesuai dengan tumbuhan sirsak hingga
mengetahui namanya.
1b 2b 3b 4b 6b 7b 9b 10b 11b 12b 13b 14a
15a 109b 119a 120b 128b 129b 135b 136b 139b 140b
142b 143b 146b 154b 155b 156b 162b 163a 164b
165b 166a
Family Annonaceae (sebangsa sirsak)
Genus Annona (1b 10b 13b 17a 27)
Spesies Annona muricata L. (1a 2a)
3.2 Pembuatan Simplisia
1. Pengumpulan bahan baku
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri daun sirsak (Annona
muricata L.) yang dikumpulkan dari satu pohon daerah Prigen. Bahan-bahan kimia
yang digunakan etanol.
2. Teknologi Pemanenan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau, blender, ayakan, neraca
analitik, alumunium foil, corong pisah, statif, labu ukur, beaker glass, gelas ukur,
pipet volume, batang pengaduk, desikator, kromatografi, spektrofotometer.
3. Sortasi Basah
Memisahkan kotoran atau bahan-bahan yang tidak digunakan dari daun sirsak
sebelum dijadikan simplisia. Tujuan pemisahan yaitu supaya simplisia menjadi layak
digunakan.
4. Pencucian
Daun sirsak yang sudah disortasi dicuci hingga bersih untuk menghindari
kotoran yang masih tertinggal di daun saat sortasi dan tidak bisa hilang atau
menempel pada daun sirsak.
5. Pengeringan
Pengeringan daun sirsak dilakukan dengan tidak menggunakan oven karena
zat aktif yang terkandung dalam daun sirsak tidak tahan panas sehingga dipanaskan
pada suhu 30-40oC. Jadi daun sirsak hanya di angin-anginkan hingga kering dan
sesuai untuk dijadikan simplisia.
6. Sortasi kering
Setelah perajangan daun sirsak kembali disortasi untuk terakhir kalinya untuk
menghilangkan kotoran yang menempel dan bagian daun yang seharusnya tidak ikut
dihaluskan.
7. Pemotongan
Sebelum dihaluskan terlebih dahulu daun dipotong untuk memudahkan proses
penghalusan daun sirsak menjadi serbuk simplisia.
8. Pemblenderan
Setelah proses pemotongan untuk mempermudah proses penghalusan maka
potongan daun sirsak diblender untuk memperoleh hasil simplisia yang sesuai.
3.2.1 Cara kerja Pembutan Simplisia
Bagan kerja pembuatan simplisia
Daun Sirsak
Ekstraksi
Standarisasi Simplisia :
Uji Histokimia :
Organoleptis
Mikroskopik
Makroskopik
Kadar air
Kadar abu total
Susut pengeringan
Histokimia
Alkaloida
Flavonoida
Saponin
Tanin
Glikosida
Antrakinon
Steroida/
triterpenoida
3. Makroskopik
Disiapkan daun sirsak
Disiapkan daun sirsak amati morfologi daun seperti bangun atau bentuk daun,
ujung daun, pangkal daun, susunan tulang daun, tepi daun, warna daun,
permukaan daun, tipe daun, tata letak pada batang.
4. Uji Histokimia
No
1
2
Golongan senyawa
Lignin
Pereaksi
Larutan floroglusin LP dan
Warna
Merah
Suberin
asam klorida P
Larutan Sudan III LP
Merah
Resin
Zat samak (Tanin)
Katekol
sulfat LP
Larutan vanilin P 10% b/v
hitam
Merah intensif
Kutin
Minyak atsiri
Minyak lemak
Getah
3
4
1,8-Dioksiantrakinon
klorida P
Kalium hidroksida etanol
bebas
Pati Aleuron
(90%) P
Larutan yodium 0,1 N
Merah
Pati berwarna
biru. Aleuron
berwarna kuning
cokelat sampai
7
8
9
Lendir Pektin
Alkoloid
Flavonoid
cokelat
Merah intensif
Endapan cokelat
Kuning
timbang
Dipanaskan botol timbang dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam
3. Susut Pengeringan
Disiapkan alat dan bahan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN
PEMBAHASAN
f.
g.
h.
i.
Warna daun
Permukaan daun
Tipe daun
Tata letak pada batang
3. Mikroskopis
a. Epidermis atas
b.
: hijau
: licin
: majemuk
: berhadapan
b. Jaringan palisade
d. Parenkim bernoktah
d. Serabut
e. Rambut penutup
f. Berkas pengangkut
Berkas pengangkut tidak ditemukan karena belum melakukan uji
mikroskopik untuk fragmen berkas pengangkut. Pada literatur sebelumnya
hanya menyebutkan beberapa fragmen dan tidak menyebutkan adanya
fragmen berkas pengangkut.
g. Sel batu
Sel batu tidak ditemukan karena belum melakukan uji mikroskopik untuk
fragmen sel batu. Pada literatur sebelumnya hanya menyebutkan beberapa
fragmen dan tidak menyebutkan adanya fragmen sel batu.
4. Histokimia
No
1
Golongan
senyawa
Lignin
Pereaksi
Warna
Larutan
Hijau
floroglusin LP
kecoklatan
Hasil
Pembahasan
dan asam
senyawa tersebut.
klorida P
- Suberin
Larutan Sudan
-Kutin
III LP
Cokelat
senyawa lignin
Didalam literatur tidak
menyebutkan adanya
-Minyak
senyawa tersebut.
atsiri
-Minyak
lemak
negatif terdapat
-Getah
-Resin
Zat samak
Larutan besi
Hijau, biru +
(Tanin)
(III) amonium
atau hitam
menyebutkan adanya
sulfat LP
senyawa tersebut.
Dibuktikan bahwa pada
simplisia daun sirsak
positif terdapat
senyawa tanin sebagai
anti-bakteri, pengobatan
Katekol
intensif
(90%) dan
asam klorida P
Merah
senyawa katekol
Didalam literatur tidak
1,8-
Kalium
Dioksiantra
hidroksida
menyebutkan adanya
kinon bebas
etanol (90%) P
senyawa tersebut.
Dibuktikan bahwa pada
simplisia daun sirsak
negatif terdapat
senyawa 1,8-
Dioksiantrakinon bebas
Didalam tidak literatur
Pati
Larutan
Pati
Aleuron
yodium 0,1 N
berwarna
menyebutkan adanya
biru.
senyawa tersebut.
Aleuron
berwarna
kuning
positif terdapat
cokelat
sampai
cokelat
Lendir
Larutan merah
Merah
Pektin
ruterium LP
intensif
Alkoloid
Larutan
Endapan
Bouchardat LP
cokelat
Flavonoid
Larutan
Kuning
2009)
Didalam literatur
natrium
menyebutkan adanya
hidroksida
senyawa tersebut.
(5%) LP
10
Saponin
Larutan HCl
Busa
antimikroba, dll.
Didalam literatur
bertahan
menyebutkan adanya
kurang
senyawa tersebut.
lebih 1
Dalam praktikum
menit
= 2 gram
= 15,723 gram
= 15,7007 gram
= 13,85337 gram
= 2 Bobot
(15,7007
awal - 13,85337) x 100 %
2
= 2 (1,847) x 100 %
2
= 0,153 x 100 %
2
= 7,65 %
untuk kadar air dapat dikatakan baik
karena sesuai dengan kadar air daun sirsak yaitu 10 %
Penyebab kadar air dikatakan baik karena hasil uji adalah 7,65 % sedangkan
seharusnya tidak boleh lebih dari 10 % adalah pembuatan simplisia yang baik
sehingga tidak melebihi batas yang seharusnya.
2. Uji Kadar Abu
Diket : Bobot krus kosong
Bobot krus dan bahan
Bobot krus dan bahan setelah pemanasan
= 35,588 gram
= 36,909 gram
= 35,786 gram
Jawab :
karena tidak sesuai dengan batas maksimum kadar abu daun sirsak yaitu 6 %
Penyebab kadar abu dikatakan kurang baik karena tingkat pencemaran di
daerah tempat pemanenan daun sirsak tergolong tinggi. Dari hasil praktikum
didapatkan 14,98% berati kadar abu lebih dari 50% dari batas maksimum
untuk kadar abu dari yang seharusnya
3. Susut Pengeringan
Diket : Bobot krus dan bahan (2 gram) sebelum pemanasan
= 35,682 gram
Bobot krus dan bahan setelah 1 jam pemanasan (I)
= 35,530 gram
Bobot krus dan bahan setelah 1 jam pemanasan (II)
= 35,469 gram
Bobot krus dan bahan setelah 30 menit pemanasan (III) = 35,462 gram
Jawab :
Bobot awalbobot akhir
x 100 %
bobot awal
2 g(35,53033,755)
x 100
2
= 11,25 %
Bobot awalbobot akhir
% susut pengeringan II : % =
x 100 %
bobot awal
2 g(35,46933,755)
x 100
=
2
= 14,3 %
Bobot awalbobot akhir
% susut pengeringan III : % =
x 100 %
bobot awal
2 g(35,46233,755)
x 100
=
2
= 14,6 %
Pembahasan : Kadar susut pengeringan didapatkan bobot konstan 14,6%
% susut pengeringan I :
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simplek yang berarti satu atau
sederhana. Simplpisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum
mengalami perubahan proses apapun dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa
bahan yang telah dikeringkan. Pembuatan simplisia yang yang baik bdan layak tidak
hanya dilihat dari prosesnya tetapi dilihat dari tempat dimana daun simplisia ditanam
karena juga mempengaruhi jumlah kadar abu. Senyawa yang di uji dalam daun sirsak
nsebagian besar positif.
5.2 Saran
1. Lebih selektif dalam pemilihan daun sirsak yang akan dijadikan simplisia
misalnya tempat pemanenan.
2. Lebih baik lagi dalam proses pembuatan simplisia agar dalam uji standarisasi
dapat sesuai dengan yang diharapkan
LAMPIRAN
Gambar 4. Diatas ini adalah gambar fagmen daun sirsak yang didapat dari Literatur
Jurnal
Keterangan: 1. Epidermis atas; 2. Jaringan Palisade; 3. Stomata tipe anomositik 4.
Parenkim bernoktah; 5. Serabut; 6. Rambut penutup. 7. Pembuluh kayu dengan
penebalan tangga
Gambar 5. Diatas ini adalah gambar fagmen daun sirsak yang didapat dari Literatur
MMI
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.