You are on page 1of 12

ANALISA JURNAL

PENGARUH RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH


PADA PASIEN DM TIPE II DI RUMAH SAKIT TASIKMALAYA
DAN
PENGARUH LATIHAN FISIK; SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN
KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DM TIPE II
DI WILAYAH PUSKESMAS BUKATEJA PURBALINGGA

DISUSUN OLEH
FITRIANI SELVIANA DEWI
NIM 15.113082.5.0208

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
SAMARINDA
2015

1 | Analisa Jurnal

A. LATAR BELAKANG
1. JURNAL 1
Indonesia menempati urutan keempat kasus DM dengan jumlah
pasien terbesar di dunia menurut survey WHO (2005).
Teknik relaksasi merupakan salah satu tindakan keperawatan yang
dapat mengurangi kecemasan dan secara otomatis dapat menurunkan kadar
gula darah.
Terapi dengan teknik relaksasi selama ini belum pernah diberikan
pada pasien DM tipe 2. Penanganan pasien DM tipe 2 di pelayanan
kesehatan umumnya hanya dengan terapi konvensional saja.
Penelitian tentang pengaruh relaksasi pada pasien DM tipe 2 dengan
desain dan tatacara serupa ini belum pernah dilakukan, oleh karena itu studi
komparatif kadar gula darah sebelum dan sesudah melakukan relaksasi
pada pasien DM tipe 2 ini perlu dilakukan.
2. JURNAL 2
Diabetes Mellitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing
manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme didalam tubuh karena
ketidakmampuan tubuh membuat atau menyuplai hormon insulin sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar gula darah melebihi normal
(Desriani, 2003).
Perubahan gaya hidup seperti diet dan kebiasaan olah raga yang
salah merupakan predisposisi terjadinya resistensi insulin. Latihan fisik pada
penderita DM memiliki peranan yang sangat penting dalam mengendalikan

2 | Analisa Jurnal

kadar gula dalam darah, dimana saat melakukan latihan fisik terjadi
peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga secara
langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa darah.
ANALISA:
Dari latar belakang kedua jurnal diatas, terlihat bahwa keduanya
masih belum spesifik dalam memfokuskan masalah di lingkup penelitian.
tidak

ada

studi

pendahuluan

ditempat

penelitian

sehingga

kurang

menggambarkan latar belakang tempat penelitian.


B. TUJUAN

1. JURNAL 1
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kadar gula darah pasien DM
sebelum dan sesudah relaksasi disalah satu rumah sakit di Tasikmalaya,
Jawa Barat.

2. JURNAL 2
Penelitian

yang

dilakukan

di

wilayah

Puskesmas

Bukateja

Purbalingga pada bulan September Oktober 2004 ini, bertujuan untuk


mengetahui pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita DM tipe 2.
ANALISA :
Kedua jurnal diatas sudah memaparkan tujuan dari penelitian yaitu
sama-sama ingin mengetahui penurunan kadar gula darah pada penderita
DM tipe 2.

3 | Analisa Jurnal

C. METODOLOGI PENELITIAN
1. JURNAL 1
Jenis penelitian : kuantitatif
Desain : quasi eksperimen pre dan post test, menggunakan kelompok
control
Sampel : 100 pasien sebuah rumah sakit di Tasikmalaya, dengan 50
pasien pada kelompok kontrol dan intervensi
Teknik sampling : purposive sampling
Kriteria inklusi : pasien rawat inap, maksimal memiliki 3 komplikasi dari 5
komplikasi yang umum terjadi pada DM tipe 2, dan menu dan porsi
makan terkontrol.
2. JURNAL 2
Jenis penelitian : kuantitatif
Desain : pra eksperimen tanpa kelompok pembanding/one group pretestposttest design.
Waktu penelitian : tanggal 19 September sampai dengan 15 Oktober
2004
Sampel : penderita DM tipe 2 di wilayah Puskesmas Bukateja
Purbalingga sebanyak 25 pasien
Teknik sampling : Total sampling
Kriteria inklusi : Pasien DM tipe 2; bersedia mengikuti senam aerobik 3
kali seminggu selama 4 minggu; kadar gula darah sewaktu < 300 mg/dl
yang diukur sebelum perlakuan; selama latihan denyut nadi mencapai

4 | Analisa Jurnal

target heart rate (THR); klien berusia 15 55 tahun; tidak ada komplikasi
kardiovaskuler atau ganggren; bersedia menjadi responden secara
tertulis. Terdapat 3 orang yang drop out dalam penelitian ini yaitu 2 orang
tidak bisa mencapai THR sampai 60 menit latihan dan seorang lagi
karena satu kali tidak mengikuti perlakuan, sehingga responden
keseluruhan sejumlah 22 orang.
Teknik pengumpulan data : dilakukan dengan kuesioner dan observasi
kadar gula darah serta observasi THR dan Observasi digunakan untuk
mencatat pengukuran kadar gula darah pada pretest dimana penilaian
kadar gula darah dilakukan sebelum intervensi dan kadar gula darah
setelah intervensi atau untuk post test yang dilakukan setelah responden
melakukan intervensi selama 4 minggu.
ANALISA :
Dari kedua jurnal diatas peneliti sudah tepat menggunakan quasy
eksperiment sebagai desain dalam penelitian ini karena desain ini
menggunakan 2 kelompok yaitu kelompok intervensi sebagai kelompok
yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan
yang menjadi kelompok pembanding. Jumlah sampel yang digunakan
sudah cukup untuk menjadi syarat boleh dilakukannya penelitian dengan
metode eksperimen.

5 | Analisa Jurnal

D. HASIL PENELITIAN
1. JURNAL 1
Perbedaan kadar gula darah sebelum dan sesudah latihan relaksasi
diuji dengan paired sample T test, hasil menunjukkan terjadi penurunan
kadar gula darah rata-rata sebesar 53,6 mg/dl sesudah relaksasi dengan nilai
P=0,000 dan angka penurunan tertinggi terjadi pada hari ketujuh relaksasi
dan angka terendah terjadi pada hari ketiga. Sehingga ada pengaruh teknik
relaksasi terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien DM tipe 2.
2. JURNAL 2
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh latihan fisik: senam
aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2 di
Wilayah Puskesmas Bukateja Purbalingga (p=0.0001) dengan penurunan
rata rata sebesar 30,14 mg%. Sehingga ada pengaruh latihan fisik : senam
aerobik terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM tipe 2.
ANALISA:
Dari kedua jurnal diatas dapat dilihat bahwa keduanya sama-sama
mempunyai pengaruh besar dalam penurunan kadar gula darah. Namun
pada jurnal pertama dapat dilihat bahwa jurnal tersebut memiliki nilai P value
lebih akurat yaitu 0,000 dan memiliki penurunan kadar gula darah rata-rata
sebesar 53,6 mg/dl jauh lebih cepat dari pada penurunan kadar gula pada
jurnal kedua yaitu sebesar 30,14 mg/dl saja.

6 | Analisa Jurnal

E. PEMBAHASAN
1. JURNAL 1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa relaksasi bagi pasien DM tipe 2
sangat mempengaruhi penurunan kadar gula darah dibandingkan dengan
yang tidak melakukannya. Relaksasi diketahui dapat membantu menurunkan
kadar gula karena dapat membantu menekan pengeluaran hormmon-hormon
yang dapat meningkatkan kadar gula seperti epinefrin, kortisol, glucagon
ACTH.
2. Jurnal 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum melakukan latihan fisik:
senam aerobik, rata-rata kadar gula darah responden adalah 240,27 mg%
dengan standar deviasi 11,56 mg%. Kadar gula darah yang tinggi tersebut
dikarenakan terjadinya hiperglikemi akibat gangguan resistensi insulin (kerja
insulin diperifer) dan gangguan pada sekresi insulin. Peningkatan kadar gula
darah ini juga disebabkan karena responden tidak mampu untuk mengontrol/
menurunkan kadar gula darahnya agar tetap stabil. Faktor pencetus
peningkatan kadar gula darah tersebut akibat dari gaya hidup yang salah dan
kurangnya aktivitas. Selain itu sedikit dari mereka yang mengetahui dan
mempunyai motivasi untuk melakukan latihan fisik pada penderita DM seperti
hasil penelitian yang dilakukan oleh Diana Tri Lesatari (2003) menyatakan
bahwa motivasi yang mendasari responden untuk melakukan latihan fisik
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi
harapan agar normal kadar gula darahnya, sikap yang ditunjukan dengan

7 | Analisa Jurnal

niat untuk melakukan olah raga dan faktor eksternal meliputI pengetahuan
yang ditunjang dari banyaknya informasi melalui media dan dukungan dari
keluarga.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah melakukan senam
aerobik ratarata kadar gula darahnya menjadi 210,14 mg% dengan standar
deviasi 15,93 mg% dan setelah dilakukan perlakuan terjadi penurunan kadar
gula darah sebesar 30,14 mg%. Berdasarkan uji t, penelitian ini menunjukkan
ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar gula
darah pada penderita DM tipe 2 (p=0,0001). Hal ini serupa dengan hasil
penelitian M. Zuhal Purnomo (2004) bahwa ada pengaruh olah raga terhadap
penurunan gula darah pada pasien DM jenis NIDDM di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD kabupaten Kudus. Olah raga yang dilakukan adalah senam
pagi yang dilaksanakan di halaman RSUD Kudus dimana waktu latihan olah
raga dibagi menjadi III periode latihan yaitu latihan I dilakukan 20 menit,
latihan II 30 menit dan Latihan III 45 menit dan tidak memaksakan peserta
untuk mencapai THR sehingga tingkat penurunaan gula darahnya sulit
terpenuhi. Pada latihan I didapatkan penurunan sebesar 13,40 mg%, pada
latihan II terjadi penurunan 14,73 mg% dan pada latihan III terjadi penurunan
17,30 mg%. Perbedaannya tidak menyebutkan karakteristik responden
berdasarkan pemakaian OHO, batasan kadar gula darah penderita dan
kewajiban responden untuk mencapai target herath rate.

8 | Analisa Jurnal

F. KESIMPULAN
1. JURNAL 1
Rata-rata umur adalah 47 tahun
Jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan jumlah setara
Semua responden menggunakan insulin
Penurunan kadar gula darah sangat signifikan pada kelompok intervensi
setelah melakukan relaksasi selama tujuh hari dan dilakukan dua kali
sehari. Penurunan paling tinggi ada pada hari ketujuh (P=0,000).
Perbedaan jenis kelamin tidak membedakan rerata penurunan KGD pada
kedua kelompok (P=0,730).
2. JURNAL 2
Penderita DM tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia diatas 40 tahun yaitu
sebesar 81.1% dan 59,1% terjadi pada perempuan dilihat dari jenis
kelaminnya serta 68,2 % dari mereka menggunakan OHO.
Ada pengaruh latihan fisik: senam aerobik terhadap penurunan kadar
gula darah pada penderita DM tipe 2 (p=0.0001).
Selama melakukan latihan fisik: senam aerobik yang sesuai prinsip
F.I.T.T. rata rata terjadi penurunan kadar gula darah pada penderita DM
tipe 2 sebesar 30,14 mg%, dimana pada responden yang menggunakan
OHO terjadi penurunan sebesar 38,67 mg% dan pada responden yang
tidak menggunakan OHO penurunannnya sebesar 11,86% karena
meningkatnya sensitivitas reseptor insulin di otot dan bertambahnya

9 | Analisa Jurnal

jumlah reseptor yang aktif akibat pembuluh kapiler yang terbuka saat
latihan.
G. LEVEL OF EVIDENCE
Kedua jurnal diatas masuk kedalam Level Of Evidence level IIb (evidence
from at least one other type of quasi-experimental study). Dimana kedua jurnal
diatas memakai design penelitian tersebut dan memiliki kekuatan sedang
sehingga bisa diaplikasikan dilahan praktik.
H. REKOMENDASI HASIL PENELITIAN KEDALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
1. JURNAL 1
Hasil penelitian ini dapat di aplikasikan di lahan praktik, karena
tindakan keperawatan ini cukup mudah dan tidak memerlukan biaya banyak
sehingga bisa dilakukan oleh perawat maupun anggota keluarga pasiennya.
2. JURNAL 2
Hasil penelitian pada jurnal kedua ini, dapat diaplikasikan di lahan
praktik dan sebagai sarana kontroling pasien jika sudah keluar dari rumah
sakit karena juga tidak memerlukan biaya yang mahal, hanya saja tindakan
keperawatan ini sedikit tidak cocok untuk pasien yang memiliki kelemahan
anggota gerak, karena dalam tindakan ini memerlukan kekuatan dalam
melakukan aktifitas fisik.
I.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN JURNAL


1. JURNAL 1
a. Kekurangan
Dalam jurnal ini tidak disebutkan waktu penelitiannya

10 | A n a l i s a J u r n a l

Tidak dijelaskan cara pengumpulan datanya


b. Kelebihan
Hasil penelitian ini bisa sangat membantu di lahan praktik
karena mudah di aplikasikan
Teori dalam jurnal ini sudah berpacu pada penelitian
sebelumnya sehingga para pembaca akan tertarik untuk
melakukan penelitian dengan inovasi-inovasi terbaru lagi.
2. JURNAL 2
a. Kekurangan
Pengambilan waktu senam terlalu lama, dan bisa saja membuat
pasien bosan melakukannya.
Memerlukan biaya tambahan untuk membayar instruktur senam
b. Kelebihan
Bisa di aplikasikan di lahan praktik, namun dilihat terlebih dahulu
kemauan dari pasien itu sendiri dan kondisi fisik pasiennya.
J. DAFTAR PUSTAKA
1. JURNAL 1
Sumber pustaka sudah cukup banyak, namun untuk mengetahui
ini referensi terbaru atau bukan sangat sulit untuk diketahui
karena di dalam peneltiannya saja tidak disebutkan tahun berapa
penelitiannya.
Untuk selanjutnya, referensi perlu ditambahkan dari jurnal-jurnal
terkait penelitian sebelumnya

11 | A n a l i s a J u r n a l

2. JURNAL 2
Penulisan belum sesuai dengan sistematis
Sudah banyak mengambil referensi-referensi terbaru di tahun
tersebut

12 | A n a l i s a J u r n a l

You might also like