You are on page 1of 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA II

PENENTUAN ADANYA VITAMIN C SECARA KUALITATIF

Oleh:

Annisa Nurul Chaerani

411109059

ANALIS KESEHATAN D3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL AHMAD YANI

CIMAHI
I. Hari/ Tanggal Praktikum

Senin/ 22 maret 2010.

II. Tujuan Praktikum

Membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif.

III. Prinsip

Metode A

Larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict akan menghasilkan


warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif
(+) mengandung vitamin C.

Metode B

Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu


direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan
reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
IV. Dasar Teori

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil


yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi
enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat
untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan
struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar


proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin
terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga
harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat
dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh
vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak
terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh
adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis
di dalam usus oleh bakteri.
Vitamin dinamakan menurut nama abjad, namun sekarang dalam
praktik mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur
populer penggunaannya.

Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu


vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan
yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat
kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan
dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan
dalam tubuh.

Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah


vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan
lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam
dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti
glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat
dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang
manapun.

Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh
panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan
akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala
yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan
tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat,
arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji.

Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast


hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan
kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C
diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan
tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi
jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih
bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:

1. Cengeng atau mudah marah

2. Rasa nyeri pada tungkai bawah

3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang


terserang

Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalam laktasi, 35-45 mg


untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress.

Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk,


kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena
molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi.
Vitamin C adalah derivat heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu
karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut
dalam air dan alkohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah
teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa.

Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur-


sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin
C yang baik. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi
dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir
dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit.

Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah


dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu
mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang.
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:

1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur

2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu

3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan

4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi


oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis
dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994)

Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan


proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh
katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan
dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih
banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin
C-nya.

Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan


pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan,
terutama sayuran dan buah-buahan.

Pada penentuan vitamin C ini dilakukan dengan dua metode, yaitu


metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan cara
menetralkan larutan sampel dengan menambahkan NaHCO3 dan FeCl3.

Pada metode A, larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict


dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai terbentuknya
endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor
kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari
pereaksi benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang
berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin C mudah
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain
dari asam askorbat dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat.
Vitamin C atau asam L- askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam
hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan
senyawa pereduksi yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C
yang terkandung didalam sampel.

Pada metode B, larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 hingga


berpH 8, lalu direaksikan dengan FeCl3 dan penanda uji positif (+)
mengandung vitamin C dengan terbentukya larutan berwarna merah-ungu.
Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadi reduksi ion besi (III) dari
FeCl3 menjadi ion besi (II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat
dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi
penambahan NaHCO3 hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi
ion Fe3+ akan semakin nampak dalam suasana basa atau netral.
Adapun larutan sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah
larutan vegeta. Dengan Komposisi:

1. Plantago Ovata 2,8 g

Plantago Ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di


Gujarat, India, namun telah lama dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai
suplemen serat makanan sejak tahun 1955. Plantago Ovata memiliki
komposisi terbaik dari serat larut dan tidak larut, dengan 70 % serat larut
dan 30 % serat tidak larut. Selain itu keunggulannya adalah:

a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif

b. Mengatasi susah buang air besar dan mencegah wasir

c. Menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner


dan stroke.

d. Mengontrol berat badan/ membantu diet.

e. Plantago Ovata (Psyllium Husk) merupakan suplemen serat yang


telah diakui khasiatnya (Health Claim) oleh US FDA (Food And
Drug Administration) sejak 17 February 1998 dan telah mendapat
rekomendasi sebagai salah satu sumber serat alami yang teruji
klinis dapat menurunkan kolesterol.

2. Inulin Chicory 0.96 g

Inulin chicory merupakan tanaman yang telah dikonsumsi di


Eropa, Afrika selatan dan India sejak abad ke-16 sebagai pengganti lemak
dan gula. Serat inulin terdiri dari 96 % serat larut yang memiliki
keunggulan sebagai berikut:
a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif

b. Sebagai zat prebiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan


menekan pertumbuhan bakteri jahat/berbahaya misalnya bakteri
penyebab diare, dll.

c. Meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, misalnya kalsium,


sehingga membantu mencegah osteoporosis pada wanita
menopause dan membantu pertumbuhan tulang anak-anak.

3. Aspartame

Aspartame merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-


phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari
dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam
amino essensial fenilalanina.

Aspartame dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal,


Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk
makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman
soda dan permen. Belakangan aspartame mendapat penyelidikan lebih
lanjut mengenai kemungkinan aspartame menyebabkan banyak efek
negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh
pemanis lain yaitu sakarosa.

4. Saccharosa 1,05 g

Saccharosa (sakarosa) merupakan gula majemuk yang tersusun dari


gabungan dua jenis gula sederhana (glukosa dan fruktosa).

5. Citrus Sinensis Fructus Extractum siccum 70mg


6. Vitamin C 60 mg

7. Bahan lainnya 6,3 g

V. Bahan dan Alat

1. Pereaksi Benedict

2. Larutan NaHCO3 5%

3. Larutan FeCl3 1%

4. Kertas pH atau Lakmus

5. Alat Pemanas

6. Tabung Reaksi

7. Pipet tetes
VI. Prosedur

1. Masukkan 5 tetes larutan minuman dalam tabung reaksi.

2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict.

3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit.

4. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan


sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

1. Masukkan 10 tetes larutan minuman kedalam tabung reaksi.

2. Kemudian netralkan larutan (pH= 8) menggunakan NaHCO3 5%.

3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1% .

4. Amati warna yang terjadi, adanya warna ungu menandakan vitamin C


positif.
VII. Hasil Percobaan

Bahan Prosedur A Prosedur B

Larutan vegeta (+) Endapan berwarna (-) Endapan berwarna


merah bata kuning

Gambar 1. Hasil Percobaan Prosedur A dan Prosedur B

Gambar 2. Prosedur A Gambar 3. Prosedur B


VIII. Pembahasan

Berdasarkan hasil percobaan, pada prosedur A larutan sampel


direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata yang
menunjukkan hasil positif (+) mengandung vitamin C, sedangkan pada
prosedur B larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 (pH=8), lalu
ditambahkan FeCl3 menghasilkan endapan kuning yang menunjukkan hasil
negatif (-) tidak mengandung vitamin C, ini dikarenakan pada prosedur A
yang bereaksi dengan benedict bukan vitamin C melainkan zat lain yang
terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa.

IX. Kesimpulan

Larutan sampel (larutan vegeta) tidak mengandung vitamin C.


Daftar Pustaka

Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia:


http://www.bebekberanak.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia:


http://www.prestasiherfen.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

http://www.naqsehat.blogspot.com/

Riyadi, Wahyu. (2009). Uji Benedict, Uji Gula Pereduksi (Kualitatif). [Online].
Tersedia: http://www.wahyuriyadi.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

Vegeta. Uji Klinis. [Online]. Tersedia: http://www.vegeta.co.id/. [22 Maret 2010]

Wikipedia. Vitamin. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/. [22 Maret 2010]

You might also like