You are on page 1of 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Perkembangan global yang sering berubah-ubah pada saat ini semakin menuntut para

akuntan di seluruh dunia untuk mengikutinya, ditopang dengan perkembangan teknologi


komunikasi dan informasi yang semakin memperbudak seluruh bangsa dan membawa perubahan
zaman yang berkemajuan di dalam segala bidang, dari mengurangi batas jarak fisik maupun
mampu membuat informasi menjadi tersedia diseluruh dunia hanya dengan sekali klik ikon
pencarian di internet.
Perkembangan jasa akuntansi keuangan yang berbasis syariah di indonesia belakangan ini
berkembang begitu pesat dan patut untuk diacungi jempol. Hal ini dapat dilihat dari maraknya
acara seminar yang berbasis syariah, bank berbasis syariah, dan asuransi berbasis syariah . Hal
itu dikarenakan produk-produk yang berbasis syariah lebih menguntungkan kedua belah pihak.
walaupun akuntansi pro Barat (konvensional) masih mendominasi di Indonesia, dan semua
standar akuntansi di indonesia berpusat pada landasan teoritis dan teknologi akuntansi IASB
(International Accounting Standards Boards).
akuntansi dapat dipahami dari tiga sudut pandang yaitu sebagai kegiatan jasa, bidang
studi dan proses atau kegiatan. Sebagai kegiatan jasa, akuntansi merupakan kegiatan jasa
penyediaan informasi kuantitatif mengenai unit usaha, terutama yang bersifat keuangan yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomis. Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan
seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi
keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut

kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomis.
Sedangkan sudut pandang sebagai suatu proses, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian,
pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, peringkasan, dan pengkomunikasian
informasi keuangan entitas ekonomis dengan cara tertentu.

B.
1)

Rumusan Masalah
Apakah pusat standar akuntansi di indonesia yang sekarang bisa berubah sepenuhnya ke
standar akuntansi yang berbasis syariah?

2) Bagaimana perkembangan akuntansi syariah di Indonesia?


3) Apakah standar akuntansi yang berbasis syariah tidak memiliki kelemahan?

C.
1)

Tujuan
Mengetahui apakah pusat standar akuntansi konvesional di indonesia sekarang bisa berubah
menjadi akuntansi syariah.

2)

Mengetahui bagaimana perkembangan akuntansi syariah di Indonesia sekarang.

3)

Mengetahui apakah akuntansi syariah memiliki kelemahan.

BAB 2
ISI

A. Pengertian Standar Akuntansi


Standar akuntansi adalah sebuah pedoman atau standar umum dalam penyajian informasi
laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar akuntansi dibuat, disusun dan disahkan oleh
suatu lembaga resmi. Di dalam standar ini dijelaskan transaksi apa saja yang harus dicatat,
bagaimana cara mencatatnya dan bagaimana penyajiannya.

B. Akuntansi Konvensional
Akuntansi Barat (Konvensional) adalah system informasi yang menyediakan laporan
keuangan berdasarkan sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada
filsafat kapitalisme. Akuntansi konvensional mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642.
Akan tetapi bukti yang jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di
Jakarta sejak 1747. Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa
dihapuskan pada tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda
yang menanamkan modalnya di Indonesia, Mereka menerapkan sistem pembukuan seperti yang
diajarkan Lucas Pacilo. Kemudian pada tahun 1907, di Indonesia diperkenalkan sistem
pemeriksaan (auditing) untuk menyusun dan mengontrol pembukuan perusahaan. Sedangkan
pendidikan akuntansi di dalam negeri mulai dirintis pada tahun 1952 oleh Universitas Indonesia
yang membuka jurusan Akuntansi di Fakultas Ekonominya. Langkah ini diikuti oleh perguruan
tinggi lainnya. Pada tahun 1954 keluarlah UU No. 34 yang mengatur pemberian gelar Akuntan.
Suatu organisasi profesi yang menghimpun para akuntan di Indonesia berdiri pada 23
Desember 1957 dan diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Organisasi ini mendirikan seksi

Akuntan Publik tahun 1978 dan seksi Akuntan Pendidik tahun 1986. Badan yang bertanggung
jawab dalam mengembangkan standar akuntansi di Indonesia adalah Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAKIAI) yang diketuai oleh Djohan Pinnarwan. Saat ini,
DSAKIAI mengadopsi standar akuntansi keuangan internasional yang dikembangkan oleh
international Accounting Standard Board (IASB). Sehingga dapat dikatakan Indonesia
menggunakan akuntansi berbasis konvensional.

C. Akuntansi Syariah
4

Akuntansi Syari'ah adalah system informasi yang menyediakan laporan keuangan


berdasarkan prinsip akad-akad syariah, yang tidak mengandung kezaliman, riba, judi, penipuan,
barang yang haram, dan membahayakan. Realitas Akuntansi Syari'ah tercermin dalam akuntansi
zakat. Akuntansi zakat menunjukkan bahwa kekayaan yang diperoleh perusahaan diproses
dengan cara yang halal, tujuanya untuk menjaga keadilan dan kebenaran.
Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan
jangan dikurangi. Dalam Al Quran surah Asy-Syuara ayat 181-184 yang berbunyi:
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hakhaknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan
bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.
Pada awal munculnya akuntansi syariah ini terdapat berbagai kritikan dan keraguan apakah
metode yang digunakan cocok untuk menggantikan akuntansi konvensional. Namun melalui
berbagai workshop, pelatihan, lokakarya, seminar, dan pertemuan lainnya, akuntansi syariah
mulai diterima sebagai metode alternatif dalam penganalisaan data transaksi perusahaan.
Praktik akuntansi syariah yang pertama kali diterapkan di Indonesia adalah akuntansi
perbankan syariah. Munculnya akuntansi perbankan syariah seiring dengan diterapkannya
Islamic Banking System yang diakui legalitasnya dalam Undang-Undang Perbankan Nomor 7
Tahun 1992. Dalam undang-undang perbankan ini ditegaskan bahwa lembaga perbankan dalam
kegiatan operasionalnya menerapkan prinsip syariah dinyatakan sebagai bank berdasarkan
prinsip syariah atau bank syariah (Setiadi, 2000 dan Usman, 2002). Sebagai konsekuensi
diterapkannya prinsip syariah dalam kegiatan oeprasional perbankan di Indonesia, maka pada

tanggal 1 Mei 2002 Dewan Standar IAI (Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia) telah
mengeluarkan regulasi akuntansi perbankan syariah. Regulasi akuntansi perbankan syariah di
Indonesia banyak mengadopsi dari AAS-IFI ( Accounting and Auditing Standards for Islamic
Financial Institution) yang dihasilkan oleh AAO-IFI (Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institution) pada tahun 1998. Standar akuntansi ini telah diterapkan oleh
institusi keuangan Islam diberbagai negara seperti Araban, Iran, Sudan dan Malasyia. Badan
yang bertugas mengawasi transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun lembaga non
syariah di Indonesia adalah SAS (Standar Akuntansi Syariah).
Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses
pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan landasan awal
diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini dimulai dengan
serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para pemikir Islam dalam upaya
mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai dengan ajaran agama. Kelompok ini
dipelopori oleh beberapa orang tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI),
serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990-1991.
Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat laporan
keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi belumlah mengacu pada akuntansi yang
dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan akan akuntansi syariah Islam.
Dan dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami proses panjang.
konsep-konsep praktik akuntansi Islam pada saat ini mulai berkembang dengan pesat di
Indonesia, konsep tersebut telah teruji pada saat krisis moneter yang melanda Indonesia pada
tahun 1998. Hal ini terbukti Bank yang mengunakan konsep akuntansi syariah ternyata lebih
bertahan menghadapi krisis ekonomi, dibandingkan dengan Bank umum lainnya. Tercatat pada
6

saat ini banyak terbentuk lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah, seperti: Bank
Syariah, perusahaan asuransi (takafful), dana reksa syariah dan leasing syariah.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi akuntan yang salah satu
wewenangnya adalah menetapkan Standar Akuntansi Syariah berusaha untuk memenuhi
kebutuhan SDM dengan mengembangkan Sertifikasi di bidang Akuntansi Keuangan Syariah
dengan menyelenggarakan USAS (Ujian Sertifikasi Akuntan Syariah) yang bertujuan untuk
mengembangkan strategi keilmuan dan keahlian akuntansi syariah dalam rangka penyesuaian
dengan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Ujian ini dilaksanakan pertama kali pada
tahun 2008 .

D. Kelemahan
7

Kelemahan Akuntansi Konvensional :


Mengklaim sebagai praktik yang bebas nilai, terpisah dari nilai spiritual.
Informasi yang disajikan melalui laporan keuangan hanyalah informasi-informasi

dari kegiatan yang memiliki satuan moneter atau bernilai material.


Praktik akuntansi yangberlaku saat ini hanya berfokus padapemberian bagaimana
penyajian laporan keuangan akan dapat menyenangkan shareholder atau

menarikinvestor tanpa memperhatikan kepentingan pihak-pihak lain.


Informasi yang diberikan hanya sebatas informasi yang bersifat kuantitatif,
sedangkan informasi yang bersifat kualitatif tidak disampaikan.

Kelemahan Akuntansi Syariah :


Akuntansi syariah, contohnya pada perbankan syariah, pertumbuhan perbankan
syariah masih dikendalikan oleh pasar yang hidup dalam pola pikir perbankan
konvensional. Nasabah masih banyak yang menuntut dan mengharapkan tingkat

keuntungan optimal dan tingkat kepuasan tanpa melihat faktor agama.


masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha jasa keuangan

syariah (bank, asuransi, dana pensiun, reksa dana dan indeks syariah).
masih terbatasnya jaringan kantor cabang jasa keuangan syariah.
masih belum lengkapnya peraturan dan ketentuan pendukung kegiatan usaha jasa
keuangan syariah seperti standar akuntansi, standar prinsip kehati-hatian, standar

fatwa produk investasi syariah serta peraturan dan ketentuan pendukung lainnya.
masih terbatasnya SDM yang memiliki keterampilan teknis jasa keuangan syariah.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan:
1. Dalam praktiknya akuntansi di negara-negara lain termasuk Indonesia umumnya

A.

menggunakan landasan teori secara konvensional. Namun akibat krisis yang


melanda Indonesia pada tahun 1998, kini akuntansi kovensional tidak lagi
menjadi acuan secara penuh tetapi kini sudah mulai menggunakan akuntansi
syariah. Hal ini diyakini karena akuntansi syariah berlandaskan pada asas
8

kemanusiaan sehingga lebih kebal terhadap krisis ekonomi. Ini membuktikan jika
pusat standar akuntansi di Indonesia yang

sekarang bisa berubah menjadi

akuntansi yang berbasis syariah


2. Akuntansi Syariah saat ini berkembang begitu pesat, itu dibuktikan dengan
adanya program IAI (Ikatan Akuntansi) yaitu dengan diselenggarakannya Ujian
Sertifikasi Akuntan Syariah yang bertujuan untuk menemukan bibit-bibit unggul
yang potensial dan mengisi kebutuhan tenaga kerja terlatih di bidang akuntansi
syariah.
3. Dapat kita lihat kelemahan akuntansi syariah bukan dari sistemnya itu sendiri
melainkan karena kurangnya pensosialisasian pemerintah kepada masyarakatnya,
khususnya untuk masyarakat yang bukan berasal dari kota-kota besar dan masih
terkendalanya beberapa masalah seperti keterbatasan modal, sumber dana, SDM
dan TI yang belum mumumpuni.

DAFTAR PUSTAKA
Enno. 2013. Perbandingan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional,
http://ennovialk.blogspot.co.id/2013/04/perbandingan-akuntansi-syariah-dengan.html,
(diakses 4 Desember 2016)
Hafsah Arif, Zaenal. 2013. Perbedaan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional,
http://hafsahzaenal.blogspot.co.id/2013/01/perbedaan-akuntansi-syariah-dengan.html,
9

(diakses 4 Desember 2016)


Hidayat, Iman. 2014. Kumpulan Artikel Akuntansi Syariah,
https://imanph.wordpress.com/materi-kuliah/akuntansi-syariah/, (diakses 3 Desember 2016)
IAI. 2008. Standar Akuntansi Keuangan Syariah,
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/syariah, (diakses 3 Desember 2016)
IAI. 2008. Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah, http://iaiglobal.or.id/v03/beritakegiatan/detailarsip-3, (diakses 4 Desember 2016)
Sagala, Wira. 2013. Kelebihan dan Kelemahan Akuntansi Syariah,
http://sagalawira92.blogspot.co.id/2013/03/akuntansi-syariah.html, (diakses 3 Desember 2016)
Wahyono Tiluk, Iyandri. 2015. Kelemahan Akuntansi Konvensional,
https://www.scribd.com/doc/285856730/kelemahan-akuntansi-konvensional, (diakses 3
Desember 2016)

10

KATA PENGANTAR
Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan
pertolonganNya saya dapat membuat makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat memberikan
suatu dampak positif bagi kita semua. Makalah ini disusun guna memperdalam pengetahuan kita
tentang akuntansi berbasis syariah. Di sini saya akan membahas pemikirin-pemikiran ilmiah saya
mengenai akuntansi berbasis syariah. Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lengkap dan
mendetail mengenai perkembangan dan kelemahan akuntansi di Indonesia baik konvensional
maupun syariah. Semoga setiap kata dan tulisan yang ada dalam makalah ini dapat memberi
kontribusi yang nyata untuk membawa kehidupan kita bersama ke arah yang lebih baik.

Yogyakarta, 4 Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................... 2
C. TUJUAN.................................................................................................................. 2
BAB II ISI............................................................................................................................ 3
A.
B.
C.
D.

PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI.............................................................. 3


AKUNTANSI KONVENSIONAL.......................................................................... 3
AKUNTANSI SYARIAH......................................................................................... 5
KELEMAHAN......................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 9


A. KESIMPULAN........................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 10

You might also like