You are on page 1of 2

Abstrack

Tujuan
Untuk menjelaskan pengaruh pemberian tamsulosin sebagain tambahan
terapi yang berfungsi untuk meningkatkan efek dari satu sesi ESWL dalam
pengobatan batu ginjal.
Metode dan material
Pada penelitian ini pemberian plasebo acak yang dikontrol yang akan
diberikan kepada 21 pasien. Mereka diberi ESWL sesi tunggal untuk
menghancurkan batu ginjal radio opak dengan diameter 4-20mm. Setelah
lakukan ESWL grup 1 (11 org) diberi 0.4mg tamsulosin setiap hari, dan grup 2
(10 org) tidak diberi tamsulosin, sampai batu ginjal tsb bersih atau sampai
maksimal 8 minggu. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah angka bebas batu dan
lama waktu pembersihannya.
Hasil
Secara keseluruhan angka bebas batu pada grup 1 lebih baik dari grup 2
(90% vs 60%). Waktu pembersihan yang dilihat adalah pada minggu ke 2,4,6 dan
8, dimana pda grup 1 lebih baik dari grup 2 (36,4% ; 63,6% ; 72,7% ; 90,9% vs
30,0% ; 50,0% ; 60,0% dan tidak meningkat lagi) tetapi secara statisktik tidak
signifikan
Kesimpulam
Secara klinis hasil dari penelitian ini menggambarkan terapi tamsulosin
sebagai tambahan setelah ESWL lebih efektif daripada litripsi saja untuk
pengobatan pasien dengan batu ginjal

Pendahuluan
Penyakit batu saluran kemih adalah penyakit ke 3 yang paling sering
terjadi setelah infeksi saluran kemih dan kelainan prostat. Prevalensi di amerika
urolithiasis mencapai 10-15%. Sedangkan di indonesia urolithiasis masih menjadi
penyakit yang paling sering didapat di klinik urologi, sedangkan insidensi secara
tepat belum bisa dijelaskan
Penemuan ESWL merupakan perubahan yang revolutioner pada terapi
batu ginjal dibanding dengan opsi sebelum adanya ESWL yaitu oprasi. 20 tahun
setelah diperkenalkannya ESWL dan endourologi seperti URS dan PNL
penanganan batu kaliseal berubah secara drastis. Dimana pada tahun 19701980 oprasi merupakan pilihan utama dan sampai sekarang pun masih seperti
itu. Prosedur yang minim invasi dipilih untuk penanganan batu ginjal karena
lebih minim terkena komplikasi dari pada oprasi.
ESWL adalah teknologi yang tidak masuk ke dalam tubuh, yang digunakan
pertama kali pada 1980. Setelah itu ESWL banyak digunakan di seluruh dunia.
ESWL disarankan karena minim invasi dan juga minim morbiditas dibanding
oprasi atau terapi invasi lainya. Tetapi pada batu yang lebih besar, lebih keras,
dan lebih banyak, ESWL mungkin diberikan beberapa kali, atau bahkan bila lebih
parah oprasi bisa diberikan dikarnakan adanya fragment batu. Asosiasi urologi

amerika (AUA) mengeluarkan guideline penanganan batu urater dan batu ginjal,
yang mana apabila <20 disarankan dilakukan ESWL

You might also like