You are on page 1of 3

Analisa data secara kualitatif

Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan di tambak ngebun/ Kendal mengenai
pengaruh perubahan salinitas terhadap daya adaptasi ikan bandeng (Chanos chanos) telah
menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan salinitas air, akan menyebabkan perbedaan
kecepatan bukatutup operculum dan perubahan gerak aktif ikan. Kadar salinitas air yang
digunakan pada percobaan ini antara lain 4, 8, 12, dan 18 ppt. sementara itu untuk ikan yang
kami gunakan pada masing-masing ember berisi 6 ekor ikan bandeng dengan berat rata-rata 8
gram. Ikan bandeng yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah ikan yang masih dalam
keadaan sehat, karena diambil langsung dari tambak yang merupakan lingkungan aslinya.
Pemberian garam yang kami gunakan dalam perubahan salinitas ini menggunakan selisih
4 ppt pada tiap perlakuannya. Sementara itu untuk penambahan garam pada setiap selisih 4ppt
yaitu 100 gram garam . Pada ember pertama dengan salinitas 4 ppt menggunakan air tawar yang
diambil dari rumah warga disekitar tambak . lalu pada ember kedua menggunakan air tambak dr
lingkungan aslii bandeng dengan salinitas 8 ppt. Pada ember ketiga air tambak ditambah dengan
100 gram garam sehingga menghasilkan salinitas 12 ppt . Dan pada ember keempat air tambak
ditambah dengan 200 gram garam sehingga menghasilkan salinitas 16 ppt .
Pada perlakuan pertama yaitu salinitas 4ppt, ikan bandeng pada masih terlihat sehat
dengan aktifitas fisik yang normal dan didapatkan rata-rata jumlah gerakan buka tutup
operculum sebanyak 188/menit. Kemudian pada perlakuan pada wadah kedua di salinitas 8 ppt,
ikan masih menunjukkan pergerakan ikan normal, dan berenang agresif atau aktif. Dan telah
didapatkan rata-rata buka tutup operculum sebanyak 214/menit. Selanjutnya Ikan pada salinitas 8
ppt dimana pada salinitas 8ppt digunakan sebagai variable kontrol ini belum terlihat tanda-tanda
collapse. Pada ember ketiga, dengan salinitas 12 ppt, pergerakan ikan mula-mula masih
menandakan pergerakan normal dengan gerakan buka tutup operculum sebanyak 134 kali per
menit. Namun lama kelamaaan , ikan menunjukkan aktifitas gerak yang semakin melemah pada
satu setengah jam pertama sejak dihutung dari jam mulai perlakuan. Ikan yang collapse pertamatama menunjukkan gerak renang ikan yang melambat dan posisi tubuh mulai berenang miring
(tidak seimbang atau tidak tegak). Selain itu tubuh ikan berubah menjadi abu keputih-putihan
dan akhirnya posisi ikan mengambang di air. Dan pada wadah terakhir dengan salinitas 16ppt,
ikan terlihat lebih cepat menunjuukkan tanda-tanda collapse di 30 menit pertama sejak dihitung

dari jam perlakuan. Ikan yang collapse terlihat stress yang ditandai perubahan kecepatan gerak
ikan yang tidak teratur. Dimenit-menit awal ikan mulai aktif mencari oksigen yang diimbangi
dengan semakin meningkatnya kecepatan ikan dalam buka tutup operculum. Jumlah ikan yang
collapse adalah 9 ikan dimana 6 dari 9 ikan yang mati tersebut berasal dari ember 4 yang
bersalinitas 16 ppt.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh perubahan salinitas yang berbeda terhadap
pertumbuhan salinitas yang berbeda terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan bandeng
(Chanos chanos), dapat disimpulkan bahwa:
1. Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki ikatan erat dengan kehidupan
organisme perairan termasuk ikan, dimana secara fisiologis salinitas berkaitan erat
dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.
2. Konsentrasi salinitas yang berbeda berpengaruh terhadap perubahan pergerakan buka
tutup operculum ikan bandeng (Chanos chanos). Pada dasarnya setiap ikan mengalami
proses osmosis melalui insang. Proses ini secara pasif berlangsung melalui proses
osmosis yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Sebaliknya garam akan cenderung keluar. Dalam
keadaan salinitas normal proses ini berlangsung secara seimbang. Peristiwa pengaturan
proses osmosis dalam tubuh ikan ini dikenal dengan proses osmoregulasi yang bertujuan
untuk mengontrol konsentrasi larutan dalam tubuh ikan .

Saran
1. Dalam pelaksanaan penelitian proyek mengenai ikan jenis Euryhyalin ini hendaknya
mahasiswa bener-benar memahami konsep permasalahan, agar dalam penyusunan
proposal, pengambilan data hingga pembuatan pembahasan dapat benar-benar paham.
2. Laboratorium Fisiologi Hewan hendaknya memfasilitasi atau menyediakan peralatan
untuk keperluan penelitian Fisiologi Hewan

3. Penelitian dengan objek ikan Eurihyaline sangatlah menantang, apalagi ikan bandeng

yang sangat rentan terhadap stress ketika dipindahkan dari habitat aslinya. Oleh karena
itu membutuhkan persiapan yang benar-benar matang.

You might also like