Professional Documents
Culture Documents
Nama
:
Lenny Friska Y
14020090
Piranti Handayani
14020088
Putri Indah P. 14020084
Trisandi Ismiradz
13020090
Tanggal Praktikum :
Dosen
Asisten
Group
: 2K4
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2016
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI RESIN HASIL PENYEMPURNAAN
TOLAK AIR PADA KAIN KAPAS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
MAKSUD DAN TUJUAN
1.1.1 Maksud
Agar praktikan dapat membandingkan hasil penyempurnaan
variasi konsentrasi resin tolak air pada kain kapas.
1.1.2 Tujuan
Menentukan pengaruh konsentrasi resin anti kusut pada kain
kapas terhadap sifat tolak air
1.2
TEORI DASAR
1.2.1 Kapas
Kapas merupakan serat alam yang paling banyak digunakan dan
dipakai oleh manusia. Berdasarkan panjang dan kehalusan
serat, kapas yang diperdagangkan dapat digolongkan menjadi 3
kelompok, yakni :
Serat yang panjang, halus, kuat berkilau, dengan panjang
stapel 1 1 inchi misalnya kapas mesir dan sea land.
Kapas medium yang lebih kasar dan lebih pendek dengan
panjang stapel - 1 3/8 inchi misalnya kapas upland.
Kapas yang pendek kasar dan tidak berkilau dengan panjang
stapel 3/6 1 inchi misalnya kapas india dan cina.
Bentuk memanjang serat, pipih seperti pita yang terpuntir
dan bentuk penampangnya sangat bervariasidari pipih sampai
bulat
tetapi
pada
umumnya
(P.SOEPRIJONO S.Teks,1973)
berbentuk
seperti
ginjal.
tetapi
beberapa
zat
oksidasi
atau
penghidrolisa
merupakan
salah
satu
proses
yang
baik,
mengingat
banyaknya
zat-zat
pembantu tekstil yang dapat mempengaruhi efek tolak air. Zatzat tersebut antara lain adalah surfaktan dan deterjen yang
banyak digunakan dalam proses persiapan penyempurnaan dan
pencelupan. Sejumlah kecil surfaktan (0,005%) yang tertinggal
pada bahan sudah dapat mengurangi efek tolak air secara nyata.
Ini menunjukkan betapa penting sesungguhnya penghilangan
zat-zat tersebut secara tuntas dan sempurna dari bahan yang
akan dikerjakan penyempurnaan tolak air. Campuran deterjen
anionik dan non-ionik telah terbukti ampuh menghilangkan sisasisa zat-zat hidrofilik yang tidak dapat dihilangkan dari bahan
dengan pembilasan biasa.
Tergantung pada tujuan akhir pemakaiannya maka pengujian
tolak
air
dapat
dilakukan
dengan
cara
uji
siram
atau
akan
tetapi
memungkinkan
dilakukannya
evaluasi
kemampuan tolak air kain secara sederhana dan cepat. Cara uji
ini hanya sesuai untuk produk dengan daya tolak air cukup
hingga sedang, karena cara ini tidak lagi mampu membedakan
antara yang sedang dan baik.
Untuk produk dengan spesifikasi tolak air tinggi cara uji yang
digunakan biasanya adalah Bundesman, dan suatu produk
dikatakan
memiliki
daya
tolak
air
tinggi
bila rating-nya
memungkinkan
dipertimbangkan
untuk
terjadinya
perembesan,
menggunakan
zat
maka
pengisi
perlu
berupa
daya
tembus
udara
(yang
berhubungan
dengan
BAB II
PRAKTIKUM
2.1
ALAT DAN BAHAN
2.1.1 Alat
Piala gelas 100 ml
Pengaduk
Timbangan digital
Baki Plastik
Mesin Padder
Mesin Stenter
2.1.2 Bahan
Kain kapas
Resin tolak air (Ingenus WR)
Air
2.2
RESEP DAN FUNGSI ZAT
2.2.1 Resep tolak air
Resin
: 50 gram
Dry
: 100oC 2 menit
Curring
: 150oC 2 menit
Katalis
: 6x200/1000 = 1,2 ml
Resin:
Kain
Kain
Kain
Kain
1
2
3
4
:
:
:
:
20x300/1000 = 6 gr
40x300/1000 = 12 gr
60x300/1000 = 18 gr
0x300/1000= 24 gr
DIAGRAM ALIR
Paddin
g
Curing 150oC
2menit
Evaluasi
2.4
CARA KERJA
Persiapkan alat dan bahan, hitung keperluan zat
Buat larutan resin
Rendam bahan kedalam larutan pada loyang
Bahan di padding dengan WPU 70%
Lakukan pengeringan 100oC 2 menit
Fiksasi dengan curring 150oC - 2 menit
Lakukan evaluasi pada tolak air dengan Uji Siram
washin
g
Dry-Of
2.5
DATA PERCOBAAN
Berat Awal Kain :
Kain 1
Kain 2
Kain 3
Kain 4
Kain blanko : 5,4
: 5,4
: 6,2
: 5,3
: 5,2
gr
gr
gr
gr
gr
gr
:
:
:
:
:
5,6
6,5
5,5
5,6
5,4
gr
gr
gr
gr
Kain
Kain
Kain
Kain
Kain
1
: 0 (ISO
2
: 0 (ISO
3
: 0 (ISO
4
: 0 (ISO
blanko : 0 (ISO 1)
1)
1)
1)
1)
Keterangan:
100 (ISO
5)
90
4)
80
pembasahan
pada
permukaan
kain
3)
70
2)
50
1)
2.6 DISKUSI
2.7 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
semua
kain
kapas
yang
kami
uji
dengan
variasi
konsentrasi
20,40,60,80 tidak memiliki sifat tolak air, jadi hipotesa dari kelompok
kami yang mengharapkan bahwa semakin banyak konsentrasi variasi
resin dapat meningkatkan ketolakan air pada kain semakin baik itu
tidak benar.
DAFTAR PUSTAKA
Hitariyat Susyami,dkk., Bahan Ajar Praktek Teknologi
PenyempurnaanKimia, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil,
Bandung, 2005.
P. Soeprijono, dkk ., Serat-Serat Tekstil, Institut Teknologi
Tekstil, Bandung, 1973.