Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variabel Penelitian
Kalau ada pertanyaan apa yang sedang diteliti, maka jawabannya berkenaan
dengan variable penelitian. Jadi variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variable
dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai variasi
antara satu orang dengan orang yang lain. Atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch
dan Farhady, 1981).
Variable dapat juga merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan
tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi, kepemimpinan, disiplin kerjamerupakan
atribut-atribut dari setiap orang.Dinamakan variable karena adanya variasi. Misalnya
berat badan dapat dikatakan variable, karena berat badan sekelompok orang itu
bervariasiantara yang satu dengan yang lain. Jadi kalau peneliti ingin memilih
variablepenelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dankeilmuan
tertentu, maka harus ada variasinya.
Variable yang tidak ada variasinya bukan dikatakan sebagai variable. Untuk dapat
bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada sekelompok sumber data atau objek
variasi.Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan
dipelajari. Misalnya tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikanstatus sosial, jenis kelamin,
golongan gaji produktivitas kerja dll. Dibagianlain Kerlinger menyatakan bahwa variabel
dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan
demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutanya Kidder (1981)
menyatakanbahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti mempelajari
danmenarik kesimpulan darinya.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa variable penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
4
1. Macam-macam Variabel
Berkaitan dengan hubungan antar variabel, Sugiyono menyebutkan paling
sedikit ada lima macam variabel yaitu: variabel independen (bebas), variabel
dependen (terikat), variabel moderator, variabel perantara dan variabel kontrol.
a. Variabel independen (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya perubahan pada variabel dependen (terikat).
b. Variabel Dependen (terikat)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena ada variabel bebas.
Contoh hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah seperti
gambar 2.3.
Kualitas Produk
(Variabel Bebas)
Keputusan Membeli
(Variabel Terikat)
Kualitas Produk
(Variabel bebas)
Keputusan Membeli
(Variabel terikat)
Harga
(Variabel moderator)
Gaya hidup
(Variabel intervening)
Harapan hidup
(Variabel terikat)
Gambar 2.5: Contoh hubungan variabel bebas, moderator, Intervening, dan terika
e. Variabel control
Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh
factor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila
akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh:
Pengaruh metode pendidikan pada Politeknik terhadap pembentukan ketrampilan
vokasi para mahasiswa. Variabel bebas adalah metode pendidikan pada
Politeknik. Variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya: panduan test, ruang
yang digunakan sama, ruang tempat ujian /fasilitas sama, tugas yang harus
kekerjakan juga sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya
pengaruh metode pendidikan pada Politeknik terhadap ketrampilan vokasi para
mahasiswa dapat diketahui lebih pasti.
.
Ketrampilan Vokasi
(Variabel terikat)
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu,
kualitas instrument dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument berkaitan dengan
validitas dan reliabilitas dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan
dengan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan dengan berbagai macam instrument, sesuai dengan penelitian yang akan
dilakukan, yakni sebagai berikut:
2. Jenis Instrumen Penelitian
Penggunaan instrumen penelitian harus disesuaikan dengan variabel penelitian
yang akan diteliti. Agar alat ukur (instrumen penelitian) dan objek ukur (variabel
penelitian) bersesuaian, maka ada beberapa jenis instrumen yang biasa digunakan
dalam penelitian yang harus dipahami sebagai dasar pemilihan instrumen, yaitu:
a. Tes
Menurut Suharsimi (2012) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Macam-macam Instrumen tes:
1) Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan
khusus,dll.
2) Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat
seseorang.
3) Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap
berbagai sikap seseorang.
10
5) Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.
b. Kuesioner (angket)
Menurut craswell Questionnaires, are form used in a survey design that
participant in a study complete and return to the researcher (Sugiono, 2012).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana responden mengisi
pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi dikembalikan kapada peneliti.
Sugiyono (2011) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila responden dalam
jumlah yang besar dan tersebar diwilayah yang luas. Pembuatan kuesioner harus
dilakukan dengan baik agar data yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan,
untuk membuat kuesioner terdapat prinsip-prinsip dalam penulisannya, yakni:
1) Isi dan Tujuan Pertanyaan
Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut
merupakan bentuk pengukuran atau bukan? Kalau berbentuk pengukuran,
maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus disusun
dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur
variebel yang di teliti.
2) Bahasa yang Digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner (angket) harus
disesuiakan dengan kemampuan berbahasa responden. Kalua sekiranya
responden tidak dapat berbahasa Indonesia maka angket jangan berbahasa
Indonesia, dan juga harus memperhatikan tingkat pendidikan responden
karena tingkat pemahaman kata responden berbeda.
3) Tipe dan Bentuk Pertanyaan
11
12
13
dengan
participant
Observation,
Non
Participant
14
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono, 2009). Meteran yang valid dapat
digunakan untuk mengukur panjang dengan baik, Karena meteran mememang alat
untuk mengukur panjang, namun bila meteran digunakan untuk mengukur berat maka
akan menjadi tidak valid. Untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama.
Instrumen yang reliabel adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali
akan menghasilkan data yang sama. Contohnya bila kemarin data yang diperoleh
adalah merah maka jika dilakukan tes hari ini data yang diperoleh juga merah.
a. Uji Validitas
Ada tiga jenis validitas yang sering digunakan dalam penyusunan instrumen,
yaitu:
1) Validitas Konstruksi
Untuk pengujian kontruksi dapat digunakan pendapat dari para ahli.
Dalam hal ini setelah instrument dikontruksi tentang aspek-aspek yang akan
diukur dengan berlandaskan teori maka selanjutnya dikonsultasikan dengan
para ahli. Para ahli diminta memberikan keputusan terhadap instrument yang
telah disusun. Para ahli akan memberikan keputusan instrument dapat
digunakan tanpa perbaikan, dengan perbaikan, dan mungkin dirombak total.
Setelah para ahli memberikan judgement maka dilanjutkan dengan
ujicoba instrumen untuk mengetahui validitas item, dapat digunakan rumus
korelasi product moment:
2) Validitas Isi
Pada instrument berbentuk tes, Pegujian validitas isi dapat dilakukan
dengan menbandingkan antara isi isntrumen dengan dengan materi pelajaran
yang diajarkan. Secara teknis pengujian validitas isi dan kontruksi dapat
dibantu dengan kisi-kisi instrument.
3) Validitas Eksternal
Validitas ekstrenal diuji dengan cara membandingkan anatar kriteria
yang ada pada instrument dengan fakta empiris yang terjadi dilapangan.
15
b. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dapat dilakukan secara
eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal,
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang
ada pada instrumen dengan teknik tertentu .
1) Test-retest
Pengujian ini dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa
kali pada koresponden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, responden
sama, dan waktu yang berbeda. Reliabiitas diukur dari koefisien korelasi
antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi
positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
2) Ekuivalen
Instrumen yang ekuivalen adalah pernyataan yang secara bahasa
berbeda, tetapi maksudnya sama. Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan
sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu yang juga
sama, dan instrumen berbeda.
3) Gabungan
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua
instrumen yang ekuivalen itu beberapa kali ke responden yang sama.
Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen,
setelah itu dikorelasikan pada penguian kedua, dan selanjutnya dikorelasikan
secara silang.
4) Internal consistency
Pengujian dengan cara ini dilakukan dengan cara mencobakan
instrumen sekali saja. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas
instrumen. Untuk menguji reliabilitas instrumen dapat menggunakan rumus
sebagai berikut.
16