You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO 2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa
juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar.
Pasir kuarsa (SiO2) merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di
Indonesia dan pada umumnya dijumpai berwarna putih. Pasir kuarsa banyak ditemukan
pada daerah pesisir sungai, danau, pantai dan sebagian pada lautan yang dangkal.
Karena pasir kuarsa terdapat sebagai sendapan sedimen. Mineral ini memegang peranan
cukup penting bagi industri, baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan
ikutan. Sebagai bahan baku utama, pasir kuarsa dimanfaatkan oleh industri manufaktur
untuk menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen terutama untuk
bahan bangunan dan bahan utama pada disain interior/eksterior serta bahan untuk
kebutuhan rumah tangga. Sementara sebagai bahan ikutan, pasir kuarsa dimanfaatkan
untuk bahan cetakan pada pengecoran logam dan bahan refraktori.

BAB II
GEOLOGI
2.1. Genesa
Pasir kuarsa (quartz sands) berasal dari rombakan batuan yang mengandung silikon
dioksida (kuarsa SiO2) seperti granit, riolit, granodiorit. Endpan pasir kuarsa terjadi
setelah proses transportasi, sortasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu pasir kuarsa tidak
pernah didapatkan dalam keadaan murni. Karena jumlahnya yang cukup besar dan
terlihat memutih di sepanjang tepi sungai, danau atau pantai tersebut, maka di Indonesia
lebih dikenal dengan nama pasir putih.
Kualitas pasir kuarsa di Indonesia cukup bervariasi, tergantung pada proses genesa
dan pengaruh mineral pengotor yang ikut terbentuk saat proses sedimentasi. Material
pengotor ini bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut
persentase derajat kemurnian dapat diperkirakan. Butiran yang mengandung banyak
senyawa oksida besi akan terlihat berwarna kuning, kandungan unsur aluminium dan
titanium secara visual akan lebih jernih, dan kandungan unsur kalsium, magnesium dan
kalium cenderung membentuk warna kemerahan.
Di Alam, pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butir, mulai fraksi yang halus (<
0,06 mm) apabila terdapat jauh dari batuan induk, sedangkan ukuran kasar (> 2mm)
terletak tidak jauh dari batuan induk.
2.2. Mineralogi
Mineral pembentuk pasir kuarsa secara dominan tersusun oleh kristal-kristal silika
(SiO2) yang membentuk pola heksagonal serta beberapa mineral pengotor yang
bersenyawa dengan mineral tersebut. Komposisi kimia pasir kuarsa secara umum terdiri
dari unsur-unsur :

SiO2
Fe2O3
Al2O3
TiO2
CaO
MgO
K2O

55,30 - 99,87%
0,01 - 9,14%
0,01 - 18,00%
0,01 - 0,49%
0,01 - 3,24%
0,01 - 0,26%
0,01 - 17.00%

= mineral kuarsa
= mineral hematite
= mineral korundum
= mineral rutile
= kalsium oksida
= magnesium oksida
= kalium oksida

Sifat fisik pasir kuarsa mempunyai ciri yang khas, yaitu warna putih bening atau
warna lain tergantung kepada senyawa pengotornya misalnya kuning mengandung Fe
Oksida, warna merah mengandung Cu Oksida. kekerasan berkisar antara 7 (skala
Mohs), berat jenis antara 2,50 - 2,70, titik lebur antara 1715 oC, bentuk kristal
hexagonal, panas spesifik 0,185 dan konduktivitas panas antara 12-100 oC.
2.3. Tempat Terdapat
Pasir kuarsa tersebar di seluruh Indonesaia dengan jumlah cadangan yang beragam,
tempat keterdapatan pasir kuarsa di Indonesia antara lain :
a. D.I Aceh

: Kab. Aceh Barat, Pantai Lhokruet, Kec.

Lhokkuret sebelah barat laut calang (termasuk formasi ligan


berumur oligasen, tebal lapisan 3 m); Kab. Aceh Barat Kec.
Calang pantai Calang (terdapat sebagai endapan pantai
aluvial).
b. Jawa Barat

dan

: Cilangkahan, Rangkas bitung, Jampang kulon,

Pelabuhan Ratu, Cibadak, Citarum, Ceranjang, Cibinong,


Purwakarta, Peninggaran.
c. Jawa Tengah
: Karangkobar, Wonosobo, Kebumen, Karang
anyer, Beji, Banjar, Rembang, Pamotan.
d. Jawa timur
: Jatirogo, Krogan, Banjar, Tambakboyo, Tasik
Karjo, Tasik Harjo, Jaya tamu, Lamongan, dan Gresik.
e. Madura : Pantai utara Madura, Langkap Burneh, Timur laut
Balige.
f. Pulau Bangka

: Pasir padi, Mantaras, Tanjung penyuruk.

g. Pulau Belitung: Tg. Binga Tg. Empang, Kampung Baru,


Sejuk, Tg. Batu Penyu
h. Sumatera Bag. Selatan : S. Rengat, Menggal, Gedung
Meneng, Air batu, Natar,

Teluk betung, S. Tulang

bawang, Pantai panjang (Bengkulu).


i. Sumatera Utara
: Kisoran, S. Asahanam, Tg. Tiram,
Sekitar Danau Toba.
j. Aceh
k. Kalimantan Timur

: Takengon, Sekitar kota raja.


: G. Pasir, Jenebora, Kopan, Lawi-

lawi, Sentel, Sejulu, Samarinda


l. Riau
: S. Batu, Kompar, Air Taris
m. Kalimantan Barat
: Singkawang
n. Kalimantan Selatan
: Martapura
o. Kalimantan Tengah
: Kutai
p. Lombok Timur
q. Utara Irian Jaya

BAB III
PERTAMBANGAN
3.1. Eksplorasi
Untuk mengetahui potensi serta kualitas cadangan pasir kuarsa dilakukan kegiatan
eksplorasi yang meliputi proses pemetaan udara, pemetaan topografi, pemetaan geologi,
penyelidikan geofisika serta dilanjutkan dengan pemboran atau dengan sumur uji.
Metode geofisika yang tepat untuk endapan pasir kuarsa ini umumnya menggunakan
cara tahanan jenis, karena kondisi endapan pasir kuarsa relatif homogen dan cenderung
sejajar dengan permukaan.
Kualitas dan cadangan didasarkan kepada pengambilan contoh pasir kuarsa melalui
pemboran atau dengan sumur uji. Bila sudah diketahui tebal dan luas cadangan pasir
4

kuarsa ini, maka akan dapat diprediksi besar potensi cadangannya. Proses perhitungan
cadangan ini dapat dihitung secara kasar dengan mengalikan luas dengan tebal lapisan.
Setelah diketahui besarnya cadangan, maka dilanjutkan dengan uji laboratorium
untuk mengetahui kualitas pasir kuarsa pada daerah tersebut. Bila sudah tahu informasi
semuanya, maka dapat dilakukan perhitungan dan analisis untuk mengetahui prospek
dan pemanfaatan yang sesuai dari cadangan tersebut.
3.2. Penambangan
Secara umum, penambangan pasir kuarsa, yaitu dengan cara tambang terbuka
dengan cara kering dan cara basah menggunakan monitor (hydraulic mine). Pemilihan
metode bergantung kepada proses pengolahan, dan letak sebaran endapan.
Tahap kegiatan penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup (land
clearing) dilanjutkan dengan kegiatan penggalian pasir kuarsa, pemuatan.

3.2.1. Pengupasan (Stripping)


Tujuan pengupasan lapisan tanah penutup adalah untuk mengurangi kotoran
(dilution), ketika akan dilakukan proses penambangan. Biasanya lapisan tanah penutup
terdiri dari semak belukar dan lapisan lempung (soil).
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini berupa pembersihan terhadap semak
belukar dengan menggunakan alat manual (cangkul, singkup, belincong, dan lain-lain),
ataupun alat mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/ ganda, penggaruan
(scrapper), shovel, dan lain-lain). Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan
dan tingkat produksi penambangan.

Peralatan yang dipakai dengan peralatan mekanis meliputi proses penggaruan,


pendorongan dan pengumpulan material tanah penutup yang akan dimanfaatkan pada
saat proses back filling (reklamasi) untuk menutup kembali lahan yang telah ditambang.
3.2.2. Pengambilan Pasir Kuarsa
Karena bahan galian ini bersifat material lepas, maka sistem penambangan yang
dipakai dapat dengan cara kering maupun basah. Pengambilan dengan cara kering yaitu
menggunakan buldoser atau power shovel, kemudian ditimbun dan diangkut memakai
dumptruck.
Pengambilan pasir kuarsa dengan cara basah dilakukan penyemprotan dengan
monitor. Campuran air dan pasir kuarsa (slurry) dipompakan ke penampungan
(stockpile) lalu diangkut ke instalasi pengolahan atau langsung dijual ke pasaran.
3.2.3. Pemuatan dan Pengangkutan
Pengangkutan hasil tambang dari area tambang ke unit pengolahan atau
penampungan menggunakan alat muat excavator (back hoe), power shovel atau wheel
loader. Alat angkut yang digunakan adalah dump truck, atau dengan cara slurry
dipompakan melalui pipa paralon langsung ke kapal.
3.3. Pengolahan
Pada

dasarnya

pengolahan/pencucian

pasir

kurasa

dimaksudkan

untuk

menghilangkan zat pengotor, meningkatkan kadar SiO 2 atau memisahkan atau


mengubah ukuran butir untuk memperoleh spesifikasi yang diinginkan. Tingkat
pengolahan pasir kuarsa ditentukan oleh jenis penggunaaanya. Bagan alir pengolah
pasir kuarsa adalah sebagai berikut :
Pasir kuarsa dari Tambang

Air

Pencucian dengan air untuk menghilangkan


lempung yang dikandungnya dengan
menggunakan siklon/classifier/washer
6

Lempung dan
materian
pengotor

Scrubbing (pencucian) dengan kekentalan tinggi :


60 70% padatan

Pencucian dengan siklon/classifier

Air

Sisa
lempung/senyawa
besi

Pemisahan magnetis
(magnetic separator)
Pengayakan

Pasir kuarsa murni dengan


Spesifikasi tertentu

Bagan Alir Tahapan Pengolahan Pasir Kuarsa

BAB IV
KEGUNAAN
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,
misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan
baku fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan
sebagai bahan ikutan, misal dalam industri pencoran logam, bata tahan api (refraktori),
dan lain sebagainya.

4.1. Industri Refraktori


Pasir kuarsa pada industri bata tahan api dipakai untuk pembentuk konstruksi
bata. Sebagai bahan baku utama bata tekan api, dengan persyaratan sebagai berikut:
SiO2
Al2O3

Min 95%
Maks 1%

Na2O

Maks 0.3%

K2O
TiO2

Maks 0.3%
Maks 0.3%

Ukuran butir : 3 fraksi


-

Kasar (3.5 0.5 mm)

Medium (0.5 0.18mm)

Halus (<0.18mm)

Persentase masing-masing fraksi ditentukan oleh jenis bata tekan api yang diinginkan.

4.2. lndustri Pengecoran Logam


Pemanfaatan pasir kuarsa dalam industri pengecoran, karena memiliki titik leleh
lebih tinggi dari logam.
Digunakan sebagai pasir cetak (Casling Panel), dengan persyaratan sebagai berikut :
SiO2

Min 90%

Na2O + K2O

Maks 2%

Fe2O3

Maks 1.5%

Distribusi ukuran butir :


-

Fraksi -30# + 70#

(35%)

Fraksi Medium 70#

(30%)

Fraksi Halus

(35%)
8

Bentuk butir : Sub-angular (bersudut tanggung)


4.3. Industri Gelas dan Kaca
Proses akhir pengolahan pasir kuarsa menjadi gelas dan kaca, yaitu dengan jalan
meleburkannya bersama bahan-bahan lain seperti soda dan kapur dalam tungku
peleburan. Sebagai bahan pembentuk gelas kontribusi silica (SiO 2) sangat dominan.
Unsur lain seperti soda (Na2O) dimanfaatkan dalam proses pencairan, sedangkan kapur
(CaO dan MgO) berfungsi sebagai stabilisator ketika proses pencairan dan
pembentukan kembali gelas dan kaca tersebut. Biasanya, pada saat pengolahan
ditambahkan belerang untuk membantu pelunakan gelas ketika dicairkan. Untuk proses
pembuatan gelas yang berkualitas tinggi perlu ditambahkan aluminium oksida (Al 2O3)
dan B2O3 untuk menambah ketahanan gelas.
Persyaratan pasir kuarsa untuk industri gelas dan kaca mutlak diperlukan terutama
komposisi kimia dan distribusi ukuran butir. Komposisi kimia tersebut tergantung dari
jenis gelas yang akan dibuat serta harus dapat menjamin syarat kemurnian minimum,
juga pembatasan pada pengotor yang mempengaruhi kandungan pasir kuarsa yang akan
dipakai,

karena

pengotor

yang

tidak

diinginkan

akan

mengganggu

proses

pengolahannya. misalnya ketika yang diinginkan adalah kaca atau gelas yang bening,
maka besarnya oksida besi akan mengganggu terbentuknya warna bening dari hasil
produksinya. Oleh karena itu untuk mendapatkan kaca putih dan bening, dibutuhkan
kandungan oksida logam yang rendah dan kemurnian silika yang tinggi.
Spesifikasi pasir kuarsa untuk industri gelas dan kaca sebagai berikut :
Gelas Optik

Gelas biasa

Gelas kaca

SiO2

Min 99.80%

Min 98.50%

Min 98.50%

Al2O3

Maks 0.10%

Maks 0.50%

Maks 0.06%

Fe2O3

Maks 0.02%

Maks 0.02%

Maks 0.06%

CaO+MgO

Maks 0.10%

Maks 0.20%

Maks 0.50%

Ukuran butir : -20 # (0.8 mm) dengan fraksi yang lewat 100 # (0.15 mm) maksimal 5 %
Persyaratan pasir kuarsa untuk industri gelas dan kaca mutlak diperlukan terutama
komposisi kimia dan distribusi ukuran butir. Komposisi kimia tersebut tergantung dari
jenis gelas yang akan dibuat serta harus dapat menjamin syarat kemurnian minimum,
juga pembatasan pada pengotor yang mempengaruhi kandungan pasir kuarsa yang akan
dipakai,

karena

pengotor

yang

tidak

diinginkan

akan

mengganggu

proses

pengolahannya. misalnya ketika yang diinginkan adalah kaca atau gelas yang bening,
maka besarnya oksida besi akan mengganggu terbentuknya warna bening dari hasil
produksinya. Oleh karena itu untuk mendapatkan kaca putih dan bening, dibutuhkan
kandungan oksida logam yang rendah dan kemurnian silika yang tinggi.
Persyaratan dan standar umum yang biasa digunakan perusahaan gelas dan kaca
untuk membeli pasir kuarsa diperlihatkan. Beberapa perusahaan industri gelas membuat
klasifikasi pasir kuarsa menjadi dua jenis komposisi yaitu pasir putih dan pasir kuning
dengan komposisi. Proses peleburan pasir kuarsa merupakan proses perubahan berbagai
bahan baku menjadi adonan cair yang homogen, sehingga ukuran fraksi menjadi sangat
penting. Khusus bidang arsitektur bangunan, penggunaan kaca sebagai pelengkap
utama dalam menata disain interior dan eksterior sudah sangat meluas, yaitu kaca
bangunan, kaca balok, kaca gelombang, keperluan kombinasi sinar laser dan difusi,
gelas fiber pengatur sound systems pada gedung pertunjukan, binokuler (melihat jelas
objek pandang), kaca mata dan lain sebagainya. Untuk menghasilkan kaca berkualitas
diperlukan pengolahan yang berteknologi tinggi.
Berdasarkan bentuk dan kegunaan, kaca lembaran dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu jenis polos atau bening dan jenis berpola. Sekarang, kedua jenis ini sudah
dikembangkan dengan teknologi maju karena banyak permintaan di pasaran. Jenis kaca
polos dilakukan dengan proses pengambangan cairan kaca di atas cairan logam. Sifat
10

istimewa kaca polos memiliki permukaan yang rata di dua sisi, sejajar sempurna, dan
bebas distorsi, baik untuk bayangan langsung maupun pantul, benda yang ada dibalik
kaca akan terlihat terang dan jernih karena kaca ini bersifat transparansi dan
transmitansi tinggi, permukaan lebih berkilau daripada kaca plat poles karena dipoles
dengan api, tebal kaca dapat sampai 19 mm dengan dimensi lebih besar sehingga
memudahkan perencanaan dinding kaca yang besar. Biasanya, kaca polos dipakai dalam
pekerjaan disain interior dan eksterior rumah, pusat perbelanjaan, perkantoran, etalase
took dan lain sebagainya.
Kaca berpola merupakan kaca yang proses pembuatannya dilakukan dengan
membubuhkan zat warna berupa senyawa oksida logam ke dalam cairan kaca yang
sedang diproses. Keuntungan penggunaan kaca berpola ini dapat mengurangi panas dan
cahaya yang menyilaukan, serta mempunyai daya tembus pandang rendah sekali yang
memberi rasa nyaman bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca jenis ini sangat
bermanfaat untuk disain interior dan eksterior rumah, perkantoran, pusat perbelanjaan
dan lain sebagainya.
Selain itu, beberapa jenis kaca dibuat secara khusus, seperti kaca tanpa pantul yang
bisanya digunakan untuk industri optikal dan laboratorium, kaca tahan kimia untuk
industri kemasan botol dan obat-obatan, dan berbagai jenis kaca yang diproses
berteknologi tinggi seperti untuk industri pesawat terbang, pemotongan optis dan lain
sebagainya.
4.4. Industri-Industri Lain
a. Bahan baku pembuatan fero silikon dan silikon carbide :
Persyaratan :
- SiO2
Min 98%
- Oksigen Besi
Maks 0.3%
- Tidak mengandung phyrite
b. Pembuatan glass wool
Persyaratan :
Sama halnya dengan industri gelas
11

c. Bahan ampelas dan pasir saring


Persyaratan :
- Bebas dari tanah liat dan kotoran lain
- Ukuran butir tertentu (halus dan tajam)
Pemakaian pasir kuarsa pada industri lainnya, yaitu sebagai bahan pengeras pada
pengolahan karet, bahan pengisi (industri cat), bahan ampelas (industri gerinda), bahan
penghilang karat (industri logam), bahan penyaring (industri penjernihan air), bahan
baku dalam pembuatan ferro silicon carbide, dan lainnya, seperti dalam indutri
microchip (elektronika).
BAB V
KESIMPULAN

1. Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO 2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
2. Pasir kuarsa (quartz sands) berasal dari rombakan batuan yang mengandung
silikon dioksida (kuarsa SiO2) seperti granit, riolit, granodiorit.
3. Tempat keterdapatan pasir kuarsa di Indonesia antara lain, seperti D.I.Aceh,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Pulau Bangka, Pulau Belitung,
Sumatera bag. Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Riau, Kalimantan Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Lombok Timur, dan
Irian Jaya Utara.
4. Pertambangan pada pasir kuarsa meliputi eksplorasi, penambangan dan
pengolahan.
5. Kegunaan pasir kuarsa yaitu pada industri refraktori, industri pengecoran logam,
industri gelas dan kaca, industri lainnya.

12

You might also like