Professional Documents
Culture Documents
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunianyalah, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi
Keuangan Syariah, pada semester V, di tahun ajaran 2016, dengan judul AKUTANSI
AKAD IJARAH.
Penulis mencoba semaksimal mungkin dalam pengerjaan makalah ini.
Kemungkinan bahwa makalah ini terdapat kekurangan dari segi isi dan bahasa diakui
oleh penulis. Kritik dan saran yang bersifat membangun dan memberdayakan demi
kesempurnaan makalah ini diinginkan oleh penulis. Semoga makalah ini mampu
memperkaya ilmu pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Al-Ijarah adalah perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
memperbolehkan penyewa memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa sesuai
dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan
dikembalikan kepada pemilik.
Landasan syariah dari ijarah adalah Alquran, surat Al-Baqarah: 233, Dan jika kamu
ingin anakmu disusunkan oleh orang lain, tidak ada dosa bagimu, apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kau kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
Sedangkan Al-Tajiri yaitu perjanjian antara pemilik barang dengan yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut dengan membayar sewa
sesuai dengan persetujuan kedua belah pihak. Setelah berakhir masa sewanya, maka
pemilik barang menjual barang tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui
kedua belah pihak.
Ijarah adalah akad pemindahan hak/manfaat atas suatu asset dalam waktu tertentu,
dengan pembayaran sewa (ujrah) tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikkan assset
sendiri (PAPSI). Ijarah sesuai jenisnya dapat dibedakan menjadi Ijarah fee dan Ijarah
asset Ijarah fee antara lain Ijarah SDB, Ijarah pemeliharaan rahn emas dan Ijarah
penyimpanan rahn emas. Ijarah asset dapat dibedakan sebagai Asset berwujud dan Asset
tidak berwujud. Ijarah asset berwujud dapat dibedakan sebagai Ijarah. Ijarah mintabiyah
bittamlik Dan Jual ijarah. Ijarah asset tidak berwujud, antara Ijarah berlanjut dan Multi
jasa.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa itu akad ijarah ?
2. Apa saja sumber hukumnya ?
3. Bagaimana sistem pencatatan akuntansi dalam akad ijarah ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu akad ijarah.
2. Untuk melihat lebih jelas dasar dan sumber hukum akad ijarah.
3. Untuk mengetahui sistem pencatatan akuntansi dalam akad ijarah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
adalah sebesar opportunity cost yang ditimbulkanya, yaitu uang yang bisa didapatkanya
dengan menyewakan pada pihak lain dapat sehingga selisih antara uang dimuka dan
opportunity costnya dikembalikan pada penyewa.
Akad ijarah memiliki resiko beruba gagal bayar dari penyewa, aset ijarah rusak,
atau penyewa menghentikan akad sehingga pemberi sewa harus mencari penyewa baru.
Akad ijarah hendaknya memuat aturan tentang jangka waktu akad, besarnya sewa
atau upah, cara pembayaran sewa atau upah (dimuka, angsuran atau diakhir), peruntukan
aset yang disewakan dan hal lainya yang dianggap penting. Begitu kontrak disetujui maka
ia bersifat mengikat kedua belah pihak dan apabila ada perubahan pada isi kontrak harus
disepakati keduanya. Setelah akad ditandatangani, pemberi sewa tidak dapat menyewakan
aset yang telah disewakanya pada pihak lain untuk periode akad yang sama.
Perjanjian mulai berlaku efektif ketika penyewa dapat menggunakan aset yang
disewanya bukan saat penandatanganan kontrak, sebaliknya pada saat itu pemberi sewa
berhak menerima pembayaran sewa atau upah.
B.
Keterangan:
1. Nasabah mendatangi bank syariah memohon pembiayaan penyewaan sebuah
rumah selama setahun, secara cicilian (bulanan) dan mereka negosiasi tentang
harga.
2. Bank menyewa rumah tersebut Rp 10 juta setahun dibayarcash di muka.
3. Bank selanjutnya menyewakan rumah itu secara cicilan per bulan Rp 1 juta
dengan akad ijarah (Di sini dilaksanakan pengikatan/kontrak).
4. Rumah dimanfaatkan (digunakan) oleh nasabah.
5. Nasabah mencicil biaya sewa setiap bulan kepada bank.
Contoh Ijarah :
seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon kepada Bank
syariah untuk menyewa alat2 berat itu. Maka nasabah akan membayar sewa alat2 berat
tersebut kepada Bank syariah
KeteKeterangan:
1. Nasabah (B) mengajukan permohonan pembiayaan secara tertulis kepada Bank (A)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Contoh IMBT :
Seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya, membutuhkan
alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon kepada Bank syariah untuk
menyewa alat2 berat itu.Akan tetapi, jika ternyata alat-alat tersebut akan terus dibutuhkan
dan dia kemudian memutuskan untuk membelinya, dia bisa melakukannya dengan ijarah
muntahia bit-tamlik, yaitu menyewa peralatan tersebut dan pada akhir masa sewa,
nasabah membelinya.
C.
DASAR SYARIAH
Sumber hukum akad ijarah
1. Alquran, sebagai firman ALLAH SWT :
Harus bias dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, misalnya sewa
computer, maka computer itu harus dapat berfungsi sebagaimana mestinya
3.
b.
a. Harus jelas besaranya dan diketahui oleh para pihak yang berakad. Misalnya
berkah toserba merekrut karyawanya yang ditugaskan sebagai pramuniaga
(hubunganya adalah pekerja dan pemberi kerja) dan gaji yang disepakati
sebesar Rp. 2 juta perbulan. Tidak boleh menyatakan gajinya tergantung dari
penjualan perusahaan karena besaranya menjadi tidak pasti.
b. Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang serupa
dengan objek akad.
c. Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berbeda untuk ukuran waktu, tempat dan
jarak serta lainya yang berbeda. Misalnya, sewa atas mobil yang jenisnya
sama misalnya innova 2006, di Jakarta sewa perhari Rp. 500.000 sedangkan
di Yogyakarta Rp. 400.000, atau menyewakan toko kalau digunakan untuk
pakaian harga sewanya Rp. 20 juta per tahun tapi kalau digunakan untuk
bengkel Rp. 25 juta per tahun atau sewa took untuk 1 tahun Rp. 25 juta tapi
kalau 2 tahun Rp. 45 juta begitu disepakati maka harga sewa akan mengikat
dan tidak boleh berubah selama masa akad.
c.
3.
Ijab Qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad
yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondesi atau menggunakan cara-cara
komunikasi modern.
Berakhirnya akad ijarah
1. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat berlaku
walaupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alas an, misalnya
keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian, maka
dimungkinkan berakhirnya akad setelah panen selesai (sayyid sabbiq, 2008).
2. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat menghentikan
akad ijarah
3. Terjadi kerusakan asset
4. Penyewa tidak dapat membayar sewa
10
5. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk meneruskan akad
karena memberatkanya. Kalau ahli waris merasa tidak masalah maka akad tetap
berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui maka bila sang bayi atau yang
menyusui meninggal maka akadnya menjadi batal.
Perbedaan ijarah dengan leasing
Ada orang berpendapat ijarah sama dengan leasing, padahal pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, Karim (2003) mencoba membandingkan ijarah dengan leasing sebagai
berikut :
No.
Keterangan
Ijarah
Leasing
1.
Objek
2.
Metode pembaaran
Perpindahan
a.
kepemilikan
b.
b.
menjual/menghibahkan di awal
akad
4.
a.
a.
b.
beli
b.
Sale and lease back :
dibolehkan
Table diatas memberikan ikhtisar perbedaan dan kesamaan antara ijarah dan
leasing. Sedikitnya ada empat aspek yang dapat dicermati, yakni :objek, metode
pembayaran, perpindahan kepemilikanya dan jenis leasing.
11
1. Objek
Dalam ijrah, objek yang disewakan dapat berupa asset maupun jasa. Ijrah bila
diterapkan untuk mendapatkan manfaat dari asset disebut sewa menyewa, sedangkan bila
diterapkan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja disebut upah mengupah. Dalam
leasing hanya berlaku untuk sewa menyewa asset saja. Dengan kata lain terbatas pada
pemanfaatan asset. Dengan demikian ijarah memiliki cakupan yang lebih luas daripada
leasing.
2. Metode pembayaran
Dalam ijarah, metode pembayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah
yang pembayaranya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to
performance).
3. Perpindahan kepemilikan
Pada dasarnya akad ijarah sama seperti operating lease, yakni dipindahkan adalah
manfaat dari asset yang disewakan. Untuk jenis akad ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT),
kepemilikan asset tetap pada pemberi sewa diawal akad berjanji (waad) kepada pihak
penyewa. Pengalihan hak milik pada asset yang bersangkutan dapat dilakukan dengan
menjual atau dengan menghibahkanya. Atas pemindahan kepemilikan tersebut akan
dibuatkan akad secara terpisah.
Sementara dalam leaseing, jenis leasing tergantung pada sisi pemberi sewa dan
penyewa. Dari sisi pemberi sewa, secara umum dikenal 4 jenis leasing; yaitu financial
lease, sales type lease, operating lease, dan leverage lease. Sedangkan dari sisi penyewa,
dikenal 2 jenis yaitu operating lease dan capital lease.
4. Jenis leasing lainya
Purchase lease
Sale and lease back (al bai isumma iadatul ijarah atau jual dan ijarah)
: Sedan
12
Merek
Kapasitas Mesin
4000 cc
Tahun Pembuatan
2008
Dealer
Umur Ekonomis
Harga Perolehan
: Rp 50.000.000,00
: Rp 15.000.000,00
Biaya Notaris
: Rp
Bulan ke-48
5.000.000,00
Ilustrasi 1.
Pada saat perolehan obyek yang akan disewakan
Pada tanggal 2 januari 2008, BPRS ALBARAKAH membeli mobil sedan Toyota All New
Camry dengan harga dan biaya-biaya lain yang ditanggung (OTR) sebesar Rp
500.000.000,00. Atas pembelian mobil tersebut BPRS ALBARAKAH mencatat dalam
jurnal sebagai berikut:
Aset Ijarah
Rp 500.000.000,00
Rp 500.000.000,00
Ilustrasi 2.
Pada saat transaksi Ijarah Pada tanggal10 januari 2008, BPRS ALBARAKAH
mnelakukan transaksi ijarah dengan PT. RENCARINDO dan atas transaksi tersebut
BPRS mencatat dalam jurnal sebagai berikut:
Aset yang Diperoleh untuk Ijarah
Rp 500.000.000,00
Aset Ijarah
Rp 500.000.000,00
Catatan: pencatan ini dilakukan untuk memberikan informasi dalam neraca bahwa
rekening aset ijarah hanya digunakan untuk aset ijarah yang belum disewakan kepadda
pihak lain sedangkan rekening aset yang diperoleh untuk ijarah digunakan untuk
pencatatan pengakuan aset ijarah yang sudah disewakan oleh pihak lain baik dengan akad
ijarah maupun ijarah muntahiyah bittamlik.
Ilustrasi 3.
Pada saat menerima uang muka dari penyewa
Kas/Rekening PT. RENCARINDO
Rp 50.000.000,00
13
Rp 50.000.000,00
lustrasi 4.
Biaya Administrasi pengurusan akad ijarah
Saat PT. RENCARINDO membayar biaya pengurusan pada BPRS ALBAKARAH
Kas/Rekening PT. RENCARINDO
Rp 1.500.000,00
Rp 1.500.000,00
Rp 3.000.000,00
Kas
Rp 3.000.000,00
Ilustrasi 5.
Penyusutan aktiva ijarah dengan akad ijarah muntahiyah bittamlik PSAK nomor 59
tentang akuntansi Perbankan Syariah khususnya paragraf 108 dijelaskan tentang
pengakuan obyek ijarah sebagai berikut:
Obyek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan obyek sewa dan
disusutkan sesuai dengan:
1. Kebijakan penyusutan pemilik obyek sewa untuk aktiva sejenis jika merupakan
transaksi ijarah; dan
2. Masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiyah bittamlik
Sedangkan ED PSAK 107 tentang akuntansi ijarah khususnya paragraf 12 menjelaskan
bahwa:
Kebijakan penyusutan atau amortisasi yang dipilih harus mencerminkan pola konsumsi
yang diharapkan dari manfaat ekonomi di masa depan dari obyek ijarah. Umur ekonomis
dapat berbeda dengan umur teknis. Misalnya, mobil yang dapat dipakai selam 10 tahun
diijarahkan dengan akad ijarah muntahiyan bittamlik selama 5 tahun. Dengan demikian
umur ekonomisnya adalah 5 tahun.
Berkaitan dengan kasus di atas akan diilustrasikan perlakuan akuntansi untuk akuntansi
ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik sebagai berkut:
1. Besar biaya penyusutan aktiva ijarah per bulan dihitung berdasarkan informasi
harga perolehan dan umur ekonomis obyek, yaitu: Rp 8.333.333
500.000.000 : 60 bulan = 8.333.333
Beban penyusutan
Akumulasi Penyusutan aktiva Ijarah
Rp 8.333.333
Rp 8.333.333
14
Rp 10.000.000
Rp 10.000.000
AKUNTANSI PENYEWA
Ilustrasi kasus ini memberikan gambaran transaksi ijarah aset berwujud, LKS sebagai
penyewa obyek ijarah yang akan disewakan kembali pada pihak lain. Ilustrasi kasus
selengkapnya
sebagai
berikut:
BPRS
ALBARAKAH
mendapatkan
pengajuan
: sedan
Merek
Kapasitas mesin
: 4000 cc
Tahun pembuatan
: 2008
Dealer
Umur Ekonomis
Harga perolehan
: Rp. 50.000.000
: Rp. 15.000.000
: bulan ke-48
Biaya notaris
: Rp 3.000.000
15
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Rp 720.000.000
Rp 720.000.000
Rp 15.000.000
Rp 15.000.000
Catatan: amortisasi dihitung dari total sewa dibayar dimuka dibagi masa sewa
-
Pada saat perbaikan aset ijarah atas beban pemilik obyek ijarah
Jika BPRS ALBARAKAH melakukan perbaikan atas aset ijarah yang disewa karena
kerusakan sehingga mengeluarkan biaya perbaikan sebesar Rp 20.000.000.
Pituang kepada pemilik obyek ijarah (D)
Rp 20.000.000
Rp 20.000.000
Ilustrasi 2.
Perpindahan hak milik obyek
Aset diperoleh untuk ijarah
Rp. 500.000.000
( Rp. 480.000.000 )
Rp. 20.000.000
Rp 500.000.000
Rp. 500.000.000
Rp 500.000.000
16
Rp 500.000.000
Rp 250.000.000
Rp 250.000.000
Catatan: pendapatan yang diakui sebagai pendapatan operasi utama lainnya harus
dibagihasilkan juga kepada pemegang rekening investasi mudharabah sesuai kesepakatan
nisbah sedangkan pendapatan lainnya menjadi hak sepenuhnya LKS.
b. Melalui pembelian obyek ijarah sebelum berakhirnya masa sewa dengan harga beli
sebesar sisa cicilan sewa atau sekedarnya.
Misalnya sisa cicilan yangbbelum dibayarkan sebesar Rp. 60.000.000
Aset Ijarah (D)
Rp. 60.000.000
Rp.60.000.000
Catatan: jika nilai sisa cicilan dan nilai buku obyek ijarah sama
Pembatalan penjualan/perpindahan obyek ijarah oleh pemilik
Jika penyewa membatalkan penjualan objek ijarah kepada penyewa dan nilai wajar obyek
sewa lebih rendah dari nilai buku dan dibebankan kepada penyewa/lessor, seperti yang
diilustrasikan sebelumnya.
Beban pembatalan Pembelian
Kas/hutang Pemilik Objek Ijarah
Rp. 20.000.000
Rp. 20.000.000
Ilustrasi 3.
Penurunan Nilai Sebelum Perpindahan Hak
Jika penurunan nilai tersebut timbul akibat tindakan penyewa atu kelalaiannya, serta
jumlah cicilan sewa yang sudah dibayar melebihi nilai sewa yang wajar, maka selisihnya
diakui sebagai piutang jatuh tempo penyewa kepada pemilik sewa dan mengoreksi beban
IMBT. Apabila masa sewa diketahui terjadi penurunan kualitas obyek sewa dan bukan
disebabkan kelalaian LKS sebagai penyewa yang mengakibatkan jumlah cicilan yang
telah dibayar lebih besar dari nilai sewa yang wajar. Misalnya obyek ijarah mengalami
penurunan nilai wajar karena kerusakan kendaraan sehingga mengakibatkan adanya
selisih nilai sewa wajar dengan nilai sewa yang dibayarkan yaitu terdapat kelebihan
sebesar Rp 50.000.000, maka LKS akan mencatatnya dalam jurnal sebagai berikut:
Kas/Rekening Piutang kepada Pemilik Obyek Ijarah
Rp. 50.000.000
17
Rp. 50.000.000
penyewa) dengan pemilik dan perlakuan akuntansi pemilik diterapkan untuk transaksi
antara entitas (sebagai pemilik) dengan pihak penyewa-lanjut.
Jurnal pada saat membayar sewa kepada pemilik obyek ijarah.
Uang Muka Sewa
Rp. 50.000.000
Kas
Rp. 50.000.000
Rp. 18.000.000
Pendapatan Sewa
Rp. 18.000.000
Rp. 15.000.000
Rp. 15.000.000
Rp 18.000.000
18
Rp 15.000.000
Rp
500.000
0
(Rp15.500.000)
Rp 2.500.000
Catatan:
* Beban sewa kepada pemilik merupakan amortisasi dari sewa dibayar di muka yang
diakui sebagai pengeluaran LKS pada periode tersebut.
**Jika biaya pemeliharaan pada periode tersebut ditanggung LKS sesuai kesepakatan
dengan pemilik obyek ijarah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Menurut sayyid sabiq dalam fikih sunah, al ijarah berasal dari kata al ajru yang
berarti al iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat di definisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan
pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas suatu
barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian (membayar sewa
atau upah sejumlah tertentu).
Dari pengertian diatas, ijarah sejenis dengan akad jual beli namun yang
dipindahkan bukan hak kepemilikanya tapi hak guna atau manfaat, manfaat dari suatu
aset atau dari jasa/pekerjaan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Al-quranul karim dan terjemahnya. Tafsir.
Sri Nurhayati-wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
www.ekonomisyariah.net.
www.islamicfinance.com
20