You are on page 1of 2

Budidaya ikan kerapu di Taiwan

Budidaya ikan kerapu di Taiwan memiliki sejarah lebih dari 30 tahun dan telah mengatasi
banyak masalah. Teknik budidaya di Taiwan telah dikenal diseluruh dunia terutama yang
berhubungan dengan induk dan pembibitan benih. Kerapu adalah spesies air hangat yang banyak
ditemukan didaerah tropis dan subtropis, memiliki mulut besar, tubuh yang kuat, suka
bersembunyi di gua-gua dibawah permukaan terumbu karang. Di hongkong harga ikan kerapu
mahal dan pemintaan pasar cukup tinggi sehingga menyebabkan banyaknya penangkapan liar
dan saham di Taiwan menurun tajam. Dalam lima tahun berikutnya praktek budidaya ikan
kerapu menyebar ke bagian lain dari Taiwan selatan. Pada tahun 1981, mulai membuat industri
kerapu. Pada tahun 1991, industri kerapu mulai diproduksi secara masal. Sejak saat itu ikan
kerapu menjadi salah satu ikan yang paling penting di Taiwan. Dari 400 spesies ikan kerapu 117
spesies ditemukan di Taiwan. Tahun 1981 sukses dibudidayakan orange grouper dan kerapu
malabar, 1996 dibudidayakan ikan kerapu giant, tahun 2001 potato grouper mulai dilindungi di
Australia. Tahun 2004 pertama kali ikan kerapu macan mulai dibudidayakan. Pada tahun 2007,
ikan kerapu berbintik biru yang memiliki nilai jual tinggi dan ekonomis dibudidayakan. Pada
tahun 2009 ikan kerapu longtooth yang memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap suhu
daripada jenis ikan kerapu lainnya dengan cepat berkembang pada kepadatan tebar industri
kerapu. Budidaya kerapu di Taiwan sebagian besar melibatkan kolam budidaya.
Taiwan selatan sangat hangat, dan lingkungan yang cocok untuk budidaya ikan kerapu.
Industry kerapu yang telah maju berada di Koansiung dan Pingdong, daerah klam budidaya yang
digunakan terutama di Penghu. Ciri khas budidaya kerapu di Taiwan yaitu Teknik budidaya
menggunakan laut sebagai kolam ikan, untuk mengurangi kerusakan air dan tanah. Ikan kerapu
merupakan ikan hemaprodit, setelah beberapa tahun ikan betina berubah menjadi jantan.
Hambatan produksi benih yaitu pasokan induk jantan. Melalui riset bertahun-tahun lembaga riset
perikanan mulai menanamkan hormone dalam tubuh ikan untuk mengubah kerapu betina
menjadi jantan. Di alam liar, perubahan jenis kelamin sekitar 6-8 tahun, tetapi sekarang dapat
terjadi dalam waktu kurang dari tiga bulan. Induk unggul dipilih pada musim pemijahan dan
disuntuk dengan hormon sehingga dapat bertelur dengan baik. Teknik ini dapat menghasilkan
sejumlah besar telur dan dibuahi dengan cepat. Setelah disuntik hormone, induk dipindah ke
kolam pemijahan, telur dibuahi kemudian di kumpulkan dengan jaring. Telur sangat senisitif
terhadap suhu dan salinitas sehinga pelru untuk mengontrol kualitas air dengan ketat. Dalam satu
jam, sel devision muncul, dalam sepuluh jam, sistem saraf muncul, 17 jam mata dan jantung
muncul, dan akhirnya menetas. Perbuhan larva terjadi setelah 24 jam, sirip dada muncul. Antara
hari kelima dan ketujuh, mulai tumbuh lanjakan panjang di ventral dan sirip punggung. Dalam
14 hari, lonjakan mulai untuk mempersingkat, dan mencapai panjang minimum antara 14 dan 30
hari. budidaya ditaiwan dibagi menjadi budidya induk,benih, pembibitan dan pembesaran.
Untuk menjaga benih ikan tetap sehat, pakan harus dijaga.
Makanan pertama untuk larva ikan kerapu adalah kuning telur pada saat dibuahi. Setelah
beberapa hari, larva ikan kerapu makan rotifer dan copepod yang berukuran kecil. Rotifer dan
copepod dilengkapi dengan alga kecil dan probiotik. Ikan kerapu mencapai tahap fingerling

ketika mencapai panjang satu inci. Setelah itu benih ikan kerapu dimasukkan ke dalam kolam
yang steril dan diamati beberapa hari. Mereka diberi pakan ikan cincang dan kualitas air selalu
di kontrol. Benih ikan kerapu dapat menjadi kanibal, benih ikan yang besar akan menyerang
benih yang lebih kecil, oleh karena itu makanan harus tersedia dalam jumlah yang cukup. selain
itu, benih ikan kerapu harus dipisahkan satu sama lain dengan jala layar sebanyak dua kali
seminggu dan telah terbukti efektif untuk mengurangi kanibalsme
Peningkatan pesat dalam budidaya dan penebaran ikan kerapu menyebabkan adanya
infeksi virus. Pada tahun 1990 ada kerugian besar akibat virus dan para peneliti menyusun
strategi untuk mencegah penyakit dan mendapatkan induk yang tidak terkontaminasi. Strategi
tersebut yaitu perubahan jenis kelamin buatan untuk meningkatkan waktu pemeliharaan dan
teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk menyaring virus. Virus menyebar dengan
mudah melalui air kolam dan organisme akuatik, sehingga pengendalian lingkungan sangat
penting. Secara umum, desinfeksi air kolam, fasilitas dan pengendalian organisme akuatik
digunakan untuk mencegah penyakit. Banyak organisasi akademis mencoba untuk
mengembangkan vaksin untuk virus pada ikan kerapu sehingga dapat memperkuat sistem
kekebalan tubuh ikan kerapu dan merupakan strategi pengendalian penyakit pada ikan kerapu.
Fisheries Research Institute, membuat kemajuan dalam industry budidaya kerap. Salah
satu perhatian utamanya yaitu Plectroponus leopardus dan Ephinephelus bruneus. Menurut
statistk, nilai pasar kerapu di Taiwan berada diurutan kedua setelah belut. Hongkong adalah pasar
terbesar. Kapal pengangkut ikan khusus dibuat untuk megangkut ikan kerapu hidup dan ikan
diangkut pada suhu yang relative rendah untuk memperlambat metabolisme. Sehingga dapat
meningkatkan kelangsungan hidup ikan kerapu pada proses pengiriman. Fisheries Research
Institute berkonsentrasi dalam penyeleksian pemilihan induk, menemukan teknik baru,
membangun model pertanian dari produksi benih masal, dan menyarankan petani ikan untuk
menghasilkan produksi benih yang berkualitas baik. Langkah-langkah ini dapat membuat
industry stabil dan lebih kompetitif, sehingga Taiwan menjadi pusat penelitian benih ikan kerapu
dan supply centre di wilayah asia pasifik.

You might also like