Professional Documents
Culture Documents
PERHOTELAN
1. Mekanisme Kerja Perhotelan
a. Pengertian hotel
Dalam keputuan Dirjen Pariwisata no. 14 th 1988, Hotel adalah satu jenis akomodasi
yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
pelayanan penginapan, makan, minum seta jaa lain bagi umum dikelola secara
komersial, serta memenuhi persyaraan tertentu. Sedangkan dengan akomodasi
dimaksudkan sebagai sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang
dapat dilengkapi dengan makan dan minum serta jasa lainnya.
b. Jasa dibidang perhotelan
Adapun jasa yang dapat ditawarkan oleh bidang perhotelan adalah sebagai berikut:
a. Khusus dalam bidang perhotelan
- Fasilitas penyediaan/penyewaan kamar
- Fasilitas penyediaan ruang konferensi
b. Menyangkut urusan keuangan
- Menyediakan penukaran valuta asing
- Safety box untuk keamanan harta benda bawaan konsumen
c. Menyangkut urusan makanan
- Menyediakan cafetaria, restoran
d. Menyangkut bidang rekreasi
- Hiburan band,
- Menjual karcis ditempat rekreasi
- Buku Petunjuk obyek wisata
- Kios Souvenir
- Tempat bermain anak-anak
e. Menyangkut bidang hiburan, amusement, band, nyanyi dan tari
f. Bidang olah raga; Penyediaan kolam renang atau ruang fitness
g. Bidang komunikasi/bisnis; penyediaan telepon, fax, fotocopy
c. Penggolongan hotel
Penggolongan hotel ditetapkan oleh Departemen Pariwisata berdasarkan fasilitas
yang tersedia serta kondisi fasilitas tersebut. Fasilitas yang dimiliki hotel adalah
adanya kolam renang, lapangan parkir, restoran, bar, TV, radio, lundry, taksi, hot
and cold water, money changer, ruang konferensi, ruang sidang, dsb.
Berdasarkan kondisi fasilitas tersebut maka hotel diberi golongan bintang 1,2,3,4
dan 5 (SK Dirjen Pariwisata No. KM 37/PW. 304/MPPT-86)
Mengenai jenis hotel adalah sebagai berikut:
1. Residential Hotel,
Yaitu hotel yang menerima tamu untuk tinggal dalam jangka waktu yang agak lama,
tapi tidak untuk menetap. Hotel ini pada dasarnya adalah rumah-rumah berbentuk
apartemen dengan kamar yang disewakan secara bulanan atau tahunan.
2. Transit Hotel
Adalah hotel yang biasa disebut commercial hotel yaitu hotel yang menyediakan
kamar dan makan pagi yang diperuntukkan bagi pengunjung yang sedang
mengadakasn perjalanan untuk keperluan business dalam waktu relatif pendek.
Hotel semacam ini biasannya terdapat di pusat kota atau pada kompleks
perdagangan yang ramai, maupun didekat pelabuhan
3. Resort hotel
Resort hotel biasannya disebut juga Seasonal Hotel, yang menyediakan akomodasi
pasa musim tertentu. Hotel ini terletak pada daerah-daerah peristirahatan.
d. Bauran pemaran jasa
Perlu dikemukakan bahwa "bauran pemasaran jasa adalah alat-alat pemasaran
yang terdiri dari tujuh elemen yaitu product (service), price, place, promotion,
participants, physical evidence, dan process yang semua variabel-varibelnya dapat
dikendalikan dan dimanifulasi oleh suatu organisasi untuk mencapai keunggulan
bersaing (competitive advantage). Organisasi yang bergerak dibidang jasa (service)
menggunakan bauran pemasaran jasa ini untuk membantu strategi mereka dalam
mencapai nilai jasa/ konsumen yang tinggi menurut konsumen (customer value)
yang akhirnya menentukan posisi persaingan (competitive position) pada pasar
sasaranya." (Haksever, Render, Russel, dan Murdick, 2000 ; 131 - 132).
Sedangkan Heskett at.al (1997 ; 23) menyatakan terdapat hubungan antara
kepuasan dengan nilai jasa (customer satisfaction linked to service value), semakin
sesuai nilai jasa yang diharapkan konumen dengan nilai jasa yang dirasakan
konsumen, maka konsumen semakin puas, sedangkan sesuai atau tidaknya nilai
jasa dengan harapan konsumen tergantung pada pelaksanaan program bauran
pemasaran non convensional bagi perusahaan jasa yang berorientasi pada
kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Product yang ditawarkan oleh sebuah hotel beraneka ragarm antara lain, yang
memiliki core benefit, yang mendasar yaitu jasa penginapan dengan menyediakan
kamar. Kemudian dilengkapi dengan facilitating services atau layanan pendukung,
berupa front office, housekeeping, daput, parkir, restoran, fasilitas olahraga, renang,
tennis lapangan, fitness, business center dan berbagai fasilitas lainnya.
2. Strategi Pemasaran Hotel dan Pengembangan Pasar
Strategi pemasaran yang ditawarkan oleh hotel dapat dibagi menjadi dua cara,
yaitu:
a. outside selling,
Outside selling adalah stratgi yang bersifat impersonal, artinya dapat dilaksanakan
melalui advertensi.
Outside selling memiliki tujuan untuk mencari langganan agar menginap di hotel
b. Inside selling,
Inside selling merupakan strategi pemasaran hotel yang bersifat personal karena
strategi ini dipengaruhi ole mutu dari jasa yang ditawarkan dan dirasakan oleh
tamu.
Inside selling memiliki tujuan untuk mendorong tamu dalam memanfaatkan semua
fasilitas yang disediakan oleh hotel. Disamping itu juga bertujuan agar konsumen
betah untuk tinggal lebih lama di hotel sehingga kemudian menginformasikan
kepada orang lain tentang fasilitas yang menarik di hotel tersebut.
Didalam pengembangan pasar, sebuah hotel atau jaringan hotel internasional
maupun lokal, umumnya memanfaatkan website untuk mengenalkan berbagai
fasilitas yang ada di hotelnya, berikut harga kamarnya. Beberapa website bahkan
memungkinkan pengunjung untuk melakukan reservasi penginapan. Hal ini sudah
menjadi cara umum promosi online sebuah hotel.
Selain kamar, lokasi sebuah hotel juga dapat dijual oleh pihak hotel, maksudnya,
hotel yang berada di daerah pariwisata tentu menjual obyek wisata daerah tersebut
untuk menarik minat wisatawan menginap di hotelnya. Hotel yang berada di lokasi
bisnis menawarkan tempat konvesi, seminar, hingga kedekatan jarak antara hotel
dengan pusat-pusat bisnis.
Kegiatan wisata maupun kegiatan bisnis bersifat dinamis. Setiap saat selalu muncul
aktivitas baru. Berbagai agenda maupun liputan tentang wisata atau bisnis bisa
menjadi topik menarik untuk diulas. Pihak pemasaran hotel bisa melakukan
komunikasi lebih personal tentang topik tersebut melalui website maupun blog
dilengkapi foto atau video dengan ulasan dengan bahasa yang menarik.
Selain informasi wisata dan bisnis, website maupun blog bisa pula membahas topiktopik yang relevan dengan aktifitas seorang wisatawan. Misalnya, bahasan tentang
gadget yang membantu bisnis, penawaran diskon dari toko-toko cenderamata,
program-program menarik dari hotel, dll.
KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PEMASARAN JASA
1. Personal jasa
Kontak dengan personel jasa bisa saja berlangsung secara tatap muka komunikasi
jarak jauh (via telepon, fax, telegram, telex, atau e-mail) atau dengan surat
perjanjian secara cepat (express). Personal jasa mencakup :
- Perwakilan penjualan
- Staf pelayanan jasa
- Staf akuntansi/penagihan
- Staf operasi yang secara normal tidak memberikan jasa secara langsung kepada
konsumen (seperti para insinyur, para penjaga malam atau gudang)
- Perantara yang ditunjuk yang dianggap konsumen sebagai pihak yang mewakili
perbahan jasa
2. Fasilitas dan peralatan jasa
- Bangunan luar, tempat parkir, halaman atau taman
- Bangunan dalam mebel
- Kendaraan
- Brosur Peralatan swalayan yang akan diopersasikan oleh konsumen
3. Komunikasi non personal
- Surat-surat
- Brosur/katalog/manual-manual instruksi
- Periklanan
- Papan rambu-rambu
- Cerita-cerita baru/editorial dalam media massa
4. Orang lain
- Konsumen lain yang ikut hadir selama penyajian jasa berlangsung
- Konsumen dari mulut ke mulut yang berasal dari teman, sahabat, atau bahkan
orang asing
2.1.6. Bauran Pemasaran Jasa
Konsep pemasaran jasa pada hakikatnya hampir sama dengan konsep pemasaran
produk dalam kedua hal tersebut pemasaran harus memilih serta menganalisa
pasar-pasar kemudian setelah itu bauran pemasaran disesuaikan dengan
karakteristi jasa itu sendiri.
Berdasarkan karakteristik jasa yang tidak berujud, tidak dapat dipisahkan,
bervariasi, dan tidak dapat disimpan tersebut maka bauran pemasarannya juga
Jika melihat dari pengertian diatas banyak hal yang dapat mempengaruhi
keputusan konsumen berkaitan dengan masalah orang dalam industri jasa, seperti
misalnya prilaku karyawan baik dalam cara berbicara, mengenakan pakain serta
cara melayani konsumen. Yang harus menjadi perhatian bagi perusahaan jasa
adalah pola perekrutan sumber daya manusia nya dari awal harus diarahkan
kepada konsumen. Sebab mereka nantinya akan melakukan hubungan langsung
dengan konsumen, tentu saja karyawannya dituntut untuk memiliki kemampuan
dalam hal tersebut.
5. Saran Fisik
Mesti di ingat kembali bahwa jasa salah satu sifatnya adalah tidak berwujud, maka
selain orang yang dapat mempengaruhi keputuusan pembelian konsumen juga
adalah sarana fisik. Sebab dalam jasa konsumen yang datang kebanyakan ingin
menikamati sesuatu sambil santai, untuk itu perlu diperhatikan unsure-unsur yang
menunjang terhadap sarana fisik.
Hurriyati, (2008:64) menyebutkan unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik
antara lain lingkungan fisik, bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna
dan barang-barang lain yang disatukan dengan service seperti tiket, sampul, label,
dan lain sebagainya.
Kesemua unsur diatas harus menjadi perhati dalam sarana fisik agar konsumen
mau membeli apa yang ditawarkan perusahaan.
6. Proses
Pada akhirnya jasa bermuara pada proses, yaitu merupakan serangkaian aktivitas
dalam upaya memenuhi kebutuhan serta kepuasan konsumen. Rangkaian aktivitas
terdiri dari prosedur, wewenang, jadwal serta mekanisme yang bertalian dengan
jasa yang diberikan kepada konsumen merupakan hal yang tidak boleh dilupakan
oleh siapaun para penyedia jasa.
Jelasnya proses tidak akan membuat bingung bagi konsumen, sebab jika hal
tersebut terjadi konsumen enggan kembali untuk menikamati jasa yang ditawarkan
dimasa yang akan datang.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Zeithamal dan Bitner(2000:20) yang
menyebutkan bahwa proses adalah the actual procedures, mechanism and flow of
activities by which the service is delivered the service delivery and operating
system.
HANDLING COMPLAIN
Pada saat bekerja hospitality kita dihadapkan pada komplain customer. Bagaimana
kita menangani komplain tersebut merupakan masalah yang penting.
1. Hal tersebut penting dalam penyelesain komplain/masalah tersebut. Apabila kita
tidak dapat menangani komplain tersebut konsumen kita akan merasa tidak puas.
Ketidakpuasan konsumen dapat mempengaruhi reputasi suatu hotel. Sehingga pada
saat kita menangani komplain
tahap pertama kita harus mendengarkan komplain dari konsumen dengan seksama.
2. respon
pada tahap ini kita menjelaskan kepada konsumen bagaimana langkah/proses
penyelesain komplain tersebut, kita harus bisa meyakinkan konsumen untuk setuju
dengan proses yang berlaku.
3. mengambil tindakan