You are on page 1of 8

TIM BERSAMA

PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG


PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
0 dari 5

STANDING OPERATION PROSEDUR (SOP)


INVESTIGASI GANGGUAN
YANG MENYEBABKAN PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PADA
PENYULANG 20 kV

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI
DENGAN
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
1 dari 5

DAFTAR ISI
URAIAN

HAL

DAFTAR ISI ..

LEMBAR PENGESAHAN ...

DAFTAR DISTRIBUSI .

1
2
3
4
5
6
7
8

TUJUAN .
RUANG LINGKUP
TANGGUNG JAWAB ..
KETENTUAN PELAKSANAAN ....
BAGAN ALIR PELAKSANAAN .
URAIAN PELAKSANAAN ............................................. .
PELAPORAN....
DOKUMEN. ..
Lampiran 1 : Bagan Alir Pelaksanaan Investigasi Gangguan

3
3
3
3
4
4
6
7

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
2 dari 5

LEMBAR PENGESAHAN
Nama

Jabatan

Tanda tangan

Tanggal

No. Copy

Tanggal

Dibuat
oleh :
Diperiksa
oleh :
Disahkan
oleh :

DAFTAR DISTRIBUSI
No
1
2
3
5

Unit Organisasi
RJTB

Distribusi Jatim
UPT Suarabaya
UPT Gresik

UPT Mojokerto

UPT Kediri

UPT Madiun

10

UPT Malang

11

UPT Probolinggo

12

UPT Jember

13
14

APD Jatim
APJ Surabaya

15

dst

16

Jabatan

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
3 dari 5

1. TUJUAN
1.1. Sebagai implementasi dari Keputusan Bersama tentang Pengelolaan Sistem
Proteksi Trafo Penyulang antara PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA
TIMUR nomor 0017.K/GM. DIST-JATIM/2010 dengan PT PLN (PERSERO) P3B
JAWA BALI nomor 010.SKB/104/P3B/2010 tanggal 10 Pebruari 2010.
1.2. Sebagai petunjuk pelaksanaan investigasi gangguan yang menyebabkan PMT
Incoming Trafo trip akibat gangguan di Penyulang 20 kV.
1.3. Agar pelaksanaan Investigasi efektip dan terfokus agar dapat menemukan
permasalahan kegagalan system proteksi secara komprehensif sehingga tidak
menyebabkan permasalahan berulang guna target penurunan jumlah PMT Trafo
trip akibat gangguan di sisi 20 kV sebesar 25% dari tahun 2009 dapat direalisasi.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini hanya berlaku pada aktivitas investigasi gangguan yang disebabkan oleh
gangguan di Penyulang 20 kV yang mengakibatkan PMT Incoming 20 kV Trafo trip
bersamaan maupun tanpa PMT Penyulang 20 kV trip yang diindikasikan rele kerja
sebagai berikut :
Letak gangguan

Rele Penyulang

Rele Trafo

Keterangan

Penyulang 20 kV
Penyulang 20 kV
Penyulang 20 kV
Penyulang 20 kV

OCR
DGR
tidak kerja
OCR/DGR PMT tdk trip

OCR
GFR
OCR / GFR
OCR / GFR

Bersamaan
Bersamaan
PMT Inc trip
PMT Inc trip

Sedangkan gangguan pada Penyulang 20 kV yang mengakibatkan PMT Trafo trip dari
rele kerja selain dari yang disebutkan diatas dan gangguan yang terjadi pada lingkup
Bus Bar 20 kV (Busbar flass over, binatang masuk, CT tembus, PMT meledak dll) tidak
masuk dalam ruang lingkup ini, akan tetapi pemilik masing masing asset bertanggung
jawab untuk melakukan perbaikan.
3. TANGGUNG JAWAB
Penanggung jawab kegiatan investigasi gangguan pada prosedur ini yaitu :
3.1. Manajer APD Jatim selaku Ketua Tim Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo
Penyulang.
3.2. Deputi Manajer Ejinering RJTB selaku Wakil Ketua Tim Bersama Pengelolaan
Sistem Proteksi Trafo Penyulang.
4. KETENTUAN PELAKSANAAN
4.1. SISTEM PROTEKSI PENYULANG
4.1.1. Pelaksana investigasi di sisi Penyulang yaitu petugas proteksi APD Jatim
dengan disaksikan oleh petugas proteksi UPT terkait.
4.1.2. Pelaksanaan investigasi system proteksi di Penyulang dilaksanakan paling
lama 3 hari sejak terjadinya gangguan.
4.1.3. Jika dalam pelaksanaan investigasi ini telah diketahui anomaly peralatan
system proteksi yang menyebabkan kegagalan system proteksi Penyulang,

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
4 dari 5

maka investigasi selanjutnya (di sisi proteksi Trafo) tidak dilanjutkan dan
dinyatakan selesai.
4.1.4. Hasil pelaksanaan investigasi dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda
tangani oleh petugas APD Jatim dan UPT terkait.
4.2. SISTEM PROTEKSI TRAFO
4.2.1. Pelaksanaan investigasi system proteksi Trafo dilaksanakan setelah
pelaksanaan investigasi system proteksi Penyulang tidak / belum
menemukan anomaly peralatan system proteksi Penyulang.
4.2.2. Pelaksana investigasi system proteksi Trafo dilaksanakan oleh petugas
proteksi UPT terkait dengan disaksikan oleh petugas proteksi APD Jatim.
4.2.3. Investigasi system proteksi Trafo dilaksanakan setidaknya 5 hari setelah
terjadinya gangguan atau jika telah mendapat persetujuan ijin padam dari
APD Jatim.
4.2.4. Jika dalam pelaksanaan investigasi system proteksi Trafo tidak / belum
ditemukan anomaly peralatan system proteksi Trafo, maka harus dilakukan
investigasi lanjutan pada system proteksi Penyulang.
4.2.5. Hasil pelaksanaan investigasi dituangkan dalam Berita Acara yang ditanda
tangani oleh petugas APD Jatim dan UPT terkait.
5. BAGAN ALIR PELAKSANAAN INVESTIGASI
Terlampir.
6. URAIAN PELAKSANAAN
6.1. SISTEM PROTEKSI PENYULANG
6.1.1. PROTEKSI GANGGUAN FASA - FASA
6.1.1.1. Down load data rekaman gangguan terakhir jika rele OCR
Penyulang telah dilengkapi dengan fasilitas recorder.
6.1.1.2. Pengujian waktu PMT, dilakukan saat pelepasan awal.
6.1.1.3. Pengujian individual rele OCR meliputi : pick-up, karakteristik
waktu dan kerja instant.
6.1.1.4. Pengujian CT meliputi : ratio, knee point, burden load, rdc CT
dan kesesuaian klas.
6.1.1.5. Pengujian PMT meliputi : tahanan isolasi, keserempakan kontak
(C-O, O-C, O-C-O) dan media isolasi (vacuum / gas SF6)
chamber dengan injeksi tegangan DC sebesar 2Vn + 1kV 50
kV (Ref. Vanguard).
6.1.1.6. Pengujian fungsi, dilakukan dengan injeksi primair (jika
memungkinkan) jika tidak menungkinkan dilakukan dengan
injeksi sekunder dari terminal yang terdekat dengan CT.
Pengukuran waktu trip diambil sampai dengan kontak PMT
terbuka.
6.1.1.7. Evaluasi kejenuhan CT, dilakukan dengan perhitungan sesuai
rumus sebagai berikut :
Vknee > (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT + rload)

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

Dimana :
Vknee
Ihs2phmax
rct
rdc CT
rload

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
5 dari 5

: Vknee pada papan pengenal CT


: Arus hubung singkat 2 phasa maksimum
: Ratio CT
: Tahanan dalam CT
: Tahanan beban (kabel & rele)

Jika hasil perhitungan Vknee < (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT +


rload) maka CT dikategorikan jenuh.
6.1.2.

PROTEKSI GANGGUAN FASA TANAH


6.1.2.1. Down load data rekaman gangguan terakhir jika rele DGR
Penyulang telah dilengkapi dengan fasilitas recorder.
6.1.2.2. Pengujian waktu PMT, dilakukan saat pelepasan awal.
6.1.2.3. Pengujian individual rele meliputi : pick-up, karakteristik waktu,
sudut kerja dan back-up ground fault protection (51G).
6.1.2.4. Pengujian ZCT meliputi : ratio dan polaritas.
6.1.2.5. Pengujian rangkaian PT (rele DGR) meliputi : pemeriksaan fuse /
MCB, polaritas dan injeksi sekunder dari terminal blok.
6.1.2.6. Pengujian PMT meliputi : tahanan isolasi, keserempakan kontak
(C-O, O-C, O-C-O) dan media isolasi (vacuum / gas SF6)
chamber dengan injeksi tegangan DC sebesar 2Vn + 1kV 50
kV (Ref. Vanguard).
6.1.2.7. Pengujian fungsi, dilakukan dengan injeksi primair. Pengukuran
waktu trip diambil sampai dengan kontak PMT terbuka.

6.2. SISTIM PROTEKSI TRAFO


6.2.1. PROTEKSI GANGGUAN FASA - FASA
6.2.1.1. Down load data rekaman gangguan terakhir jika rele Trafo telah
dilengkapi dengan fasilitas recorder.
6.2.1.2. Pengujian individual rele OCR meliputi : pick-up, karakteristik
waktu dan kerja instant.
6.2.1.3. Pengujian CT meliputi : ratio, knee point, burden load, rdc CT
dan kesesuaian klas.
6.2.1.4. Pengujian PMT Incoming meliputi : tahanan isolasi,
keserempakan kontak (C-O, O-C, O-C-O) dan media isolasi
(vacuum / gas SF6) chamber dengan injeksi tegangan DC
sebesar 2Vn + 1kV 50 kV (Ref. Vanguard).
6.2.1.5. Pengujian fungsi, dilakukan dengan injeksi primair (jika
memungkinkan) jika tidak menungkinkan dilakukan dengan
injeksi sekunder dari terminal yang terdekat dengan CT.
Pengukuran waktu trip diambil sampai dengan kontak PMT
terbuka.
6.2.1.6. Evaluasi kejenuhan CT, dilakukan dengan perhitungan sesuai
rumus sebagai berikut :

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
6 dari 5

Vknee > (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT + rload)


Jika hasil perhitungan Vknee < (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT +
rload) maka CT dikategorikan jenuh.
6.2.1.7.

6.2.1.8.

6.2.1.9.

Pengujian PMT meliputi : tahanan isolasi, keserempakan kontak


(C-O, O-C, O-C-O) dan media isolasi (vacuum / gas SF6)
chamber dengan injeksi tegangan DC sebesar 2Vn + 1kV 50
kV (Ref. Vanguard).
Pengujian fungsi, dilakukan dengan injeksi primair (jika
memungkinkan) jika tidak menungkinkan dilakukan dengan
injeksi sekunder dari terminal yang terdekat dengan CT.
Pengukuran waktu trip diambil sampai dengan kontak PMT
terbuka.
Evaluasi kejenuhan CT, dilakukan dengan perhitungan sesuai
rumus sebagai berikut :
Vknee > (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT + rload)
Jika hasil perhitungan Vknee < (Ihs2phmax / rct) x (rdc CT +
rload) maka CT dikategorikan jenuh.

6.2.2.

PROTEKSI GANGGUAN FASA TANAH


6.2.2.1. Down load data rekaman gangguan terakhir jika rele GFR Trafo
telah dilengkapi dengan fasilitas recorder.
6.2.2.2. Pengujian waktu PMT, dilakukan saat pelepasan awal.
6.2.2.3. Pengujian individual rele GFR meliputi : pick-up, karakteristik
waktu, dan timer tahap 1 maupun tahap 2.
6.2.2.4. Pengujian NCT meliputi : ratio dan kesesuaian klass.
6.2.2.5. Pengujian PMT Incoming meliputi : tahanan isolasi,
keserempakan kontak (C-O, O-C, O-C-O) dan media isolasi
(vacuum / gas SF6) chamber dengan injeksi tegangan DC
sebesar 2Vn + 1kV 50 kV (Ref. Vanguard).
6.2.2.6. Pengujian fungsi, dilakukan dengan injeksi primair. Pengukuran
waktu trip diambil sampai dengan kontak PMT terbuka.
6.2.2.7. Pengujian NGR meliputi : tahanan isolasi dan nilai tahanan
elemen NGR.

7. PELAPORAN
Petugas pelaksana investigasi wajib memberikan laporan hasilnya ke masing masing
Manajemen setelah pelaksanaan investigasi selesai.
8. DOKUMENTASI
Hard copy dan soft copy SOP ini disimpan dan dokumentasi oleh Sekretaris dan Wakil
Sekretaris Tim Bersama Pengelolaan Sistem Proteksi Trafo Penyulang.

TIM BERSAMA
PENGELOLAAN SISTEM PROTEKSI TRAFO PENYULANG
PT PLN (PERSERO) P3B JB REGION JATIM DAN BALI DENGAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JATIM

PROSEDUR

INVESTIGASI GANGGUAN YANG MENYEBABKAN


PMT TRAFO TRIP AKIBAT GANGGUAN PENYULANG
20 kV

No. Dokumen
Revisi
Berlaku Efektif
Halaman

00
...................
7 dari 5

You might also like