Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING :
dr. H. Abdul Rauf, Sp.OG
Oleh :
Nama : Mohammad Giban
NIM : 2012730062
FISIOLOGI KEHAMILAN
A. Fisiologi Kehamilan
a. Tahap Perkembangan Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan satu atau dua sel telur (ovum) dari
indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk kedalam saluran telur. Waktu koitus, cairan semen tumpah kedalam
vagina dan berjuta-juta sel sperma bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
dibagian yang menggembung dari tuba falopii.
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi).
Ovum yang telah dibuahi ini akan segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada
mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini
disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu
kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah
dan janin, dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasentasi.
b. Fertilisasi
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi) dan nidasi. Setiap bulan wanita melepaskan satu atau dua
sel telur (ovum) dari indung telur. ovum yang dilepas oleh ovarium disapu
oleh mikrofilamen mikrofilamen fimbria infundibulum tuba ke arah ostium
tuba abdominalis, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum dilingkari oleh
zona pelusida, diluar zona pelusida ini ditemukan sel sel korona radiata .
Bahan bahan dari sel sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui
saluran saluran halus di zona pelusida.
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan di sekitar
porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus
ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus yang dapat sampai ke
bagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah
siap dibuahi, dan hanya satu spermatozoa yang mempunyai kemampuan
(kapasitasi) untuk membuahi.
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi
penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri
dengan fusi materi genetik.
melewati korona radiata ( lapisan sel diluar ovum), dan zona pelusida ( suatu
bentuk glikoprotein ekstraseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan
mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu
molekul komplemen khusus dipermukaan kepala spermatozoa kemudian
mengikat ZP3 glikoprotein dizona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom
melepaskan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona pelusida.
c. Pembelahan sel
Sel telur yang telah dibuahi membelah dengan cepat, bertumbuh
dalam pars ampularis tuba falopii menjadi beberapa sel (stadium morula).
Morula meninggalkan tuba falopii dan masuk kedalam uterus 3 4 hari pasca
fertilisasi (stadium blastula), kadang-kadang oleh karena sebab tertentu sel
telur yang telah mengalami fertilisasi tetap berada didalam
tuba falopii
d. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam
endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang
mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai
rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan
endometrium ini banyak mengandung sel-sel desidua, yaitu sel-sel besar yang
mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas.
Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner-cell-mass) akan
mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian
sembuh dan menutupi lagi. Itulah sebabnya, kadang-kadang pada saat nidasi
terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya
nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus
uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel
lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan
yolk sac, sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan
membentuk ruang amnion dan yolk sac.
Sel-sel trofoblas mesodermal yang tumbuh di sekitar mudigah (embrio) akan
melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat karionik (chorionic
membrane) yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofoblas tumbuh menjadi dua
lapisan :
1. Sitotrofoblas, di sebelah dalam
2. Sinsitiotrofoblas, di sebelah luar.
Vili koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabangcabang, dan disebut korion frondosum. Sedangkan yang berhubungan dengan
desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang,
disebut chorion leave. Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan human
chorionic gonadotropin (HCG).
e. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta.
Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi.
Dalam dua minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasif
telah melakukan penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah
sinus intertrofoblatik yaitu ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari
pembuluh-pembuluh darah yang dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus,
sehingga timbul ruangan-ruangan interviler di dalam vili korialis seolah-olah
terapung-apung diantara ruangan-ruangan tersebut sampai terbentuknya
plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat
diidentifikasi dan di mulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini
berakhir di lengkung kapilar (capillary loops) didalam vili korialis ini akan
bertumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri
disebut desidua kapsularis, yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding
uterus disebut desidua basalis, disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang
meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi
sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan vili korialis dan
berpangkal pada korion. Sel-sel fibroblas mesodermal tumbuh disekitar
embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian terbentuk
chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Selain itu, vili korialis yang
berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang-cabang dengan
baik, disini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan
desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi
bertumbuh kearah kavum uteri sehingga lambat-laun menghilang, korion yang
gundul ini disebut korion leave.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah
janin dan lapisan korion. Plasenta yang demikian dinamakan plasenta jenis
hemokorial. Disini jelas tidak ada percampuran darah antara darah janin dan
darah ibu. Ada juga sel-sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh
trofoblas dan sel-sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut
lapisan Nitabuch. Ketika proses malahirkan, plasenta terlepas dari
endometrium pada lapisan Nitabuch ini.
B. Tahap tahap perkembangan janin
Trimester Pertama
Minggu Pertama
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristik utama masa germinal ini adalah
pembelahan sel. Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma, zigot yang
terbentuk membelah diri sampai fase morula - blastula. Menjelang akhir
minggu pertama terjadi implantasi di endometrium kavum uteri.
Minggu kedua
Terjadi diferensiasi massa selular embrio menjadi dua lapis (stadium
bilaminer). Kedua lapisan itu ialah lempeng epiblas (akan menjadi ektoderm)
dan hipoblas (akan menjadi endoderm).
Akhir stadium bilaminer ditandai munculnya alur primitif / alur sederhana
(primitive streak).
Minggu ketiga
Terjadi pembentukan tiga lapis / lempeng yaitu ektoderm dan endoderm
Trimester kedua
Trimester ketiga
Gestasi 32 minggu
Pada akhir minggu ke-32 gestasi, janin memiliki panjang ubun-ubunbokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1800 g. permukaan kulit masih merah
dan berkeriput. Tanpa adanya keadaan penyulit, bayi yang lahir pada periode
ini biasanya akan bertahan hidup.
Gestasi 36 minggu
Pada akhir minggu ke-36 gestasi, rata-rata panjang ubun-ubun-bokong
janin adalah 32 cm dan berat sekitar 2500 g. karena pengendapan lemak
subkutis, tubuh menjadi lebih bulat, dan gambaran keriput diwajah yang
sebelumnya ada telah menghilang. Bayi yang lahir pada waktu ini memiliki
kemungkinan yang sangat baik untuk bertahan hidup dengan perawatan yang
benar.
Gestasi 40 minggu
Aterm dicapai pada minggu ke-40 dari awitan menstruasi terakhir.
Pada waktu ini, janin sudah berkembang sempurna, dengan gambaran khas
neonatus yang akan di jelaskan berikut ini. Rata-rata panjang ubun-ubunbokong janin aterm adalah sekitar 36 cm, dan berat sekitar 3400 g, dengan
variasi yang akan dibahas kemudian.
C. Perubahan Fisiologik Wanita Hamil
Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin,plasenta,amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai
kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama
kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu
setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70
gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah
menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
pertama
mengadakan
hipertrofi
seperti
korpus
uteri
yang
mengakibatkan ismus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan
tanda Hegar.
Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan terlalu besar dalam rongga pelvic
dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal,
mendorong usus ke samping dan ketas, terus tumbuh hingga hampir
menyentuh hati. Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan,
10
Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan
kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi dan
terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi
dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Berbeda kontras dengan
korpus, serviks hanya memiliki 10-15 % otot polos.
Serviks manusia merupakan organ yang kompleks dan heterogen yang
mengalami perubahan yang luar biasa selama kehamilan dan persalinan.
Bersifat seperti katup yang bertanggun jawab menjaga janin di dalam uterus
sampai akhir kehamilan dan selama persalinan.
Pada perempuan yang tidak hamil berkas kolagen pada serviks
terbungkus rapat dan tidak beraturan. Selama kehamilan, kolagen secara aktif
disintesis dan secara terus-menerus diremodel oleh kolagenase, yang disekresi
oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen didegredasi oleh kolagenase
intraselular yang menyingkirkan struktur prokolagen yang tidak sempurna
untuk menvegah pembentukan kolagen yang lemah, dan kolagenase
ekstraselular yang secara lambat akan melemahkan matriks kolagen agar
persalinan dapat berlangsung.
Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga di tunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 jam minggu awal
kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam
jumlah yang relatif minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan
insulin dan insulin like growth factor I & II, disekresikan oleh korpus
luteum,,desidua, plasenta dan hati. Aksi biologi utamanya adalah proses
remodelling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian akan
11
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan,kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara
dan pahan. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada
multipara selama striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna
perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.
Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba)
akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra.
Kadang - kadang akan muncul dalam ukurang yang bervariasi pada wajah dan
leher yang disebut dengan chloasma atau malasma gravidarum. Selain itu,
pada daerah aerola dan daerah genita; juga alan terlihat pigmentasi yang
berlebihan. Pigmentasi yang berelbihan itu biasanya akan hilang atau sangan
12
Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lebih
lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan venavena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudaranya akan terlihat
lebih besar.,kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan
berwarna kekuningan yang disebut kolustrum dapat keluar.Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat
dikeluarkan,
ditekan oleh
Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus
dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg.
Peningkatan jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fsiologis.
Hal ini disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi
13
oleh makin rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini
mulai terjadi pada awal kehamilan. Saat aterm ,kandungan air janin,plasenta
dan cairan amnion berjumlah sekitar 3,5 L . Tiga liter lainnya terakumulasi
akibat bertambah banyaknya volume darah ibu dan ukuran uterus serta
payudara. Jadi jumlah minuman air ekstra yang dapat disimpan rata-rata
wanita selama kehamilan normal adalah sekitar 6,5 L. Pitting edema yang
dapt dilihat dengan mudah pada pergelangan kaki dan tungkai bawah terjadi
pada sebagian besar wania hamil, khususnya dipenghujung hari. Akumulasi
cairan ini, yang mungkin berjumlah 1 l, disebabkan oleh peningkatan tekanan
vena dibagian yang lebih rendah dari uterus akibat okulasi parsial vena kava.
Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial yang ditimbulkan oleh
kehamilan normal juga cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
Sistem Kardiovaskular
Pada minggu kelima cardiac output akan meningkat dan perubahan ini terjadi
untuk mengurangi retensi vakular sistemik. Selain itu juga terjadi peningkatan
denyut jantung. Antara minggu ke 10 dan 20 terjadi peningkatan volume
plasma sehingga juga terjadi peningkatan preload. Performa ventrikel selama
kehamilan dipengaruhi oleh penurunan retensi vaskular sistemik dan
perubahan pada aliran pulsasi arterial. Kapasitas vaskular juga akan meningkat
untuk memenuhi kebutuhan. Peningkatan estrogen dan progesteron juga akan
menyebabkan terjdinya vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena
kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang.
Penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah balik vena ke
jantung, akhirnya, terjadinya penurunan preload dan cardiac output sehingga
akan menyebabkan terjadinta hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom
hipotensi supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran. Penekanan pada aorta ini juga akan mengurangi aliran
darah uteroplasenta ke ginjal. Selama trimester terakhir posisi terlentang akan
membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingka posisi miring. Karena alasan
inilah tidak dianjurkan ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir
kehamilan.
14
Sistem Respirasi
Selama kehamilan sirkumferensia torak akan bertambahn kurang lebih 6 cm,
tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume
residu paru-paru karena pengaruh diagfarma yang naik kurang lebih 4cm
selama kehamilan.Frekuensi pernapsan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, volume ventilasi per menit dan pengambilan oksigen per
menit akan bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut.Perubahan ini
akan mencapai puncaknya pada minggu ke - 37dan akan kembali seperti sedia
kala dalam 24 minggu setelah persalinan.
Traktus Digestivus
Perubahan yang nyata akan terjadi penurunan motilitas otot polos pada traktus
digestivus dan penirunan sekresi asam hidroklorid dan peptin dilambung
sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang
disebabkan oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah sebagai akibat
perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian
bawah. Mual terjadi akibat penurunan motilitas usus besar.
Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak sehingga dengan trauma sedang
saja bisa menyebabkan perdarahan. Epulis selama kehamilan akan muncul,
tetapi setelah persalinan akan berkurang secara spontan. Hemorroid juga
merupakan suatu hal yang sering terjadi sebsgai akibat konstipas dan
peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.
Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus
yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini
akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, jika keoala janin sudah mulai turun ke pintu
atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
Ginjal akan membesar dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada
eksresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air dalam
jumlah yang lebih banyak. Glukouria juga merupakan suatu hal yang umum
tetapi kemungkinan adamya diabetes melitus juga tetap harus diperitungkan.
Sementara itu, proteinuruia dan hematuria merupakan suatu hal yang
15
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL. Williams Obstetric 24 TH Edition. Mc
Graw Hill Education. Ed.24. 2014.
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Ilmu
Kebidanan
edisi
keempat.Jakarta:PT.Bina
16
17