You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang kelas adalah suatu ruangan dalam bangunan sekolah atau kampus, yang berfungsi
sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
Mebeler dalam ruangan ini terdiri dari meja siswa, kursi siswa, meja guru, lemari kelas, papan
tulis, serta aksesoris ruangan lainnya yang sesuai. Ukuran yang umum adalah 9m x 8m.
Jendela pada setiap ruang kelas merupakan salah bagian utama yang berfungsi untuk
sirkulasi cahaya dan udara dari dalam dan luar bangunan. Maka dari itu jika jendela pada kelas
bersih, maka baguslah pencahayaan kedalam kelas dan baik untuk proses belajar mengajar. Dan
sebaliknya jika jendela tersebut tidak dilindungi kaca atau kotor maka menyulitkan mahasiswa
untuk berkonsentrasi belajar.
Pencahayaan yang tidak tepat dapat merusak atmosfer ruang sehingga menimbulkan perasaan
kurang nyaman, selain itu juga menimbulkan tekanan secara psikologis terhadap pengguna
ruang, gangguan penglihatan, dan gangguan kesehatan lainnnya. Oleh sebab itu, intensitas
cahaya perlu diatur untuk menghasilkan kesesuaian kebutuhan penglihatan di dalam ruang
berdasarkan jenis aktivitasnya.
1.2 Tujuan dan Rumusan Masalah
Tujuan:

Untuk mengetahui tingkat pencahayaan pada ruang-ruang kelas di Fakultas Teknik


Unsyiah.

Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan terhadap kesehatan, kenyamanan maupun


keselamatan jika terdapat kekurangan cahaya pada tiap-tiap ruang kelas.

Rumusan Masalah:

Apa penyebab kurangnya cahaya pada ruang kelas?

Bagaimana cara penanggulangan kurangnya cahaya pada ruang kelas?

BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Definisi Pencahayaan pada Ruang Kelas
Secara umum, sekolah atau kampus merupakan suatu lembaga tempat untuk menuntut
ilmu secara formal. Salah satu ruang yang sangat vital dalam kampus adalah ruang kelas. Dalam
ruang kelas ini, mahasiswa dan dosen berinteraksi dalam proses belajar mengajar dan dalam
ruang kelas pula, sebagian besar waktu dihabiskan oleh mahasiswa.
Pencahayaan yang baik dapat membantu meningkatkan minat dan perhatian serta dapat
mendukung siswa/mahasiswa untuk melihat ke papan tulis dengan lebih mudah. Walau saat ini
jenis lampu telah beragam, namun pencahayaan alami dalam ruang kelas selalu diupayakan
karena pencahayaan alami dapat memberi semangat dan menciptakan suasana yang ceria (Bean,
2004:193). Hal ini membuat jenis pencahayaan yang memakai pencahayaan alami dan buatan
sering dipakai dalam ruang kelas sekarang ini.
Efisiensi energi dan kenyamanan visual adalah kata kunci dalam desain pencahayaan
sekolah. Keseimbangan cahaya langsung dan tidak langsung yang tersedia cukup dalam ruang
kelas dapat mendukung pelajar untuk mengerjakan tugas yang berorientasi pada kertas dan
komputer dengan baik (Perkins, 2001: 138).
Pada ruang kelas yang memakai media pengajaran papan tulis, harus diperhatikan
pencahayaan untuk media tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa refleksi cahaya tidak
menimbulkan masalah penglihatan bagi pelajar khususnya mereka yang duduk dekat papan tulis.
Untuk media whiteboard maka kuat pencahayaan yang disarankan adalah 250 lux, sedangkan
untuk blackboard yang daya pantulnya tidak lebih dari 0,1 maka kuat pencahayaan yang
disarankan adalah 500 lux. Sedangkan ruang kelas yang menggunakan media LCD, pencahayaan
umum yang disarankan adalah 250-300 lux dengan menyediakan dimmer untuk mengatasi
masalah pencahayaan (glare) yang timbul.

Kondisi Jendela
Kondisi jendela pada setiap ruang kelas Fakultas Teknik Unsyiah tidak terlalu baik, kotor
pada bagian luarnya karena debu yang melekat di jendela tidak dibersihkan, bahkan tidak
terdapat kaca pada beberapa jendela. Padahal seperti yang sudah diketahui jendela merupakan
bagian yang sangat terpenting dan cukup berpengaruh bagi mahasiswa umtuk memperhatikan ke
papan tulis atau slide yang dipresentasikan dan untuk menciptakan suasana yang ceria.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan satu metode, yaitu metode pengamatan (observasi)
dan pengukuran di lapangan. Menurut Hadi (1986), observasi sebagai metode ilmiah diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki di lapangan.
Penelitian dilakukan dengan mengukur tingkat cahaya pada ruang kelas di lantai 2 dan lantai 3 di
Fakultas Teknik Unsyiah, titik pengambilan cahaya yaitu daerah yang dekat dengan lobang
cahaya dan daerah terjauh dari lobang cahaya, dan pengambilan dengan cahaya bantuan (lampu
dalam ruangan).

3.2 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini menunjukkan tingkat cahaya pada tiap-tiap ruang kelas di lantai 2 dan
lantai 3 dengan mengacu dasar-dasar dan peraturan tingkat cahaya pada ruang belajar atau ruang
kelas. Dan juga memperhatikan kelayakan lobang cahaya pada ruang-ruang kelas, jika tidak
memenuhi kelayakan maka akan di tinjau ulang.

3.3 Lokasi Penelitian


Ruang kuliah Fakultas Teknik Unsyiah, lantai 2 dan lantai 3:
Lantai 2

Lantai 3

A25-203

A14-302

A23-206

A16-301

3.4 Variabel Penelitian


a. Mahasiswa
Mahasiswa sebagai pengguna ruang kuliah adalah salah satu variabel penelitian
yang sangat merasakan dampak dari ruangan tersebut. Mahasiswa diharuskan
berkonsentrasi agar materi materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik. Dan
agar mendapat hasil yaitu berupa nilai yang bagus.

b. Dosen
Sama hal nya seperti mahasiswa, dosen juga langsung merasakan dampak dari
kenyamanan atau tidak dari suatu ruang perkuliahan. Dosen juga membutuhkan
konsentrasi tinggi dalam menyampaikan bahan ajar nya.
c. Fasilitas
Fasilitas fasilitas yang terdapat pada suatu ruangan kuliah sangat mendukung
suatu proses perkuliahan, semakin lengkap suatu fasilitas disediakan maka aktivitas
perkuliahan juga semakin baik.

3.5 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan alat Digital Illuminance Meter
denga tipe TES-1335, cara kerjanya adalah langsung mengarahkan photo detector ke arah
lubang cahaya tapi tidak langsung mengarahkan pada matahari, hasil akan mucul pada LCD
dalam satuan lux atau fc.Dan mengecek langsung keadaan pencahayaan pada ruan kelas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN
Observasi dengan mengambil sampel 4 ruang kelas pada lantai 2 dan lantai 3, berikut daftar
sampelnya:
Lantai 2: A25-203 berkapsitas 40 orang
A23-206 berkapasitas 25 orang
Lantai 3: A14-302 berkapasitas 60 orang
A16-301 berkapasitas 70 orang
Dari observasi yang telah dilakukan dilapangan, semua sampel tidak memenuhi standar untuk
pencahayaan, sedangkan standar untuk ruang kelas adalah 200-700 lux atau 18-70 footcandle
(fc), berikut data yang didapatkan:
Kelas
A25-203
A23-206
A14-302
A16-301

Tanpa menggunakan lampu (lux)


65
74
84
190

Dengan menggunakan lampu (lux)


230
180
230
281

Saat melakukan observasi juga didapatkan tidak layaknya jendela pada tiap-tiap ruang kelas,
keadaan jendela kusam dan kotor, bahkan beberapa jendela tidak terdapat kaca.

BAB V
PEMBAHASAN

Optimasi adalah proses cara perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling
tinggi dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 985). Optimasi yang dilakukan
adalah dengan meninjau ulang pada setiap kelas dan membersihkan setiap jendela yang kusam
dan kotor, karena salah satu faktor kurangnya instensitas cahaya adalah kotornya jendela. Faktor
lainnya adalah karena jendela yang tidak langsung berhadapan matahari dan mengganti kaca
dengan kaca bening.
Cara yang cukup efektif untuk mendapatkan cahaya yang maksimum adalah dengan
menghidupkan lampu, tetapi di sisi lain hal ini menjadikan pemakaian lebih pada energi listrik
dan mengurangi fungsi jendela itu sendiri. Dan juga jendela memakai kaca rayband sehingga
suasana kelas menjadi lebih gelap. Mengganti lampu yang sudah putus atau tidak layak pakai
lagi, karena banyak ditemukan lampu yang tidak layak pakai pada setiap kelas.
Permasalahan lain juga ditemukan pada silaunya (glare) cahaya yang masuk ke kelas
langsung mengenai papan tulis atau dinding presentasi, seharusnya pada setiap kelas disediakan
tirai untuk mencegah terjadinya hal ini karena akan sangat mengganggu penglihatan dan
konsentrasi mahasiswa
Berikut keempat sampel yang digunakan dan permasalahnnya:

Kelas A25-203, jendela tidak berhadapan langsung dengan matahari dan dan hanya
memiliki satu lobang cahaya utama yaitu pada sisi kiri kelas dan sisi satunya lagi hanya
jendela kecil sebagai ventilasi.

Kelas A23-206 adalah kelas yang sangat minim pencahayaan karena hanya memiliki satu
sisi lobang cahaya yaitu pada sisi kiri kelas dan lobang cahaya tersebut tidak berhadapan
langsung ke matahari, dan sisi kanan kelas merupakan koridor yang gelap dan tidak
memiliki lobang cahaya sehingga kelas ini merupakan kelas yang cukup gelap dan
kurang efektif untuk proses belajar mengajar.

Kelas A14-302, tata letak jendela di kelas ini cukup bagus, hanya saja karena terdapat
ruangan yang bersebrangan dengan kelas ini menjadikannya kurang mendapatkan sinar

matahari langsung, dan hanya pada sisi kanan jendela kelas ini, sedangkan hanya
ventilasi kecil pada sisi kiri kelas.

Kelas A16-301, ruang kelaas ini cukup besar dan penyediaan untuk jendela juga banyak,
tata letak letak jendela juga cukup bagus yaitu pada sisi kanan kanan kelas langsung
berhadapan dengan matahari tanpa ada satupun penghalangnya. Tapi karena ruangan
yang terlalu besar membuat cahaya yang masuk hanya sebagian dari ruang kelas saja,
tidak mencapai ujung kelas sehingga akan menyulitkan para mahasiswa yang duduk pada
posisi belakang.

BAB VI
KESIMPULAN

Salah satu kekurangan Fakultas Teknik Unsyiah adalah tata letak jendela hanya satu satu
sisi pada setiap kelas, padahal jendela merupakan faktor penting dalam menunjang proses belajar
mengajar, kurangnya cahaya akan membuat konsentrasi dan penglihatan dari mahasiswa maupun
dosen terganggu, dan juga cahaya merupakan pembentuk mood saat proses belajar mengajar.
Ketidaktersediaan tirai pada setiap kelas untuk melindungi cahaya yang melimpah atau
menghindari silau (glare) yang mengenai papan tulis atau dinding presentasi juga cukup
berpengaruh.
Mengganti kaca jendela menjadi bening pada setiap kelas, karena kaca yang digunakan
pada kelas-kelas adalah kaca gelap yang mana juga berpengaruh akan masuknya cahaya kedalam
kelas dan membersihkan kotoran pada kaca jendela dan mengganti lampu yang tidak layak pakai.
Standar pencahayaan dari ruang kelas yang sudah ditetapkan adalah 200 700 lux, tapi
sebagian besar sampel yang diambil tidak memenuhi syarat tersebut.

You might also like