You are on page 1of 17

TUGAS AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Disusun untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester


Akuntansi Keprilakuan
Semester Genap 2016/2017

Oleh:
Rifan Suciono
146020310111028

JOINT PROGRAM
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

Akuntansi adalah bidang pelayanan yang berfungsi untuk menyediakan informasi


yang berkaitan dan secara akurat mengenai informasi bidang keuangan untuk membantu
pemangku kepentingan internal dan eksternal dalam membuat kebijakan ekonomi. Terdapat
beberapa cabang dari akuntansi diantaranya adalah akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Penekanan dalam akuntansi keuangan adalah informasi akuntansi yang
dihasilkan/dibuat ditujukan untuk pihak eksternal. Sedangkan akuntansi manajemen
(akuntansi manajerial) fokus pada laporan internal. Akuntansi keperilakuan lebih
menekankan pada aspek perilaku manusia dan hubungannya dengan desain, konstruksi, dan
penggunaan dari sistem informasi akuntansi yang efisien. Bagaimana munculnya Akuntansi
keperilakuan?. Hal ini dimulai oleh Controllership Foundation of America pada tahun 1950
an yang mensponsori studi penelitian untuk menyelidiki dampak anggaran pada manusia.
Penelitian eksplorasi ini menemukan sejumlah kesimpulan sementara tentang perilaku dalam
anggaran dan penganggaran. Pada akhir 1960-an dan berlanjut ke tahun 1980-an, semakin
banyak artikel perilaku muncul dalam jurnal akuntansi profesional. Artikel ini cukup
beragam, pada awalnya artikel berusaha untuk mendefinisikan akuntansi perilaku; artikel
selanjutnya membahas konsep-konsep ilmu perilaku tertentu dan teori-teori dalam hal
relevansinya dengan akuntansi dan implikasinya terhadap prinsip-prinsip dan praktik
akuntansi. Beberapa artikel membahas tentang efek dari sistem akuntansi dan akuntansi
laporan tentang pengambilan keputusan; serta yang lainnya mengungkapkan hasil eksperimen
perilaku dalam upaya untuk mempelajari hubungan antara sistem akuntansi dan perbaikan
efektivitas dan efisiensi organisasi.
Bagaimana Organisasi Mempengaruhi Perilaku?
Orang yang bekerja pada suatu organisasi, perilakunya dapat dipengaruhi oleh
banyak

faktor,

termasuk

ukuran

dan

struktur

organisasi,

gaya

manajemen,

otoritas/tanggungjawab dalam hubungan kerja, status hubungan, norma kelompok juga


mempengaruhi perilaku dan fungsi organisasi. Manusia dalam sebuah organisasi saling
bertukar informasi, baik dalam hal kerja atau diluar kerja . Ada informasi yang akurat, kurang
jelas/berubah ataupun salah/tidak terkait sama sekali. Berdasarkan informasi tersebut,
individu memprosesnya, kemudian membuat keputusan dan sikap/perilaku mulai terlihat.
Ada banyak teori yang menjelaskan tentang apa saja yang bisa mempengaruhi perilaku
manusia, antara lain adalah sebagai berikut.

Teori Peran
Peran didefinisikan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang terlibat dalam
interaksi dengan yang lainnya. Peran sosial diartikan sebagai hak-hak, tugas-tugas,
kewajiban, dan perilaku yang tepat yang dimiliki oleh orang-orang yang memegang posisi
tertentu dalam sebuah lingkungan sosial tertentu. Dalam kelompok formal ataupun organisasi
formal, peran didefinisikan sebagai kumpulan peraturan.
Peran membedakan perilaku orang yang menempati posisi organisasi tertentu dan berfungsi
untuk menyatukan kelompok dengan menyediakan dalam fungsi spesialisasi dan koordinasi.
Komponen Perilaku aktual dari peran disebut dengan norma. Norma adalah harapan dan
persyaratan perilaku yang sesuai untuk peran tertentu. Setiap peran telah melekat pada
identitas, yang mendefinisikan siapa mereka dan bagaimana mereka harus bertindak dalam
situasi tertentu. Orang-orang memiliki banyak peran dan identitas, tergantung pada situasi di
mana mereka sedang berada. Wakil presiden keuangan mungkin juga berperan sebagai orang
tua di rumah, anggota paduan suara di gereja, pemain tenis, atau operator radio ham. Masingmasing kegiatan tersebut disertai dengan seperangkat pola perilaku yang diharapkan, atau
peran. Konflik peran terjadi ketika seseorang memiliki harapan perilaku yang saling
bertentangan. Salah satu situasi seperti ini akan terjadi misalnya jika seorang polisi
dihadapkan dengan tugas menangkap seorang teman atau anggota keluarga. Haruskah
petugas melaksanakan tanggung jawab ini? Satu set harapan peran mengatakan ya; yang lain
mengatakan tidak, persahabatan dan loyalitas keluarga mungkin akan diprioritaskan. Salah
satu aspek penting dari teori peran adalah bahwa mengidentifikasi perilaku yang diberikan
secara sosial dan berkelanjutan.
Gagasan lainnya adalah dengan harapan bahwa perilaku yang baik dipelajari dan dibagikan.
Kita belajar tentang apa atau bagaiman perilaku peran yang tepat sebagai petugas pompa
bensin, teman, atau eksekutif perusahaan dari kelompok mana kita dilahirkan dan orangorang yang akan kita temani nanti. Konsensus antara orang-orang bahwa mereka menduduki
posisi tertentu akan menunjukkan perilaku tertentu mencerminkan definisi sosial bersama
dari peran sosial.

Struktur Sosial
Studi sistematis perilaku manusia tergantung pada dua fakta: pertama, bahwa orang-orang
bertindak dalam pola yang teratur dan berulang; kedua, bahwa orang-orang bukanlah
makhluk yang terisolasi, akan tetapi bahwa mereka berinteraksi dengan orang lain.
Untuk menjelaskan keteraturan dalam perilaku manusia, kita akan mempertimbangkan
konsep masyarakat dan budaya. Masyarakat dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari
hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan kontinuitas dan kelompok interpersonal
yang tumpang tindih dan

kompleks. Kelompok-kelompok yang tumpang tindih antara

keluarga, serikat buruh, partai politik, perusahaan bisnis, liga bowling, dan lain-lain. Setiap
orang memiliki beberapa kelompok ini, memiliki berbagai peran untuk bermain, dan itu
sendiri menghubungkan antara berbagai kelompok.
Konsep dari sistem yang digunakan dalam ilmu perilaku seperti yang digunakan dalam ilmuilmu lainnya. Hal ini mengacu pada konfigurasi bagian yang saling berhubungan dan saling
tergantung. Dengan demikian, kita dapat berbicara tentang tata surya, sistem biologi, atau
sistem sosial. Pola dengan mana berbagai bagian dan subsistem beroperasi disebut sebagai
struktur sistem. Struktur sosial merujuk pada hubungan berpola antara berbagai subsistem
sosial dan individu yang memungkinkan fungsi masyarakat, organisasi sosial, atau kelompok
sosial.
Budaya
Budaya adalah cara hidup masyarakat. Masyarakat tidak bisa ada tanpa budaya, dan budaya
tidak bisa ada di luar masyarakat. Budaya, atau cara hidup, termasuk sistem umum
kepercayaan, mode yang sesuai atau diharapkan perilaku atau pemikiran, dan cara-cara
mendirikan melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teratur perilaku manusia karena
mendefinisikan perilaku yang tepat untuk situasi tertentu.
Aspek penting dari budaya adalah dalam menjamin kelangsungan hidup manusia, baik secara
fisik maupun secara sosial. Tidak seperti hewan lainnya yang hidup terutama tergantung pada
insting, manusia bertahan hidup terutama berdasarkan apa yang mereka pelajari. Apa yang
kita tahu dan bagaimana kita bertindak adalah berdasarkan informasi yang kami terima dari
orang tua, teman sebaya, guru, rekan, dan pengawas pekerjaan.
Untuk memahami perilaku dalam pengaturan organisasi, akuntan perilaku harus menyadari
ide budaya. Dalam beberapa kasus, budaya organisasi yang disebut sebagai "lingkungan

kerja", atau "iklim organisasi". Ide dasarnya adalah bahwa unsur-unsur pengaruh budaya
perilaku. Budaya bisnis adalah sistem yang berlaku etika bisnis, praktik bisnis, pengetahuan
teknis, dan perangkat keras yang mempengaruhi perilaku.
Kerangka idealistis vs kerangka materialistis
Kerangka idealis menyatakan bahwa norma-norma atau perilaku budaya dapat dijelaskan
dalam hal ide-ide dan nilai-nilai masyarakat. Perbedaan-perbedaan dalam nilai-nilai akan
membuat perbedaan dalam motivasi orang dan perilaku akhir mereka. Singkatnya, ide-ide
dan nilai-nilai memacu pengembangan sistem politik dan ekonomi dengan membenarkan
struktur sistem itu dan peran orang yang bermain di dalamnya.
Berbeda dengan kerangka idealis ini, ada kerangka materialistik yang menyatakan bahwa ideide bukanlah penyebab utama dari perilaku. Sebaliknya, ide-ide tergantung pada basis
ekonomi dan hubungan masyarakat. Mereka berpendapat bahwa ide-ide tidak menyebabkan
pengembangan norma-norma budaya, sistem ekonomi, atau sistem politik. Sebaliknya,
mereka percaya bahwa jenis tertentu dari sistem ekonomi akan menciptakan sebuah ideologi
untuk membenarkan itu. Dengan demikian, pendekatan materialistis menyatakan bahwa ideide mencerminkan substruktur ekonomi atau material dan bahwa penyebab utama dari
perilaku adalah bahwa substruktur ekonomi atau material. Jika tampak bahwa ide-ide
mempengaruhi perilaku, kaum Marxis berpendapat bahwa ide itu sendiri tumbuh dari basis
ekonomi
Kerangka interaksi
Kerangka interaksi simbolik dalam hal pemaknaan dan "realitas" secara sosial ditentukan
melalui proses interaksi manusia satu sama lain, pencapaian ketentuan bersama dari situasi
sosial dan kesepakatan bersama terkait apa. Alam semesta diasumsikan tidak mempunyai
arti sampai orang-orang membuat makna bersama. Dan jika definisi mereka dari suatu obyek
atau situasi sosial berbeda, demikian juga akan perilaku mereka terhadap benda atau situasi
sosial.
Dalam beberapa hal, interaksi simbolik dapat dilihat sebagai alternatif untuk teori peran.
Bahkan, teori interaksi simbolik melihat beberapa kelemahan dalam teori peran dan
mengklaim bahwa interaksi simbolik memperbaiki kelemahan tersebut. Konsep peran
biasanya terkait dengan konsep status. Peran adalah kewajiban untuk melakukan sesuai

dengan norma-norma yang diharapkan dari status tertentu. Interaksi simbolik mengatakan
kita tidak tahu sampai orang benar-benar bertindak dalam suatu situasi.
Teori peran melekat pada "model eksterior manusia" yang menyatakan bahwa masyarakat,
yang merupakan bagian luar dari individu, menentukan perilaku. individu dipandang sebagai
pasif bukan yang aktif. Perilaku mekanis dalam arti bahwa struktur sosial menempatkan
orang dalam peran tertentu dalam perilaku. teori peran, dalam pandangan interaksionis
simbolik, tidak memungkinkan untuk mempunyai perilaku "berpikir". Manusia dilihat
sebagai robot dan masyarakat secara statis. teori peran tidak memungkinkan adanya
perubahan dan tidak mempertimbangkan situasi temporal.
Sebaliknya, teori interaksionis simbolik berpegang pada "model interior manusia," yang
mengasumsikan bahwa orang termotivasi oleh kebutuhan, sikap, dan harapan orang lain.
Dalam interaksi simbolik, orang terlibat dalam perilaku berpikir. Dalam pendekatan ini,
perilaku adalah hasil dari negosiasi melalui interaksi. Interaksi adalah suatu proses, dan oleh
karena itu, identitas/kepribadian bernegosiasi antara pihak pihak yang berinteraksi, dan hakhak dan kewajiban yang saling menjelaskan.
Teori Dan Prinsip Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai factor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang
akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan
berpengaruh terhadap performa pekerja. Berikut adalah beberapa teori motivasi yang terkenal
antara lain:
Need Theory (Teori Kebutuhan)
Teori motivasi yang sangat dikenal adalah Hirarki Kebutuhan Maslow. Teori ini beranggapan
bahwa orang-orang termotivasi oleh keinginannya untuk memenuhi kelompok urutan hirarki
kebutuhan: kebutuhan fisiologis dasar (makanan, udara, seksual); kebutuhan keamanan
(keamanan fisk dan fisiologis); kebutuhan sosial dan belongingness (persahabatan, cinta);
kebutuhan penghargaan (kehormatan diri, pengakuan, kekuasaan dan status); serta kebutuhan
aktualisasi diri.
The ERG Concept merupakan perbaikan dari hirarki kebutuhan. Ia mengemukakan tiga
kategori kebutuhan: existence (keinginan fisik dan materi); relatedness (persahabatan,
belonging); dan growth (pengembangan diri dan self-fulfillment). Konsep ini berbeda dari

Hirarki Kebutuhan Maslow, dimana tidak ada urutan kebutuhan, dan meskipun suatu
kebutuhan telah terpenuhi tetapi masih bisa menjadi motivator yang dominan.
Expectancy Theory (Teori Pengharapan)
Teori Pengharapan dari motivasi berasumsi bahwa level motivasi untuk melakukan suatu
pekerjaan tergantung pada kepercayaan yang dimiliki mengenai struktur hasil yang diperoleh
dari pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, motivasi terjadi ketika seseorang mengharapkan
untuk memperoleh hasil yang nyata dari pekerjaan yang dilakukan.
Teori ini membedakan antara penghargaan (reward) intrinsik dengan penghargaan ekstrinsik.
Penghargaan intrinsik berasal dari dalam diri dan dihasilkan dari melakukan pekerjaan itu
sendiri, yaitu meliputi perasaan berprestasi yang mungkin didapat dari melakukan pekerjaan
dengan baik atau perasaan puas yang didapat ketika suatu proyek dapat diselesaikan dengan
sukses. Penghargaan ekstrinsik meliputi gaji, penghargaan, keamanan kerja dan promosi,
yang menunjukkan hasil dari pekerjaan. Teori ini menganggap bahwa motivasi adalah fungsi
dari penghargaan intrinsik dan penghargaan ekstrinsik.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu
untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan
ketekunan. Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya
manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan tersebut, menjadi
tumpuan sinergi dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar
manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga
kerja penting dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka bekerja
dalam keadaan sakit hati yang menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan terbuka peluang
kontribusi yang merugikan. Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja
dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tanpa
adanya motivasi dalam diri seseorang, maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan
bergerak

sedikitpun

dari

tempatnya

berada.

Begitupun

dalam

kehidupan

berorganisasi,motivasi sangat mutlak adanya karena motivasi merupakan tujuan yang akan
kita capai. Sehebat apapun rencana yang telah dibuat oleh ketua organisasi, apabila dalam
proses aplikasinya dilakukan oleh anggota yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi
yang kuat, maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.

Imbalan, Hukuman Dan Tekanan (stress individu)


Imbalan atau Kompensasi adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang berkaitan
dengan semua bentuk penghargaan yang dijanjikan akan diterima karyawan sebagai imbalan
dari pelaksanaan tugas dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan (Ivancevich,1998). Sistem
imbalan adalah pemberian salah satu bentuk penghargaan kepada karyawan atas
sumbangannya kepada organisasi terutama tercermin dari prestasi karyanya (Siagian,2002).
Sistem imbalan baik berupa financial maupun non financial yang dikendalikan oleh
organisasi dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawannya (Simamora, 2001).
Terdapat beberapa maksud dari pemberian imbalan di dalam sebuah organisasi, yaitu :

Penghubung kepentingan organisasi dalam individu


Kepentingan individu seringkali tidak seiring dengan kepentingan organisasi, maka
dengan pemberian imbalan yang baik maka kesenjangan tersebut dapat diatasi.

Pilihan organisasi
Dengan sistem imbalan yang baik akan memberikan keleluasan bagi organisasi untuk
memilih calon alternative individu yang diinginkan sesuai dengan bidangnya atau
kompetensi.

Mempengaruhi kepuasan
Didalam perilaku organisasi dikatakan bahwa kompensasi/imbalan dapat meningkatkan
kepuasan karyawan terhadap pekerjaannya yang juga sekaligus memacu motivasi
individu kerja.

Umpan balik
Standar imbalan tertentu akan menunjukkan kinerja yang harus diberikan kepada
individu di dalam organisasi dari pekerjaan yang dilakukan.

Pemberdayaan
Dengan imbalan yang cukup baik akan dapat meningkatkan harga diri dan kepercayaan
diri di dalam organisasi dalam berhadapan dengan lingkungannya.

Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar
sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan

ketika sebuah tingkah laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan
atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah
tingkah laku yang diharapkan. Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara
kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi hukum yang semakin berat, maka pegawai akan
semakin takut untuk melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap dan perilaku
indispliner pegawai juga akan semakin berkurang. Sanksi hukum harus diterapkan
berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada seluruh
pegawai. Sanksi hukum harus bersifat mendidik pegawai untuk mengubah perilakunya yang
bertentangan dengan peraturan/ketentuan yang sudah disepakati bersama.
Stress individu adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan mempengaruhi
emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut. Stress merupakan suatu respons
adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau mengancam kesehatan
seseorang. Orang-orang merasa stress karena terlalu banyak pekerjaan, ketidak pahaman
terhadap pekerjaaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena mengikuti perkembangan
zaman. Kejadian-kejadian tersebut menimbulkan distress, yakni derajat penyimpangan fisik,
psikis dan perilaku dari fungsi sehat.

Perception/Persepsi
Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat dan menilai suatu kejadian, obyek dan orang.
Seseorang bertindak dengan dasar persepsi mereka tanpa menghiraukan apakah persepsi
tersebut menggambarkan realita secara akurat atau tidak. Pada kenyataannya, realita adalah
persepsi yang diinginkan oleh masing-masing orang. Akuntansi keperilakuan perlu untuk
mengetahui mengenai persepsi karena persepsi yang membentuk gagasan dan sikap yang
mempengaruhi perilaku. Jika pekerja yang potensial merasa kebijakan promosi dan
kompensasi perusahaan itu wajar, maka orang itu akan senang bergabung dengan perusahaan
dan menjadi pekerja yang terpuaskan. Jika kebijakan dirasa tidak adil maka pekerja yang
prospektif akan bergabung dengan perusahaan lain atau produktifitasnya tidak optimal.
Akuntansi keperilakuan dapat mengaplikasikan pengetahuan mengenai persepsi terhadap
beberapa aktivitas organisasi, misalnya dalam penilaian kinerja dan pemilihan pekerja. Selalu
ada risiko dalam pembuatan keputusan bisnis. Keputusan yang dibuat oleh manajer mungkin
tergantung pada risiko yang mungkin diterima dan toleransinya terhadap risiko tersebut.
Biasanya, perbedaan persepsi dapat menyebabkan masalah komunikasi dalam perusahaan.

Persepsi yang salah juga mungkin memicu ketegangan dalam hubungan interpersonal di
tengah kerja.

Learning/Pembelajaran
Pola pemikiran dan perilaku yang dibawa oleh seseorang pada lingkungan kerjanya
merefleksikan pengalaman, persepsi dan motivasi pribadinya. akuntansi keperilakuan harus
tahu mengenai prinsip-prinsip teori pembelajaran dalam rangka memperbaiki persepsi
pekerja dan memodifikasi perilaku yang tidak sesuai.
Pembelajaran adalah proses yang harus dijalani agar suatu perilaku baru dapat terbentuk. Ini
terjadi sebagai hasil dari motivasi, pengalaman dan pengulangan respon terhadap stimulus
atau situasi yang nyata.

Personality/Kepribadian
Kepribadian berkaitan dengan karakteristik psikologis yang mengukur dan merefleksikan
bagaimana respon seseorang terhadap lingkungannya. Kepribadian adalah inti dari perbedaan
individu. Kepribadian cenderung konsisten dan berlangsung terus-menerus. Bagaimanapun
juga, kepribadian dapat berubah. Kejadian penting dalam hidup bisa mengubah kepribadian.
Aplikasi utama dari teori kepribadian dalam perusahaan adalah untuk memprediksi perilaku.

Bagaimana Organisasi Mempengaruhi Sistem Informasi


Kita dapat melihat secara lebih dekat hubungan antara sistem informasi dengan organisasi.
Keputusan-Keputusan Tentang Peran Sistem Informasi
Organisasi mempunyai dampak langsung terhadap teknologi informasi melalui keputusannya
tentang bagaimana teknologi akan digunakan dan peran apa yang akan dimainkan dalam
organisasi. Dukungan terhadap perubahan peran telah merubah secara teknikal serta sistem
konfigurasi organisasi yang secara nyata telah memberikan computing power dan data,
sehingga menjadi lebih dekat dengan pemakai akhir.

Keputusan Tentang Siapa Yang Menyediakan Pelayanan Teknologi Informasi


Cara kedua dimana organisasi mempengaruhi teknologi informasi adalah melalui keputusan
tentang siapa yang akan mendesain, membangun, dan mengoperasikan teknologi di dalam
organisasi. Teknologi komputer mirip dengan teknologi yang lain, termasuk didalamnya
teknologi otomotif.
Keputusan Tentang Mengapa Membangun Sistem Informasi
Untuk membangun sistem informasi, manajer mempunyai beberapa alasan rasional baik
menyangkut umum ataupun khusus. Alasan yang paling pokok bagi manajer untuk memilih
menggunakan sistem adalah untuk mencapai alasan-alasan ekonomi, menyediakan pelayanan
yang lebih baik, atau menyediakan tempat kerja yang lebih baik.

Ruang lingkup akuntansi keperilakuan dapat dipecah menjadi 3 bidang umum.


Yaitu:
1. Pengaruh perilaku manusia pada desain, konstruksi dan pengguna sistem akuntansi. Area
akuntansi keperilakuan berfokus tentang bagaimana tingkah laku dan filosofi pada sifat
pengaruh manajemen dari pengawasan akuntansi dan fungsi organisasi. Sebagai contoh,
manajer yang menentang pengambilan resiko akan memerlukan jenis sistem kontrol
keuangan yang berbeda dibandingkan dengan manajer yang lebih condong dalam
mengambil keputusan yang lebih berani dalam menghadapi resiko. Dengan demikian,
kelonggaran atau ketegasan pada kontrol akuntansi dipengaruhi oleh perilaku manusia.
2. Pengaruh sistem akuntasi pada perilaku manusia. Hal tersebut berfokus tentang
bagaimana pengaruh sistem akuntansi, motivasi, produktivitas, pembuat kebijakan,
kepuasan kerja, dan kerja sama. Sebagai contoh, anggaran yang terlalu ketat dapat
membuat orang untuk percaya bahwa tujuan perusahaan tidak dapat terlaksana. Dan
tidak ada arti dalam mencapai tujuan tersbut. Anggaran yang terlalu longgar dapat
menyebabkan kesembronohan dan melakukan produksi secara tidak efisiensi.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia. Area ketiga
dari akuntansi keperilakuan ini berfokus tentang bagaimana sistem akuntansi dapat
digunakan untuk mempengaruhi keprilakuan. Sebagai contoh, struktur pengendalian

akuntansi dapat di tarik-ulur atau perencanaan ganti rugi dapat dirubah, atau evaluasi
laporan kinerja dapat dimodifikasi.

Dari ketiga ruang lingkup diatas dapat dilihat bahwa perilaku manusia mempunyai pengaruh
terhadap pembuatan desain, konstruksi dan penggunaan sistem akuntansi, begitu juga
sebaliknya sistem akuntansi berpengaruh terhadap perilaku manusia. Sehingga sistem
akuntansi digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam hal ini
digunakan untuk memuluskan manajemen dalam hal pencapaian tujuan perusahaan.
Bagaimana perilaku mempengaruhi suatu sistem?
Dalam suatu organisasi terdapat tujuan-tujuan organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan
satu orang pemilik atau bersama antar beberapa orang pemilik. Dalam mencapai suatu tujuan
tersebut tentunya diperlukan suatu rencana/strategi, sistem dan hal lainnya yang disusun
secara seksama agar tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan baik, efektif dan
efisien. Hal ini tergantung dari pengaruh perilaku bawaan yang dimiliki oleh seseorang,
seperti personality atau karakter, motivasi, persepsi, harapan dan pembelajaran atau
pengalaman yang dimilikinya. Misalkan seorang yang demokratis akan memilih sistem,
rencana dan cara yang berbeda dalam bekerja atau dalam menyelesaikan suatu masalah atau
dalam mencapai tujuannya dibandingkan dengan orang yang otoriter.
Bagaimana bisa suatu sistem informasi akuntansi bisa mempengaruhi perilaku manusia?
Semua aktivitas ekonomi yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan akan diproses
dalam suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi ini
dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu
menghasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Dalam
suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur pengendalian, maka baik buruknya
sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi fungsi manajemen dalam melakukan
pengendalian internal, karena informasi yang dihasilkannya akan dijadikan salah satu dasar
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Dari uraian di
atas, terlihat ada hubungan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya,
dimana fungsi sistem informasi akuntansi sangat berperan sekali atas pengendalianpengendalian yang dijalankan perusahaan. Jadi suatu sistem informasi yang didisain oleh
perusahaan digunakan dalam rangka untuk mengumpulkan berbagai informasi kegiatan yang
akan dan telah dilakukan perusahaan dan dari informasi yang telah dihasilkan oleh sistem

tersebut digunakan oleh perusahaan sebagai acuan/pedoman dalam pengambilan keputusan,


entah itu dalam hal kebijakan yang baru, sistem pengendalian internal yang baru ataupun
sistem penggajian yang baru yang kesemuanya tersebut dilakukan atau didasarkan sebagai
alat untuk mempengaruhi perilaku manusia/karyawan agar perilaku yang dihasilkan nantinya
sesuai/searah atau mendukung dalam hal pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
Dari ketiga ruang lingkup mengenai akuntansi keperilakuan diatas telah banyak dilakukan
penelitian mengenai hal tersebut, yaitu mengenai Pengaruh perilaku manusia pada desain,
konstruksi dan pengguna sistem akuntansi, Pengaruh sistem akuntasi pada perilaku manusia,
dan Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia
Leslie Kren (1992) meneliti sistem informasi yang berkaitan dengan informasi pembuatan
anggaran, dalam penelitiannya tentang job relevant information (JRI), memahami JRI sebagai
informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas. Baiman
(1982) dalam Yusfaningrum (2005) menambahkan bahwa JRI membantu bawahan/ pelaksana
anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya melalui informasi usaha yang berhasil
dengan baik. Kondisi ini memberikan pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai
alternatif keputusan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan, yang
selanjutnya akan mempengaruhi kinerja. Campbell dan Gingrich, (1986) dalam Leslie Kren,
(1992) menyatakan bahwa JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang
lebih akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan
serangkaian tindakan yang lebih efektif.

Halim (2007; 112) menyatakan bahwa peran informasi akuntansi sangat penting untuk
menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi
sebagai input yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan ekonomi yang rasional bagi
pihak-pihak yang membutuhkan.
Ketidakpastian lingkungan merupakan persepsi dari anggota organisasi dalam mengantisipasi
pengaruh faktor lingkungan terhadap organisasi. Duncan (1972) mendefinisikan lingkungan
sebagai totalitas faktor sosial dan fisik yang berpengaruh terhadap perilaku pembuatan
keputusan seseorang dalam organisasi. Di samping ketidakpastian lingkungan, kebutuhan
informasi manajerial juga dipengaruhi faktor personalitas (personality factor) yang
ditunjukkan dengan Locus of Control. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa strategi
sistem informasi akuntansi tidak dapat efektif digunakan tanpa mempertimbangkan

kecocokannya dengan pemakai (Collin, 1986; Hopwood, 1974; Ferris & Haskins, 1989;
Dermer, 1973; Robey, 1979). Dari penelitian tersebut bisa diketahui bahwa sistem informasi
akuntansi dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku pemakainya.
Jansen dan Meckling (1992), dalam penelitiannya mebuktikan bahwa sistem informasi
akuntansi berhubungan dengan struktur kewenangan formal dan peran pengendalian. Struktur
kewenangan formal berhubungan dengan dua hal yaitu, penggunaan SIA dengan tujuan untuk
pengendalian perilaku bawahan (peran pengendalian) dan penggunaan SIA untuk
memudahan pengambilan keputusan (peran manajemen keputusan) pada tingkat sub unit.
Dalam proses perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan, tidak dapat dipungkiri
bahwa perilaku manajer juga dipengaruhi oleh struktur kewenangan informal yang bersumber
dari kekuasaan dan pengaruh dominasi koalisi (Cyert dan March, 1963). Pengaruh
kekuasaan dan politik pada perilaku perusahaan diantaranya terkait dalam menentukan
pemilihan desain organisasi. Sistem pengendalian manajemen digunakan untuk mengesahkan
dan memelihara sistem kekuasaan (Covaleski dan Dirsmith, 1986; Abernethy dan Chua,
1996; Kurunmaki, 1999). Penelitian yang dilakukan oleh Abernethy dan Lilis (2001) secara
eksplisit mengukur koalisi kekuasaan dalam suatu organisasi yang dapat menentang
manajemen untuk mengalokasikan keputusan dan menerapkan sistem administrasi yang tepat
untuk memonitor perilaku agen.
Dalam struktur organisasi terdapat dua konstruk kewenangan yang berhubungan dengan
kewenangan formal dan informal. Kewenangan formal bersumber dari keputusan yang
didelegasikan kepada para bawahan (Bernanrd, 1968) dan kewenangan informal bersumber
dari kekuasaan individu dalam suatu organisasi (Cyert dan March, 1963; Kotter, 1985;
Alexander dan Morlock, 2000), yang berpengaruh pada penggunaan SIA oleh manajer untuk
mengelola perusahaan. Sedangkan, karakteristik informasi dalam sistem akuntansi digunakan
untuk mengendalian perilaku manajer dan pengambilan keputusan tepat (Antony, 1965;
Chenhall dan Moris, 1986; Milgrom dan Roberts, 1992; Bowens dan Abernerthy, 2000).

Kesimpulan
Perilaku manusia dalam kehidupannya banyak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
lingkungan, kepribadian, motivasi, budaya, kebutuhan, harapan, proses pembelajaran dan
banyak lagi yang lainnya. Semua hal tersebut menurut saya adalah serangkaian banyak
informasi yang diproses oleh pemikiran manusia sehingga menentukan perilaku yang akan
muncul.
Sesuai dengan studi sistematis perilaku manusia yang tergantung pada dua fakta yaitu
pertama, bahwa orang-orang bertindak dalam pola yang teratur dan berulang; kedua, bahwa
orang-orang bukanlah makhluk yang terisolasi, akan tetapi bahwa mereka berinteraksi
dengan orang lain. Dengan hal ini kita bisa memprediksi perilaku manusia karena manusia
mempunyai kecenderungan untuk bertindak dalam pola yang teratur dan berulang yang
artinya dalam situasi tertentu seseorang bisa diprediksi akan melakukan perilaku atau
tindakan yang sama jika informasi dalam suatu permasalahan yang didapat adalah sama. Dan
bahwa orang atau manusia yang bersifat sosial dan bukanlah mahluk yang terisolasi akan
tetapi mereka berinteraksi dengan orang lain, dalam hal ini manusia adalah mahluk yang
mempunyai pemikiran dan terus berkembang dalam hal perilakunya juga akan ikut
mengalami perubahan atau perkembangan dalam menyikapi suatu permasalahan, karena
semakin banyak mereka berinteraksi akan semakin banyak pula kontain informasi yang
mereka dapat dan juga bisa sebagai pembeda antara manusia satu dengan yang lain sesuai
dengan tingkatan informasi yang mereka dapat, hal ini yang disebut juga pembelajaran.
Dalam suatu organisasi terdapat tujuan-tujuan organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan
satu orang pemilik atau bersama antar beberapa orang pemilik. Dalam mencapai suatu tujuan
tersebut tentunya diperlukan suatu rencana/strategi, sistem dan hal lainnya yang disusun
secara seksama agar tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai dengan baik, efektif dan
efisien. Hal ini tergantung dari pengaruh perilaku bawaan yang dimiliki oleh seseorang,
seperti personality atau karakter, motivasi, persepsi, harapan dan pembelajaran atau
pengalaman yang dimilikinya.
Sistem informasi akuntansi dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat
memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan
dapat dipercaya. Dalam suatu sistem informasi akuntansi terkandung unsur-unsur
pengendalian, maka baik buruknya sistem informasi akuntansi sangat mempengaruhi fungsi
manajemen dalam melakukan pengendalian internal, karena informasi yang dihasilkannya

akan dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
aktivitas perusahaan. Jadi suatu sistem informasi yang didisain oleh perusahaan digunakan
dalam rangka untuk mengumpulkan berbagai informasi kegiatan yang akan dan telah
dilakukan perusahaan dan dari informasi yang telah dihasilkan oleh sistem tersebut
digunakan oleh perusahaan sebagai acuan/pedoman dalam pengambilan keputusan, entah itu
dalam hal kebijakan yang baru, sistem pengendalian internal yang baru ataupun sistem
penggajian yang baru yang kesemuanya tersebut dilakukan atau didasarkan sebagai alat untuk
mempengaruhi perilaku manusia/karyawan agar perilaku yang dihasilkan nantinya
sesuai/searah atau mendukung dalam hal pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Jadi
perilaku dan sistem sama sama bisa saling mempengaruhi, perilaku dan sistem bisa dikatakan
adalah sebagai dua informasi yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan
lainnya. Sistem bisa dikatan sebagai budaya, lingkungan dan faktor eksternal yang bisa
mempengaruhi perilaku dalam hal perubahan motivasi, persepsi dan harapan seseorang
seiring perubahan dari sistem itu sendiri. Sedangkan sistem itu sendiri dipengaruhi oleh
perilaku dari seseorang yang memiliki kekuasaan dalam hal sebagai alat untuk mencapai
tujuannya sesuai dengan motivasi, persepsi dan harapan yang dimilikinya.

Daftar Pustaka

Kren, L. (1997). The Role Of Accounting Information In Organizational Control: The State
Of the Art. In V. Arnold, & S. G. Sutton (Eds.), Behavioral Accounting Research,
Foundations And Frontiers. American Accounting Association: Usa.
Khomsiyah & Nur Indriantoro (2000). Aspek Perilaku Penganggaran Partisifatif. Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indo. Vol 3 No. 2 Des. Pp. 123-133.
Dennyka, H.N (2001). Pengaruh Struktur dan Budaya Organisasional Sebagai Variabel
Moderating Terhadap Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen dalam
Peningkatan Kinerja. Thesis Program Pascasarjana Magister Sains Akuntansi
Universitas Diponegoro.
Chairina. (2006). Pengaruh Kekuasaan Dan Desain Organisasi Terhadap Perilaku Manajer.
Thesis Program Pascasarjana Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.
Siegel and Marconi, Behavioral Accounting, South-Western Publishing Co., Cicinanti, Ohio.
http://saputriariyatihatake.blogspot.co.id/2015/02/makalah-perilaku-individu-dan.html
https://satriobudi93.wordpress.com/2012/04/13/teknologi-informasi-dan-pengaruhnya-padaorganisasi-bisnis/

You might also like