Professional Documents
Culture Documents
Staley (2001) menjelaskan analisa pada fase gigi geligi campuran bertujuan untuk
mengevalusasi jumlah ruangan yang tersedia pada lengkung rahang bagi gigi permanen yang
akan mengggantikan gigi desidui dan juga digunakan untuk menyesuaikan oklusi yag
diperlukan. Metode yang digunakan ada tiga:
1. kelompok pertama yang menyatakan bahwa ukuran geligi tetap yang belum erupsi
Metode yang sering digunakan adalah metode kedua dengan mengukur ruang yang ada dalam
mulut dan membandingkannya dengan ruang yang diperlukan untuk erupsi yang sesuai dari
gigi permanen mengingat kemungkinan terjadinya distorsi pada foto rontgen.
Cendrawasih dan Sulanjari (2011) menjelaskan prosedur analisa Moyers diantaranya :
1 Mengukur lebar mesiodistal keempat gigi insisivus permanen rahang bawah,
dijumlahkan, dan dicatat. Posisi gigi insivus permanen yang belum normal pada
model studi maka harus diletakkan pada posisi yang benar terlebih dahulu dengan
mengukurkan masing masing lebar mesiodistalnya dari posisi median line yang
2
untuk menentukan jumlah ruang yang tersedia bagi region caninus premolar.
Membandingkan jumlah ruang yang tersedia dengan jumlah ruang hasil perhitungan
atau dengan kata lain catat diskrepansi ruang yang ada untuk masing masing
rahang.
Penanganan yang mungkin dilakukan setelah mengetahui hasil analisis Moyers ini
adalah :
1 Ruang yang tersedia < dari prediksi
Perawatan yang dibutuhkan adalah space regainer yang digunakan untuk membuka
2
dalam tesisnya menemukan rumus yang sesuia dengan ras Deutero-Melayu. Penelitian yang
ia lakukan mencakup 215 anak dengan presentasi keberhasilan rumus sebesar 99%. Rumus
tersebut adalah lebar mesiodistal gigi kaninus (C), premolar pertama (P1), dan premolar
kedua (P2) pada satu sisi (Y) berdasar jumlah lebar mesiodistal gigi insisivus rahang bawah
(X) dengan persamaan :
Y rahang atas
= 0,484263X + 11,7181
Y rahang bawah = 0,460037X + 10,9117
Perbedaan antara analisis Moyers dengan analisis Sitepu ini terletak pada ras yang
diteliti dimana pada Moyers adalah anak kulit putih Amerika sementara pada Sitepu pada
anak ras Deutero-Melayu selain itu tampak pada nila perbandingan prediksi lebar region
kaninus-premolar pada rahang atasnya prediksi Sitepu lebih besar dibanding prediksi Moyers
dengan lebar insisivus rahang bawah yang sama namun hal tersebut berbanding terbalik pada
lebar regio kaninus-premolar rahang bawah dimana prediksi Moyers lebih besar angkanya
dibanding prediksi Sitepu yang menunjukkan perkembangan rahang pada anak Amerika
berkulit putih lebih besar dibanding pada anak ras Deutro-Melayu mengingat adanya
pengaruh jenis dan pola konsumsi makanannya.
DAFTAR PUSTAKA
Cendrawasih dan Sulanjari, J, C, P, H, 2011, Petunjuk Pelaksanaan Praktikum Klinik Profesi
Program Pendidikan Dokter Gigi Ortodonsia FKG UGM,
cendrawasih.a.f.staff.ugm.ac.id/.../panduan-kepaniteraan-fkg-ugm-revisi,
Staley, R, N, 2001, Textbook of Orthodntic, Ed. I, Philadelphia, W.B. Saunders.