You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang system Penyuluhan
Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa programa
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan terdiri dari atas programa
penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan
tingkat kecamatan atau BP3K, programa penyuluhan kabupaten, dan programa
penyuluhan tingkatan lainnya.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :25/Permentan/OT.140/5/
2014. Tanggal 13 Mei 2014, tentang Pedoman Penyusunan Programa
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan merupakan rencana yang
disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali

pencapaian tujuan penyuluhan.

Perikanan,

dan

Kehutanan

disusun

Programa Penyuluhan Pertanian,

setiap

tahun

memuat

rencana

tahunberikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing masing


tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai
pelaksanaan penyuluhan.
Penyelenggaraan

penyuluhan di tingkat BP3K Kecamatan Oba Tengah

disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan sasaran. BP3K Kecamatan


Oba Tengah memiliki 14 (empat belas) wilayah binaan yang meliputi

Desa

Aketobatu, Desa Akedotilou, Desa Aketobololo, Desa Beringin Jaya, Kelurahan


Akelamo, Desa Siokona, Desa Akesai, Desa Akeguraci, Desa Fanaha, Desa
Togeme, Desa Yehu, Desa Lola, Desa Tauno, Desa Tadupi. Pencapaian
pembangunan pertanian perikanan dan kehutanan senantiasa melibatkan peran
aktif dalam proses perencanaan penyuluhan melalui musyawarah tingkat
kecamatan. Dalam penyusunannya selalu memperhatikan keterpaduan dan
kesinergian Programa Penyuluhan pada setiap tingkatan.
Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
dapat

berjalan

secara

strategis,

produktif

dan

dapat

menyelaraskan

keterpaduan/dinas terkait, untuk itu perlu memiliki daya ungkit yang tinggi
terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan
petani.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai keadaan,


masalah dan alternative pemecahan masalah untuk mencapai tujuan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan lokalita, agar mampu merespon kebutuhan pelaku
utama dan pelaku usaha dan untuk memberikan dukungan terhadap program
Dinas/Instansi terkait.
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggaraan penyuluhan
pertanian perikanan dan kehutanan sebagai dasar persamaan persepsi, gerak
dan langkah dalam persiapan perencanaan dalam merancang bangun kegiatan
penyuluahan, maka dipandang perlu untuk menerbitkan pedoman penyusunan
Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Balai Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Oba

Tengah Kota Tidore

Kepulauan Tahun 2016.


B. Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah
sebagai berikut :
a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi
para penyelenggara penyuluh.
b. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana
kegiatan penyuluhan pertanian.
c. Menyediakan

bahan

penyusunan

perencanaan

penyuluhan

untuk

disampaikan dalam forum musrenmbangtan tahun berikutnya.


C. Manfaat Programa Penyuluhan
Manfaat programa penyuluhan pertanian adalah untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

BAB II KEADAAN
UMUM
A. Deskripsi Umum Wilayah
1. Letak Geografi dan Topografi
Kelurahan Akelamo, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan
memilikii luas wilayah 149 ha dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 386
jiwa dan perempuan sebanyak 381 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 225 KK. Kelurahan Akelamo terletak dibagian barat pulau halmahera
dengan ketinggian tempat 0 500 meter dpl berbatasan dengan :
Sebalah Utara berbatasan dengan

: Wilayah Desa Aketobololo

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Wilayah Desa Siokona


Sebelah Timur berbatasan dengan

: Hutan

Sebelah Barat berbatasan dengan

: Laut Halmahera

Kelurahan Akelamo yang berjarak 0 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke


Ibu Kota Propinsi 13 km dengan waktu tempuh 30 menit dengan
menggunakan sepeda motor, sedangkan jarak ke Ibu Kabupaten / Kota 10 km
dengan waktu tempuh 60 menit dengan menggunakan kapal Motor dan 30
menit dengan menggunakan spitboat.
Sedangkan Desa Siokona, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore
Kepulauan memilikii luas wilayah 8,5 ha dengan jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 204 jiwa dan perempuan sebanyak 179 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga sebanyak 107 KK.

Desa Siokona

terletak dibagian barat pulau

halmahera dengan ketinggian tempat 0 500 meter dpl berbatasan dengan :


Sebalah Utara berbatasan dengan

: Wilayah Kelurahan Akelamo

Sebelah Selatan berbatasan dengan : Wilayah Desa Akesai


Sebelah Timur berbatasan dengan

: Hutan

Sebelah Barat berbatasan dengan

: Laut Halmahera

Desa Siokona yang berjarak 1 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Ibu


Kota Propinsi 14 km dengan waktu tempuh 30 menit dengan menggunakan
sepeda motor, sedangkan jarak ke Ibu Kabupaten / Kota 10 km dengan waktu
tempuh 60 menit dengan menggunakan kapal Motor dan 30 menit dengan
menggunakan spitboat.

2. Karakteristik Iklim dan Lahan


Wilayah binaan Penyuluh Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona
merupakan daerah pesisir pantai berangin lembab, yang dimanfaatkan untuk
areal pemukiman sedangkan areal berbukit dan dataran rendah dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan dengan
struktur tanah lempung berpasir dengan tungkat keasaman berkisar 5 7 pH.
o

dengan suhu antara 25 C 40 C merupakan tipe iklim B1 (menurut Oldemen),


Wilayah ini dipengaruhi oleh 2 musim yaitu : Musim hujan dan musim panas/
kemarau. Iklim di wilayah ini bervariasi dimana tergolong iklim basah, curah
hujan pertahunnya rata-rata antara 199,02 mm pada tahun 2014, dan 254,7 mm
pada tahun 2015 dengan rata-rata jumlah hari hujan antara 14 -20 hari hujan.
Tabel 1 : Data curah hujan lima (5) tahun terakhir.
N
o

Bulan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11
12

Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Jumlah
Rata-rata

2011

Tahun
2013

2012

2014

2015

CH

HH

CH

HH

CH

HH

CH

HH

CH

HH

321
514
516
405
156
62
33
102
101
226
472
253

20
28
26
22
18
10
4
14
14
10
25
26

280
291,5
270
175
180
215
80
75
301,2
89
259
303,3

24
21
19
12
16
18
8
5
24
2
14
27

240
280
260
170
160
200
110
60
80
244
250
265

18
20
19
15
13
19
10
8
4
19
20
25

125
67
90
281
194
107,1
240
30,1
612
38
141
463

16
9
14
19
17
12
16
11
10
11
19
23

135
438,5
62
378
238
149
229,5
360,5
309,5
265
239
252

9
21
6
22
19
15
22
26
17
12
18
22

3161
263,4

217
18,08

2519
209,92

190
15,83

2319
193,3

190
15,833

2388,2
199,02

177
14,8

3056
254,7

209
17,42

Sumber : Data Kecamatan Oba Tengah 2015


Berdasarkan data curah hujan tersebut diatas, maka dapat dilakukan
penanaman usahatani perkebunan dan pertanian dengan pola tanam palawija
dan horti yang didukung dengan sarana irigasi pedesaan.
B. DATA PRODUKSI USAHA TANI
1. Bidang Tanaman Pangan
Luas tanam, luas panen dan produksi tanaman pangan di wilayah binaan
Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah tahun
dapat dilihat pada Tabel 2.

2016

Tabel 2. Luas Areal Tanaman Tanaman Jagung, Tanaman Ubi Kayu, Tanaman
Ubi Jalar di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
2016
N
o

Desa/
Kelurahan

Tanaman
Jagung
(Ha)
3

Produksi
(Ton)
4

Jenis Tanaman
Tanaman
Produksi
Ubi Kayu
(Ton)
(Ha)
5
6

Tanaman
Ubi Jalar
(Ha)
7

Produksi
(Ton)
8

1 Akelamo
1
2
0,5
1
0,5
2
Siokona
0,5
1
0,5
1
0,5
Sumber : Data Programa BP3K Kecamatan Oba Tengah 2016

1
1

Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa luas areal
tanaman Tanaman Jagung di Kelurahan Akelamo adalah 1 ha dengan produksi 2
ton/ha, komoditi Tanaman Ubi Kayu luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1
ton/ha, sedangkan komoditi Tanaman Ubi Jalar luas areal tanam 0,5 ha dengan
produksi 1 ton/ha. Sedangkan Desa Siokona luas areal tanaman Tanaman
Jagung adalah 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha, komoditi Tanaman Ubi Kayu
luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha, sedangkan komoditi Tanaman
Ubi Jalar luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha. Dengan melihat luas
areal tanam setiap komoditi yang ada pada tabel diatas maka perlu ditingkatkan
lagi.
Untuk tanaman hortikultura / sayuran yang diushakan terdiri dari tanaman
Tanaman Tomat, tanaman cabe keriting, tanaman kacang panjang, ketimun,
kacang tanah. Adapun luas areal tanam tanaman tersebut dapat dilihat pada
Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Luas Areal Tanaman Sayuran di Kecamatan Oba Tengah
No
1
1
2
3
4
5

Nama Tanan Sayuran


dan Buah-buahan
2
Tanaman Tomat
Cabe Keriting
Kacang Panjang
Ketimun
Kacang Tanah
Jumlah

Luas (Ha)
3
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
2,5

Produksi/panen
(kg)
4

Keterangan
5

Sumber : Data IPW Penyuluh 2016


Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa luas areal
tanaman sayur-sayuran secara keseluruhan adalah 2,5 ha , dan jumlah produksi
belum teridentifikasi. Diantara jenis komoditi yang ditanam, ada komoditi yang
dominan yaitu ; komoditi tanaman tomat dengan luas areal tanam 0,5 ha,

kacang tanah dengan luas tanam 0,5 ha, kacang panjang 0,5 ha, dan cabe
keriting 0,5 ha. Dengan melihat luas areal tanam setiap komoditi yang ada pada
tabel diatas maka perlu ditingkatkan lagi.
2. Bidang Peternakan
Adapun populasi dan produktifitas peternakan secara terperinci dapat di
lihat pada tabel 4 dibawah ini.
Tabel 4. Jumlah Ternak Besar di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona
Kecamatan Oba Tengah 2016
No

Desa/ Kelurahan

1
1
2

2
Akelamo
Siokona

Jenis (ekor)
Jantan
Betina
3
4
12
60
4
17

Jumlah
5
72
21

Sumber : Data IPW Penyuluh 2016


Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak besar di
Kelurahan Akelamo sebanyak 72 ekor dan populasi ternak besar yang ada di
Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah sebanyak 21 ekor. Sehingga cukup baik
untuk dikembangkan.
Tabel 5. Jumlah Ternak Kecil di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec.
Oba Tengah 2016
No

Desa/ Kelurahan

1
1
2

2
Akelamo
Siokona

Jenis (ekor)
Jantan
Betina
3
4
30
60
12
32

Jumlah
5
90
44

Sumber : Data IPW Penyuluh 2016


Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak kecil di
Kelurahan Akelamo sebanyak 90 ekor dan populasi ternak kecil yang ada di
Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah sebanyak 44 ekor. Sehingga cukup baik
untuk dikembangkan.
Tabel 6. Jumlah Ternak Unggas di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec.
Oba Tengah 2016
No

Desa/ Kelurahan

1
1
2

2
Akelamo
Siokona

Jenis (ekor)
Jantan
Betina
3
4
260
420
135
253

Jumlah
5
680
388

Sumber : Data IPW Penyuluh 2016


Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak unggas di
Kelurahan Akelamo sebanyak 680 ekor dan populasi ternak unggas yang ada di

Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah sebanyak 388 ekor. Sehingga cukup
baik untuk dikembangkan.
3. Bidang Perikanan
Adapun jenis tangkapan dan produktifitas perikanan secara terperinci dapat
di lihat pada tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Data jenis ikan hasi tangkapan nelayan di Kelurahan Akelamo dan
Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah tahun 2016
No

Jenis Tangkapan

Komoditas

Ikan Komo

Ikan Sorihi

Ikan Dolosi

1
Perikanan Laut
Sumber : Data Primer 2016

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa komoditi perikanan


dalam Wilayah Kecamatan Oba Tengah dibagi atas perikanan laut yang hasil
tangkapannya berupa ikan pelagis yaitu : komo, sorihi dan dolosi.
4. Bidang Perkebunan
Data luas tanam, luas panen, komodias Perkebunan

disajikan pada

tabel 8.
Tabel.8 Data luas tanam/panen, produktivitas dan jumlah produksi komoditas
Perkebunan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba
Tengah 2016
No
1
2

Desa/
Kelurahan
Akelamo
Siokona

Jenis Komoditi
Kelapa (ha)
30
2,5

Kakao (ha)
4
0,5

Cengkeh (ha)
5
1

Pala (ha)
8
1

Sumber : Data BP3K Oba 2016


Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis
komoditi yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada komoditi yang dominan yaitu ;
komoditi kelapa dengan luas tanam/panen 30 ha, komoditi kakao dengan luas
tanam/panen 4 ha, komoditi cengkeh dengan luas tanam/panen 5 ha, komoditi
pala dengan luas tanam/panen 1 ha. Sedangkan di Desa Siokona komoditi yang
dominan yaitu ; komoditi kelapa dengan luas tanam/panen 2,5 ha, komoditi
kakao dengan

luas tanam/panen 0,5 ha, komoditi cengkeh dengan

tanam/panen 1 ha, komoditi pala dengan

luas tanam/panen 1 ha.

luas
Dengan

melihat luas areal tanam/panen setiap komoditi yang ada pada tabel diatas maka
perlu ditingkatkan lagi, sehingga produksi panennya dapat lebih meningkat lagi.

Data luas areal tanaman buah-buahan, luas panen, produktivitas dan


jumlah produksi komodias Perkebunan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona
disajikan pada tabel 9.
Tabel 9. Luas Areal Tanaman Buah-buahan di Kelurahan Akelamo dan Desa
Siokona Kecamatan Oba Tengah 2016
Desa /
Kelurahan

No
1

1
2

Akelamo
Siokona

Jenis Buah-buahan

Pisang
(ha)
3

Sukun
(ha)
4

Jeruk
(ha)
5

Rambutan
(ha)

8
1

5
0,5

1
0,5

Durian
(ha)
6
1
0,5

Sumber : Data IPW Penyuluh 2016


Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis
komoditi yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada komoditi yang dominan yaitu ;
komoditi pisang dengan luas tanam 8 ha, Komoditi jeruk dengan luas tanam 5
ha, komoditi rambutan 1 ha, , disusul dengan komoditi durian dengan luas tanam
1 ha. Sedangkan di desa Siokona . komoditi yang dominan yaitu ; komoditi
pisang dengan luas tanam 1 ha, Komoditi jeruk dengan luas tanam 0,5 ha,
komoditi rambutan 0,5 ha, , disusul dengan komoditi durian dengan luas tanam
0,5 ha.
5. Bidang Kehutanan
Komoditi kehutanan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan
Oba Tengah diperbanyak melalui kegiatan KBR, jenis tanaman yang diperbanyak
antara lain tanaman Mahoni, Jati, Super, Binuang dan Samama. Adapun luas
kawasan hutan secara terperinci dapat di lihat pada tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Luas areal tanam komoditi kehutanan di Kelurahan Akelamo dan Desa
Siokona Kec.Oba Tengah

No
1
2

Desa/
Kelurahan
Akelamo
Siokona

Mahoni
(ha)
1
-

Jenis Kayu
Jati
Binuang
Super
(ha)
(ha)
-

Samama
(ha)
-

Jumlah
Pohon
2.500
-

Sumber data : Dinas Pertanian dan Kehutanan 2016


Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis
komoditi kayu yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada komoditi yang dominan
yaitu ; komoditi kayu mahoni dengan luas tanam 1 ha, dengan jumlah pohon
sebanyak 2.500 pohon. Sedangkan di Desa Siokona belum ada.

C. KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENYULUHAN.


Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok khususnya pangan perlu
memperhitungkan jumlah penduduk dengan produksi yang dihasilkan melalui
kemampuan penerapan teknologi. Ada beberapa program pemerintah yang telah
di lakukan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
beberapa tahun terahir yaitu :
1. PTT Tanaman Jagung
2. Bantuan Bibit Ternak Sapi Bali
3. Perikanan Laut
4. P2BN (Demplot dan Demfarm)
5. KBR dan Gerhan
D. SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )
1. Data Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa
Siokona Kecamatan Oba Tengah sampai dengan tahun 2016 disajikan pada
Tabel 11.
Tabel 11.

Data Penyebaran Penduduk di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona

Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016.


No

Desa/ Kelurahan

1
1
2

2
Akelamo
Siokona

Pria
3
386
204

Jenis Kelamin
Wanita
4
381
179

Jumlah
5
767
383

Keterangan
6
KK 225
KK 107

Sumber : Data Sekunder Desa 2016


Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di Kelurahan Akelamo
berjumlah 767 jiwa yang terdiri dari penduduk laki laki sebanyak 386 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 381 jiwa dengan jumlah kepala keluarga
sebanyak 225 KK, yang dominan berjenis kelamin pria, hal ini menjadi salah satu
potensi dalam pelaksanaan kegaiatan usaha tani karena tenaga kerja pria lebih
banyak dan cenderung bergerak di sector pertanian dan perikanan. Sedangkan
di Desa Siokona menunjukan bahwa penduduk berjumlah 383 jiwa yang terdiri
dari penduduk laki laki sebanyak 204 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
179 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 107 KK, yang dominan
berjenis kelamin pria, hal ini menjadi salah satu potensi dalam pelaksanaan
kegaiatan usaha tani karena tenaga kerja pria lebih banyak dan cenderung
bergerak di sector pertanian dan perikanan.

2, Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur.


Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah binaan di
Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona

Kecamtan Oba Tengah, pada usia

produktif yaitu umur 20 Tahun s/d 60 Tahun.dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah
ini.
Tabel 12.

Jumlah Penduduk Menurut Umur Wilayah binaan di Kelurahan

Akelamo dan Desa Siokona Kecamtan Oba Tengah 2016


No
1
2

Desa/ Kelurahan
Akelamo
Siokona

0-20
258
110

21-40
336
164

41-60
125
82

< 60
48
27

Sumber : Data Monografi Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016


3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah
binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13.

Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan

Akelamo dan Desa Siokona Kec. Oba Tengah


No

Desa/
Kelurahan

Belum/tidak/putus
sekolah SD

1
2

Akelamo
Siokona

120
98

Sumber Data : Programa BP3K Oba 2016

Jumlah Penduduk (Jiwa)


Tamat
Tamat
Tamat
SD dan
SLTP
SLTA
sederajat sederajat sederajat
180
320
125
124
86
68

Tamat
perguruan
tinggi
22
7

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.


Tabel 14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan
Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
No
1
1
2

Desa/
Kelurahan
2
Akelamo
Siokona

Petani
4
60
15

Kelasifikasi Lapangan Kerja


Swast
Nelayan PNS TNI /POLRI
a
5
6
7
8
30
12
4
22
10
6

Sumber Data Kecamatan Oba Tengah 2016

Lain-lain
9
82
25

Jlh
10

5. Kelembagaan petani
Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar
di Kelurahan Akelamo 1 (Satu) Gapoktan. Sedangkan di Desa Siokona belum terbentuk
Gapoktan. Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani dapat di lihat pada tabel 15
dibawah ini.

Tabel 15 : Data Kelembagaan Petani di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona


Kecamatan Oba Tengah 2016
No
Desa/
Jenis Kelompok dan Jumlah Kelompok Tani
Kelurahan
Pertanian Peternakan Perikanan Kehutanan
Jumlah
1

1
1.

Akelamo
Siokona

2
-

2
1

1
-

1
-

6
1

Sumber : Data Programa BP3K Oba Tengah 2016


`Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa sampai dengan akhir tahun
2016 kelembagaan petani yang ada di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah
sebanyak 6 kelompoktani. Sedangkan di Desa Siokona sebanyak 1 kelompok tani ternak.

6. Data Kelompok Tani, Gapoktan.


Wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona dengan jumlah
kelompoktani sebanyak 8 kelompok tani serta klasifikasi kelas kelompok. Secara
lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.Jumlah Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di
Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
No

Jumlah Kelompok dan Klasifikasinya


Jenis Kelompok
Tani

1
2
3
4

Pemula

Lanjut

Utama

Madya

1
3
1
1
6

1
1

Pertanian
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
Jumlah

Sumber : BP3K Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016

7. Ketenagaan Penyuluh
Tenaga Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang ada di
Kelurahan

Akelamo

dan

Desa

Siokona

Kecamatan

melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh

Oba

Tengah

dan

sebanyak 4 orang,

dengan rincian menurut wilayah binaan masing masing. Tenaga Penyuluh


Pertanian sebanyak 1 orang, tenaga Penyuluh Peternakan sebanyak 1 orang
Penyuluh Kehutanan sebanyak 1 orang dan Penyuluh Perikanan sebanayak 1
orang
E. PENUNJANG PENYULUHAN
1. Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan penunjang adalah Dinas terkait dan lembaga lain yang dapat
menunjang kegiatan penyuluhan dapat di lihat pada tabel 17 di bawah ini :

Tabel 17: Data kelembagaan Penunjang.di Wilayah binaan Kelurahan


Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
No Desa/
Koperasi Kios
BRI UPT
RPH
Pasar Jlh
Kelurahan
/KUD
Saprodi
Dinas
1.
Akelamo
1
2
Siokona
Sumber : Data Programa BP3K Oba 2016
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kelembagaan penunjang kegiatan
penyuluhan yang ada di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah yang
dominan

adalah

kelembagaan

koperasi.

Sedangkan

di

Desa

Siokona

kelembagaan penunjang belum ada.


2. Sarana / Fasilitas Usahatani.
Fasilitas usahatani yang ada di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona
Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016, disajikan secara terinci pada Tabel 18
Tabel 18. Data Fasilitas Usahatani yang ada di Kelurahan Akelamo dan Desa
Siokona Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016
No

Jenis Fasilitas

Jumlah Unit

Keterangan

1
2

Hand Traktor
Traktor Besar

1
-

Baik
Belum ada

3
4

Hand Sprayer
Cangkul

8
60

Baik
Baik

Sumber : Data Programa BP3K Kecamatan Oba Tengah 2016


Fasilitas penunjang yang ada sekarang ini masih di anggap belum
mencukupi kebutuhan usaha tani. Untuk memenuhi kekurangan sarana/ fasilitas
usaha tani ini maka dipandang perlu sarana atau fasilitas berupa Traktor besar
perlu diupayakan pengadaan demi untuk menunjang kebutuhan usaha tani.
3. Administrasi Pemerintahan
Wilayah binaan di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah terdiri dari
1 (satu) unit

Kantor Kelurahan yang dilengkapi dengan berbagai bidang Staf

kelurahan. Sedangkan Desa Siokona

Kecamatan Oba Tengah terdiri dari 1

(satu) unit Kantor Desa yang dilengkapi dengan berbagai bidang staf Desa mulai
dari perangkat RT, RW. LMD, BPD. Dan lain-lainnya.

F. MENETAPKAN FAKTOR PENENTU


1. Impact Point Teknis
Hasil identifikasi faktor penentu (impact point) Teknis wilayah binaan di
Kelurahan Akelamo dan Siokona Kecamatan Oba Tengah dapat dilihat pada
Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19. Impact Point Teknis wilayah binaan Di Kelurahan Akelamo dan desa
Siokona Kecamatan Oba Tengah
No
1

Jenis Komoditi
Tanaman Jagung

Tanaman Ubi
Kayu

Tanaman Tomat

cabe

Bawang Merah

Kacang Tanah

Jeruk Manis

Kelapa

Kakao

10

Pala

11

Ternak Sapi

12

Ternak Unggas

13

Ternak Kambing

14
15

Hutan
Perikanan Laut

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.

Impact Point
Pengendalian PHT
Panen dan pasca panen
Manfaat pupuk
Pengolahan Hasil
Pengendalian PHT
Pemupukan berimbang
Pengendalian PHT
Pemupukan Organik
Pola tanam
Pengenalan HAPEN
Pengendalian HAPEN
Pemupukan Berimbang
Pengolahan Tanah
Pengunaan Pupuk
Pengendalian HAPPEN
Pemnfaatan pupuk
Pengendalian HAPEN
Teknik Budidaya
Pola Tanam
Pengendalian HAPPEN
Pupuk berimbang

1.
2.
3.

Pengenalan HAPEN
Pemelihan bibit
Penggunaan pupuk

35%
25%
30%

1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.

Pengedalian PHT
Pola tanam
Syarat Tumbuh
Penerapan tehnologi
Pengendalian PHT
Pemelihan Bibit unggul
Pemanfatan limbah
Manfaat Kandang
Penyakit Brucelosis
Vaksinasi
Kebersihan Kandang
Pemberian pakan
Pengendalian penyakit
Perkandangan
Konservasi Hutan
Budidaya Tanaman Jati
Penanganan Hasil Tangkap
Pengolahan Hasil Tangkap

45%
40%
40%
50%
40%
40%
35%
45%
30%
45%
25%
50%
45%
40%
45%
20%
25%
25%

Sumber ; Data Olahan Impac Poin 2016

Tingkat Penerapan(%)
30%
40 %
40%
40%
40%
45%
45%
45%
45%
50%
45%
40%
15%
15%
15%
45%
45%
30%
15%
15%
15%

2. Impact Point Sosial dan Ekonomi


Hasil identifikasi faktor penentu (impact point) sosial dan ekonomi wilayah
binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
Tengah dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20.

Impact Point Sosial dan Ekonomi wilayah binaan di Kelurahan

Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah


No

Uraian

Sosial

Ekonomi

Impact Point
1. Sistem pertanggungjawaban Pengurus
Kelompok.
2. Kerja sama antar kelompok
3. Ketaatan anggota terhadap rencana kegiatan.
4. Kemampuan mencari informasi
5. Adminitrasi kelompok
6. Kemitraan dengan lembaga lain
1. Pemupukan modal kelompok

Sumber : Data Hasil Olahan Impac Poin 2016

Tingkat.
Penerapan
(%)
25,5
30,2
30.4
40.3
35,5
25.4
35,5

BAB III
TUJUAN
A. ASPEK TEKNIS ( PERILAKU)
1.TANAMAN PANGAN
Tanaman Tanaman Jagung
Peningkatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Tanaman
Jagung dari 45% menjadi 50%
Meningkatkan pengetahuan petani dalam penanganan pasca panen dari
45% menjadi 50%
Meningkatkan Pengetahuan petani tentang manfaat dan keguanaan pupuk
dari 40% menjadi 45%
Tanaman Tanaman Ubi Kayu
Meningkatkan keterampilan petani dalam pengolahan hasil dari 35%
menjadi 40%
Meningkatkan pengendalian hama secara alami dari dari 35% menjadi 40%
Meningkatkan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari
40% menjadi 45%
Tanaman Tanaman Ubi Jalar
Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama penyakit dari
30 % menjadi 35%
Meningkatkan keterampilan penangan pasca panen dari 30% menjadi 35%
Penerapan cara pemupukan berimbang sesuai anjuran dari 30% menjadi
35%
2. HORTIKULTURA
Tanaman Tanaman Tomat
Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama penyakit dari
45% menjadi 50%
Meningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk organik dari
45% menjadi 50%
Menerapakan pola tanam yang sesuai anjuran dari 45% menjadi 50%
Tanaman Cabai Keriting
Meningkatkan pengetahuan petani tentang pengenalan hama penyakit dari
50% menjadi 55%

Meningkatkan keterampilan petani tentang pengendalian hama terpadu


dari 45% menjadi 50%
Melakukan pemupukan berimbang pada tanaman cabe

yang

sesuai anjuran dari 40% menjadi 45%


Tanaman Kacang Panjang
Meningkatkan Pengetahuan petani tentang peknik pengolahan tanah dari
15% menjadi 20%
Meningkathan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari 155
menjadi 20%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang cara pengendalian
Hama penyakit dari 15% menjadi 20%
Tanaman Ketimun
Meningkatkan Pengetahuan petani tentang peknik pengolahan tanah dari
15% menjadi 20%
Meningkathan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari 155
menjadi 20%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang cara pengendalian
Hama penyakit dari 15% menjadi 20%
Tanaman Kacang Tanah
Meningkatkan keterampilan petani tentang keguanaan pupuk dari 45%
menjadi 50%
Meningkatkan pengetahuan petani tentang pengendalian hama terpadu
dari 45% menjadi 50%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang teknik budidaya dari 30%
menjadi 35%
3. PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa
Meningkatkan

keterampilan

petani

dalam

pembuatan

bakteri pengengendalian hama saxava dari 35% menjadi 40%


Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemelihan bibit unggul dari 255
menjadi 30%
Melakukan pemupukan berimbang dari 30% menjadi 35%
Tanaman Kakao
Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama dari 45%
menjadi 50%

Menerapkan pola tanam yang sesuai anjuran dari 40% menjadi 45%
Meningkatkan pengetahuan petani tentang syarat tumbuh yang baik pada
tanaman kakao dari 40% menjadi 45%
Tanaman Cengkeh
Menerapkan tehnologi baru pada tanaman pala dalam meningkatkan
produksi dari 50% menjadi 55%
Meningkatkan keterampilan petani dalam penanggulangan Hama penyakit
Gugur Buah Muda dari 40% menjadi 45%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemilihan bibit unggul dari 40%
menjadi 45%
Tanaman Pala
Menerapkan tehnologi baru pada tanaman pala dalam meningkatkan
produksi dari 50% menjadi 55%
Meningkatkan keterampilan petani dalam penanggulangan Hama penyakit
Gugur Buah Muda dari 40% menjadi 45%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemilihan bibit unggul dari 40%
menjadi 45%
4. PETERNAKAN
Ternak Sapi
Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfatan limbah pertanian sebagai
pakan ternak dari 25% menjadi 30%
Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah ternak sebagai
pupuk organik dari 25% menjadi 30%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang manfaat dan
kegunaan kandang pada Ternak Sapi dari 25% menjadi 30%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang penyakit Brucelosis dari 30%
menjadi 35%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara penggemukan Ternak
Sapi dari 25% menjadi 35%
Ternak Unggas
Meningkatkan pengetahuan peternak

tentang

pencegahan penyakit

ND/Tetelo yang baik dari 25% menjadi 30%


Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pembuatan mesin penetas
dan pengelolaannya dari 25% menjadi 30%

Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pembuatan kandang ayam


sistem litter dan batterey dari 25% menjadi 30%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara beternak ayam
buras yang baik dari 30% menjadi 40%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang kebersihan kandang dari
30% menjadi 35%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara membuat induk
buatan dari 30% menjadi 40%
Ternak Kambing
Meningkatkan Pengetahuan peternak dalam pemberian pakan yang sehat
dari 30% menjadi 35%
Meningkatkan pengetahuan peternak terntang penyakit scabies dari 35%
menjadi 40%
Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara beternak Kambing
yang baik dari 30% menjadi 40%
Menerapk4an sistem perkandangan dari 40% menjadi 45%
5. KEHUTANAN
Hutan Lindung
Meningkatkan pengetahuan petani tentang fungsi Hutan Mangrove dari
40% menjadi 45%
Meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya kawasan hutan
lindung dari 35% menjadi 40%
Meningkatkan ketrampilan petani tentang perawatan kayu jati dari 20%
menjadi 25%
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Meningkatkan ketrampilan nelayan tentang pengendaliah hasil tangkap dari
25% menjadi 30%
Meningkatkan ketrampilan nelayan tentang pengolahan hasil tangkap dari
25% menjadi 30%
B. ASPEK SOSIAL
Membangun hubungan dengan instansi terkait dalam
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan
pelaku usaha

C. ASPEK EKONOMI
Memperkuat kelembagaan kelompoktani untuk mengarahkan
kearah agribisnis dalam menopang kemandirian kelompok
Kemampuan kelompoktani-nelayan dalam pemupukan modal kelompok
atau perorangan baru dilakukan oleh petani masih kurang
D. ASPEK TEKNIS (NON PERILAKU)
1. TANAMAN PANGAN
Tanaman Jagung
Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Tanaman Ubi Kayu
Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Tanaman Ubi Jalar
Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
2. TANAMAN HORTIKULTURA
Tanaman Tomat
Pengadaaan sarana produksi
Pengendalian harga
Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Cabe Keriting
Pengadaan sarana Produksi
Pengembangan Home Industri
Pengendalian harga
Kacang Panjang
Pengadaan Sarana Produkasi
Pengendalian harga
Ketimun
Pengadaan Benih Bersertifikasi

Pengendalian harga
Kacang Tanah.
Pengadaan Benih Bersertifikasi
Pengendalian harga
3. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa
Pengendalian harga
Pengembangan industri
Tanaman Kakao
Membuka akses pasar ke luar daerah
Mengadakan latihan pengolahan hasil
Tanaman Cengkeh
Pengendalian harga
Pengembangan industri
Tanaman Pala
Mengadakan pelatihan pengolahan hasil guna menambah nilai ekonomis
Pengendalian harga
4. PETERNAKAN
Ternak Sapi
Peremajaan ternak
Pengadaan sarana Vaksinasi
Penggemukan Ternak Sapi
Sanitasi Kandang Ternak Sapi
Pemanfaatan limbah Ternak Sapi
Pengobatan Ternak Sapi
Ternak Ternak Unggas
Pembuatan kandang sistem Litter
Pembuatan kandang sistem Batterey
Pembuatan mesin Penetas
Pembuatan induk buatan
Sanitasi kandang ayam
Pengobatan ternak Ternak Unggas
Ternak Ternak Kambing
Pembuatan kandang Ternak Kambing yang baik
Pengadaan Obat-obatan scabies pada ternak Ternak Kambing

Sanitasi Kandang Ternak Kambing


Pemanfaatan limbah ternak Ternak Kambing
Pengobatan ternak Ternak Kambing
5. KEHUTANAN
Rehabilitasi hutan
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Pengadaan Sarana dan Prasarana
Membuka akses pasar ke luar daerah
E. ASPEK SOSIAL
Agar kesadaran petani terhadap kelompok tani meningkat
F. ASPEK EKONOMI
Petani dapat mengakses informasi pasar
Petani dapat membina kerja sama dengan pelaku usaha

BAB IV
MAS A LAH
A. ASPEK TEKNIS ( MASALAH PERILAKU )
1. TANAMAN PANGAN
Tanaman Tanaman Jagung
Baru 45% petani yang terampil pengendalian hama dan penyakit
Baru 45% petani yang terampil dalam penanganan pasca panen
Baru 45% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk
Tanaman Tanaman Ubi Kayu

Baru 45% petani yang terampil dalam pengolahan hasil

Baru 35% petani yang mau mengendalikan hama secara alami

Baru 40% petani yang mengetahui tentang pemupukan berimbang

Tanaman Tanaman Ubi Jalar


Baru 30% petani yang keterampilan dalam pengendalian hama
Baru 30% petani yang terampil dalam penanganan hasil panen
Baru 30% petani yang mengetahui cara penggunaan pupuk sesuai
anjuran
2. HORTIKULTURA
Tanaman Tanaman Tomat

Baru 45% petani yang keterampil dalam pengendalian hama penyakit

Baru 45% petani yang mengetahui tentang manfaat penggunaan pupuk


organik

Baru 45% petani yang mau menerapakan pola tanam sesuai anjuran

Tanaman Cabe Keriting


Baru 50% petani yang mengetahui tentang hama penyakit pada tanaman
cabe
Baru 45% petani yang terampilan petani tentang pengendalian hama
terpadu
Baru 35% petani yang mau melaksanakan pemupukan berimbang yang
sesuai anjuran
Tanaman Kacang Panjang

Baru 15% petani mengetahui tentang teknik pengolahan tanah yang baik

Baru 15% petani mengetaahui tentang pemupukan berimbang

Baru 15% petani mengetahui tentang pengendalian hama penyakit

Tanaman Ketimun

Baru 15% petani mengetahui tentang teknik pengolahan tanah yang baik

Baru 15% petani mengetaahui tentang pemupukan berimbang

Baru 15% petani mengetahui tentang pengendalian hama penyakit

Tanaman Kacang Tanah

Baru 45% petani yang terampil dalam pembuatan pupuk organik

Baru 45% petani yang mengetahui tentang pengendalian hama terpadu


secara benar
3. PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa

Baru 55% petani yang mengetahuan tentang hama penyakit PHT

Baru 30% petani mengetahui tentang pemilihan bibit unggul

Baru 30% petani mengetahui tentang pengunaan pupuk berimbang

Tanaman Kakao

Baru 45% petani yang terampil dalam pengendalian hama

Baru 40% petani yang Menerapkan pola tanam yang sesuai anjuran

Baru 40% mengetahui tentang syarat tumbuh pada tanaman kakao

Tanaman Cengkeh

Baru 55% petani yang mengetahuan tentang hama penyakit PHT

Baru 30% petani mengetahui tentang pemilihan bibit unggul

Baru 30% petani mengetahui tentang pengunaan pupuk berimbang

Tanaman Pala
Baru 50% petani yang mau Menerapkan tehnologi baru pada tanaman
pala

Baru 50% petani yang terampil dalam penanggulangan hama penyakit

Baru 40% petani trampil ddalam pemelihan bibit unggul

4. PETERNAKAN
Ternak Sapi
Baru 25% peternak yang terampil dalam mengolah limbah pertanian
menjadi pakan ternak
Baru 25% peternak yang mengetahui tentang manfaat sanitasi kandang
pada Ternak Sapi
Baru 30% peternak yang Mengetahui tentang manfaat dan kegunaan
kandang

Baru 25 % peternak yang terampil dalam mengolah limbah ternak menjadi


pupuk organik

Baru 25 % peternak melakukan penggemukan Ternak Sapi

Ternak Unggas
Baru 25% peternak yang mengetahui tentang pencegahan penyakit
ND/Tetelo
Baru 30% peternak yang mau melakukan sanitasi kandang ternak
Baru 25% peternak yang mengertahui tentang mesin penetas
Baru 25% peternak yang mengetahui tentang induk buatan
Ternak Kambing

Baru 30% peternak yang mengetahui tentang pemberian pakan yang baik

Baru 35% peternak yang mengetahui tentang penyakit scabies

Baru 40% peternak yang mengetahui Sistem perkandangan yang baik

Baru 30% peternak yang mau melakukan sanitasi kandang

5. KEHUTANAN
Hutan Lindung

Baru 45% petani yang menjaga pelestarian hutan mangrove

Baru 35% petani yang mengetahui tentang pentingnya konservasi hutan


lindingg

Baru 20% petani yang trampil dalam perawatan tanaman kayu jati

6. PERIKANAN
Perikanan Laut

Baru 25% petani mengetahui tentang penanganan hasil tangkap

Baru 25% petani mengetahui tentang pengolahan hasil tangkap

B. ASPEK SOSIAL
Baru 30% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi
terkait dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku
utama dan pelaku usaha
C. ASPEK EKONOMI
Masih kurangnya pemberdayaan kelompoktani dan nelayan dalam
beragribisnis serta menunjang kemandirian kelompok

D. ASPEK TEKNIS ( MASALAH NON PERILAKU )


1. TANAMAN PANGAN
Tanaman Jagung
Belum maksimalnya peningkatan produksi Tanaman Jagung
Belum dilakukan secara baik penangan pasca panen Tanaman Jagung
Tanaman Ubi Kayu
Belum dimanfaakan pengolahan limbah tepung kasava
Penerapan tehnologi masih tradisional
Tanaman Ubi Jalar
Belum maksimalnya peningkatan produksi Tanaman Ubi Jalar
Belum adanya sarana produksi yang memadai
2. TANAMAN HORTIKULTURA
Tanaman Tomat
Pengadaaan sarana produksi masih seadanya
Belum adanya Sekolah Lapang Pengendalian hama tanaman (SL-PHT)
Tanaman Cabe Keriting
Pengendalian hama masih dilakukan secara kimiawi
Belum adanya SL-GAP tanaman cabe
Tanaman Kacang Panjang
Belum tersedianya bibit yang baik
Belum adanya SL-GAP tanaman bawang
Tanaman Ketimun
Belum tersedianya bibit yang baik
Penanganan pasca panen masih bersifat tradisional
Tanaman Kacang Tanah.
Tidak adanya Pengadaan Benih Bersertifikasi
Belum ada Pengendalian hama secara terpadu
Pengolahan Hasil masih sederhana
3. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa
Belum dilakukan Penanggulangan Hama Penyakit saxava
Peremajaan Kelapa
Tanaman Kakao

Belum adanya usaha membuka akses pasar ke luar daerah

Tanaman Cengkeh
Belum adanya usaha membuka akses pasar ke luar daerah
Tanaman Pala

Mengadakan pelatihan pengolahan hasil guna menambah nilai ekonomis

4. PETERNAKAN
Ternak Sapi
Belum dilakukannya Penanggulangan penyakit mata pada Ternak Sapi
Belum dilakukannya vaksinasi secara masal pada Ternak Sapi
Belum dilakukannnya peremajaan Ternak Sapi secara baik
Belum adanya Pengadaan sarana Vaksinasi untuk Ternak Sapi
Belum dilakukannya Penggemukan Ternak Sapi secara baik
Belum dilakukannya Sanitasi Kandang Ternak Sapi secara rutin
Belum dilakukannya Pemanfaatan limbah Ternak Sapi yang baik
Belum dilakukannya Pengobatan Ternak Sapi secara massal
Ternak Unggas
Belum dilakukannya Pembuatan kandang sistem Litter
Belum dilakukannya Pembuatan kandang sistem Batterey
Belum dilakukannya Pembuatan mesin Penetas yang baik
Belum dilakukannya Pembuatan induk buatan yang baik
Belum dilakukannya Sanitasi kandang ayam secara rutin
Belum dilakukannya Pengobatan ternak Ternak Unggas secara massal
Ternak Kambing
Belum dilakukannya Pembuatan kandang Ternak Kambing yang baik
Belum dilakukannya Pengadaan Obat-obatan scabies pada ternak Ternak
Kambing
Belum dilakukannya Sanitasi Kandang Ternak Kambing secara rutin
Belum dilakukannya Pemanfaatan limbah ternak Ternak Kambing
dengan baik
Belum dilakukannya Pengobatan ternak Ternak Kambing secara massan
5. KEHUTANAN
Masih adanya lahan keritis diluar kawasan hutan yang tidak produktif
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Belum dilakukannya penanganan hasil tangkap dengan baik
Belum dilakukannya pengolahan hasi tangkap dengan baik

E. Aspek Sosial
Kelompok tani belum berfungsi dengan baik
F. Aspek Ekonomi
Jarak pasar yang relatif jauh dari lokasi lahan pertanian
Keberadaan tengkulak yang lebih banyak dari pelaku usaha

BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN
Kegiatan Penyuluhan Pertanian akan efektif dan efisien apabila dilakukan
secara terpadu dengan kegiatan pengaturan dan pelayanan yang kesemuanya
terfokus kepada kebutuhan dan kepentingan petani, sehingga perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani dapat terwujud dalam praktek
usaha mereka sehari-hari.

You might also like