You are on page 1of 38

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

4. 1 Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1 Sejarah dan Profil PT Trans Metro Pekanbaru.
Kota Pekanbaru yang juga disebut Kota Seribu Ruko merupakan salah satu kota di
sumatera yang memiliki perkembangan pesat di dalam perdagangan sehingga memiliki tingkat
mobilitas penduduk yang tinggi, memerlukan adanya sarana transportasi yang andal, aman,
nyaman dengan jadwal yang pasti, dan mampu mendukung perkembangan kota sehingga dapat
memuaskan pengguna jasa transportasi dan mampu mengurangi kesemrawutan dalam berlalu
lintas serta ramah lingkungan. Di lain pihak, kondisi transportasi umum yang ada di Kota
Pekanbaru masih sangat memprihatinkan, baik dari segi manajemen pengelolaannya maupun
kondisi armada yang dioperasikan. Manajemen pengelolaan yang menggunakan sistem setoran
dan pengoperasiannya dilakukan oleh masing-masing pemilik selaku anggota koperasi akan
menyulitkan pembinaan dan pengendaliannya. Koperasi selaku pemegang Ijin Trayek yang
semestinya sebagai pemegang kendali dalam mengoperasionalkan armadanya tidak mampu
menertibkan terhadap pelanggaran-pelanggaran di lapangan, baik pelanggaran jalur, jam
perjalanan, pelanggaran rambu-rambu maupun Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Pelanggaran-pelanggaran tersebut lebih disebabkan untuk mengejar setoran kepada
pemilik. Kondisi ini menyebabkan kualitas pelayanan kepada masyarakat pengguna angkutan
umum rendah, sehingga mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan
semakin menurunnya penggunaan faktor angkutan umum. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa
rata-rata penggunaan faktor angkutan perkotaan hanya berkisar pada angka 16,20 %. Oleh karena

itu, Pemerintah Kota Pekanbaru berkaitan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Di Kota Pekanbaru bermaksud untuk memperbaiki sistem
angkutan perkotaan di Pekanbaru melalui peningkatan pelayanan angkutan orang di jalan dengan
kendaraan umum dengan sistem pembelian pelayanan (buy the service).
Sebagai langkah tindak lanjut reformasi angkutan umum di Kota Pekanbaru dimulai dari
Angkutan Perkotaan. Untuk mengantisipasi kepadatan dan konflik internal dengan pengusaha
angkutan yang sudah ada proses reformasi sistem ini merupakan implementasi konsep
peremajaan angkutan umum, sehingga dalam pelaksanaanya tidak akan menambah jumlah
armada bus perkotaan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor
550/166-DISHUB/2001 Tentang Larangan Sementara Penambahan Dan Peremajaan Armada
Angkutan Kota Dalam Wilayah Kota Pekanbaru.
Dalam program ini, Pemerintah Kota Pekanbaru bekerja sama dengan PT Trans Metro
Pekanbaru, adalah sebuah PT (Perseroan Terbatas) yang merupakan wadah konsorsium dari 26
perusahaan otobus (PO) yang terdapat di Kota Pekanbaru, yang memiliki trayek serta
pengalaman dalam mengoperasikan sarana angkutan di Kota Pekanbaru yang diharapkan oleh
pemerintah untuk menjadi operator dalam program Buy The Service secara profesional. PT Trans
Metro Pekanbaru dalam pengelolaan sistem transportasi Buy The Service berkedudukan selaku
penjual layanan yang diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan sistem pelayanan
transportasi perkotaan di Kota Pekanbaru. Selain itu, ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai
dengan adanya sistem ini seperti:
1. Mengurangi kemacetan lalu lintas di Kota Pekanbaru
2. Meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu dalam menggunakan
fasilitas transportasi dengan sistem Buy The Service

3. Memberikan fasilitas pelayanan transportasi yang murah dan terjangkau kepada


masyarakat
4. Mengubah paradigma masyarakat terhadap angkutan umum
5. Mengurangi pemakaian kendaraan pribadi
6. Mengurangi konsumsi BBM
7. Mengurangi beban parkir di dalam kota
8. Mengurangi polusi udara dan suara
9. Mengurangi social cost masyarakat
Saat ini PT Trans Metro Pekanbaru berkantor di Gedung TRAMP Terminal AKAP Bandar
Raya Payung Sekaki , Panam Kota Pekanbaru.
4.1.2 Tahapan Pembentukan Program Bus Trans Metro Pekanbaru
Tahun 2007
Lahirnya Bus Trans Metro Pekanbaru dimulai pada tahun 2007, dengan munculnya Studi
Kelayakan Angkutan Eksekutif yang komprehensif (mencakup analisis teknis, ekonomi, sosialbudaya, psikologis, dan wisata), sehingga pada tahun Anggaran 2007 Dinas Perhubungan Kota
Pekanbaru telah mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan persiapan operasional
Bus Trans Metro Pekanbaru, sebagai berikut ini :
1.Studi Kelayakan Reformasi Sistem Transportasi Angkutan Umum Perkotaan di Kota
Pekanbaru.
2.Sosialisasi Operasional Bus Patas atau Bus Trans Metro Pekanbaru.

Tahun 2008
Pada tahun 2008, tahapan/proses perencanaan Bus Patas atau Trans Metro Pekanbaru
adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan study banding pada Trans Jakarta dan Trans Jogja
2. Penyusunan Draft MoU/Kerjasama Pemerintah Kota Pekanbaru dengan Operator Bus
Patas atau Bus Trans Metro Pekanbaru.
3. Persiapan Pembentukan Badan Pengelola Bus Patas dan Penyusunan Draft Raperda
Badan Pengelola Bus Patas.
4. Lahirnya nama atau brand image Bus Trans Metro Pekanbaru
5. Secara kelembagaan, pengelola Bus Trans Metro Pekanbaru akan diwadahi dalam bentuk
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Trans Metro Pekanbaru pada Dinas Perhubungan
Kota Pekanbaru. Draft Raperda Pembentukan dan Organisasi Unit Pelaksana Teknis
Dinas Trans Metro Pekanbaru pada Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru telah dibuat dan
telah diajukan kepada Walikota Pekanbaru.
6. Pihak Pemerintah Kota Pekanbaru mendapatkan bantuan bus dari Menteri Perhubungan
RI sebanyak 20 unit bus dan pembangun infrastruktur berupa halte/shelter bus sebanyak
19 unit, sedangkan 33 unit lainnya akan dibangun oleh Pemerintah Kota Pekanbaru
melalui dana APBD tahun Anggaran 2007 serta bantuan dari pihak sponsor, yang akan
digabungkan dalam pengelolaan Bus Trans Metro Pekanbaru.
7. Pembangunan infrastruktur Bus Trans Metro Pekanbaru meliputi

Pembangunan

Shelter/Halte sebanyak 52 unit (19 unit oleh Departmen Perhubungan RI, 33 unit oleh
Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pengadaan dan Pemasangan Mesin Tiket dan Jaringan
Komputer oleh Pemerintah Provinsi Riau )

8. Dari sisi operator, konsorsium operator telah melebur dalam bentuk Perseroan Terbatas
(PT) dengan nama PT Trans Metro Pekanbaru (TRAMP), yang didirikan berdasarkan
Akta Nomor : 8 tanggal 5 September 2008 yang dibuat di hadapan notaris MUKHLIS,
SH. Anggaran Dasar telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-79529.AH.01.01 Tahun 2008 merupakan
konsorsium dari : Kopari, Satria Sejati, Riau Muda Mandiri, Tampan Indah Jaya, Lintaga
Sakti, Riau Perdana, Trio Trans Abadi, Sarah Amelia, Kerinci Indah Bus Kota, Bayu
Putra, Kerinci Indah Oplet, Roda Mas, Family Kita, Karya Very, Samako, Sumber Jaya,
Dwi Guna, Kupang, Dwi Buana, Tiga Saudara, Villa Mas Riau, Putra Riau Utama, Asia,
Tuahta, Beringin Jaya
Tahun 2009
1. Kesepakatan Bersama (MoU) antara Pemerintah Kota Pekanbaru dengan PT. Trans Metro
Pekanbaru (TRAMP) Nomor KTR/ SAUM/ 01/ SKR/ APBD/ 2009 telah ditandangani
pada 28 MEI 2009 dalam bentuk Kesepakatan Bersama Nomor tentang Pekerjaan
Pembayaran Subsidi Biaya Pengoperasian Angkutan Umum Massal ( SAUM ) Kota
Pekanbaru.
2. Bus yang akan dioperasikan sebanyak 20 unit (termasuk 2 cadangan), dengan komposisi
20 unit dari Departemen Perhubungan RI. Armada disesuaikan dengan spesifikasi bus
yang telah dibuat oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.
3. Grand Launching Bus Trans Metro Pekanbaru dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2009 di
Terminal AKAP Bandar Raya Payung Sekaki, oleh Dirjen Perhubungan Darat
Departemen Perhubungan RI, Gubernur Riau, dan Walikota Pekanbaru.
4.1.3 Prinsip Sistem Buy The Service
1. Mengganti sistem setoran menjadi sistem pembelian pelayanan
2. Operator dibayar berdasar kilometer layanan, bukan jumlah penumpang

3. Operator/pengemudi/kru hanya berkonsentrasi pada pelayanan prima kepada masyarakat


4. Adanya standar pelayanan tertentu yang harus dipenuhi
5. Berbasis public service, bukan profit
6. Mekanisme subsidi kepada masyarakat dapat berjalan baik
4.1.4 Data Umum PT Jogja Tugu Trans
1. Nama: PT Jogja Tugu Trans
2. Status Perusahaan: Pusat
3. Alamat Perusahaan: Terminal AKAP BRPS, Panam, Pekanbaru
4. Wilayah kerja: Kota Pekanbaru
5. Bidang Usaha: Usaha jasa transportasi
6. Akta Pendirian: No. 8 Tanggal 5 September 2008 oleh Notaris MUKHLIS, SH
7. Badan Hukum: SK Pengesahan Perseroan Terbatas Menteri Kehakiman No. AHU79529.AH.01.01 Tanggal 29 Oktober 2008
8. No. Izin Usaha Angkutan: 551.2/DISHUB-ANG/011 Tanggal 24 Oktober 2008
4.1.5 Visi dan Misi Perusahaan
PT Trans Metro Pekanbaru menyusun visi dan misi perusahaan pada tahun 2009, dimana
saat itu dewan direksi dan komisaris yang memprakarsai penyusunan visi dan misi. Visi dan Misi
PT Trans Metro Pekanbaru tersebut secara aktif dikomunikasikan kepada karyawan, baik

melalui rapat-rapat yang dilakukan manajemen pada setiap tingkatan ataupun pada saat Briefing
yang dilakukan secara berkala.
Selain itu, pengkomunikasian visi dan misi perusahaan juga dilakukan dengan
mencantumkan visi dan misi tersebut pada setiap ruangan, yang selain berisi visi dan misi juga
berisi standar-standar prosedural yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh segenap karyawan PT
Trans Metro Pekanbaru. Berikut penulis paparkan visi dan misi perusahaan yang merupakan
aspek penting dalam penciptaan kesamaan tujuan pada segenap karyawan PT Trans Metro
Pekanbaru.

Visi Perusahaan
Menyediakan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum yang aman, nyaman, tepat
waktu, dan terjangkau oleh masyarakat

Misi Perusahaan
- Mendukung pelaksanaan reformasi transportasi angkutan umum di Kota Pekanbaru
- Penyedia layanan angkutan umum yang dapat diandalkan dan memenuhi standar pelayanan
minimal
4.1.6 Aktivitas PT Jogja Tugu Trans
a. Operasional
PT Trans Metro Pekanbaru mengoperasikan 20 unit bus dengan ketentuan 18 unit
bus yang efektif beroperasi dan 2 unit bus digunakan sebagai cadangan. Perolehan 20 unit
bus ini merupakan bantuan Departemen Perhubungan RI. Dari 20 unit bus tersebut dibagi
menjadi dua koridor dari enam koridor yang direncanakan, yaitu koridor Pelita Pantai

Sudirman Bandara - KH Nasution - Pasir Putih - Pandau dan koridor Terminal BRPS
Tambusai Sudirman - Harapan Raya - Kulim, sehingga masing-masing jalur ada
sembilan pemberangkatan. Sebagai langkah dalam pengawasan operasional Trans Metro
Pekanbaru, pada setiap koridor terdapat dua orang pengawas lapangan yang akan
membuat laporan mingguan terhadap temuan-temuan yang terjadi di lapangan kepada
Direktur Operasional sebagai bahan evaluasi.
b. Sumber Daya Manusia
Dalam perekrutan sumber daya manusia, PT Trans Metro Pekanbaru memberikan
kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan profesionalisme,
namun juga tidak menganggurkan orang-orang yang sudah lama bekerja dan
berkecimpung di dunia transportasi di Kota Pekanbaru sepanjang yang bersangkutan
dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan. Untuk mempersiapkan sumber
daya manusia yang mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, PT Trans
Metro Pekanbaru juga memberikan pembekalan dan pelatihan, seperti:

Mengadakan pendidikan dan pelatihan terhadap Pramudi pada bulan Mei 2009
selama empat hari di Terminal AKAP Bandar Raya Payung Sekaki bekerja sama
dengan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru

Melakukan test drive untuk menilai kemampuan Pramudi di Terminal AKAP


Bandar Raya Payung Sekaki dan di beberapa shelter

Mengadakan pembekalan dan pelatihan bagi teknisi dengan mendatangkan tenaga


ahli seperti dari PT Hino Indonesia Manufacturing dan Asian Motors

c. Teknis

PT Trans Metro Pekanbaru juga telah mempersiapkan armada dan tenaga teknisi
yang andal bekerjasama dengan PT Hino Indonesia Manufacturing, untuk menunjang
kelancaran operasional bus Trans Metro Pekanbaru. Spesifikasi armada bus yang
ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru adalah:
Kendaraan: Bus Besar
Merk/tipe: HINO R235
Kapasitas bus: 33 penumpang duduk, 55 penumpang berdiri, 1 pengemudi
Model: Bus pariwisata (dilengkapi AC)
Warna: Kuning, putih, biru khas melayu dengan ditambah gambar ukiran melayu dan
logo/ikon Pemerintah Kota Pekanbaru
Dimensi teknis:
o Panjang: 11,5 m
o Lebar: 2,8 m
o Kapasitas: 33 penumpang duduk, 55 penumpang berdiri, 1 pengemudi
o Tinggi: 3,3 m
o Chassis: Konstruksi chassis dirancang untuk bus ukuran besar
o Sistem kemudi: Integral Power Steering
o Mesin: Motor Diesel 4 silinder sejajar, Direct Injection
o Pendingin Mesin: Turbo Charge Intercooler
o Daya maksimum: 235 HP, setara dengan 2500cc
o Pintu: Pintu utama kiri tengah dengan sliding electronic, pintu darurat terletak di
sebelah kiri belakang, kiri depan, dan pintu supir yang diletakkan di sebelah kanan
depan

o Perlengkapan: pemadam api, P3K, palu pemecah kaca, sound system

Berdasarkan kajian dan penilaian terhadap sejumlah merk armada bus, PT Trans
Metro Pekanbaru menilai armada bus dengan merk HINO sanggup merealisasikan
program ini dengan menggandeng PT Hino Indonesia Manufacturing, Asian
Motor serta AC merk Thermo King. Selain dari latar belakang pendidikan dan
pengalaman tenaga teknik, PT Trans Metro Pekanbaru juga mengadakan
pembekalan dan pelatihan bagi teknisi dengan mendatangkan tenaga ahli yang
mampu memberikan solusi yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan pada
armada bus untuk kelancaran proses operasional bus Trans Metro Pekanbaru.

d. Tata Cara Menggunakan Layanan Bus Trans Metro Pekanbaru


Calon penumpang datang langsung ke shelter sesuai dengan jalur yang akan
dituju untuk membeli tiket, kemudian masukkan tiket ke dalam mesin tiket maka kunci
rotary pintu akan terbuka sehingga penumpang dapat menunggu di ruang tunggu bus.
Setelah bus yang dikehendaki berhenti di shelter, penumpang dapat segera naik dan
menikmati fasilitas bus Trans Metro Pekanbaru yang aman dan nyaman sampai shelter
yang dituju.
Jenis tiket yang dikeluarkan dalam program bus Trans Metro Pekanbaru adalah
tiket single trip, dari tiga jenis tiket yang direncanakan yaitu single trip, regular umum,
dan regular pelajar. Hanya jenis tiket single trip yang telah direalisasikan. Tiket single
trip, seharga Rp3.000 untuk sekali jalan. Penumpang membeli tiket di semua halte dan
langsung bisa digunakan. Tiket reguler umum, dengan sistem pra bayar dan bisa diisi
ulang. Cara menggunakan kartu ini, kartu ditap/ditempelkan pada mesin tiket dalam
halte, secara otomatis nominal tiket berkurang Rp2.700. Tiket reguler pelajar,

menggunakan sistem isi ulang, nominal isi ulang seperti tiket reguler umum. Setiap tiket
ini digunakan, secara otomatis nominal kartu berkurang Rp2.000. Tiket ini bisa juga
diperoleh dengan cara mendaftar secara kolektif di sekolah.
e. Promosi
PT Trans Metro Pekanbaru melakukan beberapa kegiatan yang bertujuan untuk
lebih dikenal masyarakat seperti melalui pemasangan pamflet, atau pemberitaan PT Trans
Metro Pekanbaru di surat kabar dan internet. Selain itu, promosi dilakukan dalam bentuk
acara talk show, dialog di sekolah-sekolah yang terdapat di pekanbaru, dan iklan baik
melalui televisi maupun radio.
4.1.7 Rute Trayek Bus Trans Metro Pekanbaru
Dari lima koridor yang direncanakan

hanya dua koridor yang telah direalisasikan.

Kelima koridor tersebut direncanakan akan terealisasi pada tahun 2012 seiring dengan
diadakannya Pekan Olahraga Nasional di kota Pekanbaru. Rute Trayek bus Trans Metro
Pekanbaru adalah:
Koridor I :

Pelita Pantai Sudirman Bandara - KH Nasution - Pasir Putih


Perumahan Pandau Permai.

Koridor II:

Terminal BRPS Tuanku Tambusai Sudirman - Harapan Raya Kulim.

Gambar 4.1
Rute Trayek Bus Trans Metro Pekanbaru

4.1.8 Profil Tenaga Kerja dan Struktur Organisasi PT Trans Metro Pekanbaru.
PT Trans Metro Pekanbaru mempunyai 68 karyawan yang terdiri dari 8 orang karyawan
pimpinan, 12 orang karyawan Pelaksanaan yang tersebar di departemen-departemen yang ada di
PT Trans Metro Pekanbaru, 44 supir, dan 4 mekanik. Struktur organisasi PT Trans Metro
Pekanbaru disajikan pada halaman berikut.

Gambar 4.2
Struktur Organisasi PT Trans Metro Pekanbaru
RUPS

------------------------------------

Dewan
Komisaris

Direktur
Utama

Direktur

Direktur

Direktur

Keuangan

Operasion

SDM dan

al dan

Umum

Kepala

Kepala

Kepala

Kepala

Seksi

Seksi

Seksi

Seksi SDM

Keuangan

Operasion

Teknik

dan Umum

Susunan Dewan Komisaris:

Komisaris Utama

: Basri

Komisaris I

: Daniel Wisnu

Susunan Dewan Direksi:

Direktur Utama

: Purnawan Condro Guno

Direktur Keuangan

: Rasidin Gultom

Direktur Operasional dan Teknik

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum : John Hendra

: H. Muchtar

Seperti yang terlihat dalam bagan diatas, Direksi PT Trans Metro Pekanbaru terdiri dari 4
Direktur, yaitu Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Operasional dan Teknik, dan
Direktur SDM dan Umum. Dewan Komisaris PT Trans Metro Pekanbaru terdiri dari seorang
Komisaris Utama, dan 1 wakil Dewan Komisaris. Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk
selanjutnya bertanggung jawab terhadap RUPS terkait dengan kinerja PT Trans Metro Pekanbaru
setiap tahunnya.
Dewan Direksi tersebut selanjutnya membawahi 3 divisi atau fungsi yang antara lain
adalah:
1. Divisi Keuangan. Divisi keuangan bertugas sebagai penyedia dan penyaji informasiinformasi keuangan yang dibutuhkan manajemen, serta sebagai divisi yang berperan
dalam proses analisis kinerja dan proses bisnis PT Trans Metro Pekanbaru
2. Divisi Operasional dan Teknik. Merupakan divisi yang tugas utamanya tentu saja adalah
mengelola proses operasional dan teknik bus Trans Metro Pekanbaru sesuai dengan
Standar Pelayanan Minimal serta Biaya Operasional Kendaraan yang ditetapkan oleh
3.

Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.


Divisi SDM dan Umum. Merupakan divisi yang mempunyai tanggung jawab untuk
mengelola dan mengembangkan kemampuan karyawan serta mengelola hubungan
dengan pihak sponsor dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.

4.2 Analisis Proses Pengimplementasi Strategi PT Trans Metro Pekanbaru berdasarkan


Sistem Penilaian Kinerja

Dalam subab ini, penulis akan mendeskripsikan data-data yang telah penulis kumpulkan,
baik dari wawancara langsung dengan pihak manajemen PT Trans Metro Pekanbaru maupun
melalui dokumen-dokumen terkait. Responden wawancara langsung dengan pihak manajemen
PT Trans Metro Pekanbaru terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Operasional dan Teknis
Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum
Kepala Seksi Keuangan
Kepala Seksi Sumber Daya Manusia
Kepala Seksi Teknis
Staf Operasional
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru

Sedangkan dokumen perusahaan yang diperoleh terdiri dari:


1. Surat Perjanjian Pekerjaan antara Pemerintah Kota Pekanbaru dengan PT Trans
Metro Pekanbaru.
2. Standar Pelayanan Minimal Prosedur Operasional dan Biaya Operasional
Kendaraan
Selain itu dalam subbab ini penulis juga akan menjelaskan analisis penulis mengenai
sistem penilaian kinerja di dalam pengimplementasian strategi perusahaan berdasarkan literaturliteratur yang ada.

4.2.1 Analisis Sistem Pengukuran Kinerja PT Trans Metro Pekanbaru


Sistem pengukuran kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh visi, misi, strategi, struktur,
serta karakteristik organisasi. PT Trans Metro Pekanbaru merupakan perusahaan operator bus
dalam program Trans Metro Pekanbaru. Program ini merupakan adopsi dari sistem bus rapid
transit seperti yang telah diterapkan di Bogota, Kolombia dan juga dijalankan di DKI Jakarta dan
beberapa kota besar di Indonesia. Hubungan PT Trans Metro Pekanbaru sebagai penjual layanan

dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru sebagai pembeli mengakibatkan aktivitas serta
kebijakan yang diambil perusahaan ini sangat dipengaruhi oleh Dinas Perhubungan Kota
Pekanbaru. Standar Pelayanan Minimal dan Biaya Operasional Kendaraan disusun oleh Dinas
Perhubungan Kota Pekanbaru sebagai pedoman serta acuan bagi PT Trans Metro Pekanbaru
dalam melakukan aktivitas bisnisnya.
4.2.2 Analisis Visi dan Misi PT Trans Metro Pekanbaru
PT Jogja Tugu Trans berkedudukan sebagai perusahaan operator bus dalam program
Trans Jogja dan berperan penting dalam mencapai tujuan diadakannya program Trans Jogja,
yaitu untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pelayanan transportasi perkotaan di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Visi dari PT Jogja Tugu Trans adalah untuk menyediakan angkutan orang
di jalan dengan kendaraan umum yang aman, nyaman, tepat waktu, dan terjangkau oleh
masyarakat. Visi dari PT Jogja Tugu Trans tersebut selaras dengan peran PT Jogja Tugu Trans
sebagai perusahaan operator dan juga dengan tujuan yang akan dicapai dalam program Trans
Jogja.
Seperti yang dijelaskan dalam Bab II (landasan teori) Niven (2002) berpendapat bahwa
keikutsertaan eksekutif dalam penyusunan visi dan misi merupakan hal yang penting.
Diharapkan dengan keterlibatan para eksekutif dari setiap lini, visi dan misi tersebut akan lebih
kuat tertancap pada ingatan para eksekutif perusahaan sehingga setelah selesai disusun, visi dan
misi tersebut akan lebih mudah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan perusahaan.
Dari hasil wawancara dengan beberapa manajer PT Trans Metro Pekanbaru yaitu
Direktur Utama, Direktur SDM dan Umum, Kepala Seksi Keuangan, semuanya memberikan
keterangan yang kurang lebih sama yaitu bahwa visi dan misi yang digunakan oleh perusahaan
saat ini merupakan visi dan misi yang dibuat oleh dewan komisaris yang merupakan perwakilan

dari pemegang saham, bersama dengan dewan direksi. Keterlibatan dewan komisaris tersebut
bertujuan untuk menyalurkan aspirasi dan kebutuhan para pemegang saham. Sasaran kinerja
dalam standar pelayanan minimal juga disusun dengan mempertimbangkan stakeholders, yaitu
pelanggan. Pengoperasian bus yang berorientasi pada pelayanan ini memiliki tujuan untuk
memenuhi kepuasan penumpang yang menggunakan layanan bus Trans Metro Pekanbaru.
Untuk mendukung visi yang akan dicapai, PT Trans Metro Pekanbaru memiliki misi
yaitu mendukung pelaksanaan reformasi transportasi angkutan umum Kota Pekanbaru dan
menjadi penyedia layanan angkutan umum yang dapat diandalkan dan memenuhi standar
pelayanan minimal. Misi merupakan pernyataan bagaimana organisasi mencapai tujuannya.
Menurut Direktur Operasional dan Teknis, reformasi transportasi angkutan umum yang
dimaksud adalah mengubah sistem transportasi angkutan umum yang sebelumnya berbasis
pendapatan menjadi pelayanan.
Begini maksudnya kita ditugaskan sama dinas perhubungan dari jam sekian sampe jam
sekian, walaupun tidak ada penumpang sekalipun kita tetep harus beroperasi sesuai
dengan target dan standar pelayanan yang berlaku. (wawancara dengan H Muchtar,
Direktur Operasional dan Teknis PT Trans Metro Pekanbaru).

Selain mendukung pelaksanaan reformasi transportasi angkutan umum Kota Pekanbaru, PT


Trans Metro Pekanbaru juga memiliki misi menjadi penyedia layanan angkatan umum yang
dapat diandalkan dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal. Hal ini terkait dengan peran PT
Trans Metro Pekanbaru sebagai operator dalam program Trans Metro Pekanbaru. PT Trans
Metro Pekanbaru berlaku sebagai penjual layanan dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru
sebagai pembelinya. Terkait dengan penyampaian visi dan misi perusahaan, Direktur SDM dan
Umum menambahkan bahwa visi dan misi perusahaan dikomunikasikan secara berkala dan

teratur melalui komunikasi lisan (melalui apel pagi dan rapat-rapat) maupun tertulis (melalui
pamflet yang berisi visi dan misi perusahaan yang ditempel di setiap ruangan).
Sebagai perusahaan yang baru berdiri dan juga menjalankan program yang baru, rencana
jangka pendek PT Trans Metro Pekanbaru adalah menarik minat masyarakat dan menjaga
kualitas pelayanan. Promosi tentang bus Trans Metro Pekanbaru, hasil kerja sama dengan Dinas
Perhubungan, telah dilakukan di media-media seperti radio, koran, dan televisi untuk menarik
minat masyarakat. Dari hasil wawancara dengan Direktur Utama, PT Jogja Tugu Trans terus
menjaga dan mempertahankan kualitas pelayanan terhadap konsumen.
Kami akan terus menjaga dan mempertahankan kualitas pelayanan agar para

penumpang yang baru menggunakan jasa bus Trans Metro Pekanbaru merasa
nyaman, aman, dan ingin menggunakan jasa tersebut kembali (wawancara dengan
Purnawan Condro Guno, Direktur Utama PT Trans Metro Pekanbaru).

Pelayanan seragam yang diberikan merupakan strategi yang dijalankan untuk mencapai tujuan
sebagaimana tercantum dalam Standar Pelayanan Minimal. Rencana ini sejalan dengan visi dan
misi PT Trans Metro Pekanbaru serta tujuan program Trans Metro Pekanbaru. Pelayanan yang
baik dan seragam akan menjaga para pelanggan lama dan akan menarik minat masyarakat yang
belum menggunakan layanan Trans Metro Pekanbaru.
Dalam aktivitasnya, terdapat Standar Pelayanan Minimal yang harus dipenuhi oleh PT
Trans Metro Pekanbaru selaku penjual layanan dalam program Trans Metro Pekanbaru. Standar
Pelayanan Minimal tersebut disusun oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru berdasarkan
pengarahan dari Depertemen Perhubungan RI dan terdiri dari standar prosedur administrasi,
standar operasional pelayanan dan pengoperasian bus, standar pramudi bus, dan standar
pemeliharaan dan perawatan. Standar Pelayanan Minimal ditetapkan oleh UPTD Operasional
Trans Metro Pekanbaru dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak/perjanjian

Kerja Sama antara UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru dengan operator utama yaitu PT
Trans Metro Pekanbaru. Operator utama wajib mematuhi dan melaksanakan standar tersebut,
sedangkan UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru wajib melakukan evaluasi secara berkala
terhadap pelaksanaan standar oleh operator utama pada setiap bulan. UPTD Operasional Trans
Metro Pekanbaru adalah lembaga hukum badan pengelola Trans Metro Pekanbaru yang
berbentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Perhubungan.
Dalam proses penyusunannya, PT Trans Metro Pekanbaru telah melibatkan sebagian anggota
organisasi yang terbukti telah meningkatkan pemahaman anggota organisasi terhadap pernyataan
visi dan misi perusahaan. Sedangkan dalam proses penyampaiannya, PT Trans Metro Pekanbaru
juga telah melakukan upaya yang baik dengan terus mengkomunikasikan visi dan misi
perusahaan secara berkala baik melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Pemahaman visi
dan misi yang baik oleh anggota organisasi membuat anggota organisasi mempunyai arah dan
tujuan yang jelas terkait dengan tugas-tugasnya. Dari hasil wawancara dengan kepala seksi SDM
dan Staf Operasional, PT Trans Metro Pekanbaru memiliki tujuan untuk menyediakan angkutan
yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan reformasi
transportasi angkutan umum di Kota Pekanbaru. PT Trans Metro Pekanbaru ingin meningkatkan
layanannya pada masyarakat melalui program Trans Metro Pekanbaru ini.
Kita berusaha untuk mengubah paradigma pramudi. Kita mempunyai tujuan untuk
melayani masyarakat tidak seperti bus-bus lain yang ngejar setoran. Pertama kita
ngubah perilaku dari pramudi dulu. Sebelumnya kan mereka dari sistem yang tidak
diatur. Cuma mikir kejar setoran saja..(wawancara dengan Jhon Hendra, Direktur SDM
dan Umum PT Trans Metro Pekanbaru)

Penyusunan visi dan misi PT Trans Metro Pekanbaru terkait erat dengan tujuan program Trans
Metro Pekanbaru. Hal ini dikarenakan PT Trans Metro Pekanbaru merupakan perusahaan

operator dalam program tersebut dan berperan sebagai penjual layanan kepada Dinas
Perhubungan Kota Pekanbaru. Kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh PT Trans Metro
Pekanbaru harus mengacu dan memenuhi standar pelayanan minimal yang dikeluarkan oleh
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Dalam mengambil suatu kebijakan, pihak PT Trans Metro
Pekanbaru juga harus meminta persetujuan dari pihak Dinas Perhubungan selaku pembeli.
Terkait dengan kriteria visi yang baik, dari wawancara dengan Direktur Utama PT Trans
Metro Pekanbaru diketahui bahwa sejak pernyataan visi dan misi tersebut dibuat arah dan tujuan
PT Trans Metro Pekanbaru menjadi lebih jelas. Motivasi karyawan pun meningkat karena setelah
visi, dan misi perusahan itu ditetapkan mereka mempunyai tujuan yang harus dikejar. Visi PT
Trans Metro Pekanbaru telah memenuhi sebagian besar kriteria visi yang efektif menurut Niven.
Kriteria-kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1. Concise. Visi PT Trans Metro Pekanbaru termasuk ringkas dan padat. Karyawan PT
Trans Metro Pekanbaru dapat dengan mudah memahaminya. Dari hasil wawancara
dengan para partisipan, visi tersebut telah dipahami dan tertanam dengan baik pada diri
partisipan.
2. Appeals to all stakeholders. Walaupun dalam penyusunan visi dan misi PT Trans Metro
Pekanbaru hanya melibatkan jajaran direksi dan komisaris, visi tersebut sudah terkait
dengan para stakeholders. Peran PT Trans Metro Pekanbaru sebagai operator dan penjual
layanan dalam program Trans Metro Pekanbaru menjadi faktor yang mempengaruhi
dalam penyusunan visi tersebut. Visi tersebut terkait erat dengan Dinas Perhubungan
Kota Pekanbaru selaku pembeli layanan dan juga mendukung tujuan diadakannya
program Trans Metro Pekanbaru. Visi PT Trans Metro Pekanbaru juga terkait dengan

kebutuhan masyarakat Kota Pekanbaru dalam hal penyediaan angkutan umum yang
aman, nyaman, tepat waktu, dan terjangkau.
3. Consistent with mission and values. Visi PT Trans Metro Pekanbaru yaitu menyediakan
angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum yang aman, nyaman, tepat waktu, dan
terjangkau oleh masyarakat konsisten dengan misi perusahaan tersebut, yaitu
mendukung pelaksanaan reformasi transportasi angkutan umum di Kota Pekanbaru
dan penyedia layanan angkutan umum yang dapat diandalkan dan memenuhi standar
pelayanan minimal. Visi tersebut didukung oleh misi dan dipandang konsisten dengan
misi PT Trans Metro Pekanbaru.
4. Verifiable. Visi organisasi yang didirikan tanggal 5 Juni 2009 ini dapat diuji dengan
melihat tanggapan dari masyarakat dan Dinas Perhubungan sebagai pihak pembeli
layanan.
5. Feasible. Visi tersebut rasional dan dapat dicapai oleh PT Trans Metro Pekanbaru.
6. Inspirational. Visi ini mampu menginspirasi segenap karyawan PT Jogja Tugu Trans
untuk meningkatkan kinerja serta pelayanannya kepada masyarakat. Terbukti dari hasil
wawancara yang dilakukan, partisipan terlihat memahami visi tersebut dan tugastugasnya untuk mencapai visi PT Trans Metro Pekanbaru.
Sedangkan terkait dengan misi PT Trans Metro Pekanbaru, penulis juga memandang bahwa
misi tersebut telah memenuhi sebagian besar kriteria yang dirumuskan oleh Niven (2002) yaitu:
1. Inspire change. Misi PT Trans Metro Pekanbaru mengilhami anggota perusahaan untuk
terus meningkatkan kinerjanya serta pelayanannya kepada masyarakat. Karyawan di

setiap fungsi perusahaan terus berusaha untuk mendukung pelaksanaan reformasi


transportasi di Kota Pekanbaru.
2. Long term in nature. Pernyataan misi PT Trans Metro Pekanbaru dijadikan pedoman bagi
karyawan perusahaan untuk melakukan aktivitasnya dalam jangka panjang.
3. Easily understood and communicated. Misi tersebut mudah untuk dipahami dan telah
terkomunikasi ke setiap karyawan PT Trans Metro Pekanbaru. Karyawan tiap level
perusahaan tersebut cukup memahami misi PT Trans Metro Pekanbaru.
4.2.2 Analisis Standar Pelayanan Minimal dan Biaya Operasional Kendaraan
PT Trans Metro Pekanbaru merupakan penjual layanan berupa pengoperasian bus kepada
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru dalam program Trans Metro Pekanbaru. Perusahaan ini
dibentuk hanya untuk mengoperasikan bus dalam program Trans Metro Pekanbaru. Dari hasil
wawancara dengan Azwir selaku kepala seksi UPTD operasional Trans Metro Pekanbaru dari
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, pihak PT Trans Metro Pekanbaru tidak memiliki aktivitas
lain selain menjual layanannya kepada Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Peraturan
Departemen Perhubungan RI menyatakan bahwa Pihak Dinas Perhubungan sebagai regulator
tidak diperkenankan merangkap sebagai operator. Operator untuk program Trans Metro
Pekanbaru diambil dari pihak lain yaitu PT Trans Metro Pekanbaru. Dinas Perhubungan Kota
Pekanbaru memberikan kontrak dengan spesifikasi dan syarat-syarat untuk disepakati dengan PT
Trans Metro Pekanbaru. Untuk menjaga agar aktivitas PT Trans Metro Pekanbaru tidak
menyimpang dari kontrak yang disepakati dan juga untuk mencapai tujuan program Trans Jogja,
Dinas Perhubungan menyusun Standar Pelayanan Minimal. Dalam penyusunan Standar
Pelayanan Minimal, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru menggunakan pedoman yang telah
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan RI.

Kami menyusun standar pelayanan minimal sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan oleh Departemen Perhubungan RI yang nantinya akan dilaksanakan oleh
trans-trans di kota lain di seluruh Indonesia, kita lampirkan dalam kontrak perjanjian,
baik BOK maupun SPM dia harus melakukan apa, kita harus melakukan apa. Apa yang
menjadi hak dia, apa yang menjadi hak kita.Yang jelas hak-hak dia adalah mendapatkan
kompensasi dari kita , kita yang membeli, kita yang harus membayar ke mereka.
(wawancara dengan Azwir, Kepala Seksi UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru,
Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru)

Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun dan ditetapkan oleh UPTD Operasional Trans Metro
Pekanbaru dan terdiri dari empat standar, standar administrasi, standar bengkel, standar
pelayanan, dan standar pramudi. Standar Pelayanan Minimal ini merupakan standar yang harus
dipenuhi oleh PT Trans Metro Pekanbaru selaku penjual layanan. Aktivitas yang dilakukan oleh
PT Trans Metro Pekanbaru terbatas hanya untuk memenuhi standar pelayanan minimal yang
ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru. Kegiatan atau kebijakan strategis yang akan
diambil harus melalui persetujuan Dinas Perhubungan terlebih dahulu.
Standar Pelayanan Minimal disusun dan dibentuk dengan mengacu pada asas-asas
manajemen pelayanan publik dalam konteks sektor transportasi yang baik dan dirancang agar
pengoperasian bus Trans Metro Pekanbaru dapat memberikan pelayanan yang seragam dalam hal
keselamatan, kelancaran, kenyamanan, keandalan (tepat waktu) dan keterjangkauan kepada
masyarakat pengguna jasa. Standar tersebut sudah mencakup aspek-aspek penting dalam
perencanaan angkutan umum modern dengan pendekatan SCARCE (safety, comfort, accesibility,
cost, reliability, efficiency) seperti yang dikemukakan George E. Gray.
Standar Pelayanan Minimal diberikan kepada PT Trans Metro Pekanbaru selaku operator
utama dan wajib dilaksanakan. Standar tersebut berfungsi sebagai arahan dan juga pengendali PT

Trans Metro Pekanbaru dalam melakukan kegiatannya. Standar Pelayanan Minimal dapat penulis
katakan sebagai alat untuk membantu implementasi strategi dalam mencapai visi dan tujuan
program Trans Metro Pekanbaru.
Standar Pelayanan Minimal dan Biaya Operasional Kendaraan tersebut sepenuhnya
disusun oleh Dinas Perhubungan berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh Departemen
Perhubungan RI dan tidak melibatkan pihak perusahaan operator. PT Trans Metro Pekanbaru
sebaiknya dilibatkan dalam penyusunan Standar Pelayanan Minimal dan Biaya Operasional
Kendaraan tersebut. Hal ini dikarenakan PT Trans Metro Pekanbaru lebih memahami organisasi
serta lingkungan bisnisnya sendiri sehingga dapat memformulasikan dan mengkomunikasikan
strategi dengan lebih baik.
Dalam standar pelayanan minimal terdapat arahan dan juga sasaran-sasaran yang harus
dipenuhi PT Trans Metro Pekanbaru. Sasaran kinerja keuangan terpisah dari Standar Pelayanan
Minimal dan tercantum dalam komponen Biaya Operasional Kendaraan. Jika perusahaan
mencapai sasaran-sasaran ini dan memenuhi standar tersebut, maka perusahaan telah
menjalankan strategi dengan baik. Suatu pengukuran kinerja tidak memberikan informasi apakah
tujuan perusahaan tercapai atau apakah strategi tersebut baik, tetapi memberikan informasi
apakah

strategi

yang

direncanakan

berjalan.

Standar

Pelayanan

Minimal

tersebut

menggambarkan arahan serta sasaran yang terkait dengan aktivitas bisnis kunci perusahaan
dengan jelas. Aktivitas bisnis kunci yang dijalankan oleh PT Trans Metro Pekanbaru adalah
pengoperasian bus Trans Metro Pekanbaru serta pelayanannya. Pengemudi, pengoperasian bus,
pelayanan, serta pemeliharaan dan perawatan adalah aktivitas yang perlu diberikan perhatian
lebih karena aktivitas tersebut merupakan proses bisnis kunci PT Trans Metro Pekanbaru.

Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh UPTD Operasional Trans Metro
Pekanbaru terdiri dari standar prosedur administrasi, standar pemeliharaan dan perawatan,
standar operasional pelayanan dan pengoperasian bus, dan standar pramudi bus. Berikut adalah
analisis untuk masing-masing standar.
4.2.2.1 Standar Prosedur Administrasi
Standar prosedur administrasi yang dilakukan oleh PT Trans Metro Pekanbaru mencakup
standar dokumen wajib dan standar administrasi keuangan. Standar dokumen wajib mengatur
dokumen-dokumen yang terkait dengan syarat-syarat berdirinya suatu usaha, operasional
perusahaan, dan aktivitas investasi yang dilakukan oleh perusahaan. Hal-hal tersebut perlu diatur
sebagai bentuk kepatuhan kepada regulasi dan aturan hukum yang berlaku. Kepatuhan kepada
regulasi dan aturan hukum merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh PT Trans Metro
Pekanbaru. Hal ini akan membantu bagi perusahaan dalam operasional terkait dengan perizinan
ataupun perpajakan.
Standar prosedur administrasi yang kedua adalah standar administrasi keuangan. Standar
ini mengatur prosedur administrasi pembayaran fee UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru
kepada PT Trans Metro Pekanbaru, hal-hal yang terkait dengan pembayaran dan penagihan fee,
dan laporan investasi yang dilakukan oleh PT Trans Metro Pekanbaru. Tujuan dari standar ini
adalah agar kegiatan administrasi dalam PT Trans Metro Pekanbaru rapi, teratur, dan transparan.
Laporan yang disusun tepat waktu dan transparan akan memberikan informasi yang andal dan
relevan sehingga membantu manajemen mengambil keputusan dengan baik dan cermat. Selain
itu, adanya prosedur administrasi yang jelas akan mengurangi risiko terjadinya penyimpangan
yang bisa mengakibatkan ketidakefisienan perusahaan. Walaupun demikian, ada hambatan-

hambatan yang ditemui oleh pihak PT Trans Metro Pekanbaru. Hal tersebut seperti yang
dikemukakan oleh Direktur Keuangan PT Trans Metro Pekanbaru.
Kendala yang sering terjadi biasanya kaitannya karena birokrasi pemerintah seperti itu
dengan Dinas Perhubungan sendiri yang mengurusi kita itu, terkadang fee yang harusnya
dibayarkan dinas perhubungan sering sekali mengalami keterlambatan pembayaran.
(wawancara dengan Rasidin Gultom, Direktur Keuangan PT Trans Metro Pekanbaru)

Standar prosedur administrasi ini, baik standar dokumen wajib maupun standar administrasi
keuangan, disusun untuk mengatur dan mengawasi dokumen-dokumen serta administrasi PT
Trans Metro Pekanbaru. Alur serta batas waktu penagihan fee yang jelas merupakan suatu
kendali (control) agar administrasi berjalan rapi, teratur, serta transparan. Standar tersebut
dengan jelas mengatur dokumen apa saja yang wajib diberikan kepada UPTD Operasional Trans
Metro Pekanbaru, batas waktu penagihan, serta konsekuensi jika UPTD Operasional Trans Metro
Pekanbaru atau PT Trans Metro Pekanbaru tidak disiplin dalam hal penagihan fee tersebut.
Standar tersebut menyebutkan konsekuensi berupa punishment yang akan ditanggung apabila
terjadi keterlambatan. Tujuan punishment tersebut adalah untuk mendorong agar kedua belah
pihak disiplin dalam hal pembayaran. Jika UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru terlambat
untuk membayar ataupun PT Trans Metro Pekanbaru terlambat mengirimkan surat tagihan, hal
tersebut, tentu saja, akan menghambat aktivitas operasional perusahaan.
Standar prosedur administrasi yang dilaksanakan PT Trans Metro Pekanbaru
menggambarkan sasaran-sasaran serta arahan yang harus dilakukan oleh PT Trans Metro
Pekanbaru. Standar tersebut selain memiliki fungsi sebagai arahan, juga memiliki fungsi sebagai
alat pengawas serta pengendali kegiatan perusahaan. Kegiatan administrasi yang rapi, teratur,
dan transparan akan membantu PT Trans Metro Pekanbaru dalam kegiatan operasionalnya dan
juga dalam mencapai visi dan misi yang telah dicanangkan.

4.2.2.2 Standar Pemeliharaan dan Perawatan


PT Trans Metro Pekanbaru sebagai operator utama dalam program tersebut harus
melakukan pemeliharaan dan perawatan untuk menjaga performa bus, dikarnakan bus
merupakan sarana paling penting dalam operasional Trans Metro Pekanbaru. Performa bus yang
baik tentu akan membantu mencapai terciptanya sistem transportasi yang aman, nyaman, dan
tepat waktu. Tentu saja, hal ini akan menjaga kesinambungan pelayanan yang baik kepada
masyarakat. Pemeliharaan dan perawatan bus Trans Metro Pekanbaru diatur dalam standar
pemeliharaan dan perawatan.
Standar pemeliharaan dan perawatan Trans Metro Pekanbaru mencakup standar dokumen
bengkel, standar fasilitas bangunan, standar sumber daya manusia, standar peralatan dan
perlengkapan, standar suku cadang, dan standar bahan dan material. Standar ini dapat disebut
juga standar bengkel. Standar ini mengatur pembelian suku cadang dan perawatan bus Trans
Metro Pekanbaru dari kelengkapan dokumen, pelaporan, sumber daya manusia, peralatan,
sampai bangunan dan fasilitasnya. Hal-hal tersebut perlu diatur untuk membantu kelancaran
operasional PT Trans Metro Pekanbaru.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, bengkel merupakan tempat pemeliharaan dan
perawatan bus Trans Metro Pekanbaru. Bengkel tersebut dikelola sesuai dengan standar
pelayanan minimal oleh PT Trans Metro Pekanbaru dan dikepalai oleh direktur operasional.
Dalam kenyataannya, kepala seksi teknik lebih banyak memegang peranan dalam aktivitas
bengkel. Hal ini dikarenakan direktur operasional, walaupun berperan sebagai penanggung jawab
bengkel, tidak hanya membawahi bagian teknik, tetapi juga membawahi bagian operasional.
Kepala seksi teknik bertugas dengan hal-hal yang terkait pemeliharaan dan perawatan bus. Dari
hasil wawancara dengan kepala seksi teknik, tugas kepala seksi teknik adalah mengawasi kinerja,

menerima laporan bengkel, mengawasi administrasi bengkel, meningkatkan kinerja, dan


menyiapkan armada terbaik. Tugas kepala seksi teknik ini berbeda dengan tugas kepala seksi
operasional yang cenderung terkait dengan hal-hal operasional di lapangan.
Kalo kasie teknik pas udah di bengkelnya bagian yang rusak-rusak dan servis aja.
Setelah bis jalan itu urusannya kasi operasional. Operasi bis trans metro pekanbaru di
jalanan yang ngurus operasional.. (wawancara dengan Adiyas Rajo Bungsu, Kepala
Seksi Teknik PT Trans Metro Pekanbaru)

Standar pemeliharaan dan perawatan yang disusun UPTD Operasional Trans Metro Pekanbaru
tersebut sudah jelas dalam menggambarkan aturan yang harus dijalankan oleh PT Trans Metro
Pekanbaru terkait dengan maintenance bus Trans Metro Pekanbaru. Bengkel, peralatan,
bangunan dan fasilitas, serta pembuangan limbah diatur dengan detail agar tercipta sarana dan
prasarana yang baik untuk mendukung aktivitas pemeliharaan dan perawatan. Karyawan dan staf
pemeliharaan dan perawatan juga diatur mulai dari syarat-syarat perekrutan, jumlah karyawan,
hingga struktur organisasinya. Hal ini dilakukan agar aktivitas pemeliharaan dilakukan dengan
efektif dan efisien serta dijalankan oleh orang-orang yang kompeten. Pengaturan dokumen serta
pelaporan bertujuan untuk pengendalian terhadap aktivitas pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan oleh PT Trans Metro Pekanbaru.
4.2.2.3 Standar Operasi Pelayanan dan Pengoperasian Bus
Aktivitas utama PT Trans Metro Pekanbaru sebagai operator utama adalah menyediakan
serta mengoperasikan armada bus dan melayani penumpang. UPTD Operasional Trans Metro
Pekanbaru menyusun standar pelayanan dan pengoperasian bus dengan tujuan operasi bus Trans
Metro Pekanbaru dapat memberikan pelayanan yang baik dalam hal keselamatan, kenyamanan,
ketepatwaktuan, dan keterjangkauan oleh masyarakat. Hal tersebut terkait dengan visi PT Trans
Metro Pekanbaru sebagai operator utama program Trans Metro Pekanbaru.

Standar pelayanan dan pengoperasian bus merupakan proses bisnis kunci dari PT Trans
Metro Pekanbaru. Pengoperasian bus dan pelayanan merupakan aktivitas utama perusahaan
dalam mencapai visi dan misi yang telah ditentukan. Standar pelayanan dan pengoperasian bus
terdiri dari standar kendaraan, standar operasi pelayanan, standar keselamatan, standar layanan,
dan standar pelaporan. Standar kendaraan terkait dengan bus yang digunakan dalam operasi
Trans Metro Pekanbaru. Bus merupakan sarana utama dalam operasi Trans Metro Pekanbaru
sehingga bus perlu mendapat perhatian khusus untuk tujuan kelancaran operasi.
Dari hasil wawancara dengan Direktur Operasional PT Trans Metro Pekanbaru, HINO
R235 dipertimbangkan dan dipilih oleh jajaran eksekutif PT Trans Metro Pekanbaru dengan alas
an permintaan Bapak Walikota Pekanbaru agar menggunakan jenis bus besar dalam operasi
Trans Metro Pekanbaru. HINO R235 merupakan jenis bus besar dengan spare part yang mudah
didapat dan tidak boros dalam hal bahan bakar. Pada saat pemilihan bus, Hyundai dan Mitsubishi
belum dapat memenuhi standar dalam waktu yang ditentukan. Bus HINO R235 jarang
mengalami masalah karena dipilih melalui pertimbangan yang matang.
Wah jarang tuh ada masalah dengan bus kita, ya palingan hanya masalah kopling sama
kampas rem aja, wajar lah namanya juga buat dipakai setiap hari. (wawancara dengan
Adiyas Rajo Bungsu, Kepala Seksi Teknik PT Trans Metro Pekanbaru)

Selain mengatur tentang standar kendaraan, standar pelayanan dan pengoperasian bus juga
mengatur tentang operasi pelayanan di lapangan. Waktu tempuh, waktu singgah, jadwal
perjalanan, serta kecepatan tempuh diatur dengan tujuan keamanan dan kenyamanan penumpang.
Layanan berupa layanan aduan dan layanan informasi juga diberikan untuk mengakomodasi
saran, masukan, serta kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai Trans Metro Pekanbaru.
Keselamatan juga merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian sarana
transportasi. Perlengkapan yang berhubungan dengan keselamatan apabila terjadi hal-hal yang

tidak diinginkan wajib untuk dibawa. Tindakan pencegahan juga dilakukan dengan mengatur
perilaku pramudi dalam berkendara. Standar pelaporan juga tercakup dalam standar pelayanan
dan pengoperasian bus. Standar pelaporan berisi tentang arahan dan prosedur pelaporan agar
mekanisme pengawasan operasi Trans Metro Pekanbaru dapat berjalan dengan efektif.
Dalam pengoperasian bus Trans Metro Pekanbaru, terdapat beberapa hal yang berbeda
dengan konsep bus rapid transit. Pertama, jalur bus Trans Jogja tidak terpisah (mix traffic)
dengan jalur kendaraan lain. Menurut H Muchtar, Direktur Operasional dan Teknik PT Trans
Metro Pekanbaru, hal ini dikarenakan jalan umum di Pekanbaru tidak lebar dan akan memakan
biaya yang besar jika jalan tersebut dilebarkan. Hal ini menjadi kendala bagi PT Trans Metro
Pekanbaru untuk memenuhi jadwal yang telah ditetapkan dalam time table. Tetapi, pihak Dinas
Perhubungan memberikan toleransi terkait dengan hal tersebut. Selain itu, kecepatan tempuh
rata-rata bus Trans Jogja adalah 50 km/jam. Hal ini berbeda dengan kecepatan tempuh rata-rata
dalam sistem bus rapid transit yang dikemukakan oleh Priddle (2001), yaitu 20 sampai 25
km/jam.
4.2.2.4 Standar Pramudi Bus
Pengemudi bus Trans Metro Pekanbaru atau disebut pramudi berbeda dengan pengemudi
bus lain yang mengejar setoran. Pramudi ini harus menjalankan bus Trans Metro Pekanbaru
sesuai dengan standar operasi pelayanan dan pengoperasian bus seperti yang telah dibahas dalam
subbab sebelumnya. Oleh karena itu, pramudi harus mempunyai kompetensi yang cukup untuk
menjalankan tugasnya dengan baik.
Standar pramudi bus Trans Metro Pekanbaru meliputi persyaratan, kualifikasi,
pendidikan, dan pelatihan bagi pramudi bus Trans Metro Pekanbaru. Ada enam standar yang
tercakup dalam standar pramudi bus, yaitu standar persyaratan minimum, standar penerimaan

pramudi, standar pelatihan keterampilan, standar seragam dan perlengkapan, standar


kepegawaian, dan standar pelaporan dan koordinasi. Standar ini disusun dengan tujuan kualitas
dari para pramudi tetap terjaga.
Kualitas kompetensi para pramudi diukur dari awal perekrutan pramudi. Ada syaratsyarat tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melamar menjadi pramudi. Hal ini
bertujuan agar sumber daya manusia yang diperoleh adalah sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi yang cukup dan memadai untuk menjalankan bus Trans Metro Pekanbaru sehingga
dapat mendukung aktivitas operasional PT Trans Metro Pekanbaru. Selain itu, seleksi juga
dilakukan terhadap calon-calon pramudi tersebut. Meskipun demikian, perekrutan pramudi
diprioritaskan pada supir-supir bus kota terdahulu yang trayeknya terkena jalur bus Trans Metro
Pekanbaru. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum,
Pihak manajemen sepakat untuk memprioritaskan dari sopir bis kota dan angkot yang
ada di Pekanbaru dulu. Mereka jalurnya kena Trans Metro Pekanbaru, makanya kita
ambil dari mereka dulu. Terus kita harus ngubah paradigma mereka. (wawancara dengan
Jhon Hendra, Direktur SDM dan Umum PT Trans Metro Pekanbaru)

PT Trans Metro Pekanbaru melakukan pelatihan kepada para calon pramudi bus Trans Metro
Pekanbaru sebagaimana diharuskan dalam standar pramudi. Pelatihan ini bertujuan agar para
calon pramudi memahami cara mengoperasikan bus Trans Metro Pekanbaru beserta alat-alat
penunjangnya. Pembinaan juga dilakukan untuk mengubah paradigma para calon pramudi
tersebut dan memahami bahwa program bus Trans Metro Pekanbaru berorientasi pada pelayanan
dan bukan mengejar setoran.
Standar pramudi bus juga mencakup standar kepegawaian, standar seragam dan
kelengkapan, dan standar pelaporan dan koordinasi. Standar kepegawaian mengatur tentang
aktivitas yang dilakukan PT Trans Metro Pekanbaru terkait dengan pramudi, seperti pemberian

bonus, sanksi, ataupun pemecatan. Seragam dan kelengkapan juga diatur dengan tujuan agar para
penumpang merasa nyaman dan perusahaan dapat mengetahui dengan cepat seandainya ada
pramudi yang bermasalah. Standar pelaporan dan koordinasi mengatur jadwal, catatan kejadian,
dan identitas pramudi dengan tujuan pengawasan dan pengendalian.
Standar pramudi tersebut sudah jelas menggambarkan arahan-arahan yang terkait dengan
pramudi bus Trans Metro Pekanbaru. Perekrutan, pelatihan dan pembinaan, serta kepegawaian
diatur dengan jelas agar kualitas dari para pramudi terjaga dan tentunya akan menunjang
aktivitas operasional PT Trans Metro Pekanbaru.
4.2.2.5 Biaya Operasional Kendaraan
Biaya Operasional Kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan
Kota Pekanbaru kepada operator utama bus Trans Metro Pekanbaru yaitu PT Trans Metro
Pekanbaru, terkait dengan aktivitas perusahaan operator tersebut. Komponen-komponen biaya
operasional kendaraan mencakup biaya langsung dan biaya tidak langsung yang berhubungan
dengan operasional bus Trans Metro Pekanbaru serta keuntungan yang didapat oleh PT Trans
Metro Pekanbaru yang telah disepakati oleh Dinas Perhubungan dan PT Trans Metro Pekanbaru.
Biaya langsung melekat langsung pada aktivitas operasional yang dilakukan oleh PT Trans
Metro Pekanbaru. Contoh dari komponen biaya langsung adalah biaya bahan bakar minyak,
biaya awak bus, dan biaya penyusutan. Biaya tidak langsung adalah biaya dari aktivitas lain yang
dilakukan PT Trans Metro Pekanbaru yang menunjang aktivitas operasional. Contoh dari biaya
tidak langsung adalah biaya gaji pegawai kantor, biaya listrik dan air, dan biaya penyusutan
gedung.
Komponen-komponen biaya dalam Biaya Operasional Kendaraan dihitung dan disepakati
oleh pihak penjual dan pembeli layanan, yaitu PT Trans Metro Pekanbaru dan Dinas

Perhubungan Kota Pekanbaru. Biaya Operasional Kendaraan berfungsi sebagai pengawas dan
pengendali dalam hal keuangan. PT Trans Metro Pekanbaru hanya dapat mengeluarkan biaya
sebesar yang dijatahkan oleh Dinas Perhubungan. Walaupun demikian, PT Trans Metro
Pekanbaru dapat melakukan efisiensi terkait dengan biaya tersebut. Efisiensi yang dilakukan
harus tetap dapat dipertanggungjawabkan dan aktivitas yang terkait dengan efisiensi tersebut
tetap memenuhi standar pelayanan minimal.
Biaya Operasional Kendaraan tersebut menjadi biaya bagi Dinas Perhubungan dan
menjadi pendapatan bagi PT Trans Metro Pekanbaru. Keuntungan yang didapat PT Trans Metro
Pekanbaru bisa dikatakan merupakan hasil kesepakatan PT Trans Metro Pekanbaru dengan Dinas
Perhubungan. Biaya Operasional Kendaraan disusun oleh pihak Dinas Perhubungan dan
dilakukan kesepakatan antara kedua belah pihak, layaknya penjual dan pembeli. Dari hasil
wawancara dengan kepala seksi keuangan PT Trans Metro Pekanbaru, Biaya Operasional
Kendaraan dapat berubah dan fleksibel dalam hal-hal khusus (force majeur) seperti kenaikan
BBM dan biaya suku cadang. Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Seksi UPTD Operasional
Trans Metro Pekanbaru, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru.
Komponen BOK sifatnya tidak final, dapat berubah rumusannya sesuai dengan kondisi
dan situasi, contohnya apabila ada perubahan harga minyak dan suku cadang. Hal
tersebut dilakukan dengan adanya kesepakatan antara PT Trans Metro Pekanbaru dan
dinas perhubungan tentunya (wawancara dengan Azwir, Kepala Seksi UPTD
Operasional Trans Metro Pekanbaru, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru)

Biaya Operasional Kendaraan berfungsi sebagai pengawas dan pengendali. Biaya


operasional kendaraan tersebut menjadi sasaran ataupun batasan bagi PT Trans Metro Pekanbaru
dalam mengelola keuangannya. PT Trans Metro Pekanbaru harus mengelola keuangannya agar
biaya yang dikeluarkan tidak melebihi biaya yang telah ditetapkan dalam Biaya Operasional

Kendaraan. Jika PT Trans Metro Pekanbaru mengeluarkan biaya melebihi dari apa yang telah
ditetapkan, maka PT Trans Metro Pekanbaru akan mendapatkan keuntungan lebih kecil atau
mungkin mengalami kerugian.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan penelitian pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut:


1.

Dipandang dari kriteria visi dan misi yang baik menurut Niven (2002), visi dan misi PT
PT Trans Metro Pekanbaru telah cukup memenuhi kriteria-kriteria tersebut yang antara
lain adalah: 1) Concise 2) Appeals to all stakeholders 3) Consisten with mission and
values 4) Verifiable 5) Feasible 6) Inspirational (untuk visi) dan 1) Inspire change 2)

2.

Long term in nature 3) Easily understood and communicated (untuk misi).


Aktivitas bisnis kunci PT Trans Metro Pekanbaru, yaitu pelayanan dan pengoperasian
bus, diatur oleh Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru melalui Standar Pelayanan Minimal
dan Biaya Operasional Kendaraan. Standar Pelayanan Minimal dan Biaya Operasional
Kendaraan tersebut dapat dikatakan sebagai ukuran kinerja untuk PT Trans Metro
Pekanbaru. Standar ini disusun sepenuhnya oleh Dinas Perhubungan tanpa melibatkan
pihak PT Trans Metro Pekanbaru. Hal tersebut akan mengurangi keefektifan dari sistem
pengukuran kinerja tersebut karena PT Trans Metro Pekanbaru adalah pihak yang lebih
memahami situasi dan kondisi di lapangan mempunyai informasi dan gambaran yang
lebih jelas mengenai aktivitas operasional. Hal tersebut juga mungkin akan mengurangi
motivasi untuk mencapai sasaran-sasaran dalam standar tersebut.

3.

Standar Pelayanan Minimal berisi arahan, sasaran, serta aturan yang harus dijalankan
oleh PT Trans Metro Pekanbaru untuk mencapai tujuan. Standar ini terdiri dari standar
prosedur administrasi, standar operasi pelayanan dan pengoperasian bus, standar
pemeliharaan dan perawatan, dan standar pramudi bus. Standar ini bertujuan agar operasi
bus Trans Metro Pekanbaru dapat memberikan pelayanan yang seragam dalam hal
keselamatan, kenyamanan, kelancaran, ketepatwaktuan, dan keterjangkauan oleh

masyarakat. Pelayanan yang seragam ini merupakan strategi yang dijalankan oleh PT
Trans Metro Pekanbaru untuk mencapai tujuan dan standar pelayanan minimal tersebut
adalah ukuran untuk aktivitas yang terkait dengan strategi tersebut. Jika ukuran tersebut
4.

terpenuhi, maka strategi tersebut telah berjalan dengan semestinya.


Ukuran kinerja yang dipaparkan dalam Standar Pelayanan Minimal dan Biaya
Operasional Kendaraan cukup baik dalam membantu mengimplementasikan strategi,
yaitu pelayanan yang seragam. Standar tersebut berfokus pada proses bisnis kunci
perusahaan tetapi tidak mengabaikan aktivitas lain yang menunjang proses bisnis kunci
tersebut. Standar tersebut juga dipahami dengan baik oleh karyawan dalam PT Trans
Metro Pekanbaru sehingga mereka dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
5. kendala-kendala yang dihadapi PT Trans Metro Pekanbaru terkait dengan Standar
Pelayanan Minimal tersebut. Sistem bus Trans Metro Pekanbaru yang tidak sepenuhnya
mengikuti konsep bus rapid transit tidak memiliki jalur sendiri (mix traffic). Hal ini
menghambat PT Trans Metro Pekanbaru untuk memenuhi time table yang telah
ditentukan. Selain itu, kendala yang dihadapi adalah birokrasi yang terlalu rumit dalam
hal penagihan BOK. Walaupun alur dan prosedur tersebut disusun dengan tujuan
pengawasan dan pengendalian, hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas PT Trans

5.2

Metro Pekanbaru.
Saran
Dari kesimpulan-kesimpulan berikut, peneliti memberikan beberapa saran yang dapat

diterapkan demi peningkatan efektifitas dan efisiensi sistem pengukuran kinerja PT Trans Metro
Pekanbaru yaitu:
1. Bagi PT Trans Metro Pekanbaru dan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru
a.
b. PT Trans Metro Pekanbaru sebaiknya dilibatkan dalam proses penyusunan standar
pelayanan minimal dan biaya operasional kendaraan, tidak hanya memberikan saran

dan masukan pada saat evaluasi akhir periode, agar sistem pengukuran kinerja
menjadi lebih efektif
c. Program bus priority sebaiknya lebih dikembangkan untuk mengatasi kendala yang
disebabkan tidak adanya jalur khusus untuk bus Trans Metro Pekanbaru.
2. Bagi penelitian selanjutnya, penulis menyarankan penelitian tersebut dilakukan untuk
menguji dan mengevaluasi standar pelayanan minimal dan biaya operasional kendaraan
yang merupakan ukuran kinerja bagi PT Trans Metro Pekanbaru, sehingga rancangan
sistem penilaian kinerja yang tepat dapat diimplementasikan pada perusahaan tersebut.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari bahwa terdapat beberapa
keterbatasan penelitian yang antara lain adalah:
1. Ada beberapa informasi yang tidak dapat diperoleh karena informasi tersebut bersifat
rahasia. Keterbatasan dalam mengakses data tersebut mungkin dapat mengurangi kualitas
analisis peneliti dalam beberapa aspek pada proses pengukuran kinerja dan implementasi
sasaran kinerja pada PT Trans Metro Pekanbaru.
2. Wawancara yang dilakukan hanya dengan sebagian pejabat PT Trans Metro Pekanbaru.
membuat informasi yang didapatkan penulis mempunyai peluang hasilnya kurang objektif.
3. Metode studi kasus yang dipakai menyebabkan fakta-fakta yang terdapat pada objek
peneliti berbeda dengan objek peneliti yang lain, karena studi kasus mempunyai
karakteristik yaitu spesifik, khusus dan berskala lokal.

You might also like