You are on page 1of 5

2.

Zona Batas Konvergen

Gun
ung Himalaya, salah satu bentuk morfologi alam hasil konvergensi lempeng
benua. Sumber: www.makegoodtime.com
Ada tiga model dari tipe lempeng konvergen, yaitu :Sesuai dengan namanya,
zona ini terbentuk akibat pergerakan lempeng yang sifatnya konvergen.
Pergerakan Lempeng kovergen yaitu gerakan yang merepresentasikan bahwa
terdapat lempeng-lempeng yang saling mendekat, bahkan bertumbukan. Pada
tipikal zona konvergen berupa penunjaman lempeng samudera-lempeng benua,
hal tersebut menyebabkan salah satu dari lempengyaitu lempeng samudera
akan tersubduksi ke dalam mantel.

1. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng samudera.

Model Zona Batas Konvergen (Samudera Samudera). Sumber: Handout


Tektonik Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Pada daerah konvergensi lempeng samudera-lempeng samudera, salah satu
lempeng yang beratnya lebih tinggi dari lempeng lainnya akan tersubduksi ke
arah mantel. Sehingga, pada daerah pertemuan tersebut akan terbentuk daerah
kepulauan yang terdiri dari gunung-gunung laut. Pertemuan lempeng yang
seperti ini biasanya terjadi di daerah laut dalam dengan kedalaman lebih dari
11000 meter, contohnya adalah rangkaian kepulauan yang dipenuhi gunung api
sepanjang Mariana Trench di bagian barat Samudera Pasifik.

2. Pertemuan antara lempeng samudera dengan lempeng benua.

Model Zona Batas Konvergen (Benua Samudera). Sumber: Handout Tektonik


Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Karena densitas lempeng samudera lebih tinggi, lempeng samudera akan
tersubduksi ke arah mantel dan menyebabkan terbentuknya gunung-gunung api
aktif di daratan benua. Adapun terjadinya gunung-gunung aktif tersebut, adalah
karena adanya pergesekan antara lempeng samudera dengan batuan-batuan di
sekitarnya, dimana batuan akan leleh dan berubah fase menjadi cair (magma).
Hal itu terjadi karena pergerakan lempeng samudera. Akibatnya, magma akan
merambat ke permukaan melalui rekahan-rekahan, sehingga terbentuklah gunung
api. Daerah konvergen ini dicirikan dengan adanya aktivitas seismik yang cukup
tinggi, bahkan kebanyakan gelombang tsunami tak jarang terjadi akibat hal
tersebut. Contoh tipe konvergensi lempeng benualempeng samudera terdapat
di daerah zona penyusupan di sepanjang Pantai barat Sumatera dan di sepanjang
Pantai Selatan Jawa.

3. Pertemuan antara lempeng benua dengan lempeng benua.

Model Zona Batas Konvergen (Benua Benua). Sumber: Handout Tektonik


Lempeng, Salahuddin Husein (2012)
Peristiwa konvergensi ini mengakibatkan terjadinya lipatan yang semakin lama
areanya semakin luas dan semakin tinggi, sebagai contoh adalah pembentukan
pegunungan Himalaya dan daerah dataran tinggi Tibet.

Ciri-ciri morfologi zona konvergen:


Jika salah satu lempeng menunjam ke dalam mantel, dapat kita lihat
bahwa di permukaan bumi tersebut, terdapat kenampakan batas penunjaman
antara kedua lempeng, dimana satu lapisan lempeng terlihat masuk ke dalam
lapisan lempeng lain. Batas antara kedua lempeng ini disebut
Terdapat bentang alam berupa busur pegunungan. Pegunungan tersebut
akan memanjang sesuai dengan jalur trench. Tipikal gunung biasanya berwujud
tinggi. Dapat dimungkinkan juga terjadi gunungapi, apabila pergerakan lempeng
saat menunjam dapat menyebabkan batuan sekitar menjadi leleh dan berwujud
magma, lalu magma mencapai permukaan bumi.
Jika terbentuk di laut, bisa memicu terjadinya busur kepulauan
gunungapi.

Jika terbentuk di zona konvergensi samudera-benua, akan memicu busur


gunungapi tepi kerak benua.
Jika terbentuk di pertemuan lempeng benua, akan membentuk wilayah
pegunungan (mountain range) yang cukup tinggi.

You might also like