Professional Documents
Culture Documents
VERTIGO PERIFER
Disusun Oleh:
Betha Nurvia
1102010048
Pembimbing
dr. Sofie Minawati ,Sp.S
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan kekuatan dan kemampuan
kepada penyusun sehingga penyusunan Case Report ini dapat diselesaikan. Case Report ini
disusun untuk memenuhi syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan kepaniteraan klinik
SMF Neurologi di RSUD Dr. Slamet Garut. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya Case
Report ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. dr. H. Nasir Okbah, Sp.S dan dr. Sofie Minawati, Sp.S.
2. Para Dokter dan Perawat di Bagian Neurologi Dr. Slamet Garut.
3. Teman-teman sejawat dokter muda di lingkungan RSUD Dr. Slamet Garut.
Segala daya upaya telah di optimalkan untuk menghasilkan Case report yang baik dan
bermanfaat, dan terbatas sepenuhnya pada kemampuan dan wawasan berpikir penulis. Pada
akhirnya penulis menyadari bahwa Case Report ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar dapat menghasilkan Case
Report yang lebih baik di kemudian hari.
Penulis
1. PENDAHULUAN
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang
berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang secara definitif merupakan
ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh yang berputar
terhadap lingkungan atau sebaliknya, lingkungan sekitar kita rasakan berputar.Vertigo
merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem vestibuler dan kadang
merupakan gejala kelainan labirin.1
Asal terjadinya vertigo dikarenakan adanya gangguan pada sistem keseimbangan
tubuh. Bisa berupa trauma, infeksi, keganasan, vaskuler. Sistem keseimbangan tubuh dibagi
menjadi 2 yaitu sistem vestibuler (pusat dan perifer ) dan non vestibuler. Sistem vestibuler
sentral terletak pada batang otak, serebelum, dan serebrum. Sedangkan, sistem vestibuler
perifer meliputi labirin dan saraf vestibular.2
2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM KESEIMBANGAN
Tubuh kita membutuhkan keseimbangan untuk melakukan aktivitas sehari- hari.
Untuk mengatur keseimbangan tersebut, terdapat 3 sistem yang berperan penting. Yang
pertama sistem vestibular, meliputi labirin (apparatus vestibularis), nervus vestibularis dan
vestibular sentral. Labirin terletak di dalam pars petrosa os temporalis dan terbagi menjadi
koklea sebagai alat pendengaran kita, dan apparatus vestibularis sebagai alat keseimbangan.
Apparatus vestibularis terdiri atas satu pasang organ otolit dan tiga pasang kanalis
semisirkularis. Di dalam organ otolit terdapat sakulus dan utrikulus yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan. Di dalam kanalis semisirkularis berisi perilimfe, sedangkan
duktus semisirkularis berisi endolimfe.4
Yang kedua dan ketiga adalah sistem proprioseptif dan sistem optik.
Sistem
proprioseptif mengirimkan informasi sensorik tentang gerakan dan posisi tubuh. Reseptor
untuk indera proprioseptif terdapat dalam otot, sendi, ligamen, jaringan peyekat. Sensasisensasi yang berasal dari sistem proprioseptif berkaitan dengan sistem vestibuler. Sensasi
yang dimaksud mengacu pada sensasi dari kepala, posisi tubuh ketika seseorang bergerak
aktif. Sistem optik, adalah serabut saraf optikus.5
1. Tahap Transduksi
Rangsangan gerakan diubah reseptor vestibuler (hair cell), visus (rod dan conecells)
dan proprioseptik, menjadi impuls saraf. Dari ketiga reseptor tersebut, reseptor vestibuler
menyumbang informasi terbesar dibanding dengan kedua reseptor lainnya, yaitu lebih dari
55%. Mekanisme transduksi hair cells vestibulum berlangsung ketika rangsangan
gerakanmembangkitkan gelombang pada endolimf yang mengandung ion K (kalium).
Gelombang
endolimf
akan
menekuk
rambut
sel
(stereocilia)
yang
kemudian
membuka/menutup kanal ionK bila tekukan stereocilia mengarah ke kinocilia (rambut sel
terbesar) maka timbul influksion K dari endolimf ke dalam hari cells yang selanjutnya akan
mengembangkan potensialaksi. Akibatnya kanal ion Ca (kalsium) akan terbuka dan timbul
ion masuk ke dalam haircells. Influks ion Ca bersama potensial aksi merangsangn pelepasan
neurotransmitter (NT) kecelah sinaps untuk menghantarkan (transmisi) impuls ke neuron
berikutnya, yaitu saraf aferen vestibularis dan selanjutnya menuju ke pusat AKT.5
2. Tahap Transmisi
Impuls yang dikirim dari haircells dihantarkan oleh saraf aferen vestibularis menuju
ke otak dengan neurotransmitter glutamate.
3. Tahap Modulasi
Modulasi dilakukan oleh beberapa struktur di otak yang diduga pusat AKT, antara
lain:
Inti vestibularis
Vestibulo-serebelum
Hiptotalamus
Formasio retikularis
Korteks prefrontal dan limbik struktur tersebut mengolah informasi yang masuk dan
memberi respons yang sesuai. Bila rangsangan yang masuk sifatnya berbahaya maka akan
disensitisasi. Sebaliknya,bila bersifat biasa saja maka responsnya adalah habituasi.
Selanjutnya adalah tahap persepsi.
Fisiologi Keseimbangan
Korteks lobus temporalis
Persepsi
Thalamus
Batang Otak/serebelum
Integrasi/koordinasi
Vestibular
Visual
somatosensory
3. KLASIFIKASI
d
fV
ie
z
s
itz
i
o
n
lb
n
lb
e
u
o
ls
g
ia
r
k
Jenis vertigo Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran vestibular
yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo sentral. Saluran vestibular
adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa mengirimkan informasi tentang
posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan. Vertigo periferal terjadi jika terdapat
gangguan di saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang
bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo
periferal antara lain penyakitp seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat
kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran). Sedangkan vertigo
sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf
keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
Vetrigo vestibular
Rasa berputar
Episodik
+
+/Gerakan kepala
Vertigo non-vestibular
Melayang,goyang
Kontinu/konstan
Gerakan objek visual
Perifer
Lebih mendadak
Berat
++
++
+/-
Sentral
Lebih lambat
Ringan
+
+/-
3. PATOFISIOLOGI
Rasa pusing atau vertigo disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang
dipersepsi oleh susunan saraf pusat.
6,7,8
kejadian tersebut :
1. Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
Teori ini berdasarkan asumsi bahwa rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi
kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu, akibatnya akan timbul vertigo,
nistagmus, mual dan muntah.
2. Teori konflik sensorik.
Menurut teori ini terjadi ketidakcocokan masukan sensorik yang berasal dari berbagai
reseptor
sensorik
perifer
yaitu
mata/visus,
vestibulum
dan
proprioceptif,
atau
ketidakseimbangan/asimetri masukan sensorik yang berasal dari sisi kiri dan kanan.
Ketidakcocokan tersebut menimbulkan kebingungan sensorik di sentral sehingga timbul
respons yang dapat berupa nnistagmus (usaha koreksi bola mata), ataksia atau sulit berjalan
(gangguan vestibuler, serebelum) atau rasa melayang, berputar (berasal dari sensasi kortikal).
Berbeda dengan teori rangsang berlebihan, teori ini lebih menekankan gangguan proses
pengolahan sentral sebagai penyebab.
patofisiologi yang saat ini diterima sebagai ciri khas BPPV.Menurut teori canalolithiasis,
partikel mengambang bebas bergerak di bawah pengaruh gravitasi ketika merubah posisi
kanal dalam bidang datar vertikal. Tarikan hidrodinamik partikel menginduksi aliran
endolymph,
menghasilkan perpindahan cupular dan yang penting mengarah ke respon yang khas diamati.5
penderita akan menyimpang/berputar ke arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar
cakram; kepala dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi
dengan lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai nistagmus
dengan fase lambat ke arah lesi. 7
4. Past-ponting test (Uji Tunjuk Barany). Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus
ke depan penderita disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan
sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulangulang
dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibulerakan terlihat
penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke belakang dengan cepat,
sehingga kepalanya menggantung 45di bawah garis horizontal, kemudian kepalanya
dimiringkan 45 ke kanan lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan
nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer, vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam
waktu kurang dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa
kali (fatigue). Sentral, tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo berlangsung lebih dari 1
menit, bila diulang-ulang reaksi tetar seperti semula (non-fatigue).
b. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30, sehingga kanalis semisirkularis lateralis
dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi bergantian dengan air dingin (30C) dan air
hangat (44C) masing-masing selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus
yang timbul dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus tersebut
(normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau directional preponderance
ke kiri atau ke kanan. Canal paresis adalah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik
setelah rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah
jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing telinga. Canal
paresis menunjukkan lesi perifer di labarin atau n.VIII, sedangkan directional preponderance
menunjukkan lesi sentral.
c. Elektronistagmogram
Pemeriksaan ini hanya dilakukan di rumah sakit, dengan tujuan untuk merekam
gerakan mata pada nistagmus, dengan demikian nistagmus tersebut dapat dianalisis secara
kuantitatif.
Pemeriksaan Penunjang11
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
3. Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
4. Pencitraan CT-scan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :13
1. Terapi kausal, sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga
terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif.
Kausa
BPPV
Penyakit Meniere
Terapi
Manuver reposisi kanalit
Diet
rendah
garam,
Labirinitis
Neuritis vestibular
Penyakit vaskular
Tumor
pembedahan
Antibiotik, rehabilitasi vestibular
Steroid dosis tinggi
Mengontrol faktor resiko
Pembedahan
diuretic,
2. Terapi simptomatis, pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama yaitu rasa
vertigo (berputar, melayang) dan gejala otonom (mual, muntah). Gejala vestibular
akut yang disebabkan oleh gangguan perifer diterapi dengan antiemetik dan obat
penekan vestibular, antihistamin anti-vertigo pada obat antihistamin (seperti obat
betahistin) tidak berkaitan dengan potensinya sebagai antagonis histamin, tetapi
bersifat khas dan bukan hanya merupakan kemampuan menekan pusat muntah di
batang otak.
Terapi medikamentosa diberikan pada pasien dengan serangan vertigo yang
disertai mual muntah hebat, sehingga belum memungkinkan untuk dilakukan
tindakan maneuver diagnostik. Preparat yang diberikan adalah golongan
vestibular depresan disertai anti emetik. Senyawa betahistin (suatu analog
histamin) dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam sehingga dapat diberikan
untuk mengatasi gejala vertigo.
3. Terapi rehabilitatif yang bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan
kompensasi
sentral
dan
habituasi
pada
pasien
dengan
gangguan
yang tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya saat berpindah dari
ampula ke kanal.14
Setelah melakukan manuver, hendaknya pasien tetap berada pada posisi duduk
minimal 10 menit untuk menghindari risiko jatuh. Tujuan dari manuver yang dilakukan
adalah untuk mengembalikan partikel ke posisi awalnya yaitu pada makula utrikulus. Ada
lima manuver yang dapat dilakukan tergantung dari varian BPPV nya.14
a. Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada kanal vertikal. Pasien
diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 450, lalu pasien berbaring
dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi
sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dan dipertahan 30-60 detik. Setelah
itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
perlahan. 14
b. Manuver Semont
Manuver ini diindikasikan untuk pengobatan cupulolithiasis kanan posterior. Jika
kanal posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 45 0 ke sisi yang
sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan selama 1-3 menit. Ada
nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring di sisi
yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi. 14
supinasi. Masing-masing gerakan dipertahankan selama 15 detik untuk migrasi lambat dari
partikel-partikel sebagai respon terhadap gravitasi.14
Betahistin
Fungsi meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, diberikan untuk mengatasi gejala
vertigo. Efek samping obat ini adalah gangguan di lambung, mual, dan sesekali rush
di kulit.
Dimenhidrat (Dramamine)
Lama kerja obat 4-6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral (IM atau IV). Dapat
diberikan dengan dosis 25 mg- 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping obat
mengantuk.
b. Antagonis Kalsium15
Obat yang sering digunakan adalah Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine
(Sibelium). Merupakan obat supresan vestibular, sel rambut vestibular mengandung banyak
kanal kalsium.
Cinnarizine (Stugerone)
Berfungsi untuk menekan fungsi vestibular. Dosis 15-30 mg, 3 kali sehari atai 1 kali
75 mg sehari. Efek samping sedasi, fatigue, diare atau konstipasi, rasa kering di
mulut, dan rush di kulit.
c. Fenotiazine15
Berfungsi sebagai antiemetik
Promethazine (Phenergan)
Lama aktivitas obat 4-6 jam. Diberikan dengan dosis 12,5 mg-25 mg, 4 kali sehari per
oral atau parenteral. Efek samping yang sering adalah sedasi.
Khlorpromazine (Largactil)
Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo berat dan akut. Dosis 25 mg
-50 mg, 3-4 kali sehari, dapat diberikan per oral atau parenteral. Efek samping sedasi.
d. Obat Simpatomimetik 15
Efedrin
Lama aktivitas ialah 4-6 jam. Dosis dapat diberikan 10-25 mg, 4 kali sehari. Efek
samping insomnia, palpitasi, gelisah sampai gugup.
e. Obat Penenang15
Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan. Efek samping
yang dapat muncul adalah mulut kering dan penglihatan kabur.
Skopolamin
Dapat dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin. Dosis 0,3 mg- 0,6 mg, 3-4 kali
sehari.
2.9 PROGNOSIS
Keberhasilan terapi dikonfirmasi dengan melakukan manuver provokasi ulang, jika
masih terdapat gejala vertigo dan nistagmus, maka manuver terapi diulang kembali.
Umumnya pada manuver provokasi yang ketiga, gejala vertigo dan nistagmus tidak muncul
lagi.
Keberhasilan terapi pada BPPV digolongkan atas tiga kriteria: 13
1. Asimptomatis; pasien tidak lagi mengeluhkan rasa pusing berputar, dan head roll test tidak
lagi memberikan gambaran nistagmus.
2. Perbaikan; secara subjektif keluhan vertigo telah berkurang lebih dari 70%, pasien mampu
melakukan aktifitas yang sebelumnya dihindari. Secara objektif nistagmus horizontal masih
muncul pada manuver provokasi.
3. Tidak ada perbaikan; jika keluhan vertigo yang dirasakan berkurang <70%, dan nistagmus
muncul dengan intensitas yang sama.
CASE REPORT
STATUS NEUROLOGI
A. IDENTITAS
Nama
: Ny. Iya
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 56 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Alamat
: Ceuwi Dan
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama
: pusing berputar
Keluhan tambahan
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Keluhan
muncul tiba tiba saat pasien bangun tidur siang hari. Pasien merasa lingkungan
disekitarnya berputar. Keluhan dirasakan hilang timbul dengan durasi serangan
sekitar 5 10 menit. Keluhan semakin bertambah jika pasien berubah posisi dari
duduk ke berdiri. Keluhan berkurang jika pasien menutup mata. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah 2 kali berisi cairan dan makanan dan lemas.
Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan yang sama 4 tahun yang lalu dan
sempat dirawat. Sensitif terhadap cahaya (-) , telinga berdenging (-), penurunan
pendengaran (-), pingsan (-), lemah separuh badan (-) demam (-), bicara pelo (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi disangkal, DM disangkal, Stroke disangkal,
kolesterol tinggi disangkal.
C. PEMERIKSAAN
1. Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 150/100mmHg
GCS : E4V5M6
Nadi
: 94x/menit
Suhu
: 36,3C
RR
: 23x/menit
Umur klinis
: sesuai
Bentuk badan
: piknikus
Gizi
: obesitas tipe 1
Stigmata
: tidak ada
Kulit
: sawo matang
Turgor
: normal
: tidak membesar
Pembuluh darah
2. Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq
: -/Laseque
:>70 / >70
Syaraf Kranial
N.I
:
Cavum nasi
Tes penghidu
N.II
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
Deviasi konjugee
: -/-
: baik
: baik
: maseter dan temporal baik
: baik
: baik
: tidak dilakukan
: +/+
:-
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
: +/+
Masa laten
:+
Habituasi
:+
Vertigo
: +/+
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Tonus Otot
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba
Rasa Nyeri
Rasa Suhu
Propioseptif :
Rasa Getar
Rasa Gerak
Rasa Sikap
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: sulit
Berjalan
: sulit
Telunjuk telunjuk
: kurang baik
Telunjuk hidung
: kurang baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:+
Romberg yang dipertajam : +
: Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
: Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/Klonus lutut -/Klonus kaki -/-
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
: baik
: baik
: baik
: baik
Resume
Pasien datang dengan keluhan pusing berputar sejak 2 hari SMRS. Keluhan
muncul tiba tiba saat pasien bangun tidur siang hari. Pasien merasa lingkungan
disekitarnya berputar. Keluhan dirasakan hilang timbul dengan durasi serangan
sekitar 5 10 menit. Keluhan bertambah jika pasien berubah posisi dari duduk ke
berdiri. Keluhan berkurang jika pasien menutup mata. Pasien juga mengeluh mual
dan muntah 2 kali berisi cairan dan makanan dan lemas. Sebelumnya pasien
pernah mengalami keluhan yang sama 4 tahun yang lalu dan sempat dirawat.
Sensitif terhadap cahaya (-) , telinga berdenging (-), penurunan pendengaran (-),
pingsan (-), lemah separuh badan (-) demam (-), bicara pelo (-).
Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi disangkal, DM disangkal, Stroke disangkal,
kolesterol tinggi disangkal.
TD
: 150/100 mmhg
Nadi
: 62 x/menit
Suhu
: 36,3oC
RR
: 23x/menit
N VIII
: nistagmus +/+
Uji romberg
:+
Pemeriksaan penunjang :
Elektrolit
Natrium
: 114 mmol/L
Kalium
: 4,5 mmol/L
Clorida
: 90 mmol/L
H2TL
Hemoglobin
: 14,6 gr/dL
Hematokrit
: 42 %
Leukosit
: 7,9 ribu/uL
GDS
: 100
Diagnosa
Klinis
: Vertigo Perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Pengobatan :
IVFD RL + Neurosanbe 20gtt/m
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
Prognosis
Ad vitam
: ad bonam
Ad sanationum
: ad bonam
Ad fungsionum
: ad bonam
FOLLOW UP 1
Tanggal Pemeriksaan : 10 Oktober 2015
Nama
: Ny. Iya
Umur
: 56 Tahun
MRS
: 9 Oktober 2015
PH
:1
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 120/80mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Suhu
: 36,3C
RR
: 20 x/menit
Status Neurologi
Rangsang meningeal
GCS : E4V5M6
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugee
: -/-
: baik
: baik
: maseter dan temporal baik
: baik
: baik
: tidak dilakukan
: +/+
:-
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
Vertigo
: -/: -/-
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
Tonus Otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Berjalan
: normal
Telunjuk telunjuk
: baik
Telunjuk hidung
: baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:Romberg yang dipertajam : : Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
: Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/Klonus lutut -/Klonus kaki -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif :
Rasa Raba
Rasa Nyeri
Rasa Suhu
Propioseptif :
Rasa Getar
Rasa Gerak
Rasa Sikap
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
A
: baik
: baik
: baik
: baik
: Diagnosa
Klinis
: Vertigo perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
FOLLOW UP 1
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2016
Nama
: Ny. Iya
Umur
: 56 Tahun
MRS
: 25 April 2016
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/80mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36C
RR
: 20 x/menit
GCS : E4V5M6
Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq
: -/Laseque
: >70 / >70
Syaraf Kranial
N.I
:
Cavum nasi
Tes penghidu
N.II
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugee
: -/-
Pupil
Refleks cahaya
Refleks akomodasi
N.V
Motorik
Sensorik
Refleks
: baik
: baik
: maseter dan temporal baik
: baik
: baik
: tidak dilakukan
: +/+
:-
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
Vertigo
: -/: -/-
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Tonus Otot
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Berjalan
: normal
Telunjuk telunjuk
: baik
Telunjuk hidung
: baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:Romberg yang dipertajam : : Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/Klonus lutut -/Klonus kaki -/Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba
Rasa Nyeri
Rasa Suhu
Propioseptif :
Rasa Getar
Rasa Gerak
Rasa Sikap
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
A
: baik
: baik
: baik
: baik
: Diagnosa
Klinis
: Vertigo Perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
FOLLOW UP 2
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2016
Nama
: Ny. Iya
Umur
: 56 Tahun
MRS
: 25 April 2016
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/80mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36C
RR
: 20 x/menit
GCS : E4V5M6
Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq
: -/Laseque
: >70 / >70
Syaraf Kranial
N.I
:
Cavum nasi
Tes penghidu
N.II
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugee
: -/-
: baik
: baik
: maseter dan temporal baik
: baik
: baik
: tidak dilakukan
: +/+
:-
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
Vertigo
: -/: -/-
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Tonus Otot
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Berjalan
: normal
Telunjuk telunjuk
: baik
Telunjuk hidung
: baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:Romberg yang dipertajam : : Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
: Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/Klonus lutut -/Klonus kaki -/-
Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba
Rasa Nyeri
Rasa Suhu
Propioseptif :
Rasa Getar
Rasa Gerak
Rasa Sikap
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
A
: Diagnosa
: baik
: baik
: baik
: baik
Klinis
: Vertigo Perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
FOLLOW UP 3
Tanggal Pemeriksaan : 28 April 2016
Nama
: Ny. Iya
Umur
: 56 Tahun
MRS
: 25 April 2016
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
: 130/80mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36C
RR
: 20 x/menit
Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq
: -/Laseque
: >70 / >70
Syaraf Kranial
GCS : E4V5M6
N.I
Cavum nasi
Tes penghidu
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
N.II
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugee
: -/-
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
: baik
: baik
: maseter dan temporal baik
: baik
: baik
: tidak dilakukan
: +/+
:-
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
Vertigo
: -/: -/-
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Tonus Otot
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Berjalan
: normal
Telunjuk telunjuk
: baik
Telunjuk hidung
: baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:Romberg yang dipertajam : : Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
: Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/Klonus lutut -/Klonus kaki -/-
Sensibilitas :
Eksteroseptif :
Rasa Raba
Rasa Nyeri
Rasa Suhu
Propioseptif :
Rasa Getar
Rasa Gerak
Rasa Sikap
Vegetatif :
Miksi
Defekasi
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
A
: baik
: baik
: baik
: baik
: Diagnosa
Klinis
: Vertigo Perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
FOLLOW UP 4
Tanggal Pemeriksaan : 29 April 2016
Nama
: Ny. Iya
Umur
: 56 Tahun
MRS
: 25 April 2016
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
GCS : E4V5M6
Tekanan darah
: 130/80mmHg
Nadi
: 88x/menit
Suhu
: 36C
RR
: 20 x/menit
Status Neurologi
Rangsang meningeal
Kaku kuduk : Brudzinski I : -/Brudzinski II : -/Kerniq
: -/Laseque
: >70 / >70
Syaraf Kranial
N.I
:
Cavum nasi
Tes penghidu
N.II
Visus kasar
Lihat warna
Lapang pandang
Funduscopy
: lapang/lapang
: normosmia/normosmia
: 6/6
: baik
: baik
: tidak dilakukan
N.III, IV, VI :
Sikap bola mata
: Simetris
Ptosis
: -/-
Strabismus
: -/-
Enoftalmus
: -/-
Eksoftalmus
: -/-
Diplopia
: -/-
Deviasi konjugee
: -/-
Mengigit
: Rasa nyeri
Rasa raba
Rasa suhu
: Refleks kornea
Refleks maseter
Sensorik
Refleks
N.VII
Sikap wajah
Mimik
: Biasa
Angkat alis
: +/+
Kerut dahi
: +/+
Kembung pipi
: +/+
Lagoftalmus
: -/-
Menyeringai
: -/-
N. VIII
Nistagmus
Vertigo
: -/: -/-
Tes berbisik
: Baik
Gesekan jari
: +/+
Tes rinne
: +/+
Tes weber
Tes swabach
N. IX, X
Arkus faring
: Simetris
Palatum molle
: Intak
Uvula
: Di tengah
Disartria
:-
Disfagia
:-
Disfonia
:-
:+
N. XI
Angkat bahu
: normal
Menoleh
: normal
N. XII
Sikap lidah
: ditengah
:-
Fasikulasi
:-
Tremor
:-
Julur lidah
: Baik / Baik
Motorik
Derajat kekuatan otot
: Kanan
Kiri
5555
5555
5555
5555
Tonus Otot
Trofi otot
: Eutrofi
:-
Koordinasi
Statis
Dinamis
Fisiologis
Duduk
: normal
Berdiri
: normal
Berjalan
: normal
Telunjuk telunjuk
: baik
Telunjuk hidung
: baik
Tumit lutut
: baik
Test Romberg
:Romberg yang dipertajam : : Biceps ++/++
Triceps ++/++
KPR ++/++
APR ++/++
Patologis
: Babinski -/Chaddock -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Rossolimo -/Mendel bechtrew -/Hoffman trommer -/-
: baik
: baik
Fungsi Luhur :
Memori
Bahasa
Kognitif
Emosi
A
: baik
: baik
: baik
: baik
: Diagnosa
Klinis
: Vertigo Perifer
Topis
: sistem vestibular
Etiologis
: BPPV
Diagnosis banding
Betahistin mesilat 3 x 8 mg PO
Sucralfat syr 3 x 1C PO
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyudi Kupiya Timbul. Vertigo. Jakarta: Medical Department, PT. Kalbe Farma
Tbk. CDK-198/vol.39 no.10,2012
and