Professional Documents
Culture Documents
), rapat
massa zat cair (), dan diameter pipa (D). Pada aliran tak mampu mampat biasanya
diambil asumsi kerapatan, viskositas dan temperatur tidak mengalami perubahan
sehingga berat spesifiknya konstan. saat lapisan-lapisan fluida berusaha menggeser satu
dengan lainnya atau sifat dari zal cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergera mengalir.
A. Viskositas
Viskositas kinematis merupakan perbandingan antara koefisien viskositas
(viskositas dinamis) dengan densitas. Viskositas disebabkan karena kohesi antara
partikel-partikel zat cair.
B. Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas dihasilkan dari prinsip kekekalan massa. Untuk aliran
mantap massa fluida yang melalui semua bagian dalam arus fluida persatuan waktu
adalah Sama. Untuk pipa bercabang, berdasarkan persamaan kontinuitas debit aliran
yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang meninggalkan titik tersebut.
Persamaan kontinuitas untuk pipa bercabang adalah:
V1 A1 = V2 A2 = V3 A3 =. . .=Vn An...................................(1.1.)
Dimana:
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan rata-rata arus aliran (m/s)
C. Bilangan Reynolds
Untuk diameter dan panjang pipa tertentu, kerugian tekanan di dalam pipa
disebabkan adanya efek gesekan sebagai fungsi bilangan Reynolds (Nurcholis, 2008).
Angka Reynolds mempunyai bentuk seperti:
NRe
D. .
..................................................(1.2.)
Dimana:
V = kecepatan rata-rata arus aliran (m/s)
H = head losses
Hf = mayor losses
Hm= minor losses
Kerugian mayor (mayor losses) adalah kehilangan tekanan akibat gesekan aliran
fluida pada sistem aliran dengan luas penampang tetap atau konstan. Aliran fluida yang
melalui pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal ini disebabkan oleh gesekan
yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa atau perubahan kecepatan yang dialami
oleh fluida. Kerugian head akibat dari gesekan dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan Darcy Weisbach.
Kerugian minor adalah kehilangan tekanan akibat gesekan yang terjadi pada
katup-katup, sambungan Tee, sambungan belokan, dan pada luas penampang yang tidak
konstan. Pada aliran yang melewati belokan dan katup head loss minor yang terjadi
dapat dihitung dengan rumusan Darcy Weisbach (Zainudin dkk, 2012).
Macam-macam fitting yaitu :
1. Elbow
Elbow adalah pas pipa dipasang antara dua batang pipa atau tubing untuk
memungkinkan perubahan arah, biasanya 90o atau 45o sudut , meskipun 22,5 o siku juga
dibuat.
2. Coupling
Sebuah kopling menghubungkan dua pipa satu sama lain. Jika ukuran pipa tidak
sama, dapat menggunakan coupling untuk mengurangi atau sebagai peredam atau
adaptor.
3. Union
Sebuah union ini mirip dengan kopling, kecuali itu dirancang untuk
memungkinkan pemutusan cepat dan nyaman dari pipa untuk pemeliharaan atau
penggantian perlengkapan.
4. Reducer
Sebuah peredam memungkinkan untuk perubahan dalam ukuran pipa untuk
memenuhi hidrolik persyaratan aliran sistem, atau untuk beradaptasi dengan pipa yang
ada dari ukuran yang berbeda. Reducer biasanya konsentris tapi reducer eksentrik
digunakan ketika diperlukan untuk mempertahankan tingkat atas atau bawah dari pipa
yang sama.
5. Tee
Sebuah tee adalah pas pipa yang paling umum. Hal ini digunakan untuk
menggabungkan atau membagi aliran fluida. Ini adalah jenis pipa fitting yang berbentuk
T memiliki dua outlet, pada 90o untuk koneksi ke jalur utama. Sebuah tee digunakan
untuk menghubungkan pipa diameter yang berbeda atau untuk mengubah arah pipa
berjalan.
6. Lintas
Fitting lintas juga disebut Fitting 4-arah. Jika garis cabang melewati sepenuhnya
melalui tee, pas menjadi salib. Sebuah salib memiliki satu inlet dan tiga gerai, atau
sebaliknya (wikipedia.org).
2. Globe valve, atau penutup bulat banyak digunakan untuk mengontrol aliran.
Pembukaan yang meningkat hampir linear dengan posisi stem, dan digunakan untuk
seluruh disk. Cairan melewati pembukaan terbatas dan perubahan arah beberapa kali,
seperti dapat dilihat dengan memvisualisasikan aliran melalui katup. Sebagai
hasilnya penurunan tekanan dalam jenis katup besar.
3. Plug cocks dan Ball valve, untuk suhu di bawah 250oC, kran konektor logam
berguna dalam proses kimia, seperti dalam keran laboratorium, seperempat putaran
uap mengambil katup dari sepenuhnya tertutup, dan terbuka penuh saluran akan
membesar sesuai dengan pipa bagian dalam dan tekanan menurun secara minimal.
Dalam ball valve sealnya berbentuk bulat dan masalah keselarasan dan freezing
seal kurang dibandingkan plug valve.
4. Check valve hanya dapat mengalir dengan satu arah saja. Katup terbuka oleh tekanan
dari fluida sesuai arah yang dikehendaki, jika aliran berhenti atau cenderung
berbalik. Maka katup akan secara otomatis tertutup dengan adanya gravitasi atau
dengan tekanan pegas ke lempengannya.
Sudden contraction adalah bentuk saluran terkontraksi secara tiba-tiba dari daerah
upstream menuju downstream. Penyempitan secara tiba-tiba ini akan mengakibatkan
penurunan tekan dan terjadinya secondary flow. Pada pipa sudden contraction, aliran
fluida mengalami efek nozzle akibat penyempitan penampang secara tiba-tiba yang
dialami oleh pipa. Akibat efek dari nozzle ini adalah aliran mengalami penurunan dan
diiringi dengan peningkatan laju dari aliran fluida (Nugroho,dkk., 2014).
Sudden enlargement berarti area dari pipa membesar secara tiba-tiba sepanjang
pipa. Kecepatan downstream akan lebih rendah dibandingkan kecepatan upsteream
(Satish, 2013).
1.3. Variabel Percobaan
A.
Variabel Tetap.
Jenis fluida
B.
: air
Variabel Berubah.
Debit air (cm3/s)
Instrumen AFF
Stopwatch
Penggaris
B.
Air (H2O)
bahwa
perbedaan
tekanan
pada tabung
manometer
menunjukkan nol dan tidak ada udara yang terjebak pada tabung manometer,
dengan jalan memanipulasi bukaan globe valve II sampai
globe valve II
tertutup penuh
Menutup gate valve
B.
Keterangan gambar:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N.
Flow meter
Fitting
Globe valve
Fitting
Pipa elbow 90
Wide pattern return bend
Pipa kontraksi
Pipa ekspansi
Pipa enlargement
Pipa sudden contraction
Long sweep elbow 90
Pipa lurus
Gate valve
Manometer pipa U no.1 1
2
5100,93
60
Debit
(cm3/s)
85,0155
2,8
7141,302
60
119,0217
3,3
8416,534
60
140,2755
3,6
9181,674
60
153,0279
3,8
9691,767
60
161,5294
1
3
3
3
2
0,
0,
0,4
0,4 0,2 0,2 0,2
1
2
0,
0,
119,0217 1
0,4
0,4 0,2 0,2 0,2
1
2
0,
0,
0,4
0,5 0,2 0,2 0,2
1
2
0, 0,4
0,
R rata-rata
0,4
0,2 0,2 0,2
1
3
2
0,
0,
0,3
0,4 0,2 0,2 0,2
1
1
0,
0,
140,2755 1
0,3
0,4 0,2 0,1 0,1
1
1
0,
0,
0,3
0,4 0,1 0,1 0,1
1
1
0,
0,1 0,1 0,1
0,
R rata-rata
0,3
0,4
1
6
3
3
1
0,
0,
0,1
0,5 0,2 0,1 0,3
1
1
0,
0,
153,0279 2
0,1
0,5 0,2 0,1 0,3
1
1
0,
0,
0,2
0,4 0,2 0,1 0,4
1
1
0, 0,4
0,
R rata-rata
0,1
0,2 0,1 0,3
1
6
1
R10
R11
R12
0,2
0,2
0,2
0,3
0,2
0,2
0,4
0,2
0,2
0,3
0,2
0,2
1,3
0,3
0,1
0,4
0,2
0,1
0,4
0,2
0,1
0,4
0,2
3
0,1
0,2
0,2
0,1
0,3
0,1
0,1
0,4
0,1
0,1
0,3
0,1
3
0,1
0,2
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
3
0,2
0,1
161,529
4
R rata-rata
0,2
0,2
0,2
0,2
0,
1
0,
1
0,
1
0,
1
0,4
0,2
0,1
0,1
0,4
0,2
0,1
0,1
0,4
0,2
0,1
0,2
0,4
0,2
0,1
0,1
3
0,
1
0,
1
0,
1
0,
1
0,4
0,2
0,1
0,3
0,2
0,1
0,2
0,1
0,1
0,3
0,1
3
0,1
0,04666
140,2755
0,05499
153,0279
0,05999
161,5294
0,06333
Debit
(cm3/s)
85,0155
hc1
hc2
hv
hf
Hf
(J/kg)
(J/kg)
0,06979254
(J/kg)
0,02242307
(J/kg)
0,10709623
(J/kg)
0,02945146
0,011589451 2
0,065571511
vp (m/s)
119,0217
140,2755
153,0279
161,5294
0,14993473
0,04123205
0,01889108
0,13679338
4
0,17670869
2
0,04859489
8
0,02422816
2
0,19000999
0,04394923
2
0,17851824
9
0,19277322
2
0,05301263
7
0,02771607
2
0,22612783
0,06104676
0,07265076
8
0,21245169
8
0,05595776
3
0,03016032
7
0,08094725
6
0,23671300
0,20348279 7
7
0,25195092
Tabel 1.4. Data perhitungan head loss pada aliran berdasarkan debit
0,12852016
1.9. Grafik
0.3
0.25
0.2
hv
0.15
0.1
0.05
0
80.00
Grafik 1.1. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat valve (hv)
0.1
0.08
0.06
hf
0.04
0.02
0
80.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.2. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat fittings (hf)
0.25
0.2
0.15
Hf
0.1
0.05
0
80.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.3. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss at straight pipe (Hf)
0.08
0.06
hc
0.04
0.02
0
80.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.4. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat sudden contraction loss dan
contraction loss (hc)
0.03
0.02
0.02
hex
0.01
0.01
0
80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00 150.00 160.00 170.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.5. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat sudden enlargement loss dan
enlargement loss (hex)
0
0
0
0
hv gate
0
0
0
0
0
80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00 150.00 160.00 170.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.6. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat valve (hv) gate
0.3
0.25
0.2
hv globe
0.15
0.1
0.05
0
80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00 150.00 160.00 170.00
Debit (cm3/s)
Grafik 1.7. Grafik hubungan antara debit (Q) dan head loss akibat valve (hv) globe
1.10. Pembahasan
Pada grafik 1.1. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
akibat valve adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana head
loss pada pipa lurus semakin besar dengan bertambahnya laju alir.
Pada grafik 1.2. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
akibat fitting adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana
semakin tinggi nilai head loss maka semakin tinggi pula nilai debit.
Pada grafik 1.3. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss at
straight pipe adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana
semakin besar laju alir maka head loss pada pipa enlargement semakin besar
pula.
Pada grafik 1.4. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
sudden contraction adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana
semakin besar laju alir maka head loss pada pipa kontraksi semakin besar pula.
Pada grafik 1.5. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
akibat sudden enlargement loss adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan
teori dimana semakin besar laju alir maka head loss pada pipa ekspansi
semakin besar pula.
Pada grafik 1.6. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
akibat gate valve adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana
semakin besar laju alir maka head loss pada valve (hv) gate semakin besar
pula.
Pada grafik 1.7. menunjukkan bahwa hubungan antara debit dan head loss
akibat globe valve adalah berbanding lurus, hal ini sesuai dengan teori dimana
semakin besar laju alir maka head loss pada valve (hv) glove semakin besar
pula.
1.11.Kesimpulan
Kecepatan alir fluida didapatkan sebesar 0,0333 cm/s pada debit 85,02 cm3/s,
0,119,02 cm/s pada debit 0,0467 cm3/s, 144,53 cm/s pada debit 0,0567 cm3/s,
153,03 cm/s pada debit 0,06 cm3/s, dan 161,53 cm/s pada debit 0,0633 cm3/s.
Head loss paling besar terjadi pada bagian globe valve dengan head loss
sebesar 0,06881 dan head loss paling kecil terjadi pada bagian pipa ekspansi
dengan head loss sebesar 0.00092 J/kg. Head loss diukur pada elbow (belokan),
fitting, valve dan pada berbagai macam pipa. Kehilangan head loss terbesar
terjadi pada debit sebesar 85,02 cm3/dt dengan total friksi sebesar 0,19488
maka disimpulkan semakin besar debit aliran maka semakin besar friksi yang
di dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christie J. 1997. Transport Processes and Unit Operations. University of
Minnesota.
Mc.Cabe. Warrent, dkk. 1993. Unit Operations od Chemical Engineering. New York.
Didit, Yanuar. 2014. Koefisien Gesek Pada Rangkaian Pipa Dengan Variasi Diameter
dan Kekasaran Pipa. Universitas Gunadarma:Depok
Nugroho, Hijrah Anjar., dkk. 2014. Kajian Fenomena Separasi pada Pipa Sudden
Contraction dengan Kontraksi Rasio 5:3. Universitas Diponegoro:Semarang
Nurcholis, Lutfi. 2008. Perhitungan Laju Aliran Fluida Pada Jaringan Pipa. Unismus
Satish, G., dkk. 2013. Comparison of Analysis of A Sudden And Gradual Change of
Pipe Diameter Using Fluent Spftware. Shri Vishnu Engineering College:India
Zainuddin, dkk. 2014. Analisa Pengaruh Variasi Sudut Sambungan Belokan Terhadap
Head Losses Aliran Pipa. Universitas Mataram.