You are on page 1of 16

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERAWATAN

AKTUATOR
Dosen Pembimbing: Ir. In Jumanda, MT

Pelaksanaan Praktikum
Penyerahan Laporan

: 21 Maret 2016
: 29 Maret 2016

Kelompok / Kelas : III / 2A-TKPB


Nama

: 1. Dahliana Alami

NIM. 141424008

2. Desi Bentang Widiyanti NIM. 141424009


3. Dini Oktavianti Putri

NIM. 141424010

4. Gian Mardiansyah

NIM. 141424015

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Proses fisika dan kimia dalam peralatan industry dikendalikan oleh


peralatan pengendali. Definisi untuk elemen pengendali akhir actuator
adalah suatu tranducer yang berfungsi menterjemahkan sinyal pengendali
dalam satuan level/energy/daya dan sebagainya dari sinyal pneumatic ke
dalam aksi mekanik (mechanical action) atau tindakan koreksi melalui
pengaturan variable pengendali / variable termanipulasi dalam suatu
proses. Elemen pengendali akhir terdiri dari dua bagian, yaitu actuator
dan elemen regulasi. Jadi actuator adalah bagian dari unit pengendali
akhir.
1.2

Tujuan

Mengetahui cara kerja actuator, baik aktuator pneumatik, hidraulik,

mekanik
Mengetahui fungsi dari komponen aktuator
Mengetahui bagian-bagian yang mudah rusak/aus dari actuator
Dapat membongkar dan memasang kembali peralatan dengan

benar bagian-bagian dari komponen aktuator seperti semula


Dapat
menggambar
dengan
benar
gambar
potongan/irisan/penampang dari aktuator sesuai standar ISO

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan
atau mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan
dengan

menggunakan

lengan

mekanis

yang

biasanya

digerakkan

oleh motor listrik, yang dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang
terprogram di antaranya mikrokontroler.
Aktuator adalah elemen yang mengkonversikan besaran listrik
analog menjadi besaran lainnya

misalnya

kecepatan putaran dan

merupakan perangkat elektromagnetik yang menghasilkan daya gerakan


sehingga dapat menghasilkan gerakan pada robot. Untuk meningkatkan
tenaga mekanik aktuator ini dapat dipasang sistem gearbox. Aktuator
dapat melakukan hal tertentu setelah mendapat perintah dari kontroller.
Misalnya pada suatu robot pencari cahaya, jika terdapat cahaya, maka
sensor akan memberikan informasi pada kontroller yang kemudian akan
memerintah pada aktuator untuk bergerak mendekati arah sumber
cahaya. Fungsi utama dari sebuah aktuator adalah menghasilkan gerakan
baik gerakan linear, maupun gerakan non linear.
Aktuator dapat dibedakan berdasarkan tenaga penggeraknya antara
lain:
1. Aktuator tenaga Elektris
Aktuator tenaga

Elektris

yaitu

jenis

aktuator

yang

penggeraknya adalah sistem Elektrik/ menggunakan tenaga listrik.


Beberapa komponen diantaranya adalah Solenoid, Motor DC,dll.
Aktuator jenis ini menjadi pilihan karena implementasinya relatif
mudah. Namun hanya untuk tenaga menengah kebawah.
2. Aktuator tenaga Hidrolik

Aktuator

tenaga

Hidrolikyaitu

jenis

aktuator

yang

penggeraknya adalah Hidrolik/cairan. Aktuator ini digunakan untuk


memenuhi kebutuhan akan Torsi dan tenaga yang besar. Contohnya
adalah Silinder hidrolik.

Kelebihan dari aktuator tenaga hidrolik, diantaranya:


a.
b.
c.
d.
e.
f.

Fluida hidrolik bisa sebagai pelumas dan pendingin.


Dengan ukuran kecil dapat menghasilkan gaya/torsi besar
Mempunyai kecepatan tanggapan yang tinggi
Dapat dioperasikan pada keadaan yang terputus-putus
Kebocoran rendah
Fleksibel dalam desain

3. Aktuator tenaga Pneumatik


Aktuator

tenaga

Pneumatik

penggeraknya

adalah

sistem

yaitu

jenis

pneumatik.

aktuator

Sistem

yang

pneumatik

merupakan sistem kontrol yang penggeraknya berasal dari udara


yang dimampatkan.
Aktuator pneumatic adalah aktuator yang memanfaatkan
udara bertekanan menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan
udara bertekanan pada sisi permukaan piston sesuai dengan gerak
pistonnyaJuga menghasilkan tenaga gerak yang besar. Namun
memiliki kelemahan dalam hal implementasi dan konstruksi karena
membutuhkan komponen yang besar
Aktuator pneumatik gerak lurus dibedakan menjadi 2:
a. Silinder Kerja Tunggal
Dengan memberikan udara

bertekanan

pada

satu

sisi

permukaan piston, sisi yang lain terbuka ke atmosfir. Silinder hanya


bisa memberikan gaya kerja ke satu arah. Gerakan piston kembali
masuk diberikan oleh gaya pegas yang ada didalam silinder
direncanakan hanya untuk mengembalikan silinder pada posisi awal

dengan alasan agar kecepatan kembali tinggi pada kondisi tanpa


beban.

Gambar 1. Silinder Kerja Tunggal (sumber:www.)


b. Silinder Kerja Ganda
Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder
kerja tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. Silinder
kerja ganda mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran
pembuangan). Silinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya,
piston dengan seal, batang piston, bantalan, ring pengikis dan
bagian penyambungan.
Dengan

memberikan

udara

bertekanan

pada

satu

sisi

permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah


mundur) terbuka ke atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi
permukaan piston tersebut sehingga batang piston akan terdorong
keluar sampai mencapai posisi maksimum dan berhenti. Gerakan
silinder kembali masuk, diberikan oleh gaya pada sisi permukaan
batang piston (arah mundur) dan sisi permukaan piston (arah maju)
udaranya terbuka ke atmosfir.

Gambar 2. Silinder Kerja Ganda (sumber:)

Jika silinder harus menggerakkan massa yang besar, maka


dipasang peredam di akhir langkah untuk mencegah benturan keras
dan kerusakan silinder.

Gambar 3. Silinder dengan Peredam di Akhir Langkah

Aktuator pada Pneumatik Valve


Gambar berikut contoh dari sebuah actuator control valve:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Upper Diaphragm Case


Lower Diaphragm Case
Diaphragm
Spring.
Yoke
Travel Indicator
Actuator Stem
Signal Air Pressure

Gambar 4. Aktuator Pneumatik valve


Prinsip kerja actuator

tekanan sinyal pneumatic yang terakumulasi

didalam ruang (diaphragm dan diaphragm case) menimbulkan gaya yang


bekerja melawan pegas sehinga akan menggerakkan bagian stem untuk
bergerak membuka atau menutup body valve. Karena konstruksinya,
body valve akan menjadi terbuka dengan turunnya stem dan ada pula
yang menjadi tertutup dengan turunnya stem.
Karakteristik motor pneumatik:
Pengaturan kecepatan dan momen putar yang halus.

Dimensinya kecil, dan ringan.


Aman pada pembebanan lebih.
Tidak peka terhadap debu, air, panas, dingin.
Tidak akan meledak (aman terhadap ledakan).
Biaya pemeliharaan yang ringan.
Arah putaran mudah dikendalikan.
Daerah kecepatan yang bisa diatur.
Tabel 1. Beberapa elemen regulasi dan penggeraknya
No.
Elemen Regulasi
1.
Valve
2.
Pemanas Listrik
3.
Pompa
4.
Perpindahan
Control Valve
Control

Valve

adalah

Penggerak
Pneumatik. Elektrik, hidrolik
SCR, tiristor
Motor, inverter
Pneumatik, elektrik, hidrolik
rangkaian valve yang

berfungsi

sebagai

pengontrol aliran atau tekanan fluida. Rangkaian ini terdiri dari 2 bagian
utama yaitu: valve body dan actuator.
dari

sebuah

pengatur

Actuator menerima sinyal input

(controller),

dan

memberikan

reaksi

membuka/menutup valve sesuai sinyal tersebut.


Hal yang penting untuk diketahui adalah kondisi fail-safe untuk
setiap

rangkaian control

valve. Fail-safe

mode adalah

kondisi

ketika

rangkaian control valve kehilangan sumber dayanya (misalnya: angin


dari compressor). Penentuan fail-safe mode ini harus disesuaikan dengan
kebutuhan operasi untuk mencegah kecelakaan pekerja dan kerusakan
fasilitas.
Ada 2 (dua) kondisi fail-safe mode, yaitu:

Normally Open (NO) = Air to Close (ATC)


Jika actuator kehilangan

tekanan,

pegas

mendorong

pegas

mendorong

sehingga valve terbuka.

Normally Close (NC) = Air to Open (ATO)


Jika actuator kehilangan
sehingga valve tertutup.

tekanan,

Kondisi fail-safe mode biasanya ditentukan oleh posisi actuator, meski


pada jenis valve ball dan butterfly, juga dapat diatur dari posisivalve.
Masalah Pada Valve (Katup)
a. Kerusakan Fisik
Pemeriksaan fisik sangat penting karena valve yang tidak
bekerja

dengan

baik

kemungkinan

disebabkan

oleh

adanya

kerusakan fisik.
b. Passing / Kebocoran
Kebocoran dapat terjadi karena posisi dosc yang berubah
terhadap seat/tidak tepat. Kebocoran cairan juga disebabkan oleh
timbulnya kerak pada bagian utama valve, perawatannya yaitu
dengan membersihkan steam, disc dan seat.
c. Valve Lack
Bagian yang sering terjadi lack adalah packing gland. Hal ini
dapat diatasi dengan mengencangkan gland nut. Kemudian setelah
dikencangkan jika kerusakan terjadi maka periksalah hand well
karena sering terjadi gesekan antara packing dan steam yang
mengakibatkan hand well susah untuk digerakkan.
d. Pemberian Pelumas
Untuk menjaga ketahanan valve pemberian pelumas pada
steam sangat penting.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat bantu dan bahan yang diperlukan


1
2
3
4
5
6
7
8

Kunci pipa, kunci pas dan kunci shock


Bahan pelumas, oli dan stempet
Bahan cairan pembersih, minyak tanah atau solar
Amplas dan sikat
Flens dan pipa udara tekan
Kompresor
Sambungan kabel listrik
Pompa torak dan pipa tekan hidraulik

3.2 Prosedur kerja


o Membongkar actuator
a Membuka baut pada piring plat penutup diafragma actuator
dengan kunci pas/shock (cara membuka baut harus
bersilangan)
b Letakkan baut, plat, pegas, dan seterusnya secara berurutan,
supaya tidak salah urutannya diatas kain/kertas
c Membuka baut yang menghubungkan body katup dengan
bagian diatasnya, supaya semua bagian actuator kelihatan
d Membersihkan komponen-komponen yang kotor/berkarat
dengan minyak/ampelas , ganti atau catat kalu ada komponen
yang rusak
o Memasang kembali actuator
a Memasang kembali baut yang menghubungkan body katup
dengan bagian diatasnya
b Memasang kembali baut pada piring plat penutup diafragma
actuator
o Bersihkan alat-alat yang dipakai dan kembalikan ke tempat semula
dengan rapi

BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 DATA PENGAMATAN


Gambar

Keterangan
Proses pembukaan baut pada piring
plat penutup aktuator bagian atas

yang

dibuka

menggunakan

satu

persatu

kunci/shock

sesuai

ukuran baut yang terpasang (cara


membuka

baut

dilakukan

bersilangan). Lalu baut, plat, pegas,


dan seterusnya diletakan/dirapihkan
secara berurutan, supaya tidak salah
urutannya saat pemasangan aktuator
kembali.
Salah
satu
aktuator
apabila

komponen

adalah
dibuka

pegas
dapat

didalam
sehingga
memental

keatas, maka dari itu digunakan alat


untuk menahan tutup aktuator agar
saat membuka baut terakhir tutup
aktuator tidak memental keatas
Pembongkaran

bagian

dalam

aktuator,

diamatai

bagian

bagian

aktuator

setelah

tutup

yaitu

diafragma, lalu pegas yang terdiri


dari 6 buah.

Saat

percobaan

pembersihan

dan

dilakukan
pengecekan,

apakah komponen komponen dalam


aktuator masih dalam keadaan baik
atau tidak jika sudah korosi sebaiknya
diganti.

Pembonglkaran

dan

komponen-komponen

pembersihan
pada

bagian

dalam aktuator

Bagian ini merupakan salah satu


bagian yang terpenting dari actuator
karena

jika

terjadi

kerusakan

outputnya tidak sesuai dengan yang


diharapkan,
Perawatannya bisa dilakukan dengan
pemberian minyak pelumas.

Sambungan

flange

antara

bagian

atas dan bawah harus selalu di cek,


karena

seringkali

mengalami

terjadi

bautnya

kelonggaran

akibat

tekanan yang terlalu besar.

Pemasangan

seluruh

aktuator kembali

komponen

BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

5.1

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan terhadap aktuator


pengendali dan mengenai perawatan alat tersebut. Pengamatan dilakukan
terhadap aktuator pneumatik. Tujuan dari praktikum ini juga yaitu
dapatmembongkar dan memasang kembali actuator, pembongkaran dan
pemasangan dibantu dengan menggunakan kunci sesuai ukuran baut
yang terpasang.
Aktuator

berfungsi

untuk

mengubah

sinyal

kendali

menjadi

pengaturan fisik untuk pengendalian variabel proses. Prinsip kerja alat ini
yaitu dengan memberikan udara bertekanan pada satu sisi permukaan
piston (arah maju) , sedangkan sisi yang lain (arah mundur) terbuka ke
atmosfir, maka gaya diberikan pada sisi permukaan piston tersebut
sehingga batang piston akan terdorong keluar sampai mencapai posisi
maksimum dan berhenti. Gerakan silinder kembali masuk, diberikan oleh
gaya pada sisi permukaan batang piston (arah mundur) dan sisi
permukaan piston (arah maju) udaranya terbuka ke atmosfir.
Pertama

yang

dilakukan

adalah

membongkar

bagian-bagian

aktuator sampai menjadi bagian bagian kecil, diamati komponen apa saja
yang menyusun aktuator dan komponen apa saja yang perlu diganti atau
mengalami kerusakan selanjutnya dilakukan perawatan terhadap aktuator
tersebut. Dalam aktuator pneumatik terdapat pegas, dimana pada saat
praktikan membongkar bagian penutup aktuator memiliki kesulitan
dikarenakan tekanan dari pegas tersebut dapat menyebabkan tutup
memental

saat

dibongkar.

Untuk

meminimalisir

kesulitan

tersebut

praktikan menggunakan penahan/dongkrak agar pegas dalam aktuator


tidak memberikan tekanan tinggi. Selain itu kesulitan dalam membongkar
alat adalah karat yang menempel pada murmur, sehingga dapat
menyuilitkan praktikan untuk membukanya. Pada sambungan flange

antara bagian atas dan bawah harus selalu di cek, karena seringkali
terjadi bautnya mengalami kelonggaran akibat tekanan yang terlalu besar.
Perawatan alat ini secara umum terdiri dari memperbaiki, mencari
gangguan, pembersihan dan pemasangan komponen. Setiap memasang
komponen alat ini harus dijaga kebersihannya dan praktikan menjaga
keamanan dengan menggunakan sarung tangan saat pembongkaran dan
pemasangan, praktikan juga dianjurkan memakai masker agar debu atau
komponen berbahaya pada alat tidak terhirup langsung. Pada saat
pembongkaran komponen disusun rapi agar saat pemasangan tidak salah
urutannnya dan juga praktikan diharuskan agar memastikan ketika
memasang kembali komponen tidak ada partikel metal atau partikel yang
tidak dibutuhkan yang masuk kedalam sistem yang dapat mengganggu
kinerja aktuator. Selanjutnya perlu diperhatikan baut-baut pada aktutor
pneumatik ini banyak yang aus sehingga di beri pelumas.

5.2
Kesimpulan
o Aktuator pneumatic adalah aktuator yang memanfaatkan udara bert
ekanan menjadi gerakan mekanik, dengan prinsip udara bertekanan
pada satu sisi permukaan piston (arah maju) , sedangkan sisi yang
lain (arah mundur) terbuka ke atmosfir.
o Perawatan aktuator pneumatik secara
pembongkaran,
pembersihan,

pengamatan
pemberian

komponen

pelumas

umum

terdiri

penyusun

terhadap

baut

dari

aktuator,
yang

aus,

penggantian alat yang rusak, dan pemasangan alat kembali.

5.3
Saran
Alat selalu di cek dan dirawat.
Sediakan bahan-bahan untuk perawatan alat seperti pelumas dan

pembersih.
Alat-alat bantu untuk membongkar dan menyusun alat disimpan

ditempan aman dan rapih agar tidak hilang dan mudah mencari.
Lengkapi dan perbaharui perlengkapan penunjang yang ada di lab.

DAFTAR PUSTAKA
Handojo, Lienda. 1995. Teknologi Kimia Bagian Satu. Jakarta: Pradnya
Paramita.www.yahoo.com.
Suwarno, Kika dkk. 2011. Aktuator, Gate Valve, dan Steam trap. Politeknik
Negeri Bandung.

You might also like