You are on page 1of 10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1

Good Corporate Governance


Definisi Good Corporate Governance
Menurut

Governance

Nasution

dan

merupakan

Setiawan

konsep

(2007),

yang

peningkatan kinerja perusahaan

Corporate

diajukan

demi

melalui supervise atau

monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas


manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada
kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan
demi

tercapainya

pengelolaan

perusahaan

yang

lebih

transparan bagi semua pengguna laporan keuangan.


Menurut OECD (Organization for economic Co-operation
and Development) mendefinisikan Corporate Governance
sebagai berikut:
Corporate Governance is the system by which business
corporations are directed and controlled. The corporate
governance structure specifies the distribution of rights and
responsibilities

among

different

participants

in

the

corporation, such as, the board managers, shareholders and


other stakeholders, and spells out the rules and procedures
for making decisions on corporate affairs. By doing this it also
provides the structure through which the company objectives
are set, and the means of attaining those objectives and
monitoring performance.
Definisi
tersebut
menjelaskan

bahwa

corporate

governance sebagai sekumpulan hubungan antara pihak


manajemen perusahaan, board dan pemegang saham, dan
pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.
Corporate Governance juga mengisyaratkan adanya struktur,
perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas
kinerja. Corporate Governance yang baik dapat memberikan
perangsang

atau

insentif

yang

baik

bagi

board

dan

manajemen

untuk

mencapai

tujuan

yang

merupakan

kepentingan perusahaan atau pemegang saham dan harus


menfasilitasi pemonitoran yang efektif, sehingga mendorong
perusahaan untuk menggunakan sumber daya dengan lebih
efisien.
Tata

kelola

perusahaan

adalah

suatu

subjek

yang

memiliki banyak aspek. Salah satu topik utama dalam tata


kelola perusahaan adalah menyangkut masalah akuntabilitas
dan

tanggungjawab

mandat,

khususnya

implementasi

pedoman serta mekanisme untuk memastikan perilaku yang


baik dan melindungi kepentingan pemegang saham.
2.1.2

Tujuan Good Corporate Governance


Tujuan diterapkannya Good Corporate

Governance

menurut Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG)


adalah sebagai berikut:
a. Mendorong

terciptanya

responsibility,

transparansi,

independensi,

serta

akuntabilitas,

kesetaraan

dan

kewajaran.
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing
- masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi
dan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris
dan anggota Direksi agar dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang
tinggi dan kepatuahn terhadap peraturan perundangundangan.
d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab
social perushaan terhadap masyarakat dan kelestarian
lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham
dengan

tetap

memperhatikan

pemangku

kepentingan

lainnya.
f. Meningkatkan daya asing perusahaan secara nasional
maupun

internasional,

sehingga

meningkatkan

kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi


dan

pertumbuhan

ekonomi

nasional

yang

berkesinambaungan.
Dengan demikian, penerapan pelaksanaan prinsip Good
Corporate

Governance

secara

optimal

akan

mampu

mendorong peningkatan kinerja perusahaan yang ada, dan


pada gilirannya memberikan value creation semua pihak
yang terkait dengan perusahaan.
2.1.3

Manfaat Good Corporate Governance


Menurut Siswanto Sutojo dan E. Jhon Aldridge (2005)

Good Corporate Governance mempunyai lima tujuan utama,


adalah sebagai berikut:
a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham.
b. Melindungi

hak

dan

kepentingan

para

anggota

The

Stakeholders non pemegan saham.


c. Meningkatakan nilai perusahaan dan pemegang saham.
d. Meningkatkan
Pengurus

efisiensi

atau

Board

dan
of

efektivitas
Directors

kerja

dan

Dewan

manajemen

perusahaan, dan
e. Meningkatakan mutu hubungan Board of Directors dengan
manajemen senior perusahaan.
Kelima

tujuan

utama

GCG

menunjukan

isyarat

bagaimana pentingnya hubungan antara pihak - pihak yang


mempunyai

kepentingan

dengan

perusahaan

sehingga

diperlukan tata kelola perusahaan yang baik.


2.1.4

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance


Secara umum terdapat 5 (lima) prinsip dasar dari Good

Corporate Governance antara lain:


a. Transparency (Keterbukaan informasi)
Yaitu keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil
dan relevan mengenai perusahaan.
b. Accountability (Dapat dipertanggungjawabkan)

Yaitu fungsi struktur, sistem, dan pertanggungjawaban


perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan menjadi
efektif.
c. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam

pengelolaan

perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta


peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Independency (Kemandirian)
Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola

secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau


tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
e. Fairness (Kewajaran)
Perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian serta
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam Undang-undang No.40 Tahun 2007 prinsip-prinsip
Good Corporate Governance harus mencerminkan pada halhal sebagai berikut:
a. Transparency (Keterbukaan informasi)
b. Accountability (Dapat dipertanggungjawabkan)
c. Responsibility (Pertanggungjawaban)
d. Fairness (Kewajaran)
2.1.5

Konsep Good Corporate Governance


Konsep Good Corporate Governance adalah konsep yang

sudah

saatnya

diimplementasikan

dalam

perusahaan-

perusahaan yang ada di Indonesia, karena melalui konsep


yang menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsurunsur RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), dewan direksi,
dan dewan komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme
kerja, pembagian tugas, kewenangan, dan tanggung jawab
yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan
tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan
shareholders

dan

stakeholders.

Mekanisme

Corporate

Governance dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Internal mechanism (mekanisme internal) seperti komposisi


dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial, dan
kompensasi eksekutif.
b. External mechanism

(mekanisme

eksternal)

seperti

pengendalian oleh pasar dan sistem hukum yang berlaku.


2.1.6

Unsur-unsur Good Corporate Governance


Menurut Carningsih (2009), unsur-unsur Good Corporate

Governance adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Komisaris dan Direksi


Pemegang Saham (stockholders)
Komite Audit
Manajer dan Pekerja
Sekretaris Perusahaan
Sekretaris perusahaan bertugas untuk mengatur segala

akses

informasi

kegiatan

yang

berhubungan

dengan

perusahaan, antara lain :


1. Auditor

Internal,

bertugas

untuk

mengaudit

sistem

pengendalian pada perusahaan dan sekaligus memberikan


laporan dari hasil penilaian.
2. Auditor Eksternal, bertugas untuk mengaudit laporan
keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dan sekaligus
memberikan

pendapat

dan

penilaian

serta

masukan

terhadap perusahaan.
3. Pemangku Kepentingan (Stakeholders), terdiri atas kreditor,
investor, pemerintah, publik, dan karyawan.
2.2

Kinerja Keuangan
Kinerja suatu perusahaan adalah hasil dari aktifitas

produksi perusahaan yang menggunakan sejumlah sumber


daya. Kinerja perusahaan menggambarkan bagaimana cara
dan berapa banyak sumber daya keuangan yang tersedia
untuk menjalankan kegiatan produksi perusahaan. Kinerja
perusahaan juga berhubungan dengan bagaimana sumber
daya keuangan tersebut digunakan untuk mencapai tujuan
perusahaan (Marn dan Romuald, 2012).

Kinerja
tertentu

keuangan

yang

perusahaan

dapat

dalam

adalah

penentuan

mengukur

menghasilkan

ukuran-ukuran

keberhasilan
laba.

suatu

Variabel

kinerja

keuangan ini diproksi dengan nilai ROA dan ROE.


Return

on

Assets

(ROA)

adalah

rasio

profitabilitas

perusahaan yang diukur dengan membandingkan laba bersih


dengan total aset perusahaan, untuk mengukur efektivitas
penggunaan aset perusahaan (Brigham and Houston, 2006).
ROA

juga

menggambarkan

sejauh

mana

tingkat

pengembalian dari seluruh asset yang dimiliki perusahaan.


Menurut Syahyunan (2004), ROA menunjukkan kemampuan
perusahaan

menghasilkan

dipergunakan

.Besarnya

laba

dari

perhitungan

aktiva

pengembalian

yang
atas

aktiva menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan


menghasilkan laba yang tersedia bagi para pemegang saham
biasa dengan seluruh aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari
modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan

keuntungan

perhitungan

rasio

manajemen

dalam

ini

bagi

semua

menunjukkan

menghasilkan

profit

investor.

Hasil

efektivitas

dari

yang

berkaitan

dengan ketersediaan asset perusahaan. ROA 20% berarti


setiap Rp 1 modal menghasilkan keuntungan Rp 0,2 untuk
semua investor. Nilai ROA yang semakin mendekati 1, berarti
semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap aktiva
yang ada dapat menghasilkan laba.
Return on Assets dapat dihitung dengan formula:
Net Income
ROA = Total Asset
Return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam
menggunakan modalnya untuk memperoleh laba (Brigham
and

Houston,

2006).

Return

on

equity

merupakan

perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total


ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran dari

penghasilan

(income)

yang

tersedia

bagi

para

pemilik

perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang


saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di
dalam perusahaan (Syafri, 2008). Return on equity adalah
rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur
tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan
(Sawir 2009). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri
atau yang sering disebut rentabilitas usaha.
Return on equity dapat dihitung dengan formula:
ROE =

Net income
Total Equity

BAB 4
ANALISIS DAN BAHASAN
4.1

Gross profit margin

Gross profit margin 2011 =

SalesCOGS
Sales

Rp 45.332 .256Rp 32.749 .190


Rp 45.332 .256

= 28%
Gross profit margin 2012 =

SalesCOGS
Sales

Rp 50.059 .427Rp 36.493.332


Rp 50.059.427

= 27%
Gross profit margin 2013 =

SalesCOGS
Sales

Rp 57.731.998Rp 43.402.144
Rp 57.731 .998

= 25%
Gross profit margin 2014 =

SalesCOGS
Sales

Rp 63.594 .452Rp 46.544 .646


Rp63.594 .452

= 27%
Gross profit margin 2015 =

SalesCOGS
Sales

Rp 64.061.947Rp 46.803 .889


Rp 64.061 .947

= 27%
4.2

Net profit margin

Net profit margin 2011 =


=

Net income
Sales

Rp 4.891 .673
Rp 45.332 .256

= 11%
Net profit margin 2012 =

Net income
Sales

Rp 4.779 .446
Rp 50.059 .427

= 10%
Net profit margin 2013 =
=

Rp 3.416 .635
Rp 57.731.998

= 6%
Net profit margin 2014 =
=

Net income
Sales

Rp 5.246 .323
Rp 63.594 .452

= 8%
Net profit margin 2015 =
=

Net income
Sales

Net income
Sales

Rp 3.709 .501
Rp 64.061.947

= 6%
4.3

Basic earning power

Basic earning power 2011 =

Earning before income tax


Total assets

Earning before income tax


Total assets

=
4.4
Operating profit margin
Earning before income tax
Operating profit margin =
Sales
4.5

Return on Assets (ROA)


Net Income
ROA = Total Asset

4.6

Return on Equity (ROE)


Net income
ROE = Total Equity
REFERENSI

Aldridge,

John.E.,

Siswanto,

Sutojo.

(2008).

Good

Governance. Jakarta: PT.Damar Mulia Pustaka.


Carningsih. (2009). Pengaruh Good Corporate

Corporate

Governance

Terhadap Hubungan Antar Kinerja Keuangan Dengan Nilai


Perusahaan. Fakultas Ekonomi Universitas Guna Dharma
Kah Marn, Joel Tham., dan Romuald, Dondjio Fomedjou. (2012). The
Impact of Corporate Governance Mechanisme and Corporate
Performance: A Study of Listed in Malaysia. Journal for the
Advancement of Science and Arts.
Nasution,

dan

Setiawan,

D.

(2007).

Pengaruh

Corporate

Governance Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan.


Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.
Sawir, Agnes. (2009). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan
keauangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Syafri Harahap S. (2008). Analisa Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syahyunana,

(2004).

Manajemen

Keuangan

(Perencanaan,

Analisis dan Pengendalian Keuangan). Medan: USU Press.


Syamsuddin, Lukman. (2001). Manajemen Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

You might also like