You are on page 1of 6

TUGAS

MANAJEMEN FARMASI
AKUNTANSI KEUANGAN

NOBER SANDI LAYUK


NIM. 3351151525
Kelas A

Apoteker XXI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDRAL AHMAD YANI


CIMAHI
2016

Soal

Transaksi Apotek A selama tahun 2015 yang mulai beroperasi tepat pada
tanggal 01 Januari 2015 adalah sebagai berikut :
1. Penjualan Tunai (incl. PPN)
Rp 889.286.000
2. Penjualan Kredit (excl. PPN)
Rp 35.304.000
3. Pembelian Kredit (excl. PPN)
Rp 736.795.000
4. Biaya Usaha selama tahun 2015, sebagai berikut :
- Biaya Pegawai
Rp 154.444.000
- Biaya Tidak Langsung
Rp
9.245.000
- Biaya Asuransi
Rp
628.000
- Biaya Pajak
Rp
454.000
- Biaya Pemeliharaan
Rp 11.123.000
- Biaya Umum
Rp 10.562.000
- Biaya Serba-Serbi
Rp
4.668.000
- Biaya Penjualan
Rp 25.208.000
Anggaran perusahaan untuk tahun 2011 terlampir
Informasi tambahan :
- Opname fisik atas persediaan barang dagangan per 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp 84.090.000
- Perhitungan atas biaya penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban
tahun 2015 adalah sebesar Rp 40.000.000, yaitu terdiri atas :
Inventaris golongan I sebesar
Rp 25.000.000
Inventaris golongan II sebesar
Rp 15.000.000
Pimpinan dan karyawan belum mendapatkan kendaraan dinas baik roda
empat maupun roda dua
- Biaya penjualan diatas belum termasuk biaya atas sewa dan renovasi
gedung apotek yaitu sebesar Rp 250.000.000 untuk selama 5 (lima)
tahun
- Pada gedung apotek telah disiapkan 5 ruang praktek dokter walaupun
sampai akhir tahun 2015 baru ada 1 (satu) dokter praktek yaitu dokter
umum
Dari data diatas, buat Laporan Kinerja Apotek A untuk periode yang
berakhir per 31 Desember 2015, tentukan asumsi-asumsi untuk memperkuat
analisa kinerja apotek ke depan (2016).

Apotek A

Laporan Kinerja TAHUN 2015


(dalam ribuan rupiah)
N
O
I

AP

URAIAN
PENJUALAN :
- Tunai
- Kredit
Total Penjualan

II

III

IV
V

HARGA POKOK PENJUALAN :


-Stok Awal
-Pembelian
-Stok Akhir
Harga Pokok Penjualan
LABA KOTOR
BIAYA USAHA :
- Biaya Pegawai
- Biaya Tak Langsung
- Biaya Asuransi
- Biaya Pajak-pajak
- Biaya Pemeliharaan
- Biaya Umum
- Biaya Serba-serbi
- Penyusutan
- Biaya Penjualan
TOTAL BIAYA USAHA
LABA USAHA
- Pendapatan Lain-lain
- Beban Lain-lain
LABA SEBELUM PAJAK

REALISASI
Rp
%

+/%
0,16
0,25
0,00

Rp

1.050.97
5
47.660
1.098.63
5

95,66
4,34

808.441
35.304

95,82
4,18

100,0
0

843.745

100,0
0

929.963
90.000
839.963
258.672

0,00
84,65
8,19
76,46
23,54

736.795
84.090
652.705
191.040

0,00
87.32
9,97
77,35
22,65

0,00
2,67
1,78
0,89
-0,89

162.166
10.632
800
800
13.348
11.185
5.041
30.000
82.518
316.490
(57.818)
(57.818)

14,76
0,97
0,07
0,07
1,21
1,02
0,46
2,73
7,51
28,81
-5,26

154.444
9.245
628
454
11.123
10.562
4.668
40.000
25.208
256.332
(65.292)
13.000
50.000
(102.292)

18,31
1,10
0,07
0,05
1,32
1,25
0,55
4,74
2,99
30,38
-7,73
1,54
5,93
12,12

3,66
0,13
0,00
-0,02
0,11
0,23
0,09
2,01
-4,52
1,57
-2,48
1,54
5,93
-6,86

-5,26

Keterangan :
Penjualan Tunai (incl. PPN) = Penjualan Tunai + (10% x Penjualan
Tunai)
Penjualan Tunai (excl. PPN) = Penjualan Tunai (incl. PPN) / 1,1
= Rp 889.286.000 / 1,1 = Rp 808.441.818

Total Penjualan = Penjualan Tunai + Penjualan Kredit


= Rp 808.441.818 + Rp 35.304.000 = Rp 843.745.818

Harga Pokok Penjualan = Pembelian Stok Akhir


= Rp 736.795.000 Rp 84.090.000 = Rp
652.705.000

Laba Kotor = Total Penjualan Harga Pokok Penjualan


= Rp 843.745.818 Rp 652.705.000 = Rp 191.040.818

Laba Usaha = Laba Kotor Total Biaya Usaha


= Rp 191.040.818 Rp 256.332.000 = Rp 65.291.182
(minus)

% AP = AP (Rp) / Total Penjualan x 100%

% Realisasi = Realisasi (Rp) / Total Penjualan x 100%

+ / - Persentase = % Realisasi - % AP

Laba Sebelum Pajak = Laba Usaha + Pendapatan Lain-lain Beban


Lain-lain
= Rp 65.291.182 + Rp 13.000.000 Rp 50.000.000
= Rp 28.291.182 (minus)

Pendapatan Lain-lain
Terdapat 5 ruang praktek dokter dan baru ada 1 dokter praktek yaitu dokter
umum :
Asumsi
: sesuai kesepakatan, apotek menerima komisi 20% dari total
jasa dokter
Dokter Umum 2 kali praktek, pagi dan malam, masing-masing selama 2 jam.
Pendapatan Apotek = Rp 50.000 x 25 orang x 52 minggu
= Rp 65.000.000 x 20% = Rp 13.000.000
Beban Lain-lain
Biaya sewa dan renovasi gedung apotek : Rp 250.000.000 selama 5 tahun
Maka setiap tahun

: Rp 50.000.000

Analisa
Dari Laporan Kinerja Apotek A untuk periode yang berakhir per 31
Desember 2015, didapatkan bahwa Apotek mengalami laba usaha yang
minus. Meskipun penjualan tunai realisasi lebih besar 0,16 % dibandingkan
pada anggaran, namun penjualan kredit realisasi lebih kecil 0,25 %
dibandingkan anggaran. Pembelian kredit pada realisasi juga lebih besar
2,67 % dibandingkan pada anggaran. Termasuk juga stok akhir dan biaya
pegawai yang masing-masing lebih besar 1,78 % dan 3,66 % dari anggaran.
Hal-hal ini menyebabkan laba usaha melenceng 2,48 % dari laba usaha
yang direncanakan pada anggaran, sehingga laba usaha apotek mengalami
minus yang cukup besar.
Untuk memperkuat kinerja apotek
dipertimbangkan beberapa usulan.

ke

depan,

perlu

dibuat

dan

1) Terdapat 5 ruang praktek dokter dan baru ada 1 dokter praktek yaitu
dokter umum. Maka apotek dapat bekerja sama dengan dokter spesialis
untuk mengisi 4 ruang praktek dokter tersebut.
Asumsi :

Dokter Umum
: 2 kali praktek sehari, pagi dan malam, masingmasing selama 2 jam, 6 kali seminggu

Pendapatan Apotek = Rp 50.000 x 25 orang x 52 minggu


= Rp 65.000.000 x 20% = Rp 13.000.000

Dokter Spesialis Anak : 2 kali praktek sehari, pagi dan malam,


masing-masing selama 2 jam, 6 kali seminggu

Pendapatan Apotek = Rp 100.000 x 20 orang x 52 minggu


= Rp 104.000.000 x 20% = Rp 20.800.000

Dokter Gigi : 1 kali praktek, selama 4 jam, 6 kali seminggu

Pendapatan Apotek = Rp 75.000 x 15 orang x 52 minggu


= Rp 58.500.000 x 20% = Rp 11.700.000

Dokter Spesialis Kandungan : 1 kali praktek, selama 5 jam, 5 kali


seminggu
Pendapatan Apotek = Rp 150.000 x 10 orang x 52 minggu
= Rp 78.000.000 x 20% = Rp 15.600.000

Dokter Spesialis Penyakit Dalam : 1 kali praktek, selama 3 jam, 5 kali


seminggu

Pendapatan Apotek = Rp 150.000 x 15 orang x 52 minggu


= Rp 117.000.000 x 20% = Rp 23.400.000
Total Pendapatan Apotek = Rp 84.500.000
2) Menekan sedapat mungkin biaya-biaya usaha sehingga pengeluaran
tidak besar dan tidak memberikan laba yang minus (kerugian) pada
apotek
3) Mengusahakan agar pembelian tidak melebihi dari anggaran namun
kebutuhan apotek tetap terpenuhi. Misalnya mencari supplier yang
memberikan produk yang sama dengan harga yang lebih murah atau
mengusahakan untuk tidak membeli produk pihak ke-3
4) Meningkatkan penjualan misalnya seperti menyediakan obat yang
diresepkan oleh dokter selengkap mungkin dengan bekerja sama dengan
dokter, meningkatkan kualitas pelayanan dan keamanan konsumen,
menyediakan konsultasi / PIO (pelayanan informasi obat), sedapat
mungkin tidak menolak resep.

You might also like