You are on page 1of 27

Laporan Praktikum

Teknik Reaksi Kimia

Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Syaiful Bahri, M.Si

KINETIKA REAKSI SAFONIFIKASI


PADA REAKTOR TUBULAR

Kelas

:C

Kelompok

: II (Dua)

Nama Kelompok

: 1. Hadi Ikrima
2
3
4

(1407039955)

Indri Rahmadani
(1407034652)
Muhammad Ageng Al Fitrah
(1407038881)
Rahayu Safitri
(1407035030)

LABORATORIUM DASAR-DASAR PROSES KIMIA


PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016

ABSTRAK
Reaksi saponifikasi Etil asetat dengan Natrium hidroksida dilakukan pada reaktor CSTR
(Continued Stired Tank Reactor) hingga kondisi steady state yang ditandai dengan
konduktivitasnya konstan. Percobaan ini memiliki tujuan untuk menentukan konstanta
kecepatan reaksi saponifikasi pada reaktor CSTR. Percobaan dilakukan dengan
memvariasikan laju alir dari produk yang keluar. Proses yang dilakukan yaitu kalibrasi
pompa 1 dan pompa 2 untuk memperoleh persamaan. Dari persamaan tersebut,
diperoleh speed setting yang digunakan untuk variasi laju alir 30, 40 dan 60 ml/menit
dengan konsentrasi umpan 0,05 N. Pada setiap laju alir divariasikan suhu dari laruitan
tersebut yakni 40, 45 dan 50C. Untuk mengetahui konsentrasi produk yang keluar, maka
produk ditirasi dengan HCl 0,1 N. Berdasarkan percobaan yang dilakukan ,semakin
besar Laju alir dan semakin besar temperatur maka nilai konstanta dari reaksi
safonifikasi juga semakin besar. Pada laju alir 30 ml/menit pada temperatur 40, 45 dan
50C didapatkan konstantanya berturut-turut 0,095; 0,102; dan 0,109. Pada laju alir 40
ml/menit pada temperatur 40, 45 dan 50C didapatkan konstantanya berturut-turut
0,112; 0,127; dan 0,136. Pada laju alir 60 ml/menit pada temperatur 40,45 dan 50C
didapatkan konstantanya berturut-turut 0,178; 0,190; dan 0,203.
Kata kunci :Continued stired Tank Reactor, reaksi saponifikasi, konduktivitas, steady
state, laju alir

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan yaitu untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi

saponifikasi pada reaktor CSTR (Continues Stired Tank Reactor).


1.2.

Tinjauan Pustaka

1.2.1 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan perbandingan kinerja instrumen dengan suatu standar
akurat telah spakati. Kalibrasi menjamin bahwa pengukuran yang akurat dan
dalam batas spesifikasi yang disyaratkan dari instrumen proses. Kalibrasi
secarasingkat dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas pengujian instrumen
dengancara membandingkan hasil penunjukkan instrument tersebut dengan
nilai/referensi yang telah diketahui. Referensi merupakan nilai acuan /nilai
pembanding yang standarnya sudah ditetapkan. Alasan utama untuk kalibrasi
adalah bahwa instrumen yang paling baik pun juga mengalami drift serta akan
kehilangankemampuan untuk memberikan pengukuran yang akurat.Sumbersumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi:
1. Prosedur
Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telahdiakui.
Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yangkurang benar dan
tidak dapat dipercaya. Pengeseran sistem harus telitisesuai dengan aturan
pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari.
2. Kalibrator
Kalibrator harus mampu telusur ke standar Nasional dan atau Internasional.
Tanpa memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain.
Demikian pula ketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat
lebih baik dari pada alat yang dikalibrasi.

3. Tenaga pengkalibrasi
Tenaga

pengkalibrasi

harus

memiliki

keahlian

dan

keterampilan

yangmemadai, karena hasil kalibrasi sangat tergantung kepadanya.Kemampuan


mengoperasikan alat dan kemampuan visualnya, umumnya sangat diperlukan,
terutama untuk menghindari kesalahan yang disebabkanoleh penalaran posisi
skala.
4. Periode kalibrasi
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur
dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor
antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian,
pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitiannya. Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat,waktu kalender atau gabungan
dari keduanya.
5. Lingkungan
Lingkungan dapat menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap
kalibrasi

terutama

untuk

mengkalibrasi

kalibrator.

Misalnya

kondisi

suhu,kelembaban, getaran mekanik medan listrik, medan magnetik, medan


elektromagnetik, tingkat penerangan dan sebagainya.
6. Alat yang dikalibrasi
Alat yang dikalibrasi harus dalam keadaan maksimal, artinya dalam kondisi
jalan dengan baik, stabil dan tidak terdapat kerusakan yang mengganggu.
1.2.2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi
Kecepatan reaksi kimia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Konsentrasi
Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi yang bereaksilebih
besar. Semakin besar konsentrasi, maka semakin banyak partikel zatsehingga
semakin banyak terjadi tumbukan.

2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan sentuhan zat bereaksi, maka semakin besarfrekuensi
tumbukan yang terjadi sehingga reaksi semakin cepat.
3. Suhu
Dengan kenaikan suhu, energi kinetik molekul zat yang bereaksi bertambah
sehingga reaksi akan semakin cepat.
1.2.3 Bentuk-Bentuk Persamaan Kecepatan Reaksi
Reaksi yang dilakukan pada reaktor CSTR dilakukan hingga kondisi
steadystate.Kondisi steadystate ini ditandai dengan tidak berubahnya nilai
konduktivitas dan suhu yang ada pada reaktor.Kondisi steady state tergantung
pada konsentrasi reagen, laju alir, volume reaktor dan suhu reaksi.Kecepatan
reaksi dinyatakan dengan persamaan :
r = k.a.b ..................................................................................... (1.1)
Jika konsentrasi awal A (a0) sama dengan konsentrasi awal B (bo), makapersamaan
(1) tersebut dapat disederhanakan menjadi :
r = k.a2....................... (1.2)
secara umum untuk reaksi order n dapat dituliskan dengan :
r = k.an ....................... (1.3)
reaksi order dua pada persamaan (2) dapat dinyatakan dengan hubungan konversi
A (Xa) dengan waktu reaksi (t) sebagai berikut :
Xa
1Xa = k.a0.t ..........................
(1.4)
Xa
Pada persamaan (4) dapat diplotkan pada grafik 1Xa

versus t, sehingga

diperoleh slope k.a0.Dengan diketahui konsentrasi awal A (a0), maka nilai


konstanta kecepatan (k) dapat dihitung.
1.2.4 Menentukan Konsentrasi awal NaOH dan CH3COOC2H5
Konsentrasi NaOH mula-mula dalam reaktor (a0) :

Fa
X a
a0= Fa+ Fb

................................................ .

(1.5)
konsentrasi Etil asetat mula-mula dalam reaktor (b0) :
b0=

Fb
X b
..................................................................................................
Fa+ Fb

(1.6)
Dengan Fa = laju alir volum NaOH (ml/menit)
Fb = laju alir volum Etil asetat (ml/menit)
a = konsentrasi NaOH dalam tangki umpan (mol/L)
b = konsentrasi Etil asetat dalam tangki umpan (mol/L)

1.2.5 Perhitungan konversi reaksi


Perhitungan konversi reaksi dari NaOH (Xa) menggunakan persamaan
berikut ini:
Xa=

aoa 1
...................................................
a0

(1.7)
Dengan a0= konsentrasi awal NaOH masuk reaktor (mol/liter)
a1= konsentrasi NaOH keluar reaktor (mol/liter)
Konsentrasi NaOH keluar reaktor dapat ditentukan dengan metode titrasi
asam- basa.
1.2.6 Perhitungan Konstanta Laju Spesifik
Konstanta laju spesifik (k), dapat dihitung dari neraca massa Natrium
hidroksida. Persamaan umum neraca massa untuk reaktor dapat ditulis sebagai
berikut :
Input Output yang bereaksi = Akumulasi ................................................... (1.8)

Karena reaksinya orde dua dan prosesnya steady state maka persamaan yang
berlaku pada reaktor CSTR adalah sebagai berikut:
xa

V
1
=
dXa[1Xa] ............................................................................... (1.9)
F k a0 0
Dari persamaan (1.9) setelah diintegralkan dapat dibentuk persamaan berikut:
f ( Xa)
K= V ao 1Xa .....................................................................................................
(1.10)
Dari persamaan (1.10) dapat digunakan untuk menghitung konstanta kecepatan
reaksi saponifikasi pada reaktor CSTR, dengan F adalah laju alir volum total (Fa +
Fb) dan V adalah volume reaktor.

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
1. Reaktor
2.
3.
4.
5.
2.1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
2.2.
2.2.2.

CSTR

kelengkapan
Stopwatch
Gelas ukur
Labu ukur
Beaker glass

dengan

6. Corong
7. Neraca digital
8. Buret + statif
9. Erlenmeyer
10. Batang pengaduk
11. Pipet tetes

Bahan
Etil asetat
NaOH 0,5 M
Aquadest
HCL 0,1 N
Indikator PP
Prosedur Percobaan
Persiapan Percobaan
12.
a. Kalibrasi Pompa Feed
13. 1) Mengisi kedua tangki feed reagen dengan air hingga penuh
14. 2) Pompa 1 dihidupkan dengan set kontrol kecepatan 4.

15. 3) Air ditampung pada air yang keluar dengan gelas ukur pada
periode waktu 1 menit.
16. 4) Mengukur volume air yang keluar.
17. 5) Mengulang kembali percobaan di atas dengan set control
kecepatan 5, 6, 7, 8, dan 9
18. 6)
Melakukan kalibrasi pada pompa 2 dengan menggunakan
set control kecepatan yang sama seperti pada pompa 1.
19. 7) Membuat grafik hubungan antara flowrate vs speed setting.
20.
b. Pembuatan Larutan Umpan
21. Pembuatan larutan NaOH dan etil asetat masing-masing dibuat
sebanyak 5 liter dengan konsentrasi 0,06 N. Untuk larutan NaOH ini
dititrasi denganlarutan HCl 0,1 N.
2.2.3. Pelaksanaan Percobaan
1. Larutan NaOH dan Etil asetat yang telah dibuat dimasukkan ke
dalamtangki reaktan sampai kira-kira 5 cm dari batas atas tutup tangki
reaktan.
2. Kecepatan pompa disetting yang besarnya kecepatan didapatkan
daripersamaan yang diperoleh dari kalibrasi masing-masing pompa untuk
menghasilkan laju alir 30 ml/menit
3. Pengatur suhu diatur pada suhu 40C
4. Konduktivitas hasil reaksi dicatat setiap 2 menit hingga diperoleh
nilaikonduktivitasnya stabil (steady state).
5. Setelah konduktivitas stabil, produk diambil sebanyak 20 ml.
6. Tiap 10 ml larutan produk ditambah dengan indikator pp sebanyak 3 tetes
hingga diperoleh warna larutan ungu muda.
7. Larutan dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga larutan berubah warna
sepertisemula.
8. Percobaan diulangi dengan setting suhu 45C dan 50C.
9. Percobaan diulangi untuk laju alir 40 dan 60 ml/menit. Jika percobaan
2.3.
2.3.1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
22.

telah selesai, alat dibersihkan.


Perhitungan / Analisis
Data Data yang dicatat
Laju alir NaOH (Fa), L/s
Laju alir CH3COOC2H5 (Fb), L/s
Konsentrasi NaOH dalam tangki (a), mol/L
Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam tangki (b), mol/L
Temperatur reaktor (T), K
Volume reaktor (V) : 0,4 L

2.3.2. Data-data yang dihitung


1. Konsentrasi NaOH dalam umpan campuran (ao), mol/L
2. Konsentrasi CH3COOC2H5 dalam umpan campuran (bo), mol/L
3. Konversi NaOH (Xa)
4. Konstanta laju spesifik (k)
23.
24.
25.
26.
27.
28.

29.
30.
31.
32.
33.
34.

35.BAB III
36.HASIL DAN PEMBAHASAN
37.
38. 3.1. Kalibrasi Pompa
39.

Percobaan kalibrasi pompa dilakukan dengan mengalirkan air

menggunakan speed pompa 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 (untuk masing-masing pompa 1 dan


2), kemudian menampung air yang keluar dari reaktor CSTR dengan gelas ukur
selama 1 menit.Hasil pengukuran laju alir air pada masing-masing pompa dapat
dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan grafik hubungan antara speed pompa terhadap
laju alir air pada masing-masing pompa disajikan pada Gambar 3.1.
40. Tabel 3.1. Data hubungan antara speed pompa dengan laju alir air pada pompa
1
41. dan pompa 2
42. speed
45. 4
48. 5
51. 6
54. 7
57. 8
60. 9

43. Pompa 1 (ml/menit)


46. 12
49. 22
52. 32
55. 42
58. 52
61. 62

44. Pompa 2 (ml/menit)


47. 20
50. 32
53. 42
56. 52
59. 62
62. 72

63.
80
70
60
50
Laju alir (ml/menit)

40

f(x) = 10.29x - 20.19


R
f(x)==110x - 28
R = 1

pompa 1

30

Linear (pompa 1)

20

pompa 2

10

Linear (pompa 2)

0
3 4 5 6 7 8 9 10
speed pompa

64.
65. Gambar 3.1. Hubungan antara speed pompa dengan laju alir pada pompa 1
dan 2

66.

Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin

besarspeed setting pompa yang digunakan, baik pada pompa 1 maupun pompa 2,
maka laju alir yang diperoleh akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan oleh
volume air yang ditampung pada gelas ukur semakin banyak dalam jangka waktu
yang sama, yaitu 1 menit. Dengan bertambahnya volume air dalam jangka waktu
yang sama berarti laju alirnya semakin cepat. Gambar 3.1 menunjukkan bahwa
untuk speed pompa yang sama, laju alir air pada pompa 1 lebih besar dibandingkan
laju alir air pada pompa 2. Perbedaan ini bisa jadi dikarenakan spesifikasi pompa
yang digunakan berbeda, sehingga mempengaruhi kinerja dari pompa tersebut.
67.

Berdasarkan hasil kalibrasi pompa tersebut, diperoleh persamaan

pada pompa 1 yaitu y = 10x - 28 R = 1 dan pompa 2 yaitu y = 10.28x 20.19 R = 0.999. Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka dapat
ditentukan speed setting yang akan digunakan untuk memperoleh variasi laju alir
yang diinginkan yaitu 30, 40 dan 60 ml/menit.
68. 3.2. Menentukan kondisi steady state
69.

Percobaan ini dilakukan dengan mengalirkan NaOH menggunakan

pompa 1 dan etil asetat menggunakan pompa 2 ke dalam reaktor CSTR hingga
didapat kondisi steady state. Kondisi steady state ditandai dengan konstannya
konduktivitas reaksi yang terbaca pada alat.Penghitungan konduktivitas dilakukan
setiap selang waktu 2 menit.Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
steady state dan konduktivitas reaksi selama mencapai kondisi steadystate dicatat.
Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa 30 ml/menit pada
temperatur 40, 45, dan 50C disajikan pada Gambar 3.2.

3
2.5
2
Konduktivitas

1.5

40C
45C

50C

0.5
0
0

10

15

20

25

waktu (menit)

70.
71. Gambar 3.2. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
72. 30ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
73.

Konduktivitas merupakan kemampuan suatu bahan (larutan, gas

ataulogam) untuk menghantarkan listrik.Dalam suatu larutan, arus listrik timbul


karena

adanya

pergerakan

kation-kation

dan

anion-anion.Semakin

besar

konsentrasi suatu larutan, maka semakin banyak ion-ion yang terkandung di


dalamnya, sehingga konduktivitas larutan semakin meningkat.Berdasarkan Gambar
3.2 dapat dilihat bahwa semakin besar temperature larutan, maka kondukivitas
konstannya semakin kecil. Sedangkan pada laju alir 40 ml/menit pada temperature
yang sama dengan laju alir 40ml/menit dapat dilihat pada gambar 3.3
74.

75.

3
2.5
2
Konduktivitas

1.5

40C
45C

50C

0.5
0
0

10

15

20

25

waktu (menit)

76. .Gambar 3.3. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
77. 40ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
78.

Berdasarkan Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa semakin besar

temperature larutan, maka kondukivitas konstannya semakin besar. Sedangkan


pada laju alir 60 ml/menit pada temperature yang sama dengan laju alir 40ml/menit
dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini:

3
2.5
2
Konduktivitas 1.5

40C
45C
50C

1
0.5
0
0

10 12 14 16 18

waktu (menit)

79.
80. Gambar 3.4. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
81. 60 ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
82.

Berdasarkan Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa semakin besar

temperature larutan, maka kondukivitas konstannya semakin kecil.


83. 3.3. Konstanta Kecepatan Reaksi
84.

Percobaan reaksi saponifikasi NaOH dengan CH3COOC2H5 ini

dilakukan
85. dengan memvariasikan laju alir dan temperature pada setiap laju alir.
Konsentrasi NaOH yang keluar reaktor diperoleh dari hasil titrasi dengan HCl
0,1 N. Perbandingan antara laju alir dengan konstanta kecepatan reaksi dapat
dilihat pada Gambar 3.5.

0.25
0.2
0.15
40C

Konstanta kesetimbangan
0.1

45C
50C

0.05
0

30

40

60

laju alir ml/menit

86.
87. Gambar 3.3 Hubungan antara laju alir dengan konstanta kecepatan reaksi
88.

Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir

maka konstanta kecepatan reaksi yang diperoleh mengalami peningkatan, dan


semakin besar temperature reaksi maka konstantanya juga semakin meningkat,
dimana pada laju alir 30 ml/menit harga k pada temperature 40, 45, dan 50C
berturut-turut 0,095; 0,102; dan 0,109, sedangkan pada laju alir 40 ml/menit pada
temperature 40, 45, dan 50C berturut-turut adalah 0,112; 0,127 dan 0,136. Pada
laju alir 60 ml/menit pada temperature 40, 45, dan 50C nilai konstantanya
berturut-turut adalah 0,178; 0,190; dan 0,203.
89.
90.

91.

92.BAB IV
93.KESIMPULAN DAN SARAN
94.
95. 4.1 Kesimpulan
96.

1. Semakin besar speed pompa, maka laju alir yang diperoleh juga akan

semakin besar.

97.

2.pada laju alir 30 ml/menit harga k pada temperature 40, 45, dan 50C

berturut-turut 0,095; 0,102; dan 0,109, sedangkan pada laju alir 40 ml/menit
pada temperature 40, 45, dan 50C berturut-turut adalah 0,112; 0,127 dan 0,136.
Pada laju alir 60 ml/menit pada temperature 40, 45, dan 50C nilai konstantanya
berturut-turut adalah 0,178; 0,19; dan 0,203.
98.
99. 4.2 Saran
100.

1. Praktikan harus teliti dalam membuat larutan umpan, kesalahan dalam

pembuatan larutan akan berpengaruh terhadap hasil titrasi dan pengukuran


konduktivitas.
101.

2. Pastikan bahwa alat yang digunakan berada dalam kondisi operasi yang

baik, jika ada kebocoran selang segera laporkan kepada teknisi untuk
ditindaklanjuti.
102.
103.

104. DAFTAR PUSTAKA


105.
106. Fogler, Scott, H. 1999. Elements of Chemical Reaction Engineering. Ed 3rd.
Prentice Hall International : London
107. Tim Penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Teknik Reaksi Kimia. Pekanbaru:
Program Studi D-III Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau
108.
109.

110. LAMPIRAN A
111. PERHITUNGAN
112.

A. Pembuatan Larutan Umpan

113. 1. NaOH 0,05 N sebanyak 5 Liter.

114.
N=

115.

gr 1000
X
mr ml air

116.
0,06=

gr 1000
X
40 5000

117.
gr=12

118.
119.

Jadi, Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan kedalam 5 Liter aquadest.

120. 2. Etil asetat


121.

122.
123.
124.

V=

V=

N x Bm X 5
X kadar

0,06 x 88,11 X 5
0,9 X 0,95
V = 30,91 ml

Jadi, Sebanyak 30,91 ml Etil asetat dimasukkan kedalam labu ukur

500 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda batas. Kemudian ditambahkan


4500 ml aquades pada reaktor.
125.
126.

B. Konversi NaOH berdasarkan pengukuran titrasi


127.
128.

1) Flow pompa

= 30 ml/menit
= 30 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60

sekon
129.

Laju alir NaOH (Ft) = 0,0005 L/s

130.

Konsentrasi awal NaOH dalam reaktor (a0) :a0= 0,06 N

a. Temperature 40C
131.

V HCl yang digunakan = (1,2 + 1) : 2 = 1,1

132.

a1= V1N1= V2N2


133.

V1N1 = V2N2

134.

1,1 0,1 = 10 N2

135. N2 = 0,011
136. a1= 0,011 N
137.

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,011) : 0,06 = 0,82

b. Temperature 45C
138. V HCl yang digunakan = (1+1) : 2 = 1
139.

144.

a1= V1N1 = V2N2


140.

V1N1 = V2N2

141.

1 0,1 = 10 N2

142.

N2 = 0,01

143.

a1= 0,01 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,01) : 0,06 = 0,83

c. Temperature 50C
145.
146.

151.
152.

V HCl yang digunakan = (1,1+0,8) : 2= 0,95


a1= V1N1=V2N2
147.

V1N1 = V2N2

148.

0,95 0,1 = 10 N2

149.

N2 = 0,0095

150.

a1= 0,0095 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,0095) : 0,06 = 0,84


2) Flow pompa

153.

= 40 ml/menit
= 40 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60

sekon
154.

Laju alir NaOH (Ft) = 0,00067 L/s

155.

Konsentrasi awal NaOH dalam reaktor (a0) :a0= 0,06 N

a. Temperature 40C
156.

V HCl yang digunakan = (1,2 + 1,2) : 2 = 1,2

157.

a1= V1N1= V2N2


158.

V1N1 = V2N2

159.

1,2 0,1 = 10 N2

160. N2 = 0,012
161. a1= 0,012 N
162.

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,012) : 0,06 = 0,8

b. Temperature 45C
163. V HCl yang digunakan = (1+1,2) : 2 = 1,1
164.

169.

a1= V1N1 = V2N2


165.

V1N1 = V2N2

166.

1,1 0,1 = 10 N2

167.

N2 = 0,011

168.

a1= 0,011 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,011) : 0,06 = 0,82

c. Temperature 50C
170.
171.

176.
177.

V HCl yang digunakan = (1+1) : 2= 1


a1= V1N1=V2N2
172.

V1N1 = V2N2

173.

1 0,1 = 10 N2

174.

N2 = 0,01

175.

a1= 0,01 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,01) : 0,06 = 0,83


3) Flow pompa

178.

= 40 ml/menit
= 40 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60

sekon
179.

Laju alir NaOH (Ft) = 0,001 L/s

180.

Konsentrasi awal NaOH dalam reaktor (a0) :a0= 0,06 N

a. Temperature 40C
181.

V HCl yang digunakan = (1,1 + 1,2) : 2 = 1,15

182.

a1= V1N1= V2N2


183.

V1N1 = V2N2

184.

1,15 0,1 = 10 N2

185. N2 = 0,0115
186. a1= 0,0115 N
187.

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,0115) : 0,06 = 0,81

b. Temperature 45C
188. V HCl yang digunakan = (1+1,2,) : 2 = 1,1
189.

194.

a1= V1N1 = V2N2


190.

V1N1 = V2N2

191.

1,1 0,1 = 10 N2

192.

N2 = 0,011

193.

a1= 0,011 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,011) : 0,06 = 0,82

c. Temperature 50C
195.
196.

201.

V HCl yang digunakan = (1+1) : 2= 1


a1= V1N1=V2N2
197.

V1N1 = V2N2

198.

1 0,1 = 10 N2

199.

N2 = 0,01

200.

a1= 0,01 N

Xa= (a0-a1) : a0 = (0,06-0,01) : 0,06 = 0,83

202.

C. Konstanta Laju Spesifik (K)

203.

1. Untuk laju alir 30 ml/menit

204.
205.
206.
207.
208.

a. pada temperature 40C


f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

0,0005 L/s
0,82
X
0,4 L0,06 N 10,82

= 0,095

b. pada temperature 45C


f (Xa)
K= V ao 1Xa . =
c. pada temperature 50C

0,0005 L/s
0,83
X
0,4 L0,06 N 10,83

= 0,102

209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.

f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

0,0005 L/s
0,84
X
0,4 L0,06 N 10,84

= 0,109

2. Untuk laju alir 40 ml/menit


a. pada temperature 40C
f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

0,00067 L /s
0,8
X
0,4 L 0,06 N 10,8

= 0,112

b. pada temperature 45C


f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

0,00067 L /s
0,82
X
0,4 L 0,06 N 10,83

= 0,127

0,00067 L /s
0,83
X
0,4 L 0,06 N 10,83

= 0,136

c. pada temperature 50C


f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

217.
218.

3. Untuk laju alir 60 ml/menit

219.

a. pada temperature 40C

220.

f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

221.

b. pada temperature 45C

222.

f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

223.

c. pada temperature 50C

224.

f (Xa)
K= V ao 1Xa . =

225.
226.
227.
228.
229.

0,001 L/s
0,81
X
0,4 L0,06 N 10,81

0,001 L/s
0,82
X
0,4 L0,06 N 10,82

0,001 L/s
0,83
X
0,4 L0,06 N 10,83

= 0,178

= 0,190

= 0,203

230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.

LAMPIRAN B

LAPORAN SEMENTARA

242.
243.

Judul Praktikum

: Kinetika Reaksi Safonifikasi pada Reaktor

CSTR
244.

Hari/Tanggal Praktikum

: Jumat / 4 November 2016

245.

Pembimbing

: Prof. Dr. Syaiful Bahri., M.Si

246.

Nama Kelompok I : Hadi Ikrima

(1407039955)

247.

Indri Rahmadani

(1407034652)

248.

Muhammad Ageng Al Fitra (1407038881)

249.

Rahayu Safitri

250.

Hasil Percobaan :

251.

1. Kalibrasi Pompa Feed

252.

(1407035030)

Data hasil percobaan kalibrasi pompa 1 dan 2


253.

spee
d
256. 4

254.

Pompa 1 (ml/menit)
257.

12

255.

Pompa 2
(ml/menit)
258. 20

259.
262.
265.
268.
271.

5
6
7
8
9

260.
263.
266.
269.
272.

22
32
42
52
62

261.
264.
267.
270.
273.

274.

275.

2. Laju alir 30 ml/menit


277. Konduksitas
280. 4 281. 5
276. W
279. 4
5
0
aktu
0C
C
C
284. 2 285. 2
282. 2 283. 0
.2
.4
.2
7
7
288. 2 289. 2
286. 4 287. 0
.3
.4
.2
2
6
292. 2 293. 2
290. 6
.3
.4
291. 2
1
5
296. 2
294. 8 295. 2
.3 297. 2
.1
2
.4
300. 2 301. 2
298. 1
299. 2
.3
.3
0
.11
2
9
304. 2 305. 2
302. 1
303. 2
.4
.3
2
.12
8
5
308. 2 309. 2
306. 1
307. 2
.3
.3
4
.14
2
3
313. 2
310. 1
311. 2 312. 2
.3
6
.2
.3
3
317. 2
314. 1
315. 2 316. 2
.3
8
.27
.3
3
318. 2 319. 2 320. 2
0
.27
.3 321.
322. 2 323. 2 324.
325.

32
42
52
62
72

.27

326.
327.
328.

3. laju alir 40 ml/menit


330. Konduksitas
333. 4 334. 5
329. W
332. 4
5
0
aktu
0C
C
C
337. 2 338. 2
335. 2 336. 2
.6
.4
.46
7
2
341. 2 342. 2
339. 4 340. 2
.6
.3
.46
1
2
345. 2 346. 2
343. 6 344. 2
.5
.2
.44
8
4
349. 2 350. 2
347. 8 348. 2
.5
.2
.53
5
2
353. 2 354. 2
351. 1
352. 2
.5
.2
0
.43
3
1
357. 2 358. 2
355. 1
356. 2
.4
.2
2
.48
8
1
361. 2 362. 2
359. 1
360. 2
.4
.2
4
.49
6
5
365. 2 366. 2
363. 1
364. 2
.6
.7
6
.45
1
7
369. 2 370. 2
367. 1
368. 2
.5
.7
8
.45
7
2
373. 2 374. 2
371. 2
372. 2
.5
.7
0
.45
7
2
375. 2
376.
377. 2 378. 2
2
.5
.7

379.
380.

3. laju alir 60 ml/menit


382. Konduksitas
385. 4 386. 5
381. W
384. 4
5
0
aktu
0C
C
C
389. 2 390. 2
388. 2
387. 2
.6
.6
.49
4
4
393. 2 394. 2
392. 2
391. 4
.6
.6
.48
2
4
397. 2 398. 2
396. 2
395. 6
.6
.6
.45
4
1
401. 2 402. 2
400. 2
399. 8
.5
.5
.44
7
7
405. 2 406. 2
403. 1 404. 2
.5
.5
0
.43
4
0
409. 2 410. 2
407. 1 408. 2
.5
.5
2
.42
2
8
413. 2 414. 2
411. 1 412. 2
.5
.5
4
.42
2
8
417. 2 418. 2
415. 1 416. 2
.5
.5
6
.42
2
8

419.
420.
421.

Pekanbaru 17s November-2016


422.

423.
424.
425.

Asisten labor

426. Agustina S

You might also like