Professional Documents
Culture Documents
Nim
: 15030234035
Kelas
: KA 2015
Kelompok
: IV
Judul Praktikum
Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar NaHCO3 dalam soda
kue. Catat terlebih dahulu merk soda kue, pada percobaan ini menggunakan soda
kue cap Nonik. Serbuk putih soda kue ditimbang dengan teliti sebanyak 3,6013
gram kemudian dimasukkan terlebih dahulu kedalam labu ukur 250 mL.
Kemudian ditambahkan air sampai garis batas (miniskus) ),cara penambahan
dilakukan dengan cara ditambahkankan aquades sampai sepertiga volume dan
dikocok untuk melarutkanya. Setelah itu ditambahkan aquades sampai 2 cm
dibawah tanda meniscus dan ditambahkan aquades lagi menggunakan pipet tetes,
hal ini dilakukan agar volume aquades yang ditambahkan tidak melebihi batas
meniscus.. Setelah itu dikocok hingga homogen dengan cara menjungkir balikkan
labu ukur. Reaksi yang terjadi:
NaHCO3(s) + H2O(l) NaHCO3(aq)
Setelah itu dipipet 10 mL dengan menggunakan pipet seukuran dan
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer. Dalam proses pengambilan ini perlu
diperhatikan dinding luar pipet seukuran hendaknya kering supaya hasil yang
diperoleh teliti. Kemudian ditambahkan 10 mL aquades pada labu ukur hal ini
bertujuan agar pada saat proses titrasi perubahan warna dapat mudah diamati
karena volume dari larutan NaHCO3 bertambah, sebelum dititrasi tambahkan dua
tetes indikator metil jingga. Penambahan indikator ini bertujuan untuk
mempermudah pendeteksian perubahan warna yang semula larutan tidak
berwarna berubah menjadi berwarna kuning muda. Sama dengan penjelasan
sebelumnya bahwa indikator metil jingga cocok digunakan karena larutan
NaHCO3 (basa kuat) ditambah HCl (asam kuat) akan menghasilkan H 2CO3 yang
memiliki pH sekitar 3,9 pada titik akhir titrasinya sesuai dengan rentan pH yang
dimiliki oleh indikator metil jingga yaitu pada pH 3,1-4,4. Metil jingga memiliki
perubahan warna seiring dengan meningkatnya pH yaitu merah ke kuning.
Sehingga bila HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju ke arah
merah karena pH akan semakin turun atau menjadi asam. Penggunaan indikator
yang sesuai memungkinkan titik akhir tepat berimpit dengan titik ekuivalennya.
Setelah ditambah indikator, langkah selanjutnya adalah melakukan titrasi
antara larutan NaHCO3 dengan larutan standar HCl 0,1N yang telah dimasukkan
ke dalam buret. Sebelum titrasi dilakukan, letakkan kertas putih di bawah
erlenmeyer untuk mengetahui perubahan warna yang terjadi dengan mudah. Pada
saat titrasi dilakukan, reaksi yang terjadi adalah :
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)
Setelah larutan berubah warna dari menjadi merah muda, maka titrasi
dihentikan yang menandakan titrasi telah mencapai titik akhir. Titik akhir yaitu
titik dalam suatu titrasi dimana suatu indikator berubah warna. Perubahan warna
ini terjadi karena indikator yang bereaksi dengan ekses dari HCl. Titrasi dilakukan
sebanyak tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Volume titrasi yang
dihasilkan tiga kali berturut-turut yaitu 16,5 mL; 16,5 mL; dan 16,8 mL. Dengan
demikian dihasilkan pula kadar NaHCO3 berturut-turut yaitu sebesar 4,2219%;
4,2219%; dan 4,2987%, sehinga diperoleh kadar NaHCO3 rata-rata yaitu sebesar
4,2475%. Nilai kadar NaHCO3 diperoleh dari rumus :
kadar NaH CO 3=
N HCl x V HCl x Be
x 100
massa sampel