Professional Documents
Culture Documents
TAHUN 2015
NO.
PERMASALAHAN
REKOMENDASI TEKNIS
Berdasarkan hasil peninjauan lapangan dan analisa data direkomendasikan untuk melakukan
pengelolaan perubahan alur sungai disekitar Blok Istal sebagai berikut:
1. Pengisian kedung/lubuk sungai dengan geobag dan boulder sebagai upaya tanggap darurat
sampai pada elevasi -2.45 meter.
2. Normalisasi alur sungai dengan melakukan perubahan alinyemen alur sungai dengan sedikit
penggeseran tebing kanan, sehingga mendapatkan bentuk yang streamline dan berjarak aman
terhadap posisi tanggul yang ada khususnya tanggul kiri.
3. Bangunan untuk pengarah aliran dilakukan dengan krib dari tiang pancang beton dengan serial
krib sebanyak 7 (tujuh) seri dengan panjang bervariasi;
4. Perlindungan tebing dengan sheetpile untuk melindungi dari kondisi surut cepat dan pemberian
geobag untuk menahan gerusan pada kaki sheetpile.
5. Untuk jangka panjang direkomendasikan untuk pemantauan perubahan morfologi sungai di
sekitar Blok Istal.
Secara hidraulika penambahan bangunan yang direkomendasikan diatas tidak akan berdampak
pada pengurangan kapasitas tampang sungai.
Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk menindaklanjuti hasil dari analisis kegiatan Advis
Teknik ini antara lain :
1. Pelaksanaan perkuatan tebing dimulai dari pemasangan cerucuk dan penghamparan
geosintetik pada kaki tanggul yang diikuti dengan pengisian serta pemadatan lapisan tanah.
Tahapan tersebut diikuti dengan pemasangan geosintetik dan pemadatan timbunan secara
berjenjang dari lapisan bawah sampai ke puncak tebing saluran.
2. Untuk melindungi geosintetik dari potensi kerusakan akibat alam maupun vandalisme, bagian
luar dari sistem perkuatan tebing dilindungi dengan lapis bronjong.
3. Perlunya tindak lanjut analisis detail, terutama sistem perkuatan talang baik struktur penopang
saluran maupun sistem daya dukung pondasi yang diperlukan.
4. Jika memungkinkan, perlu dilakukan tambahan penyelidikan geoteknik terutama di lokasi
rencana talang, untuk mendukung perhitungan detail sistem perkuatan talang.
Terjadinya longsoran lereng galian Gesing - Berdasarkan kondisi morfologi dan konstruksi galian tebing yang telah dilakukan maka untuk
Randupitu Sta. 6+350 - Sta. 6+400 ruas Tol menjaga agar diperoleh lereng yang stabil, secara ringkas dapat disampaikan 4 (empat)
Gempol - Pandaan.
rekomendasi yang segera perlu dilakukan yaitu:
Membuat saluran pembuang, Air hujan yang mengumpul di belakang pabrik di tampung pada
Akibat intensitas curah hujan yang tinggi
bak kontrol dan kemudian dialirkan pda saluran pembuang. Bak kontrol harus ditinggikan,
ditambah kondisi kontur yang merupakan
sehingga air dapat mengalir secara gravitasi.
daerah bukit mengakibatkan besarnya
Membuat area kedap air pada area genangan, bertujuan untuk mencegah infiltrasi air pada
limpasan air permukaan yg bermuara di
bidang longsor. Air permukaan yang sudah ditampung pada bak kontrol kemungkinan ada
ROW jalan tol.
berpoensi menjadi genangan, sehingga untuk mencegah terjadinya infiltrasi dilakukan area yang
kedap air
Membangun saluran sub drain, mengantisipasi air yang masuk ke dalam bidang longsor maka
dibuat saluran sub drain. Infiltrasi air ini merupakan faktor pemicu terjadinya longsor
Membuat bor pile (structural), Bor pile dibuat pada ujung lereng berfungsi memperbesar gaya
penahan lereng terhadap longsor
Untuk mendapatkan konsep penanggulangan yang dapat dilakukan, terkait dengan permasalahan
yang ada, dapat disampaikan beberapa saran :
a. Sesegera mungkin dipasang tiang pancang dan sistem angkur untuk menambah kekuatan
pada segmen sistem perkuatan tebing yang mengalami pergerakan / miring.
b. Penambahan kekuatan ini dapat dilakukan dengan 2 alternatif :
- Melakukan penggalian di sisi dalam turap yang diikuti dengan penarikan turap agar dibuat tegak
kembali. Langkah ini dapat diikuti dengan pemasangan sistem tali angkur / balok angkur yang diikat
dengan tiang pancang. Alternatif ini diharapkan akan didapatkan bentuk profil sistem perkuatan
tebing yang lurus seperti rencana awal.
- Menambahkan tali angkur / balok dan tiang pancang yang diikat dengan turap eksisting (miring).
Konsekuensi dari alternatif ini bentuk lendutan profil pada turap yang miring akan tetap miring
(tidak bisa lurus seperti rencana awal).
c. Mengingat semua asumsi perhitungan dalam analisis tidak memperhitungkan adanya potensi
gerusan lokal di kaki turap, untuk perbaikan lebih lanjut, sebaiknya dilengkapi dengan sistem
pengendali aliran untuk meminimalkan potensi gerusan lokal yang dapat terjadi. Salah satu
struktur yang dapat dipilih adalah bottom panels / krib (kecil) tenggelam yang disusun di sepanjang
sistem perkuatan tebing (tikungan sungai).
d. Pemantauan secara rutin diperlukan untuk mengidentifikasi kemungkinan gerusan lokal di kaki
turap, sebelum dilakukan upaya pengendalian aliran
Saran-saran teknis yang dapat disampaikan terkait dengan tambahan perkuatan sistem yang telah
dilaksanakan dan pembangunan tahap selanjutnya adalah sebagai berikut :
1. Segera dilakukan tambahan struktur untuk mengurangi potensi gerusan lokal yang dapat
terjadi.
2. Perlu pemantauan terkait perkembangan gerusan lokal yang terjadi, jika tambahan perkuatan
sistem tidak dapat dilakukan dalam waktu yang cepat.
3. Penyesuaian desain pelaksanaan untuk tahap selanjutnya diperlukan, dengan melengkapi
sistam tambahan perkuatan untuk mendapatkan tambahan daya dulkung sekaligus berfungsi
sebagai pengendali aliran untuk meminimalkan gerusan lokal di kaki tebing sungai.
Advis Teknis Pengamanan Pantai Kota Baru Mangga Dua Maluku Utara
Lokasi : Pantai Kota Baru, Mangga Dua Prov.
Maluku Utara
Pengusul : BWS Maluku Utara
Setelah melakukan survei lapangan dan pengukuran debit sesaat dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Debit outlet dari Sifon dapat ditingkatkan lagi apabila trash rack baru dibangun lagi lebih kurang
50 m ke arah hulu dari bangunan Sifon. Trash rack yang ada sekarang jangan dibongkar tetapi
wajib difungsikan untuk pengamanan manusia (human safety).
2. Saluran Tarum Barat di depan Hotel Horison dan sekitarnya perlu dikeruk untuk menambah
kecepatan aliran. Dengan bertambahnya kecepatan aliran akan memperbesar debit aliran dari
outlet Sifon.
3. Upaya memperbesar outlet Sifon dapat dilakukan dengan mengatur operasional spillway
secara cepat dan tepat dengan memperhatikan kondisi musim atau suplai air dari Waduk
Djuanda. Untuk hal tersebut maka operasional pintu spillway harus menggunakan motor
penggerak.
4. Bendung Bekasi tidak boleh diturunkan pada kondisi tidak banjir. Jika hal ini dilakukan maka
akan mengurangi suplai air ke Jakarta.
5. Perlu dilakukan simulasi dengan model hidrologi hidraulik yang tepat untuk mengetahui
dengan pasti operasional spillway dan pintu bendung Bekasi pada saat banjir maupun tidak banjir.
Beberapat rekomendasi yang dapat disampaikan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan
antara lain :
a. Sebaiknya dilakukan evaluasi sistem, khususnya untuk pekerjaan Paket 4, mengingat adanya
perbedaan kebutuhan infrastruktur (galian maupun rumah pompa) yang cukup besar antara
pelaksanaan saat ini dan asumsi desain awal.
b. Mengingat keterbatasan parameter tanah hasil uji laboratorium, baik pada pekerjaan Paket 4
Permasalahan utama yang dihadapi saat
maupun Paket 5, sebaiknya dilakukan tambahan penyelidikan geoteknik berupa pengambilan
pelaksanaan pembangunan jaringan air
sampel tanah dan uji laboratorium (triaksial dan sifat fisik), terutama pada lokasi-lokasi yang
limbah pada Lokasi Paket 4 dan Paket 5 ini mempunyai kedalam galian lebih dari 3 m.
adalah stabilitas galian yang tidak mencukupi c. Evaluasi dan perhitungan detail diperlukan (baik pada pekerjaan Paket 4 maupun Paket 5)
saat pemasangan pipa
didasarkan data parameter teknik tanah yang baru (lebih lengkap dan mewakili lokasi), sebelum
pelaksaan pekerjaan lebih lanjut.
Berdasarkan hasil identifikasi dan kajian advis teknis permasalahan pantai di Maluku Utara, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Permalasahan yang ada di Pantai Kota Baru Mangga Dua adalah erosi/abrasi akibat belum
adanya pengamanan pantai yang dapat berfungsi meredam gelombang dengan baik. Struktur
yang terpasang belum memenuhi berat dengan kondisi gelombang yang ada di lokasi kajian.
2. Perhitungan Berat Armor sesuai dengan Manual Perencanaan Teknis Pengamanan Pantai dan
Shore Protection Manual.
3. Untuk lokasi di kawasan Pantai Kota Baru Mangga Dua tipe bangunan pengamanan pantai
tipe revetmen alternatif 1 menggunakan lapisan pelindung struktur eksisting dengan armor batu
4. Sedangkan alternatif 2 menggunakan lapisan pelindung struktur eksisting dengan armor batu
dikombinasikan dengan pemasangan kanstin pada bagian belakang struktur.
5. Penggunaan sturktur tangga dengan menggunakan armor blok beton berkait yang telah
dilakukan penelitian oleh Balai Pantai, Puslitbang SDA.
Saran hasil kajian advis teknis adalah sebagai berikut:
1. Pada saat pelaksanaan harus dilakukan pengawasan terutama pada pemasangan batu pecah.
2. Proses pencetakan struktur bagian tangga berupa blok beton berkait harus dilakukan dengan
baik dengan mutu beton K-250.
Dengan dilaksanakannya kegiatan Desain Berdasarkan hasil kajian dan diskusi, berikut disampaikan beberapa rekomendasi untuk Desain
Sabodam Karlutu, maka diperlukan advis
Sabodam Karlutu:
teknis terkait tata letak dan desain sabodam. 1) Secara teknis tata letak sabodam harus diletakkan pada ruas sungai yang relatif lurus, alur tidak
terlalu lebar dan relatif stabil. Maka lokasi rencana sabodam direkomendasikan berada pada cross
10
11
12
sumber material angkutan banjir bandang. Apabila teridentifikasi adanya potensi longsor maka
sebaiknya dilakukan pengamanan atau upaya penstabilan lereng tersebut. Sedangkan jika
Saran hasil kajian advis teknis adalah sebagai berikut:
1. Pada saat pelaksanaan harus dilakukan pengawasan terutama pada pemasangan
geobag/sandbag.
2. Pembuatan struktur pelindung kaki perlu diperhatikan dalam desain perencanaan bangunan
pengaman pantai.
3. Struktur berbahan geosintetis/geotekstil sebaiknya tidak digunakan sebagai lapisan pelindung
utama (lapisan primer),namun digunakan sebagai lapisan inti untuk menghindari kerusakan akibat
vandalisme atau sampah kayu.
Rekomendasi:
(1) Lamanya periode erupsi Gunungapi Sinabung mengakibatkan lamanya warga berada di barak
pengungsian, sehingga bencana Sinabung layak diangkat sebagai bencana nasional atau
sekurang-kurangnya sebagai bencana daerah.
(2) Semua material vulkanik yang terangkut banjir lahar akan mengalir menuju satu Sungai yakni
Sungai Lau Borus. Oleh sebab itu, penelitian tentang konsep pengendalian lahar pada gunungapi
yang mempunyai periode erupsi berkepanjangan dan meiliki karakteristik yang berbeda serta
hanya memiliki satu alur sungai utama perlu dilakukan.
(3) Penanganan darurat banjir lahar selama ini masih mengacu pada penanganan banjir air. Banjir
lahar yang mengalir secara kolektif memiliki sifat dan karakter berbeda dengan banjir pada
umumnya. Dengan demikian, penelitian tentang bahan konstruksi tanggap darurat nonpermanen
yang cocok diterapkan di daerah gunungapi juga perlu dilakukan.
(4) Selain pengendalian secara struktur, pengendalian yang bersifat nonstruktur juga tidak boleh
ditinggalkan, seperti pemasangan sistem peringatan dini banjir lahar, piket banjir lahar, sosialisasi
dan edukasi kepada warga masyarakat, dan lain-lain.
(5) Perkembangan bahaya sekunder akibat erupsi Gunungapi Sinabung yang semakin
meningkat, pemanfaatan semen tanah sebagai komponen utama bangunan sabodam dapat
dipertimbangkan (Chandra Hs, dkk, 2011)
(6) Untuk mengcegah terjadinya kegagalan konstruksi permanen, kedepan penerapan konsep
sabo jangkar dapat dipertimbangkan (Chandra Hs, dkk, 2013)
13
14
Beberapa saran yang dapat disampaikan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan,
antara lain :
1. Evaluasi detail tiap tahap pelaksaan diperlukan untuk menyakinkan stabilitas tebing terutama
pada tahap penggalian.
2. Perlu dilakukan pemasangan dan pemantauan patok geser untuk mengidentifikasi potensi
gerakan yang dapat terjadi saat pelaksanaan konstruksi.
3. Bagian awal saluran pipa dilengkapi dengan tembok sayap hilir, sedangkan di bagian hilir
saluran selain dilengkapi dengan sayap hilir juga diperkuat dengan sistem rip-rap untuk
meminimalkan potensi gerusan lokal di hilir saluran pipa.
Tanggal Pelaporan :
25 September 2015
15
Hasil investigasi awal untuk tindak lanjut penanganan longsor di Desa Sijemblung disimpulkan
sebagai berikut:
1. Material longsor di Desa Sijemblung saat ini masih dalam kondisi tidak stabil dan lepas sehingga
mudah terbawa aliran permukaan jika terjadi hujan. Kondisi ini mengakibatkan adanya potensi
aliran massa debris material longsor yang dapat masuk ke Sungai Pekacangan yang melintasi
area timbunan longsor. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan lebih lanjut untuk mengantisipasi
potensi tersebut agar tidak berdampak pada masyarakat maupun infrastruktur di hilirnya.
2. Pengendalian potensi banjir debris dapat dilakukan dengan melakukan normalisasi alur Sungai
Pekacangan, dan menstabilkan taludnya dengan membuat kanalisasi dan tiga unit groundsill di
hulu jembatan. Sedangkan untuk menahan material debris yang terangkut ke alur sungai perlu
dibangun checkdam pada jarak sekitar 50 m dari jembatan.
3. Pengamanan jembatan dari potensi banjir debris perlu dilakukan dengan memperlebar
ambang di bawah jembatan sehingga dapat memenuhi kapasitas debit banjir debris. Selain itu
groundsill di hilir jembatan juga perlu dipertimbangkan untuk mengamankan jembatan dari
degradasi.
4. Perlu dilakukan survey dan pengukuran lebih detail pada alur Sungai Pekacangan untuk
mendapatkan data morfologi dan sifat fisik tanah di lokasi tersebut sehingga diperoleh data yang
lebih akurat untuk perencanaan yang lebih detail.
16
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat disampaikan beberapa kesimpulan dan
rekomendasi sebagai berikut :
1. Permasalahan utama yang dihadapi di Bendung D.I. Dafa adalah terjadinya retakan
memanjang bendung dari mercu sampai ruang olak, yang disebabkan adanya galian pondasi
bendung saat pelaksanaan pembangunan bendung tahap lanjutan.
2. Alternatif penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan menutup retakan dengan
sistem grouting, yang dilanjutkan dengan penyantuan dan pelapisan bendung dengan beton
bertulang dari lantai udik sampai peredam energi.
3. Untuk mereduksi potensi rembesan akibat adanya bekas retakan yang ada, salah satu alternatif
yang dapat dilakukan adalah memasang turap di depan tubuh Bendung D.I. Dafa.
4. Ada dua permasalahan utama yang dihadapi di Bendung D.I. Way Geren, yaitu kerusakan
permukaan bendung dan kerusakan rip-rap di hilir peredam energi bendung.
5. Kerusakan pada permukaan bendung diakibatkan adanya gaya gesekan aliran air yang
melewati Bendung D.I. Way Geren, sedangkan kerusakan rip-rap dipicu adanya degradasi dasar
sungai di hilir bendung.
6. Kerusakan permukaan Bendung D.I. Way Geren dapat ditanggulangi dengan memberikan
lapisan pelindung bendung baru dengan beton bertulang yang dilengkapi dengan sistem angkur,
dari lantai udik sampai endsill peredam energi bendung.
7. Kerusakan rip-rap dapat ditanggulangi dengan melalukan penataan kembali rip-rap yang ada,
dan menambah rip-rap baru untuk mengantisipasi potensi kerusakan akibat adanya penambahan
tinggi mercu (akibat pelapisan baru) dan adanya tendensi degradasi dasar sungai di hilir Bendung
D.I. Geren.
8. Untuk mengetahui potensi degradasi dasar sungai di hilir Bendung D.I. Way Geren, perlu
dilakukan evaluasi morfologi sungai lebih detail.
Tanggal Pelaporan :
17