You are on page 1of 7

ALIRAN ENERGI

Selain energi-energi seperti dijelaskan diatas, energi juga dapat berbentuk aliran atau
pemindahan zat, dimana setiap massa yang mengalir atau berpindah selalu
menggantikan massa lain yang sama besarnya. Perpindahan massa ini akan terjadi jika
ada usaha, yang besarnya tergantung dari tekanan dan volumenya. Jadi, misalkan
sejumlah zat masuk ke suatu sistem dengan tekanan p1 dan volume v1, maka zat
tersebut akan memindahkan zat yang sebelumnya berada didalam sistem jika ada
usaha sebesar p1 x v1. Dan jika zat yang keluar dari sistem, akan terjadi aliran atau
pemindahan yang besarnya p2 dan v2.
Usaha yang terjadi adalah usaha aliran atau usaha pemindahan, dimana pada waktu
masuk sebesar p1v1, sedangkan waktu meninggalkan sistem sebesar p2.v2.
Sementara itu, dalam suatu sistem, jika ada aliran atau perpindahan energi, akan selalu
ada sejumlah panas yang diterima atau diberikan. Untuk membedakan apakah panas
tersebut diterima atau diberikan, untuk memudahkan perhitungan, maka jika sistem
menerima panas, nilai Q positif, sebaliknya jika panasnya yang hilang atau keluar dari
sistem, nilanya dihitung negatif.
Selama ada aliran zat didalam sistem, juga akan melibatkan Usaha Luar (W), dan
seperti halnya panas, maka untuk memudahkan perhitungan, usaha luar yang
dikeluarkan oleh sistem diberi nilai positif, sebaliknya W akan ditulis negatif jika usaha
diberikan ke sistem.
Perhatikan gambar berikut:
W

Masuk P1 v1 u1 C1

keluar P2 v2 u2 C2

z1

Q
z2
Garis patokan (datum level)
Gambar 5 2

Dengan menerapkan konservasi energi, dimana:


TOTAL ENERGI MASUK KE SISTEM = TOTAL ENERGI KELUAR DARI SISTEM
Untuk setiap unit massa suatu zat akan berlaku persamaan:

g.z1 + u1 + p1.v1 + C12 + Q = g.z2 + u2 + p2.v2 + C22 + W

Persamaan ini disebut Steady Flow of Energy Equation atau Persamaan Energi Aliran
Tetap.
Seperti diketahui, entalpi (H) adalah jumlah antara energi dalam (U) dengan usaha (W)
yang besarnya sama dengan tekanan dikalikan volume (pxv), dengan demikian maka
persamaan diatas dapat dirumuskan juga dengan:
g.z1 + (u1 + p1 v1) + C12 + Q = g.z2 + (u2 + p2 v2) + C22 + W
dimana

h1 = u1 + p1 v1 dan h2 = u2 + p2 v2

maka:

g.z1 + h1 + C12 + Q = g.z2 + h2 + C22 + W


Contoh 16
Dalam sistem aliran tetap (steady-flow),suatu zat mengalir dengan jumlah 4 kg.s -1,
memasuki sistem dengan tekanan 620 KN.m-2, kecepatan 300 m.s-1, perubahan energi
dalam 2100 kJ.kg-1 dan volume jenis 0,37 m3.kg-1. Keluar dari sistem tekanannya 130
kN/m2, kecepatan 150 m.s-1, energi dalam 1500 kJ.kg-1 dan volume jenis 1,2 m3.kg-1.
Selama mengalir melalui sistem zat tersebut kehilangan panas 30 kJ.kg -1 yang
berpindah ke sekelilingnya. Hitunglah tenaga sistem dalam kilowatt, sebutkan apakah
tenaganya dihasilkan atau diberikan ke sistem. Abaikan semua kehilangan energi
potensial.
Jawab:
Dengan mengabaikan energi potensial, persamaan aliran tetap per kg massa zat
tersebut,
U1 + p1v1 + C12 Q = U2 + p2v2 + C22 + W
Q ditulis negatif karena panasnya hilang (keluar dari sistem) ke sekelilingnya 30 kJ.kg-1,
maka:
W
= (u2 u1) + (p1v1 p2v2) + (C12- C22) Q
= 2100 1500)+(620x0,37 130x1,2) + (3002 1502)- 30
= 600 + (229-156) + (90,00022,500)30 = 676,75 kJ.kg-1
karena massa zat 4 kg,s-1, maka output tenaga yang dihasilkan (hasilnya positif)
menjadi:
676,75 x 4 = 2.707 kJ.s-1 = 2,707 kW
Contoh 17
Uap memasuki turbin dengan kecepatan 16 m.s-1 dan entalpi jenis 2990 kJ.kg-1. Uap
meninggalkan turbin dengan kecepatan 37 m.s-1 dengan entalpi jenis 2530 kJ.kg-1, dan
panas yang hilang ke sekelilingnya 25 kJ.kg -1. Jumlah uap yang mengalir adalah
324.000 kg.jam-1.
Hitunglah output usaha yang dihasilkan turbin dalam kilowatt.
Jawab:
Dari persamaan diatas, jika energi potensial diabaikan, maka:
h1 + C12 + Q = h2 + C22 + W

Jadi W = (h1 h2 ) + (C12 - C22) - Q


= (2990 2530)+ (162372) x 10-3 25
= 460+ (2561369)x10-3 25=
434,434 kJ.kg-1
-1
Jumlah uap = 324000 / 3600 = 90 kg.s , jadi:
P output

= 434,434 x 90 =
= 39100 kW =

39099,87 kJ.s-1
39,1 MW

Persamaan aliran tetap sebagaimana diuraikan sebelumnya berlaku untuk sistem terbuka,
atau didalam prakteknya, berlaku untuk mesin-mesin pembakaran luar (external combustion
engine) seperti turbin uap dan turbin gas. Sedangkan untuk sistem yang tertutup seperti
mesin-mesin pembakaran dalam (diesel, otto, dll.), persamaan diatas tidak berlaku, karena
nilai-nilai g, z, pv (usaha), C (kecepatan) harus diabaikan karena pada dasarnya, mesinnya
diam atau tidak bergerak.
Dengan diabaikannya energi-energi potensial dan kinetik, persamaan aliran energinya
menjadi:
u1 + Q = u2 + W

atau Q = u2 - u1 + W atau

Q = u + W
Persamaan tersebut sering disebut Non-Flow Energy Equation (Persamaan Energi Aliran
Tertutup). Dengan kata lain, persamaan tersebut dapat dinyatakan sebagai:
Jumlah panas yang dipindahkan ke suatu sistem sama dengan perubahan energi
dalam ditambah dengan usaha yang dihasilkan sistem.
Contoh 18
Selama langkah kompresi dari sebuah mesin, usaha yang dilakukan adalah 75 kJ/kg dan
panas yang keluar dari ke sekelilingnya 42 kJ.kg -1. Berapa perubahan energi dalam yang
terjadi, dan sebutkan, apakah naik atau turun.
Jawab:
Q = U + W

U = Q - W

U = (-42) (-75) (ingat: panasnya hilang, dan usaha negatif)


U = + 33 kJ.kg-1
berarti energi dalam bertambah atau naik.

5.

HUKUM THERMODINAMIKA KEDUA


Seperti halnya dengan hukum-hukum Thermodinamika ke-nol dan pertama, hukum
kedua thermodinamika ini juga hanya merupakan postulat, atau aksioma, yang berarti
pernyataan ini tidak dapat dibuktikan, tetapi kebenarannya tidak dapat dipungkiri.
Pengertian pertama dari hukum ini adalah, energi panas hanya dapat berpindah dari
sistem yang temperaturnya lebih tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Jadi
pernyataan ini menunjukkan arah, kemana energi mengalir, dan arah ini tidak berlaku
sebaliknya. Hal ini bukan berarti arahnya tidak dapat dibalik sama sekali, hanya saja,
untuk membuat agar energi panas yang mempunyai temperatur yang lebih rendah

dapat diarahkan ke sistem yang temperaturnya lebih tinggi, dibutuhkan energi lain, yaitu
usaha luar yang harus diberikan ke sistem.
Hukum ini berasal dari pernyataan Clausius (1822-1888), seorang filsuf dari Jerman
yang menyatakan bahwa tidak mungkin suatu mesin, tanpa bantuan energi luar, yang
dapat menyerahkan panas ke sistem yang temperaturnya lebih tinggi.
Dan inilah yang kemudian menjadi prinsip dari mesin pendingin (refrigerator) dan
pompa-pompa panas. Demikian juga yang dikatakan William Thomson, lalu Lord Kelvin
(1824-1907), seorang filsuf Irlandia, yang mengatakan bahwa:
kita tidak dapat merubah panas menjadi usaha dengan mendinginkan sistem
yang temperaturnya sudah dibawah temperatur paling rendah dari obyek-obyek
disekelilingnya
Ini berarti, jika sistem telah mencapai suhu terrendah disekitar sistem, tidak mungkin lagi
mengambil panas dan tidak ada lagi usaha yang dapat dilakukan.
Selanjutnya hukum kedua thermodinamika ini juga dapat dinyatakan dengan cara lain,
yaitu jika ditinjau dari pernyataan hukum thermodinamika pertama. Walaupun panas
adalah energi dan dapat dirubah menjadi usaha dan/atau tenaga, tetapi adalah
kenyataan bahwa tidak semua panas dapat dirubah menjadi energi. Panas yang
diberikan oleh pembakaran bahan bakar misalnya, tidak seluruhnya dapat dirubah
menjadi usaha. Sebagian panas digunakan untuk menaikkan energi dalam (U) mesin
itu sendiri (mesin menjadi panas dan perlu didinginkan). Disinilah kemudian timbulnya
istilah efisiensi thermis atau panas.
Esensi lain dari hukum kedua Termodinamika ini adalah, kita tahu bahwa untuk
menjalankan berbagai mesin dan alat-alat yang digunakan orang, dibutuhkan sumber
energi yang diperoleh dari bahan bakar. Tanpa adanya sumber panas ini, mesin-mesin
tidak dapat dijalankan. Sayangnya, bahan bakar yang ada didunia semakin lama
semakin berkurang, tidak dapat diciptakan lagi, baik itu minyak, batu bara, kayu dan
lain-lain. Hukum Thermodinamika Kedua secara tidak langsung juga memberi
peringatan untuk selalu menghemat bahan bakar, terutama minyak, yang suatu waktu
nanti, pasti habis. Atau, kita harus segera mencari bahan bakar alternatif, demi
kelangsungan hidup yang semakin mudah dan nyaman dengan semakin
berkembangnya tehnologi disegala bidang.

VI.

PROSES-PROSES dan DIAGRAM

6.1 Proses Volume Tetap


Proses atau perubahan keadaan yang terjadi jika selama proses berlangsung
volumenya tetap, disebut proses volume tetap atau proses isovolume. Contoh
proses ini adalah yang terjadi didalam tabung atau botol udara, dimana tekanan
udara dari kompresor akan menanikkan tekanan dan temperatur udara didalam
tabung, tetapi volume tabungnya tetap.
Dari persamaan keadaan p.v = m.R.T atau pv/T = C jika proses berjalan dari
keadaan 1 ke keadaan 2, dimana volumenya sama, maka dari:

p1V1 p 2V2

T1
T2
dan karena
pada proses volume tetap, persamaannya menjadi :

v1 = v2,

p1 p 2

T1 T2
Proses ini dapat diperlihatkan dalam diagram-diagram sbb.:
P

P1

P1

1
2
V1 = V2

P2

2
V1 = V2

2
V

T1

T2

T1

T2 T
Diagram P-V
T

Diagram P-T

Diagram V-

Gambar 5 3

Dalam proses volume tetap, usaha luar (W) akan sama dengan nol atau tidak ada
usaha luar. Hal ini disebabkan oleh volume-nya yang tetap, yang berarti V1 = V2,
sehingga W = px V = 0. Dan karena itu pula maka Q = U.
Untuk lebih jelasnya berikut formula-formula Q, W dan U:
Usaha

=0

Energi Dalam

Panas

Q = U = m.cv.(T2 - T1)

= Q = m.cv.(T2 - T1)

Contoh 19
Dari alat pengukur tekanan (manometer), diketahui tekanan botol angin yang berisi
udara = 21 Bar dan temperaturnya 500C. Jika Ketetapan Gas udara R = 290 J.(kgOK)-1,
hitunglah massa udara tersebut jika volume botol udara 0,45 m3. Setelah beberapa lama
ternyata temperaturnya turun hingga 250C. Berapa sekarang tekanannya dan berapa
panas yang hilang ke sekeliling botol udara tersebut.
Jawab:
Dianggap tekanan udara atmosfir = 1 Bar, maka:
tekanan absolut udara p = 21+1 = 22 Bar = 22x100 kN.m-2.
a. PV = m R T
m = PV / RT
m
= 2200 x 0,45 / 0,290 x (50+273) kg = 10,56
Massa udara m = 10,56 kg.
Volume botol udara tetap, sehingga
p1/T1 = p2 /T2
atau p2 = P1 x T2/ T1
b. Tekanan sekarang P2 = P1 x T2/ T1
p2 =2200 x (298) / (323) = 2030 kN/m2 = 20,3 Bar
c. Panas yang hilang ke sekelilingnya
Q =m x cv (T2-T1)
jika cv diambil = 0,720 kJ.(kg0K)-1, maka
Q = 10,56 x 0,720 x (50-25) = 190 kJ

6.2Proses Tekanan Tetap


Proses atau perubahan keadaan yang berlangsung dalam kondisi tekanan tetap,
dan seperti halnya dengan proses volume tetap, maka persamaan p1v1/T1= p2v2/T2
juga berlaku, namun disini p1= p2, sehingga persamaannya menjadi:

V1 V2

T1 T2
Contoh proses ini terjadi pada mesin uap, dimana uap yang berasal dari ketel
dengan bertekanan tinggi mendorong torak dimana tekanan uapnya selalu tetap.
Proses ini dapat dilihat dari diagram-diagram berikut :
P
p1 = 1
p2

P
2 p1 = p2

V
2

V2

1
V1
T2

V2

T1

T2

T1

Diagram P-V

Diagram P-T

Diagram V-T

Gambar 5 - 4

Untuk mencari jumlah panas, energi dalam dan Usaha dalam proses tekanan tetap,
dapat ditunjukkan dengan persamaan-persamaan berikut :
Panas

= m cp T

=m

cp.(T2 - T1)

Energi Dalam
Usaha

U
W

= m cv.(T2 - T1)
=

p (V2-V1)

Contoh 20
Didalam sebuah silinder udara bertekanan 15 Bar mendorong torak kearah bawah
dengan tekanan tetap dari volume semula 0,015 m 3 hingga volumenya menjadi 0,040
m3. Jika temperatur udara mula-mula 350C, berapa temperatur akhirnya ?. Hitung pula
berapa usaha luar yang dihasilkan dan massa udara jika panas jenis udara pada
tekanan tetap 1,02 kJ.(kg0K)-1, dan R udara = 291 J.(kg0K)-1.
Jawab:
Proses tekanan tetap, jadi V1/T1 = V2/T2
T2 = V1/V2 x T1
T2 = 308 x 0,040/0,015 = 308 x 8/3 = 8210K = 548 0C
Usaha luar W

= p (V2 V1) = 1500 x (0,040 0,015)


= 37,5 kNm = 37,5 k.J
PV = mRT
m
= PV/RT
m = 1500 x 0,015 / 0,291 x 308 = 0,25 kg
Panas Q = m.cp (T2-T1) = 0,25 x 1,02 x (821 308)
= 130,8 kJ.

You might also like