Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CHF ( Congestive Heart Failure ) merupakan salah satu masalah kesehatan
dalam sistem kardiovaskular, yang angka kejadiannya terus meningkat. Menurut
data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika menderita
CHF. Menurut American Heart Association ( AHA ) tahun 2012 dilaporkan bahwa
ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal jantung
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fisiologi Jantung
Jantung (bahasa latin, cor) adalah sebuah rongga, organ berotot yang
memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang.
Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani cardia untuk
jantung. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun
tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, Lapisan pertama
menempel sangat erat kepada jantung, disebut dengan perikardium viseral,
yang dipersarafi oleh saraf otonom. Sedangkan lapisan luarnya lebih longgar
yang dinamakan dengan perikardium parietal. Secara internal, jantung terbagi
atas 4 ruangan, 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Dinding otot
ventrikel lebih tebal dibandingkan atrium, terkait dengan fungsinya dalam
memompa darah ke seluruh tubuh.
a.
b. Siklus Jantung
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan
relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya.
Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan volume darah
dan
berhenti
Bunyi Jantung
Bunyi jantung secara tradisional digambarkan sebagai lup-dup dan
dapat didengar melalui stetoskop. Lup mengacu pada saat katup A-V
menutup dan dup mengacu pada saat katup semilunar menutup. Bunyi
ketiga atau keempat disebabkan vibrasi yang terjadi pada dinding jantung
saat darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel, dan dapat didengar
jika bunyi jantung diperkuat melalui mikrofon. Murmur adalah kelainan
bunyi jantung atau bunyi jantung tidak wajar yang berkaitan dengan
turbulensi aliran darah. Bunyi ini muncul karena defek pada katup seperti
penyempitan (stenosis) yang menghambat aliran darah ke depan, atau
katup yang tidak sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.
d. Frekuensi Jantung
Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per
menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan kecepatan
seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik: sistole 0,5 detik,
dan diastole 0,3 detik. Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung
sampai melebihi 100 denyut per menit. Bradikardia ditujukan untuk
frekuensi jantung yang kurang dari 60 denyut per menit.
e.
impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran melalui nodus A-V
dan sistem Purkinje, dan meningkatkan eksitabilitas keseluruhan jantung.
Pusat refleks kardioinhibitor juga terdapat dalam medulla oblongata. Efek
impuls dari neuron ini adalah untuk mengurangi frekuensi jantung. Impuls
ini menjalar melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.
Ujung serabut saraf mensekresi asetilkolin, yang mengurangi
frekuensi pengeluaran impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu
hantaran melalui nodus V-A. Frekuensi jantung dalam kurun waktu
tertentu ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor
dari saraf simpatis dan parasimpatis.
Impuls aferen (sensorik) yang menuju pusat kendali jantung berasal
dari
reseptor,
yang
terletak
di
berbagai
bagian
dalam
sistem
menurunnya
kontraktilitas
jantung.
Kondisi
yang
dan
pada
gilirannya
yang
secara
langsung
mempengaruhi
jantung.
mengisi
darah
(tamponade,
perikardium,
perikarditif
berupa
penurunan
fungsi
jantung.
Salah
satu
respon
jantung
berbanding
langsung
dengan
tekanan
yang
Derajat I
b.
Derajat II
Derajat III :
lapangan paru.
d.
Derajat IV :
Kelas I (A)
b.
Kelas II (B)
c.
d.
Kelas IV (C)
d. Kelas IV
bahkan pada saat istirahat pun keluhan tetap ada dan semakin berat jika
melakukan aktivitas
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.2.4Gejala dan tanda gagal ke belakang jantung kiri:
a.
c. Gejala serebral
Pasien dengan gagal jantung dapat pula datang dengan Gejala serebral,
seperti disorientasi, gangguan tidur dan mood, dapat pula diamati pada
pasien dengan gagal jantung berat, terutama pasien lanjut usia dengan
arteriosclerosis serebral dan perfusi serebral yang menurun. Nocturia
umum terjadi pada gagal jantung dan dapat berperan dalam insomnia
2.1.5 Diagnosis
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksan
penunjang.
a.
Anamnesis
b. Manifestasi klinis
Sesak nafas
Laboratorium :
i.
ii.
Faal ginjal :
Urin : Berat jenis <, volume urin menurun, Na urin menurun,
rennin meningkat aldosteron
iii.
iv.
Faal hati
Faal paru
d. Hepatomegali
e. Efusi pleura
f. Penurunan kapasitas vital 1/3 dari normal
g. Takikardi (>120x/menit)
Kriteria mayor atau minor
Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari pengobatan.
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Aktivitas
Walaupun aktivitas fisik berat tidak dianjurkan pada gagal jantung, suatu
latihan rutin ringan terbukti bermanfaat pada pasien gagal jantung dengan
NYHA kelas I-III. Pasien euvolemik sebaiknya didorong untuk melakukan
latihan rutin isotonic seperti jalan atau mengayuh sepeda ergometer statis,
yang dapat ditoleransi. Beberapa penelitian mengenai latihan fisik
memberikan hasil yang positif dengan berkurangnya gejala, meningkatkan
kapasitas latihan, dan memperbaiki kualitas dan durasi kehidupan. Manfaat
pengurangan berat badan dengan restriksi intake kalori belum diketahui
secara jelas.
2. Diet
Diet rendah garam (2-3 g per hari) dianjurkan pada semua pasien gagal
jantung
3. Diuretik
Kebanyakan dari manifestasi klinik gagal jantung sedang hingga berat
diakibatkan oleh retensi cairan yang menyebabkan ekspansi volume dan
gejala kongestif. Diuretik adalah satu-satunya agen farmakologik yang
dapat mengendalikan retensi cairan pada gagal jantung berat, dan
sebaiknya digunakan untuk mengembalikan dan menjaga status volume
pada pasien dengan gejala kongestif (sesak napas, orthopnea, dan edema)
atau tanda peningkatan tekanan pengisian (rales, distensi vena jugularis,
edema perifer). Furosemide, torsemide, dan bumetanide bekerja pada loop
of Henle (loop diuretics) dengan menginhibisi reabsorbsi Na+, K+,dan Cl
pada bagian asendens pada loop of henle; thiazide dan metolazone
mengurangi reabsorbsi Na+ dan Cl- pada bagian awal tubulus kontortus
distal, dan diuretic hemat kalium seperti spironolakton bekerja pada
tingkat duktus koligens.
4. Vasodilator
Vasodilator diindikasikan pada gagal jantung akut sebagai first line
theraphy, apabila hipoperfusi padahal tekanan darah adekuat dan tandatanda kongesti dengan diuresis sedikit, untuk membuka sirkulasi perifer
dan mengurangi pre-load. Contoh vasodilator Gliseril trinitrat 5mononitrat, Isosorbid dinitrat, Nitropusid, dan Nesitirid.
5. ACE Inhibitor (ACEI)
Terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa ACE inhibitor sebaiknya
digunakan pada pasien simptomatis dan asimptomatis dengan EF (Ejection
fraction)
menurun. ACE
inhibitor
mempengaruhi
sistem
rennin-
juga
dapat
menghambat
kininase
II,
sehingga
dapat
gejala,
mengurangi
kemungkinan
opname,
dan
meringankan
gejala
pasien, mencegah
opname,
dan
HF
memiliki
peningkatan
resiko
terjadinya
kejadian