You are on page 1of 1

Tiku lahir di dekat Rantepao di dataran tinggi Sulawesi (sekarang Kabupaten Tora

ja Utara, Sulawesi Selatan) pada tahun 1846.[1] Waktu itu, Sulawesi Selatan meru
pakan pusat perdagangan kopi dan dikuasai oleh beberapa panglima perang. Tiku ad
alah anak terakhir dari enam bersaudara yang lahir dari salah satu keluarga pang
lima perang tersebut. Ia merupakan putra dari Siambo' Karaeng, penguasa Pangala'
, dan istrinya, Leb'ok. Sebagai pemuda yang atletis,[2] Tiku sangat ramah terhad
ap pedagang kopi yang mengunjungi desanya.[3]
Pada tahun 1880, pecah perang antara Pangala' dan Baruppu', negara tetangga yang
dikuasai Pasusu. Tiku pun memimpin serangan ke negara tetangganya. Setelah Pasu
su dikalahkan, Tiku menggantikannya sebagai penguasa Baruppu'.[3] Kerajaan yang
baru dicaplok ini memiliki sawah yang luas dan aman sehingga Tiku memiliki kekua
saan yang besar. Meski suku Toraja umumnya lebih menghargai tenaga manusia dan m
embunuh orang secukupnya saja, sejarah lisan Baruppu' mendeskripsikan Tiku sebag
ai sosok pembunuh yang tidak memandang pria, wanita, atau anak-anak.[4]
Tak lama kemudian, ayah Tiku meninggal dunia. Tiku naik sebagai penguasa Pangala
'. Sebagai pemimpin, Tiku berusaha memperkuat ekonomi setempat dengan meningkatk
an perdagangan kopi dan persekutuan strategis dengan suku-suku Bugis di dataran
rendah. Kesuksesan ekonomi ini membuat para penguasa di sekitarnya menghormati d
an mengagumi Tiku.[5][6]

You might also like