You are on page 1of 37

SEMINAR TESIS

ANALISA THERMODINAMIKA
TERHADAP BAHAYA LEDAKAN
PADA TANGKI STORAGE AMONIAK CAIR

Disusun Oleh

Joko Siswanto
2307 201 201
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. KUSWANDI, DEA
NIP. 131 651 422
LABORATORIUM THERMODINAMIKA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2010

PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan

Kebakaran dan ledakan mengakibatkan kerugian materi serta korban


yang banyak baik meninggal dunia, cacat seumur hidup
Penyebab kebakaran dan ledakan:

Human eror (kesalahan faktor manusia)

Kesalahan prosedur kerja (SOP atau Instruksi kerja)

Disengaja ( pembakaran untuk mendapatkan asuransi, pengambilan


sumber alam dengan peledakan dan lain-lain)
Undang Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja, pasal 3 ayat 1 berbunyi Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a). mencegah dan mengurangi kecelakaan,
b). mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
c). mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
Peraturan tersebut menjadi salah satu dasar diwajibkannya upaya
pengendalian resiko terhadap bahaya kebakaran dan ledakan.
Pelanggaran atas peraturan tersebut berimbas pada pemberian sanksi
(tindakan hukum) (Pasal 15 ayat 1, 2 dan 3, UU RI No. 1 Tahun 1970).

Penelitian Terdahulu

Penelitian Ledakan;

Lestari dan Nurdiansyah (2007) : potensi bahaya kebakaran


dan ledakan pada tangki timbun premium

Marchini dkk (2008) : ledakan yang menimbulkan kobaran


api, kecelakaan terjadi selama pengisian LPG dari tangki
mobil ke dalam gudang penyimpanan (studi kasus)

Ercelebi dkk (2008) :parameter geologi dan operasional


dalam memprediksi ledakan yang diakibatkan airblastoverpressure pada penggalian.

Zhang dkk (2008): karakteristik ledakan dari gas ClO2 dari


berbagai macam konsentrasi.

Wu Zong-Zhi dkk (2008) : ledakan bahan pelarut uap air


(CVE) dalam bangunan berbentuk cincin yang beratap
dengan alas mengambang di atas kaki peyangga (studi
kasus).

Penelitian Amoniak_Air;

Smolen dan Polling (1991): data VLE sistem amoniak_air untuk


komposisi overall, tekanan dan suhu 20 OC 140 OC

Kusnul dan Setia (2004) : identifikasi dan evaluasi sistem


penyimpanan amoniak dalam upaya pencegahan pencemaran
lingkungan hidup (studi kasus di PT.Pupuk Kaltim)

Gulthom (2009) : Data primer dari observasi diolah dengan


dengan perangkat lunak ALOHA (Area Locations of
Hazardous Atmosphere) dihasilkan perhitungan pola
penyebaran bahan kimia amoniak.

Penelitian ini bertujuan memperoleh perubahan

tekanan pada tangki storage yang menyebabkan


ledakan, yaitu pada saat pengisian (loading) amoniak
cair dari pipa I maupun pipa II ke dalam tangki
storage. Ledakan tersebut disebabkan karena tekanan
uap dari campuran amoniak air dalam tangki storage
meningkat yang besarnya melebihi kemampuan tekanan
logam yang ada dan kemampuan kompresor yang tidak
maksimal dalam menyerap uapnya untuk dilakukan
pendinginan menjadi amoniak cair (refrigerasi). Dalam
studi ledakan tangki storage amoniak cair tersebut
akan ditinjau dan dianalisa dari ilmu themodinamika.

Rumusan Masalah
Campuran amoniak dan air dengan flowrate
yang tinggi akan terjadi perubahan properti
pencampuran
Sifat amoniak dapat berubah menjadi uap
tergantung pada kondisi suhu dan tekanan
Terjadi peningkatan dan penumpukan uap
amoniak pada tangki yang tidak diimbangi
dengan kemampuan pendinginan oleh
kompresor
Terjadi build up pressure (tekanan uap
meningkat) yang besarnya melebihi tekanan
logam yang ada.

Tujuan Penelitian
Menentukan korelasi kesetimbangan uap_cair
sistem amoniak air pada berbagai suhu.
Mempelajari pengaruh perubahan suhu (Suhu
real -25.75 C dan suhu variasi -40 C) dan
komposisi aliran masuk dari pipa I terhadap
perubahan tekanan.
Menganalisa resiko bahaya ledakan pada
tangki storage.

Manfaat Penelitian
Dengan pengelolaan, pemantauan, dan
pengoperasian sistem penyimpanan amoniak
secar benar, maka lingkungan di dalam pabrik
dan lingkungan sekitar akan terhindar dari
pencemaran uap amoniak maupun amoniak.
Memberi manfaat bagi pengembangan ilmu dan
teknologi pengoperasian sistem penyimpanan
amoniak.

Batasan Masalah
Penelitian dilakukan dalam skala simulasi
Teknik observasi
Dari data-data yang diperoleh dilakukan
perhitungan dengan properti campuran
amoniak air yaitu suhu campuran dan
kesetimbangan uap_cair.

2
2

5
14

6
7

9
11
13

10

8
12

Uap
Liquid

PROSES PENDINGINAN

PIPA III

PIPA I

TANGKI
STORAGE

PIPA II

METODE PENELITIAN

Neraca Massa dan Neraca Energi Aliran Pipa III


H3,EK3

PIPA III

H1,EK1

H2,EK2

PIPA I
(-25.75oC

PIPA II

-40oC),

Rate, suhu
dan
konsentrasi Amoniak (variasi)

Rate, suhu, komposisi


stabil

Rate pipa I + Rate pipa II = Rate pipa III


min( EK+EP+H) (mout(EK+EP+H)+Q+(-H reaksi) =0 (HK BERNOULI)

H3 = (mCpT)

Pipa III

= [(mCpT)

NH3

+ (mCpT)

H2O

Pipa III

Dengan bantuan software Goalseek didapatkan suhu aliran


pipa III

Neraca Massa dan Neraca Energi Tangki Storage


Q

UAP

H AWAL
H3,EK3

EK AWAL

PENDINGINAN

LIQUID

PIPA III

Massa Pipa III + Massa Tangki awal = Massa Tangki Akhir


= Waktu x Massa Tangki Akhir

H3 + EK3 + HAWAL+ EKAWAL + (-Q) = H

TOTAL

Q = m , = H Vaporation (Watson)

H 2

H 1

1 Tr2

1 Tr1

0.38

Menentukan Suhu Tangki Keadaan Akhir

H total = (mCpT) Akhir = [(mCpT) NH3 +


(mCpT) H2O] Akhir

Dengan bantuan software Goalseek


didapatkan suhu tangki storage keadaan
akhir (variasi waktu)
Cp = koefisien panas pada tekanan konstan
= aoT + 1/2a1T2 + 1/3a2T3 + 1/4a3T4 +
1/5a4T5

dimana = ao, a1, a2, a3, a4, a5 konstanta

Menentukan Tekanan Uap (P Buble) Tangki Storage

PBuble x P

sat
1 1 1

x2 2 P

sat
2

Menentukan Parameter Margules A12 dan A21


Untuk mendapatkan nilai parameter Margules yaitu
dengan fiting antara x1 terhadap GE/RT eksperimen
dengan x1 terhadap GE/RT perhitungan dari data IV
Vapor-Liquid Equilibrium Data for the NH3-H20
System and Its Description with a Modified Cubic
Equation of State (Thomas M. Smolen, David B.
Manley, and Bruce E.Poling,2002)

Menentukan Koefisien Aktifitaf amoniak dan


air

ln 1 x2 [ A12 2( A21 A12 ) x1 ]


2

ln 2 x1 [ A21 2( A12 A21 ) x2 ]


2

Menentukan

log 10 Pvp

P1sat dan

B
A
T C 273.15

A, B dan C suatu konstanta

T = suhu

P2sat (Antoine)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Tekanan Uap (P Buble) dengan suhu Aliran Pipa I
-25.75oC :
Enthalpi (H1) dan Enthalpi (H3) nilainya semakin turun
dengan kenaikan konsentrasi amoniak.
Enthalpi (H2) - 3.1x1011 Joule , energi kinetik (EK2) 19.4 Joule
Energi kinetik (EK1) dan energi kinetik (EK3) nilainya
semakin turun dengan bertambahnya konsentrasi amoniak
Suhu aliran pipa III relatif kecil atau hampir tidak ada
perubahan yang signifikan dengan kenaikan konsentrasi
amoniak
Enthalpi tangki storage awal (H awal) -2.4x1012 Joule, energi
kinetik tangki storage awal (EK awal) = tidak
ada
Panas laten (Q) yang diserap oleh kompresor 8124.49 Joule
Suhu tangki storage keadaan akhir semakin naik dengan
bertambahnya waktu.
Perhitungan Parameter Margules Margules A12 -0.482 dan A21
-3.44
Tekanan uap (P Buble) naik dengan bertambahnya waktu

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Perhitungan Tekanan Uap (P Buble) dengan suhu Aliran Pipa I
-40oC :
Enthalpi (H1) dan Enthalpi (H3) nilainya semakin turun
dengan kenaikan konsentrasi amoniak.
Enthalpi (H2) - 3.1x1011 Joule , energi kinetik (EK2) 19.4 Joule
Energi kinetik (EK1) dan energi kinetik (EK3) nilainya
semakin turun dengan bertambahnya konsentrasi amoniak
Suhu aliran pipa III semakin turun dengan kenaikan konsentrasi
amoniak
Enthalpi tangki storage awal (H awal) -1.5X1012 Joule,
energi kinetik tangki storage awal (EK awal) = tidak ada
Panas laten (Q) yang diserap oleh kompresor 8015.89 Joule
Suhu tangki storage keadaan akhir semakin naik dengan
bertambahnya waktu.
Perhitungan Parameter Margules Margules A12 -0.482 dan A21
-3.44
Tekanan uap (P Buble) naik dengan bertambahnya waktu

Suhu Aliran Pipa III (oC)

-28
Suhu Pipa I -25.75oC
Suhu Pipa I -40oC
-30

-32

-34
0

0.2

0.4
0.6
0.8
1
X1(NH3)
Gambar 1 Kurva variasi konsentrasi amoniak terhadap suhu pipa
III

Enthalpi Pipa III (Joule)

(1011)
Suhu pipa I -25.75oC
Suhu Pipa I -40oC
-4

-5

-6

0.2

0.4
0.6
0.8
1
X1(NH3)
Gambar 2. Kurva variasi konsentrasi amoniak terhadap variasi
enthalpi pipa III

Energi Kinetik Pipa III (Joule)

(108)
Suhu Pipa I -25.75oC
Suhu Pipa I -40oC

0.5

0
0

0.2

0.4

0.6
X1(NH3)

0.8

Gambar 3. Kurva variasi konsentrasi amoniak terhadap energi


kinetik (EK) aliran pipa III

Suhu Tangki (oC)

0
-20

Suhu Pipa I -25.75oC


Suhu Pipa I -40oC

-40
-60
-80
0

10

Waktu (menit)
Gambar 4. Kurva variasi waktu terhadap variasi suhu tangki
storage akhir

Tekanan Tangki Storage (Kpa)

600

400

200
Suhu Pipa I -25.75oC
Suhu Pipa I -40oC
0
0

Waktu (menit)

10

Gambar 5. Kurva variasi waktu terhadap variasi tekanan uap (P buble)


tangki storage

GE/RT Eks.
GE/Rt Cals.

GE/RT

-0.2

-0.4

-0.6

0.2

0.4

X1

0.6

0.8

Gambar 6. Kurva variasi x1 terhadap variasi GE/RT

KESIMPULAN

Dari analisa dan pembahasan pada penelitian ini yang ditinjau


dari ilmu thermidinamika dapat disimpulkan beberapa properti
sebagai berikut ;
1. Enthalpi pada aliran pipa III (H3) semakin kecil dengan
kenaikan konsentrasi amoniak dan tidak berpengaruh
terhadap variasi suhu aliran pipa I.
2. Energi kinetik aliran pipa III (EK3) semakin kecil dengan
kenaikan konsentrasi amoniak dan tidak berpengaruh
terhadap variasi suhu aliran pipa I.
3. a. Suhu campuran aliran pipa III hampir tidak berpengaruh
dengan kenaikan konsentrasi amoniak (suhu real aliran
pipa I -25.75oC).
b. Suhu campuran aliran pipa III semakin turun dengan
kenaikan konsentrasi amoniak (suhu variasi aliran pipa I
- 40oC).
4. Tekanan uap (P Buble) semakin naik dengan kenaikan waktu
maupun variasi suhu aliran pipa I dan nilainya melebihi
tekanan logam yang diijinkan pada spesifikasi tangki storage

DAFTAR PUSTAKA

David M.HimmeblauStatistics, Basic Principles and Calculations in chemical Engineering, 7end


Edition, Pearson Education International, 2004
Fthenakis, Prevention and Control of Accident Releases of Hazardous Gases,Van Nostrand
Reinhold, New York, 1993.
Kusnul Nurmanto dkk,Identifikasi dan evaluasi system penyimpanan amoniak dalam upaya
pencegahan pencemaran lingkungan,Proseding Seminar Nasional Rekayasa Kimia dan Proses,
Semarang 2004.
Lestari & Nurdiansyah Potensi Bahaya Kebakaran dan Ledakan Pada Tangki Timbun Bahan
Bakar Minyak (BBM) Jenis Premium Di Depot X Tahun 2007, Makara Teknologi, Vol.11 No.2,
November 2007.
Lees, F.P., Loss Prevention In The Process Industries: Hazard Identification, Assessment and
Control, Vol 1-3, 2nd Edition, Butterworth-Heinemann, Oxford, 1996.
Poling & Prausnitz., The Properties of Gases and Liquids, Fifth Edition, Mc Graw-Hill
International, Inc., 2001.
Smith & Van Ness., Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics, Sixth Edition, Mc
Graw-Hill International, Singapore, 2001.
The International Association Shelia B Reed,Pengantar Tentang Bahaya,Program Pelatihan
Manajemen Bencana,Edisi ke-3, 1995.
The International Association For The Study Of Insurance Economics (2006) World Fire Statistics,
The Geneva Association Newsletter No 22, October 2006.
Thomas M. Smolen, David B. Manley, and Bruce E. Poling,Vapor-liquid equilibrium data for
ammonia-water system and its description with a modified cubic, equation of state,J. Chem. Eng.
Data, 1991.
Towler & Sinnott, Chemical Engineering Design Principle Practice and Economics of Plant and
Process Design, Elseiver, 2008.

Tabel 1. Spesifikasi tangki storage


Spesifikasi

Keterangan

1.

Kapasitas

7500 metrik ton.

2.

Bentuk Storage

Silinder tegak dengan tutup roof dished

3.

Diameter Shell

26 meter.

4.

Tinggi Shell

21.85 meter.

5.

Tinggi dished

2.84 meter

5.

Material

Carbon stell ASTM-516 GRADE 70.

6.

Temperatur Operasi

- 330C

7.

Tekanan Operasi

80 gram/cm2

8.

Tekanan Maksimum

100 gram/cm2

9.

Vakum Maksimum

5 gram/cm2

10.

Isolasi

Foam glass block 2 lapis, tebal 3 dan 4

11.

Kapasitas Refrigeration
system

1161 kg/jam

12.

Umur Storage

Sekitar 23 tahun

13.

Flowrate kompresor

0.387 ton/jam

13.

Amonia disyaratkan

NH3 = 99.8% 99.5%


Oksigen = 2.5 ppm
H2O = 0.2% 0.5%

No

Tabel 2. Data-data pipa I


Pipa I

No.

Keterangan

Waktu Pengisian

Mulai pukul 16.57 s/d 17.08 WIB

Lama waktu pengisian

11 menit

Jumlah amoniak terkirim

10.2 Ton

Flow rate

56.636 Ton/jam

Suhu amoniak dalam pipa

- 25.75 C

6.

Jarak pipa

1600 m

Diameter
Luas penampang

6
0.0182 m2

Tekanan

1.7 kg/cm2

Tabel 3. Data-data pipa II


Pipa II

No.

Keterangan

Waktu Pengisian

Mulai pukul 15.30 s/d 17.08 WIB

Lama waktu pengisian

1 jam 38 menit

Jumlah amoniak terkirim

79.002 Ton

Flow rate

64.54 ton/jam

Suhu amoniak dalam pipa

- 29 o C

6.

Diameter
Luas penampang

6
0.0182 m2

Flow rate yang diijinkan

70 ton/jam

Tekanan

1.7 kg/cm2

Tabel 4. Data-data pipa operasional tangki


Tangki Storage

No.

Keterangan

Level isi amoniak dalam tangki

0.92 meter (=332 ton)

Tekanan operasional
Tekanan Absolut

39 gram/cm2 s/d 138 gram/cm2


105.15 Kpa s/d 114.27 Kpa

Level isi amoniak menjelang


ledakan pukul 17.08 WIB

1,14 meter (441 ton).

Skala level Indikator

0,2 s/d 1 Kg/cm2 = 0 s/d 20 meter level.

Skala level 1 ( satu ) Meter

375 Metrik Ton Amoniak

6.

Berat jenis amoniak

0,68 gram/cc.

Penambahan level amoniak dalam


tangki akibat pengiriman dari pipa
II

79.008 / 375 x 1 Meter = 0.2112213m =


21.12213 cm

Penambahan level amoniak dalam


tangki akibat pengiriman dari pipa
I

10,2 / 375 x 1 Meter = 0.0272 m = 2.72


cm

Total penambahan level amoniak


dalam tangki

(0.2112213+0.0272)m = 0.238421 m=
23.8421 cm

10

Penambahan level/menit

0.238421/11=0.0216747 m/min

11

Suhu

20 oC

Foto Close Up suhu indikator tangki storage

yang meledak

Foto Close Up indikator tekanan uap amoniak dalam


tangki storage

Foto Tangki storage yang meledak secara keseluruhan

Foto Bentuk tangki storage akibat ledakan

You might also like