Professional Documents
Culture Documents
OBAT TIDUR
OLEH
KELOMPOK V PROGSUS B4 :
1. I KOMANG ADI NURJAYANA
(11.322.1343)
(11.322.1345)
3. KETUT DARSANA
(11.322.1348)
4. KADEK SANJAYA
(11.322.1349)
5. I WAYAN PARMITA
(11.322.1358)
6. NI WAYAN RENITI
(11.322.1360)
7. DEWA SUTARKA
(11.322.1372)
8. NENGAH WARDANA
(11.322.1375)
Nama dagang
Awitan Kerja
Dosis Oral
*(mg)
0,25-0,5 (3 kali sehali)
Generik
Alprazolam
Xanax
(Dalam Menit)
15-60
Diazepam
Valium
15-45
15-45
15-60
Flurazepam
Lorazepam
Oksazepam
Temazepam
Dalmane
Apo-Flurazepam
Ativan
Apo-Lorazepam
Serax
Zapex
Restoril
Indikasi
Ansietas
Gangguan
tidur
Gangguan
tidur
Ansietas
Gangguan
tidur
45-90
25-27
Ansietas
Gangguan
tidur
Triazolam
Halcion
15-30
Zolpoidem
Ambien
15-45
0,125-0,25 menjelang
Gangguan
tidur
10-20 menjelang tidur
tidur
Gangguan
tidur
Benzodiazepin.
(Klordiazepoksid,
diazepam,
oksazepam,
lorazepam,
klorazepat,
Farmakodinamik :
Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA. Terdapat dua jenis reseptor GABA, yaitu
GABAA dan GABAB. Reseptor GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks) terdiri atas
lima subunit yaitu 1, 2, 1, 2 dan 2. Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik
subunit 2 sehingga pengikatan ini menyebabkan pembukaan kanal klorida, memungkinkan
masuknya ion klorida ke dalam sel menyebabkan peningkatan potensial elektrik sepanjang
membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi.
Efek yg ditimbulkan benzodiazepin merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP
dengan efek utama: sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas,
relaksasi otot dan antikonvulsan. Sedangkan efek perifernya: vasodilatasi koroner (pada
pemberian IV) dan blokade neuromuskular (pada pemberian dosis tinggi).
Berbagai efek yang menyerupai benzodiazepin:
1. Agonis penuh, yaitu senyawa yang sepenuhnya serupa efek benzodiazepin misalnya:
diazepam.
2. Agonis parsial, yaitu efek senyawa yang menghasilkan efek maksimum yang kurang kuat
dibandingkan dibandingkan diazepam
3. Inverse agonis, yaitu senyawa yang menghasilkan kebalikan dari efek diazepam pada saat
tidak adanya senyawa yang mirip benzodiazepin
4. Antagonis, melalui persaingan ikatannya dengan reseptor benzodiazepin misalnya:
flumazenil
Farmakokinetik
Absorpsi:
Ekskresi:
Ekskresi metabolit benzodiazepin bersifat larut air melalui ginjal
Efek samping:
Pada dosis hipnotik kadar puncak menimbulkan efek samping a.l. kepala ringan,
malas, tidak bermotivasi, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan
psikomotor, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disartria, amnesia anterogard. Interaksi
dengan etanol (alkohol) menimbulkan efek depresi yang berat.
Efek samping lain yang lebih umum: lemas, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo,
mual/muntah, diare, nyeri epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada dan inkontinensia. Penggunaan
kronik benzodiazepin memiliki risiko terjadinya ketergantungan dan penyalahgunaan. Untuk
menghindari efek tsb disarankan pemberian obat tidak lebih dari 3 minggu. Gejala putus obat
berupa insomnia dan ansietas. Pada penghentian penggunaan secara tiba-tiba, dapat timbul
disforia, mudah tersinggung, berkeringat, mimpi buruk, tremor, anoreksi serta pusing kepala.
Oleh karena itu penghentian penggunaan obat sebaiknya secara bertahap.
Referensi :
Potter dan Perry, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik
Volume 2 Edisi 4, Jakarta: EGC.
http://www.forumkami.net/waspada-efek-negatif-obat-tidur
http://www.mediaindonesia.com/enam-efek-negatif-obat-tidur
http://sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/farmakologi-anti-ansietas-dan-moodstabilizer/