You are on page 1of 4

G1P0A0 hamil 41 minggu Inpartu Kala 1 Fase Aktif

Memanjang
Tanggal 05- 04- 2016
Pukul 13:00 wib
Nama : Ny. Asniah
Tn : Aang.
Umur : 21 th
Agama : Islam.
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.
Alamat : Dusun Krajan 03/01 sindang karya , kutawaluya
Riwayat Kehamilan sekarang : ANC 9x di posyandu dn puskesmas
Diagnosa : G1P0A0 Hamil 41 minggu inpartu kala 1 fase aktif memanjang
S : Os kiriman Bd. Sanih datang ke poned mengaku hamil 9 bulan, ibu mengatakan terasa
mulas-mulas dari kemarin,sudah keluar air-air dan sudah keluar lendir darah.
O : TTV k/u: baik kes : cm
TD : 130/80 mmhg. N : 76 x/m. Rr : 16 x/m. S : 36,7c
TFU : 33 cm DJJ : 132 x/m His : (+)
PD : v/v : tidak ada kelainan
portio : tipis lunak
pembukaan : 9 cm
ketuban : (-) kering
presentasi : kepala .
A : G1P0A0 Hamil 41 minggu inpartu kala 1 fase laten memanjang

P : - Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.


- Anjurkan ibu untuk miring kiri.
- infus RL 500cc.
- konsul call centre.
- Observasi kemajuan persalinan.

Catatan observasi
Pukul 15:00 wib
TTV: k/u : baik kes : cm
TD : 160/90 mmhg , N : 80 x/m Rr : 20 x/m
DJJ : 146 x/m His : (+)
PD : v/v : tidak ada kelainan portio : tipis lunak
pembukaan : 9 cm ketuban : ( -) kering
penurunan kepala : H II

S : 36,5c

Konsul dokter : hubungi call center.


Konsul call center : advice OS di rujuk ke RSUD karawang.
KR : #17847

Persalinan dengan kala 1 memanjang


Persalinan dengan kala I lama adalah persalinan yang fase latennya berlangsung lebih
dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak adekuat atau bervariasi; kurang dari 1
cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam setelah kemajuan persalinan; kurang dari
1,2 cm per jam pada primigravida dan kurang dari 1,5 per jam pada multipara; lebih dari 12
jam sejak pembukaan 4 sampai pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini
terjadi pada 5 persen persalinan dan pada primigravida insidensinya dua kali lebih besar
daripada multigravida
2. Etiologi
Menurut Mochtar sebab-sebab terjadinya partus lama yaitu:
- Kelainan letak janin.
- Kelainan-kelainan panggul.
- Kelainan his.
- Janin besar atau ada kelainan kongenital.
- Primi.
- Ketuban pecah dini.

3. Klasifikasi
Kala I lama diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
1. Fase Laten Memanjang
Adalah fase pembukaan serviks yang tidak melewati 3 cm setelah 8 jam inpartu
(Saifuddin,2009)
2. Fase aktif memanjang
Adalah fase yang lebih panjang dari 12 jam dengan pembukaan serviks kurang dari 1,2 cm
per jam pada primigravida dan 6 jam rata-rata 2,5 jam dengan laju dilatasi serviks kurang
dari 1,5 cm per jam pada multigravida.
4. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kala I lama antara lain:
A. Kelainan letak janin
Meliputi presentasi puncak kepala, presentasi muka, presentasi dahi, letak sungsang, letak
melintang, dan presentasi ganda. Pada kelainan letak janin dapat menyebabkan partus lama
dan ketuban pecah dini, dengan demikian mudah terjadi infeksi intrapartum. Sementara pada
janin dapat berakibat adanya trauma partus dan hipoksia karena kontraksi uterus terus
menerus (Mochtar, 2011).

B. Kelainan HIS
- Inertia Uteri
- inertia uteri sekunder
- his terlampau kuat
5. Tanda Klinis
Menurut Mochtar (2011) tanda klinis kala I lama terjadi pada ibu dan juga pada janin
meliputi:
A. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai edema vulva, edema serviks, cairan ketuban
yang berbau, terdapat mekonium.
B. Pada janin
- Denyut jantung janin cepat/hebat/tidak teratur bahkan negatif; air ketuban terdapat
mekonium,
kental kehijau-hijauan, berbau.
- Kaput suksedaneum yang besar.
- Moulage kepala yang hebat.
- Kematian janin dalam kandungan.
- Kematian janin intra partal.
6. Komplikasi pada Ibu dan Janin Akibat Kala I Lama
A. Bagi ibu
- Ketuban pecah dini
- Sepsis Puerperalis
- Ruptur Uterus
- Cedera dasar panggul
- Dehidrasi
B. Bagi janin
Persalinan dengan kala I lama dapat menyebabkan detak jantung janin mengalami gangguan,
dapat terjadi takikardi sampai bradikardi. Selain itu, persalinan lama juga dapat berakibat
adanya kaput suksidaneum yang besar (pembengkakan kulit kepala) seringkali terbentuk pada
bagian kepala yang paling dependen, dan molase (tumpang tindih tulang-tulang kranium)
pada kranium janin mengakibatkan perubahan bentuk kepala
7. Diagnosis Penunjang
Untuk menegakkan diagnosis diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang antara lain :
- Pemeriksaan USG untuk mengetahui letak janin.
- Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar haemoglobin guna mengidentifikasi
apakah pasien menderita anemia atau tidak.
- Pemeriksaan sinar rontgen dilakukan jika diagnosis sulit ditegakkan karena terjadi moulage
yang cukup banyak dan caput succedanum yang besar, pemeriksaan sinar rontgen dapat
membantu menentukan posisi janin disamping menentukan bentuk dan ukuran panggul.

8. Penatalaksan
Penanganan umum pada ibu bersalin dengan kala I lama yaitu:
- Nilai keadaan umum, tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya.
- Tentukan keadaan janin
- Perbaiki keadaan umm.
- Menganjurkan untuk mobilisasi dengan berjalan dan mengubah posisi dalam persalinan.
- Rehidrasi melalui infus atau minum.
- Merangsang puting susu.
- lakukan penilaian frekuensi dan lamanya kontraksi berdasarkan fartograf.
- Evaluasi ulang dengan pemeriksaan vaginal tiap 4 jam.
- Lakukan induksi dengan oksitosin drip 5 unit dalam 500 cc dekstrosa atau NaCL.
- Konsultasi dokter jika persalinan tidak ada kemajuan.

You might also like