You are on page 1of 10

AGAMA DAN HAK ASASI MANUSIA

MAKALAH
Dibuat untuk memenuhi tugas agama
Semester 1

Disusun oleh:
Dhea Arvie

682014082

Agung Nugroho

682014096

Yoseph Peter Chrystiawan

682014097

Septian Yoga Kurniawan

692014041

Rynaldi Khrisna Saalino

692014053

Ivana Nomiyanti

692014070

Reynaldo Y. Dahoklory

692014102

Maria Spamyta Marcelya L. 692014107


Resky Jefika Nori

702014013

Andrie Putra Tobely

702014015

Weynand Kofes Wamaer

702014010

Karmil Kagoya

702014029

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI


UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas izin, berkat, rahmat, dan
karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami, sehingga kami dapat menyusun laporan tugas
kami yang berjudul Agama dan Hak Asasi Manusia dengan sehat walafiat tanpa suatu
halangan apapun.
Tujuan kami menyusun laporan ini untuk memenuhi tugas ketiga mata kuliah agama
yang diampu oleh Ibu Esther H. Tulung. Selain itu, kami juga ingin membagi ilmu yang kami
dapatkan melalui proses teliti dan telaah dari tugas ini.
Kami menyadari dalam penulisan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun kepada para pembaca demi
penyempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Kami harap, penulisan laporan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Salatiga, November 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A.
B.
C.
D.

Latar belakang............................................................................................................1
Rumusan masalah.......................................................................................................1
Tujuan.........................................................................................................................1
Manfaat.......................................................................................................................1

BAB II AGAMA DAN HAK ASASI MANUSIA.................................................................2


A. Agama dan Ham.........................................................................................................2
B. Ulasan Film Tanda Tanya...........................................................................................4
BAB III Penutup....................................................................................................................6
A. Simpulan....................................................................................................................6
B. Saran...........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Agama yang diberikan kepada umat manusia adalah sebagai pemberi perasaan
aman dan sejahtera bagi pemeluk agama tersebut. Semua agama diberikan kepada
manusia agar mereka dapat menjalani hidup dengan lebih baik dalam kebesaran
Tuhan. Agama diturunkan oleh Tuhan untuk menjaga, memelihara, membina akhlak
moral manusia sehingga seluruh umat beragama di alam semesta ini dapat hidup
berdampingan secara aman dan damai sehingga tercipta suasana yang harmoni.
Namun, jika agama diturunkan dengan tujuan untuk harmonisasi bumi,
mengapa masih terjadi konflik antar manusia terlebih antar umat beragama? Mereka
seakan-akan menjadikan agama sebagai sebuah tameng kebersamaan. Padahal pada
hakikatnya agama termasuk dalam hak yang paling asasi yang ada dalam setiap umat
manusia. Mereka bebas untuk memilih dan mengamalkan ajaran agamanya sendiri.
Tetapi, dalam kehidupan agama belum bisa menjadi alat harmonisasi. Setidaknya
belum sampai manusia mengerti tentang toleransi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan antara agama dan HAM?
2. Bagaimana agama dan HAM dilukiskan dalam film Tanda Tanya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan antara agama dan HAM.
2. Untuk mengetahui bagaimana agama dan HAM dilukiskan dalam film tanda
Tanya.
D. Manfaat
Laporan ini dibuat agar para pembaca mengerti pentingnya toleransi dalam kehidupan
umat beragama.

BAB II
AGAMA DAN HAK ASASI MANUSIA
A. AGAMA DAN HAM
(KARMIL) Hak asasi manusia (HAM) dalam pasal 1 UU No 39 tahun 1999
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan kebenaran manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi, dilindungi negara, hukum, pemerintahan dan setiap orang, demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
(WEYNAND) Sedangkan agama adalah suatu cara pandang dunia atau
serangkaian kepercayaan, berkaitan dengan perwujudan dan ungkapan sistem nilai
dan jalan hidup dari kepercayaan-kepercayaan tersebut (John Kelsay dan Sunner B.
Twiss, Religion and Human Rights, 1994:vii). (ANDRIE)Dari sudut pandang
psikologis, agama diartikan sebagai segala perasaan, tidakan dan pengalaman pribadi
manusia dalam kesendiriannya, sejauh mereka memahami diri mereka sendiri saat
berhadapan dengan apapun yang mereka anggap sebagai yang ilahi (William James,
Perjumpaan dengan Tuhan, Raga, Pengalaman Religius Manusia, Jakarta, 2004:23).
(RESKY) Untuk melihat keterkaitan antara agama dan HAM, kita perlu
melihat dua kepentingan agama:
1. Kepentigngan Tuhan
Dalam hal ini yang ditekankan adalah keluhuran dan kemuliaan Tuhan. Misi
agama adalah mengajak umat manusia untuk memuliakannya, menghormatinya
dan meluhurkannya, baik dengan kata-kata maupun tindakan (Al Andang, Agama
yang Berpijak dan Berpihak, Yogyakarta, 1998:103).
2. Kepentingan Umat Manusia
Dalam hal ini, agama memberikan manusia jalan menuju kebahagiaan jika
manusia mau mendengarkan dan menerimanya.
(MARIA)Dari dua kepentingan agama di atas, sayangnya manusia sering
menekankan kepentingan yang satu dari pada yang lain. Pada saat dia menekankan
kepentingan kepada Tuhan saja, manusia bisa rela menghukum manusia lain atas
nama Tuhan. Di lain sisi, agama jatuh pada kepentingan manusia saja. Agama
dijadikan alat bagi manusia yang menguntungkan dirinya sendiri.
(REYNALDO) Dalam hal ini pembersatuan agama dan HAM dibutuhkan
agar agama tidak jatuh dalam ego agama itu sendiri. Ego agamis merupakan penyakit
laten dalam beragama. Demi agamanya, umat yang satu menindas dan memaksa yang
lain memeluk agamanya. Dengan dalih agama, penguasa dapat memerintahkan
rakyatnya berperang atau menghambat praktik agama tertentu. Maka di sinilah
paradoks terjadi: Tuhan dimuliakan dengan amarah, murka, kecurigaan, kebencian,
penindasan dan bahkan pembunuhan.
(IVANA) Jika agama dikuasai oleh ego agamis, maka keberadaanya telah
gagal sebagai pemberi perasaan aman dan sejahtera kepada pemeluknya. Semua
agama sesungguhnya diturunkan oleh Tuhan agar manusia bisa lebih baik
menjalankan hidupnya dalam kebesaran Tuhan. Menjaga, memelihara dan membina

akhlak moral mereka sesuai wahyu Tuhan. Sehingga berbagai umat beragama dapat
hidup dengan harmoni dan saling menghormati hak-hak masing-masing.
(RAYNALDI) Namun, ada kalanya manusia sering kali didorong oleh hasrat
duniawinya untuk memanfaatkan agama demi kepentingan pribadi. Seperti kasus
manipulasi bantuan jemaat Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) untuk para
korban tsunami Aceh dan Nias. Enam puluh satu jemaat GKST, yang tingkat
ekonominya tergolong sangat rendah, berhasil mengumpulkan Rp 27.538.450 dan
diserahkan kepada Majelis Sinode. Tapi hingga akhir 2005 bantuan tersebut belum
diserahkan. Tim Pemeriksa BPKP GKST menemukan bahwa dana tersebut ternyata
dipinjam oleh GKST dan sisanya berada di tangan Bagian Keuangan Badan Pekerja
Sinode GKST (BPS GKST).
(SEPTIAN) Di sinilah HAM dan agama saling mendukung satu sama lain.
HAM bisa menjadi pengingat bahaya laten agama. Sangat jelas bahwa ego agamis
tadi berlawanan dengan semangat asli agama dan semangat yang ditanamkan dalam
HAM. Jika pengertian HAM yang telah diuraikan di atas dipegang teguh sebagai
amanat pada tiap individu, maka toleransi agama dengan sendirinya akan muncul.
(YOSEPH) Apabila tiap-tiap individu menyadari bahwa agama merupakan
kebutuhan asasi tiap umat manusia dan juga merupakan hak asasi tiap manusia, maka
dia dengan sendirinya akan menghormati, menjunjung tinggi dan melindungi apa
yang menjadi hak orang lain. Dengan sendirinya hak-haknya pun akan dilindungi.
Dengan begini kesadaran untuk bersatu akan terpupuk. Toleransi muncul.
Harmonisasi dalam kehidupan akan terjaga.
B. ULASAN FILM TANDA TANYA
(KARMIL)Film buah karya Hanung Bramantyo yang berjudul Tanda Tanya ini sarat
makna akan pentingnya sebuah toleransi dalam kehidupan umat beragama. Film ini bisa
dikatakan sebagai refleksi dari toleransi kehidupan. Film ini merupakan karya ke-14 Hanung
yang telah beredar sejak 7 April 2011 lalu dan seakan mengundang tanda tanya bagi
penontonnya sebagaimana judulnya.
(WEYNAND)Kesan yang bisa kita petik dari film Tanda Tanya ini adalah proses
pluralisme yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Hanung, sebagai
sutradara muda berani mengemas ide tersebut dalam cerita yang tetap menghormati para
pengikut dan pemuka agama di Indonesia, meskipun sempat menuai protes dari MUI.
(ANDRIE)Pada awal film kita akan diperkenalkan dengan beragam agama yang ada
di dalamnya, yaitu Katholik, Islam dan Buddha. Ketiga agama itu diceritakan saling hidup
berdampingan di Semarang yang berlatar tahun 2010. Hal ini merefleksikan bagaimana
keragaman umat beragama di Indonesia.

(RESKY)Selanjutnya kita akan disuguhkan bagaimana Tan Kat Sun, pemilik restoran
Cina, menghormati perbedaan yang ada. Meski dia menyajikan hidangan babi di restorannya,
tapi dia memisahkan peralatan masak yang ada. Hal itu dilakukannya untuk menghormati
masyarakat lain yang beragama Islam. Bahkan terhadap karyawannya, Menuk, yang seorang
muslim, Tan Kat Sun menghormati waktu ibadahnya dan menyuruh Menuk sholat.
(MARIA)Adegan berikutnya diceritakan tentang Rika yang memilih bercerai dengan
suaminya dan berpindah agama dari Islam menjadi Katholik. Tokoh Rika sempat berbincang
dengan Surya dan berkata:
Aku cerai dari Mas Panji bukan karena menghianati kesucian pernikahan dan aku
pindah agama bukan karena menghianati Tuhan.
Dialog ini cukup menarik seolah-olah adalah sebuah pembenaran dalam suatu sikap pilihan
hidup.
(REYNALDO)Kemudian kita akan disuguhkan adegan di mana Rika mengikuti
kebaktian di geereja. Saat itu Romo meminta semua jemaatnya menuliskan arti Tuhan
menurut mereka pada secarik kertas. Rika yang belum paham benar dengan agama barunya
menjawab:
Tuhan itu adalah Allah. Ia Ar-Rahman, Maha Pengasih. Ar-Rahiim, Maha
Penyayang. Al-Malik, Maha Memerintah. Al-Quddus, Maha Suci. Al-Mukmin, Maha
Pemberi Keamanan. Al-Muhaimin, Maha Pemelihara.
Jawaban Rika di atas dikenal dengan Asmaul Husna dalam Islam, yaitu 99 nama baik Allah.
Meski para jemaat yang mendengarnya merasa ganjil, tetapi Romo tetap membacakan
jawaban Rika dengan tenang. Di sini Hanung ingin menceritakan kepada semua orang bahwa
setiap agam adalah sama, yaitu mengakui adanya Tuhan.
(IVANA)Selanjutnya kita kembali pada tokoh Surya, aktor sampingan yang ditawari
Rika untuk memainkan peran Yesus dalam acara drama Yesus disalib untuk Paskah. Surya
sempat ragu dan tidak ingin menerima peran tersebut. Tetapi setelah dia berdiskusi dengan
ustad akhirnya Surya menerima juga perannya sebagai Yesus.
(RAYNALDI)Pada saat persiapan drama pun, ada beberapa tokoh selain agama
Katholik yang membantu persiapan. Di sini keakraban antar umat beragama begitu terlihat.
Tetapi, sebuah konflik kembali muncul dengan datangnya sekelompok orang yang ingin
membatalkan acara drama dengan dalih Yesus yang diperankan oleh seorang beragama Islam
bakal mencemarkan agama mereka. Mereka mengadu ketidak setujuannya pada Romo, tapi
Romo dengan bijak menjawab:
Pernahkah kalian mendengar hancurnya sebuah agama karena drama? Sejarah
telah membuktikan, kehancuran iman dan agama karena kebodohan. Jangan sekalikali berbuat bodoh.
Hal ini menyadarkan kita untuk tidak memperbesar hal-hal sepele yang nantinya dapat
merusak harmonisasi kehidupan.
(SEPTIAN)Selanjutnya kita dihadapkan dengan konflik Hendra yang beragama dan
Nunuk yang beragama Islam. Meski berasal dari latar belakang agama yang berbeda, ternyata

dulu mereka pernah saling mencintai. Tapi Nunuk mengugkapkan kalau dia tidak menyesal
dengan hal itu dan berkata:
Tuhan mengajarkan arti cinta dalam agama yang berbeda..
(YOSEPH)Konflik lainnya terjadi dalam keluarga Tan Kat Sun. Anaknya yang
diwariskan untuk mengelola restorannya merubah paksa aturan yang diterapkan papinya dulu.
Dia membuka restoran tepat di hari libur lebaran tanpa ada tenggang rasa terhadap agam lain.
Hal ini berdampak negative pada kultur social hingga akhirnya Hendra mendapatkan
akibatnya.
(AGUNG)Puncak dari konflik ini diakhiri dengan Soleh yang seorang Banser NU
meninggal demi menyelamatkan jemaat gereja dari ledakan bom. Peristiwa ini selaras dengan
kisah seorang Banser NU bernama Riyanti yang gugur di malam Natal Desember 2011 lalu
demi menyelamatkan ratusan nyawa jemaat gereja Eben Haezer dari bom
(DHEA)Pada akhirnya film ini diselesaikan ketika tokoh-tokoh di dalamnya mulai
percaya bahwa semua agama adalah baik, semua memuji Tuhan. Dengan begitu semua
konflik berakhir karena orang-orang sudi menerima kepercayaan lain. Bramantyo
menggunakan film Tanda Tanya untuk menggambarkan toleransi di Indonesia. Lebih penting
lagi yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah bahwa sebenarnya tokoh-tokoh dalam film
tersebut melakukan tindakan menyimpang didorong atas kebutuhan duniawi dan bukan
agama. Film ini begitu mendidik bagi masyarakat Indonesia yang memiliki keaneragaman
agama di dalamnya. Masyarakat perlu belajar dari film ini mengingat gejolak agama di
Indonesia termasuk permasalahan yang serius.

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
(AGUNG)HAM merupakan hak yang melekat pada tiap manusia yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi. Sedangkan agama merupakan cara
pandang seseorang tentang sebuah nilai dan jalan hidup dalam kepercayaannya.
Agama dan HAM saling mendukung satu sama lain. Agama membutuhkan
HAM agar tidak tercipta ego agamis yang menjadikan Tuhan dikelilingi amarah,
murka dan kebencian karena manusia. Pada dasarnya, sikap ego tersebut didasari oleh
hasrat duniawi manusia untuk memanfaatkan agama demi kepentingannya.
(DHEA)Apabila tiap individu menyadari bahwa agama merupakan kebutuhan
asasi tiap manusia dan bertanggung jawab untuk melindunginya, maka toleransi akan
muncul dan harmonisasi dalam kehidupan akan tercipta.

B. SARAN
Masyarakat harus belajar tentang toleransi antar umat beragama dan yakin
bahwa setiap agama pada dasarnya adalah sama, yaitu mempercayai Tuhan dan
mengajarkan kebenaran. Dengan begitu prasangka-prasangka buruk akan terhindarkan
dan harmonisasi akan tercipta dalam hidup bermasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Andang, Al. 1998. Agama yang Berpijak dan Berpihak. Yogyakarta: Kanisius.
Badan Usaha Milik Gereja GMIH. 2008. Gereja dan Penegakan HAM. Yogyakarta:
Kanisius.

http://hukum.kompasiana.com/2014/09/03/kekerasan-pada-anak-salah-satu-bentukpelanggaran-yang-merusak-masa-depan-672439.html (diunduh pada Selasa, 12


November 2014 pukul 00:25 WIB)
http://izelcool.blogspot.com/2011/04/hak-asasi-manusia-artikel.html (diunduh pada Selasa,
12 November 2014 pukul 00:17 WIB)
http://rakaraperz.blogspot.com/2014/08/contoh-kasus-pelanggaran-ham.html (diunduh pada
Selasa, 12 November 2014 pukul 00:45 WIB)
http://vherly.blogspot.com/2013/06/artikel-tentang-ham.html (diunduh pada Selasa, 12
November 2014 pukul 00:09 WIB)
Kelsay, John, Sumner B. Twiss. 2007. Religion and Human Rights (Agama dan Hak-hak
Asasi Manusia). Ahmad Suaedy, Elga Sarapung. Institut Dian/Interfidei.
Nasution, Dr. Bahder Johan. 2012. Negara, Hukum dan HAM.

You might also like