Professional Documents
Culture Documents
Oleh
DODY SETYADI
F24104068
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Hasil yang didapat pada uji hedonik memperlihatkan bahwa panelis lebih
menyukai tahu dengan pengawet cuka pasar 3% daripada tahu dengan asam asetat
glasial 3% dalam hal rasa dan aroma. Nilai skor rasa dan aroma tahu dengan cuka
pasar 3% tidak berbeda secara signifikan dengan tahu kontrol sehingga bisa
dikatakan rasa dan aroma tahu dengan cuka pasar 3% tidak jauh berbeda dengan
rasa dan aroma tahu segar (tanpa perlakuan pengawetan).
Biaya pengawetan dengan perlakuan cuka pasar 3% lebih rendah
dibandingkan dengan asam asetat glasial 3% dan formalin 3%. Biaya pengawetan
cuka pasar 3% hanya sekitar Rp. 2,11/kg tahu, sedangkan asetat glasial 3%
sebesar Rp. 2,68/kg tahu, dan formalin 3% sebesar Rp. 4.22/Kg tahu.
Berdasarkan kemampuan mempertahankan umur simpan dan
pertimbangan ekonomi, dapat disimpulkan bahwa pengawet cuka pasar 3%
memberikan hasil terbaik dalam mengawetkan tahu, sehingga cuka pasar 3%
dapat direkomendasikan untuk mengawetkan tahu.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Teknologi Pertanian,
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DODY SETYADI
F24104068
2008
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
Agustus 2008
Menyetujui, Bogor,
Agustus 2008
KATA PENGANTAR
11. Dyah, Fina, Dikun, Ameh, dan Nina, atas kebersamaan dalam PKM es krim
bekatul.
12. Rais, Wulan, Tedy, terima kasih atas Gede-Pangrango 3 Desember 2006.
13. Seluruh mahasiswa ITP 41 Wardi, Arif otot, Ary, Sukma, Arum, Rani, Kani,
Yuli, Vera, Hans CW, Hans PK, Riska, Tika A, Tika I, Dini, Wachu, Tuko,
Au, Citra, Cece, Ratih, Eci, Ofa, Erma, Eka F, Farid, Yuke, Chabib, Ros,
Nduters, Gema, Kurnia,Tomi, April, Yunita, Sinta, Sofian, Jamal L,dll, terima
kasih atas 4 tahun yang tak terlupakan.
14. Yohan, Dito, Rejos, Regi, Aswan, Islam yang masih eksis bersama dalam tim
futsal Smansa
15. Dito, Regi, Ikhsan, atas kebersamaannya dalam band yang belum pernah
manggung.
16. Fakri, Aji, Bacek "Handsome Devil", terima kasih atas Taman Topi, LC,
Spektrum, that's when We Rock n Roll.
17. Anak-anak "Under Tree", Arab, Pipit, Gondrong, moron, beruk, dll, Thank's
for the Rock Time
18. Hesti, Wiwi, Aji, Haris, Jaqaw, Nanda, Fera, Umam, Midun, Venty (terima
kasih atas pinjaman pedoman skripsi), dan anak-anak ITP 42 dan 43 lainnya,
terima kasih atas dukungannya.
19. Pa Gatot, Mas Edi, Pa Sidik, Pa Sobirin, Pa Mul, Pa Yahya, Pa Rojak, Pa
Koko, Pa Wahid, Bu Rubiyah, Bu Antin, Mba Ida, Mba Darsih, atas segala
bantuan kepada penulis selama menyelesaikan pendidikan.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selama ini telah
membantu
penulis
secara
langsung
maupun
tidak
langsung
dalam
Agustus 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I.
II.
III.
iii
viii
ix
xi
PENDAHULUAN ..........................................................................
B. TUJUAN ...................................................................................
D. MANFAAT...............................................................................
A. TAHU .......................................................................................
B. KERUSAKAN TAHU..............................................................
10
11
F. PENGEMASAN .......................................................................
12
13
13
13
13
14
C. PERLAKUAN ..........................................................................
15
15
15
16
D. PENGAMATAN .....................................................................
16
16
16
17
18
5. pH........................................................................................
18
6. Intensitas Warna
19
7. Tekstur
20
20
20
20
21
A. PENELITIAN PENDAHULUAN
22
1. pH
22
25
3. Total Mikroba
27
4. Pengamatan Visual .
30
B. PENELITIAN UTAMA .
33
1. pH
34
38
42
4. Tekstur
47
5. Warna .
50
6. Analisis Organoleptik .
58
a. Aroma ..
59
b. Rasa ..
60
7. Analisis Biaya
62
64
A. KESIMPULAN
64
B. SARAN .
65
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
66
LAMPIRAN ............................................................................................
69
V.
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Konsentrasi
hambatan
asam
organik
terhadap
mikroorganisme ...........................................................................
10
Tabel 6.
12
Tabel 7.
14
Tabel 8.
17
Tabel 9.
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.
23
Gambar 2.
25
Gambar 3.
27
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
30
34
35
Gambar 7.
Nilai TAT pada tahu dengan pengawet asam asetat glasial ....
39
Gambar 8.
40
Gambar 9.
42
Gambar 10. Total mikroba tahu dengan pengawet cuka pasar ....................
44
Gambar 11. Kekenyalan tahu dengan pengawet asam asetat glasial ..........
48
49
Gambar 13. Kecerahan tahu dalam pengawet asam asetat glasial ..............
52
52
Gambar 15. Nilai intensitas warna merah (a) pada tahu dengan
pengawetan dalam asam asetat glasial ....................................
54
Gambar 16. Nilai intensitas warna merah (a) pada tahu yang direndam
dalam cuka pasar ......................................................................
55
Gambar 17. Intensitas warna kuning (b) pada tahu yang direndam dalam
asam asetat glasial ..................................................................
57
Gambar 18. Intensitas warna kuning pada tahu yang direndam dalam cuka
pasar .........................................................................................
58
59
61
62
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
69
Lampiran 2.
70
Lampiran 3.
Lampiran 4.
70
70
Lampiran 5.
71
Lampiran 6.
71
Lampiran 7.
71
Lampiran 8.
Lampiran 9.
72
72
72
Lampiran 11. Hasil pengamatan total asam tertitrasi tahu dengan cuka
pasar .......................................................................................
73
73
73
74
74
74
75
75
75
76
76
77
77
78
79
Lampiran 26. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-1 ...........................................................
79
Lampiran 27. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-2 ..........................................................
80
Lampiran 28. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-3 ..........................................................
80
Lampiran 29. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-1 ..........................................................
81
Lampiran 30. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-2 ..........................................................
81
Lampiran 31. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-3 ..........................................................
82
Lampiran 32. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-1 .......................................................................
82
Lampiran 33. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-2 ......................................................................
83
Lampiran 34. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-3 ......................................................................
83
Lampiran 35. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan asam asetat glasial hari ke-1 ..................
84
Lampiran 36. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan asam asetat glasial hari ke-2 ...................
84
Lampiran 37. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan asam asetat glasial hari ke-3 ...................
85
Lampiran 38. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan cuka pasar hari ke-1 ................................
85
Lampiran 39. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan cuka pasar hari ke-2 ................................
86
Lampiran 40. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang
diawetkan dengan cuka pasar hari ke-3 ................................
86
Lampiran 41. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-1 .....................................
87
Lampiran 42. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-2 ....................................
87
Lampiran 43. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-3 ....................................
88
Lampiran 44. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-1 .................................................
89
Lampiran 45. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-2 .................................................
89
Lampiran 46. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-3 ..................................................
90
91
91
92
92
93
93
Lampiran 53. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-1 ....................................
94
Lampiran 54. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-2 ...................................
95
Lampiran 55. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-3 ....................................
95
Lampiran 56. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-1 ................................................
96
Lampiran 57. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-2 ..................................................
97
Lampiran 58. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-3 .................................................
97
Lampiran 59. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-1 .....................................
98
Lampiran 60. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-2 ...................................
99
Lampiran 61. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-3 ....................................
99
Lampiran 62. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-1 ................................................. 100
Lampiran 63. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-2 ................................................. 101
Lampiran 64. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-3 ................................................. 101
Lampiran 65. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-1 ..................................... 102
Lampiran 66. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-2 ..................................... 102
Lampiran 67. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-3 .................................... 103
Lampiran 68. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-1 ................................................. 103
Lampiran 69. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-2 .................................................. 104
Lampiran 70. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-3 ................................................. 104
Lampiran 71. Form Kuisioner Uji Hedonik ................................................ 105
Lampiran 72. Respon panelis terhadap aroma tahu yang telah diawetkan .. 106
Lampiran 73. Respon panelis terhadap rasa tahu yang telah diawetkan ..... 107
Lampiran 74. Analisis sidik ragam uji hedonik terhadap atribut aroma ..... 108
Lampiran 75. Analisis sidik ragam uji hedonik terhadap atribut rasa ......... 109
Lampiran 76. Daftar harga pengawet .......................................................... 110
Lampiran 77. Biaya pengawetan tahu pada penelitian pendahuluan
Lampiran 78. Biaya pengawetan tahu pada penelitian utama
....... 110
.................. 111
Lampiran 79. Biaya pengawetan tahu dengan menggunakan formalin ....... 111
Lampiran 80. Penentuan waktu optimum untuk pencelupan tahu (pada
formula asetat 5%) 112
Laampiran 81. Penentuan jumlah celupan dalam setiap larutan asam
organik yang dipakai ............................................................ 112
I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan berbagai macam pengawet sintetis yang berbahaya,seperti
formalin telah berkembang luas di setiap daerah di Indonesia. Konsumsi
produk pangan yang mengandung formalin dapat menimbulkan gangguan
kesehatan yang berbahaya. Efek terburuk dari mengkonsumsi formalin dalam
produk pangan adalah timbulnya kanker, salah satu faktor utama penyebab
kematian tertinggi di dunia.
Salah satu produk makanan yang sering diawetkan dengan menggunakan
formalin adalah tahu. Tahu merupakan produk pangan yang cepat mengalami
kerusakan karena memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Tahu yang
dibiarkan pada udara terbuka tanpa mendapat perlakuan pengawetan apapun
hanya dapat bertahan selama 10 jam.
Menurut Undang Undang RI No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada
Bab II mengenai Keamanan Pangan, Pasal 10 tentang Bahan Tambahan
Makanan menyatakan bahwa (1) setiap orang yang memproduksi pangan
untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apapun sebagai bahan
tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampaui ambang batas
maksimal yang telah ditetapkan, (2) pemerintah menetapkan lebih lanjut
bahan yang dilarang dan atau dapat digunakan sebagai bahan tambahan
pangan dalam kegiatan atau proses produksi pangan serta ambang batas
maksimal sebagaimana pada ayat (1).
Tahu memiliki komposisi asam amino terlengkap dibandingkan dengan
produk olahan kedelai lainnya sehingga memiliki nilai gizi yang baik. Di
samping itu, banyak masayarakat mengkonsumsi tahu karena tahu tergolong
ke dalam produk yang murah (Rp. 4.600,00/kg).
Permasalahan inilah yang menuntut untuk dicarikannya solusi mengenai
pengawet alami seperti asam organik untuk diterapkan sebagai pengawet
namun aman dikonsumsi oleh manusia dan tidak mempunyai efek samping
Batasan
(mg/kg berat badan)
Asam asetat
Tidak terbatas
Sodium diasetat
0-15
Asam fumarat
0-6
Asam laktat
Tidak terbatas
Asam propionat
Tidak terbatas
Asam tartarat
0-30
B. TUJUAN
1. Mempelajari pengaruh penggunaan asam organik terhadap mutu sensori
dan umur simpan tahu.
2. Penggunaan asam organik pada tahu mampu diaplikasikan secara nyata
dengan biaya yang relatif rendah.
C. INDIKATOR KEBERHASILAN PENELITIAN
1. Penggunaan asam organik mampu mempertahankan mutu tahu pada
penyimpanan suhu ruang minimal selama 2 hari.
2. Penggunaan asam organik pada tahu mampu menghasilkan nilai
penerimaan konsumen pada analisis sensori (uji hedonik) sebesar 5 dari 7
skala nilai.
D. MANFAAT
Penelitian ini memiliki manfaat yang dapat diaplikasikan secara
langsung oleh para produsen pangan khususnya produsen tahu sehingga dapat
meningkatkan kualitas keawetan dari produknya tanpa membahayakan
kesehatan konsumen.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. TAHU
Tahu merupakan makanan tradisional yang sudah lama dikenal di
Indonesia dan memegang peranan penting dalam pola makanan sehari-hari
masyarakat Indonesia pada umumnya, baik sebagai lauk maupun sebagai
makanan tambahan. Shurleff dan Aoyagi (1975) menyatakan bahwa tahu
adalah gumpalan protein dari susu kedelai sesudah dipisahkan dari air tahu
(whey) dengan cara pengepresan. Sedangkan Hardjo (1964) menyatakan
bahwa tahu merupakan hasil pengendapan suatu larutan kental yang
mengandung protein terdispersi yang berasal dari kedelai.
Tahu merupakan makanan yang menyehatkan dan mengandung zat-zat
yang dibutuhkan untuk memperbaiki gizi. Kedelai mengandung protein,
karbohidrat, lemak, dan zat-zat mineral. Menurut pengamatan Kastyanto
(1990), satu kilogram kedelai mengandung kurang lebih 300-400 gram protein
(40%), karbohidrat 200-350 gram (35%) dan minyak atau lemak 150-200
gram (20%). Tahu mempunyai kadar protein antara 8-12% (Lembaga Kimia
Nasional, 1984) dengan mutu protein, yang dinyatakan sebagai NPU, sebesar
65.
Ditinjau dari komposisi kimia dan kandungan gizinya, tahu mengandung
kalori, air, lemak, dan lain sebagainya, yang dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.
Tahu Lokal
Tahu Jepang
Tahu Cina
Protein
8.3
7.8
10.6
Lemak
5.4
4.3
5.3
Karbohidrat
2.3
2.9
Abu
0.8
0.7
0.9
Kadar Air
82.4
84.9
79.3
(%)
Sumber :
Tahu yang masih segar harus memenuhi kriteria sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh SNI seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria mutu tahu
Parameter
Satuan
Persyaratan
Bau
Normal tahu
Rasa
Normal tahu
Warna
Penampakan
Cemaran Mikroba :
6
Koloni/g 1.0 x 10
Angka paling mungkin/g <3
Salmonella
Sumber : (SNI 01-3142-1992)
koloni/g Negatif/25g
B. KERUSAKAN TAHU
Tahu termasuk bahan pangan yang cepat rusak sehingga dapat
digolongkan ke dalam golongan high perishable food (Shurtleff dan Aoyagi,
1975). Tahu banyak mengandung air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
dan mineral sehingga menjadikannya sebagai media yang cocok sebagai
tempat tumbuh mikroba.
Secara organoleptik, tanda-tanda yang dapat diamati untuk mengetahui
telah terjadinya kerusakan tahu antara lain timbul bau masam sampai busuk,
permukaan tahu berlendir, warna dan penampakan menjadi tidak cerah, serta
kadang-kadang berjamur pada permukaannya.
Kerusakan
tahu
memiliki
kaitan
yang
erat
dengan
aktivitas
(1978), mikroorganisme
penyebab kerusakan pada bahan pangan berkadar air tinggi dengan pH sekitar
netral terutama adalah golongan bakteri. Shurleff dan Aoyagi (1975)
menyatakan bahwa penyebab utama kerusakan tahu adalah bakteri. Kerusakan
mikrobiologis tahu tergantung dari beberapa faktor, antara lain adanya bakteri
tahan panas seperti golongan pembentuk spora dan termodurik, adanya bakteri
kontaminan yang mengkontaminasi tahu selama proses pembuatan sampai
tahu siap dikonsumsi, suhu penyimpanan, adanya enzim tahan panas yang
dihasilkan oleh golongan bakteri tertentu (Shurleff dan Aoyagi, 1975).
Komposisi
suatu
bahan
pangan
sangat
menentukan
jenis
mikroorganisme yang dapat tumbuh dengan baik pada bahan pangan tersebut.
Menurut Frazier dan Westhoff (1978), beberapa golongan bakteri yang dapat
tumbuh baik pada bahan pangan yang banyak mengandung protein, kadar air
tinggi dengan pH netral antara lain : golongan bakteri proteoloitik, bakteri
asam laktat, dan golongan termodurik, seperti Micrococcus, Bacillus, dan
Brevibakteria.
Penyimpanan
tahu
pada
suhu
rendah
(15 C)
hanya
dapat
mempertahankan kesegaran tahu selama 1-2 hari (Datson et al., 1977). Tahu
yang direndam di dalam air yang diganti setiap hari pada suhu kamar telah
menjadi busuk selama 1.5 hari (Pontecarvo dan Bourne, 1978). Sedangkan
tahu yang dibiarkan pada udara terbuka tanpa perendaman di dalam air pada
suhu kamar hanya tahan sekitar 10 jam.
Koagulan merupakan bahan
protein didalam susu kedelai sehingga dihasilkan curd (gumpalan tahu). Jenis
koagulan yangdigunakan antara lain kalsium/magnesium-klorida; kalsium
sulfat;
glukano-D-laktone;
dan
koagulan
asam
(asam
laktat,
banyak
daripada
Ca/Mg-klorida
dan
memiliki daya ikat air yang tinggi, dan membentuk tahu dengan tekstur
seperti gel dan flavor sedikit asam.
membuat tahu sutra. Sementara itu, koagulan asam (asam laktat, asam asetat)
memberikan rendemen yang rendah, dengan tekstur tahu yang rapuh (mudah
hancur) dan flavor agak asam (Syamsir, 2008)
Batu tahu (CaSO4) paling umum digunakan untuk menggumpalkan dan
sering digunakan berdasarkan perkiraan saja, dimana batu tahu diencerkan
dalam air secukupnya lalu ditambahkan ke dalam susu kedelai sampai
menggumpal dan penggunaan batu tahu dihentikan. Penambahan batu tahu
akan menyebabkan terjadinya koagulasi. Hal ini disebabkan oleh ion Ca++
yang bereaksi dan berikatan dengan protein susu kedelai dan bersama lipid
membentuk gumpalan (Santoso,1993).
Disamping sebagai zat penggumpal, asam cuka juga berperan sebagai
pengawet dimana asam akan menurunkan pH bahan pangan sehingga dapat
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk dan jumlah asam yang cukup
akan menyebabkan denaturasi protein bakteri. Asam cuka juga dapat berfungsi
untuk menambah cita rasa, mengurangi rasa manis dan dapat pula
memperbaiki tekstur (Winarno dan Rahman, 1974).
Jenis zat penggumpal batu tahu menghasilkan kadar protein, kadar air,
pH, rasa-aroma dan tekstur yang lebih tinggi daripada jenis zat penggumpal
asam cuka. Nilai pH yang lebih rendah dijumpai pada perlakuan jenis zat
penggumpal asam cuka. Nilai tekstur tahu yang lebih tinggi dijumpai pada
penggunaan jenis zat penggumpal batu tahu. Menurut Lee dan Rha (1979),
tahu yang digumpalkan dengan batu tahu lebih lunak, rendemen lebih tinggi,
daya pegang air lebih tinggi bila dibandingkan dengan tahu yang digumpalkan
dengan asam cuka, hal ini disebabkan penggumpalan dengan batu tahu
membuat pH dari larutan tidak terlalu asam sehingga proses penggumpalan
lebih baik.
C. ASAM ORGANIK
Asam organik dapat dihasilkan secara alami oleh tumbuhan maupun
hewan. Beragam jenis asam organik antara lain asam sitrat, asam sorbat, dan
asam benzoat ditemukan pada buah-buahan, sedangkan pada daging
ditemukan asam laktat. Asam organik yang digunakan sebagai pengawet
bahan makanan seperti asam sitrat dapat mempunyai daya kerja menurunkan
pH dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang ada. Pemberian asam
organik diharapkan dapat memperpanjang masa simpan dan mencegah
kerusakan bahan pangan tersebut (Ray dan sandine, 1992).
Pemilihan jenis asam organik yang digunakan sebagai pengawet bahan
makanan didasarkan atas daya kelarutannya, rasa asam yang ditimbulkan pada
bahan pangan, dan keamanan penggunaannya. Asam organik kebanyakan
mudah larut dalam air, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4. Menurut
FAO/WHO (ICMSF, 1980), sampai saat ini asam organik merupakan bahan
pengawet makanan yang dianggap aman. Ada bermacam-macam asam
organik yang dapat digunakan sebagai antimikrobial bahan pangan seperti
asam asetat, asam laktat, asam propionat, dan asam sitrat (Rahman, 1999).
Menurut Rahman (1999) dan Doores (1993), asam organik lipofilik, seperti
asam asetat, asam propionat, dan asam benzoat sering digunakan sebagai
antimikrobial bahan makanan
Asam
pKa
organik
Solubilitas
(g/100g)
AD (mg/kg
berat badan)
Konsentrasi
maksimum yang
digunakan
(mg/kg)
Asam asetat
4.75
Mudah larut
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Asam sitrat
3.1
Mudah larut
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Asam laktat
3.1
Mudah larut
Tidak Terbatas
Tidak Terbatas
Asam sorbat
4.8
0.16 (20 C)
25
1-2000
Sumber
Keterangan :
(ICMSF, 1980)
a
dihambat
0.1%,
sedangkan
pertumbuhan
jamur
penghasil
Bakteri
Gram positif
Gram negatif
Asam asetat
0.1
Asam propionat
Asam laktat
Ragi
Kapang
0.05
0.5
0.1
0.1
0.05
0.2
0.05
>0.03
>0.01
>0.01
>0.01
yang terurai membuat ion H yang terbentuk semakin banyak. Pada larutan
+
kesetimbangan reaksi bergeser ke kiri menuju bentuk yang tidak terurai (RCOOH). Bentuk yang tidak terurai ini dapat larut dalam lemak sehingga
memungkinkannya masuk menembus membran sel yang sebagian besar terdiri
dari posfolipid dan lemak. Banyaknya larutan asam asetat membuat semakin
banyak bentuk tidak terurai yang masuk ke dalam sel. Di dalam sel yang
-
Sumber
72 jam
Saputra (2006)
72 jam
Saputra (2006)
48 jam
Saputra (2006)
Perendaman
dalam 3 minggu
(1994)
semalam
F. PENGEMASAN
Pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan kondisi
lingkungan atau sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dengan demikian
memerlukan pemikiran dan perhatian yang lebih besar daripada biasanya
diketahui
(Buckle,
mempertahankan
1985).
Fungsi
dari
pengemasan
adalah
untuk
III.
METODE PENELITIAN
b.
c.
Jenis Pengawet
Jenis pengawet yang digunakan adalah asam laktat, asam asetat, dan
kombinasi asam asetat-laktat
d.
e.
Konsentrasi
Formula 1 (X)
Asam Asetat 5 %
Formula 2 (Y)
Asam Laktat 10 %
Formula 3 (Z)
dan sthaphylococcus
dilakukan
pencelupan bahan
pangan tahu dalam formulasi larutan pengawet asam organik terbaik yang
telah dihasilkan pada penelitian pendahuluan (selama 1 menit). Asam
organik yang dipakai pada penelitian utama ini adalah jenis asam asetat
glasial dan cuka pasar. Tahu yang sudah dicelup kemudian dikemas dalam
plastik HDPE yang dirapatkan dengan menggunakan sealer. Penyimpanan
dilakukan pada suhu ruang. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk uji
total mikroba, total asam tertitrasi, pH, warna, dan tekstur.
C. PERLAKUAN
1. Jenis Pengawet Asam Organik
K : Sampel tahu sebagai kontrol, tidak mendapat perlakuan pencelupan
ke dalam pengawet asam organik.
A : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam asetat glasial.
B : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam cuka pasar.
2. Konsentrasi Pengawet Asam Organik
A0 : Tahu dengan asam asetat glasial 0 % (kontrol)
A1 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam asetat glasial
2%
A2 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam asetat glasial
2.5%
A3 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam asetat glasial
3%
B0 : Tahu dengan cuka pasar 0 % (kontrol)
B1 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam cuka pasar 2%
B2 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam cuka pasar
2.5%
B3 : Pencelupan (coating) sampel tahu pada larutan asam cuka pasar 3%
3. Kondisi Pengemasan
Penyimpanan tahu dilakukan pada kondisi suhu ruang selama
maksimal 15 hari dengan menggunakan kemasan plastik HDPE untuk
melihat tingkat efektifitas dari masing-masing formula larutan pengawet
dalam mengawetkan bahan pangan tersebut.
D. PENGAMATAN
1. Total Asam Tertitrasi (Apriyantono et al., 1989)
Sebanyak 10 gram sampel ditambahkan sedikit air, kemudian
dihancurkan sampai menjadi bubur. Setelah itu, campuran dipanaskan
sampai mendidih dan dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml.
Selanjutnya, ditambahkan akuades sampai tanda tera. Kemudian diambil
25 ml larutan dan ditambahkan indikator fenolftalein 3 tetes. Larutan
kemudian dititrasi dengan NaOH 0.01 N sampai terbentuk warna merah
muda yang merupakan titik akhir titrasi.
2. Total Mikroba (Fardiaz, 1992)
Sebanyak 10 gram sampel yang ditimbang secara aseptik
dimasukkan ke dalam plastik stomacher steril. Kemudian ditambahkan 90
ml larutan pengencer fisiologis (NaCl) lalu dihancurkan selama 1 menit.
Sampel yang telah dihancurkan dengan stomacher kemudian dilakukan
-4
-4
-5
N=
C
[(1 * n1) + (0.1 * n2)] * d
C :
n1 :
n2 :
Parameter
Penampakan
Permukaan halus
tanpa lendir
Warna
Bau
Khas tahu
Putih cerah
segar
(++++)
Rasa
Tekstur
Normal
Kompak dan
tahu
kenyal
Mulai berlendir
Putih
Sedikit
Agak
Mulai lunak
(+)
kusam
asam (+++)
hambar
Berlendir
Abu-abu
Bau asam
Tidak enak
Rapuh, basah,
(++)
kusam
dan basi
dan sangat
dan lengket
masam
(++)
Keterangan :
Lebih banyak
+++
Cukup
++
Lebih sedikit
Sangat sedikit
Penilaian
Tidak suka
Biasa
Agak Suka
Suka
berpengaruh
pada
jenis
probe
yang
digunakan.
Bila
8. Uji Statistik
Data hasil penelitian akan diolah secara statistik menggunakan
program komputer statistik SPSS 11.0, untuk uji keragaman (ANOVA/
Analysis of Variance) dan Uji Duncan. Uji-uji ini digunakan untuk
menarik kesimpulan, apakah sampel atau perlakuan yang diuji berbeda
nyata atau tidak dengan kontrol.
9. Analisis Biaya
Analisis biaya dilakukan untuk mengetahui berapa banyak biaya
yang diperlukan untuk mengawetkan satu kilogram tahu dengan larutan
asam organik. Pengujian terhadap analisis biaya ini dilakukan dengan
menghitung selisih volume larutan sebelum pencelupan dengan volume
setelah pencelupan. Analisis ini nantinya digunakan untuk mengetahui
nilai jual tahu setelah pengawetan.
E. RANCANGAN PERCOBAAN
Rancangan percobaan
acak lengkap dengan dua faktor yaitu jenis pengawet asam organik dan
konsentrasi pengawet asam organik.
Rumus dasarnya :
= rata-rata umum
Ai
Bj
ABij
ijkr
= ulangan
IV.
tahu
memiliki
kaitan
yang
erat
dengan
aktivitas
(1978), mikroorganisme
penyebab kerusakan pada bahan pangan berkadar air tinggi dengan pH sekitar
netral terutama adalah golongan bakteri.
o
pedagang
tahu
biasanya
menggunakan
formalin
untuk
memperpanjang umur simpan tahu. Takaran yang biasa mereka pakai adalah tiga
sendok makan ke dalam 50 liter air untuk 50 kg tahu atau sekitar 250 ppm. Batas
konsentrasi formaldehide yang tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia
hanyalah sebesar 0.05 ppm.
Sampel tahu yang diperoleh berasal dari industri tahu yang berlokasi di
daerah Cibanteng, Bogor. Tahu yang diperoleh dari industri tidak mengalami
penambahan pengawet lainnya karena telah dipesan khusus. Oleh karena itu
kondisi tahu masih segar tanpa pengawet. Distribusi tahu dari industri ini ternyata
telah mencakupi semua pasar-pasar di daerah Bogor, oleh karena itu sampel
diambil dari pabrik ini karena banyak diperjualbelikan di pasar-pasar.
Sampel yang diambil dari produsen tahu tersebut kemudian dibawa
menuju tempat penelitian dengan menggunakan box plastik yang tertutup rapat,
dengan terlebih dahulu dibungkus dengan kantung plastik. Hal ini dilakukan agar
tidak ada mikroba yang mengkontaminasi tahu selama distribusi, sehingga kondisi
mikrobiologis tahu diharapkan tidak berubah pada saat pertama kali diproduksi.
Prosedur kerja yang dilakukan pada penelitian ini adalah pencelupan
sampel tahu dalam larutan pengawet asam organik selama 1 menit; pengemasan
sampel tahu yang telah dicelup dengan plastik HDPE; penyimpanan sampel pada
suhu ruang selama maksimal 15 hari; dilakukan analisis sensori, analisis warna,
analisis tekstur, pH, total asam tertitrasi, dan analisis mikrobiologi selama masa
penyimpanan
A. PENELITIAN PENDAHULUAN
Waktu pencelupan optimum untuk mengawetkan tahu dalam larutan
organik adalah 1 menit. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa pencelupan
tahu ke dalam larutan asam organik selama lebih dari 1 menit akan menyebabkan
perubahan tekstur tahu, dimana tahu akan menjadi semakin lunak karena
konsistensi tekstur tahu semakin berkurang, selain itu rasa dan aroma asam timbul
sangat menyengat (Lampiran 80).
Jumlah celupan tahu dalam setiap larutan asam organik menunjukkan
keefektifan pengawetan sampai celupan maksimum yang memungkinkan. Pada
penelitian pendahuluan ini dilakukan uji keefektifan pada larutan asetat 5% untuk
mengetahui jumlah celupan maksimum yang masih dapat dilakukan pada larutan
tersebut.
Hasil
yang
diperoleh
menunjukkan
bahwa
larutan
dapat
pH
4
3
2
1
0
01
12
3
2
34
kontrol
asetat 5%(X)
laktat 10%(Y)
campuran asetat-laktat(Z)
laktat
(Lactobacillus
bulgaricus,
Lactobacillus
Lactis,dan
10
8
6
4
2
0
0
1
12
2
3
43
kontrol
asetat 5%(X)
laktat 10%(Y)
campuran asetat-laktat(Z)
Gambar 3.
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
0
1
12
2
3
3
4
asetat 5%
Laktat 10%
campuran asetat-laktat
Nilai TPC pada kontrol dan sampel hari ke-0 menunjukkan nilai
total mikroba awal pada produk tahu tersebut. Nilai mikroba awal dari
suatu produk pangan sangat mempengaruhi umur simpan dari produk
tersebut. Nilai total mikroba awal dari produk tahu menjadi hal penting
untuk diamati karena tahu memiliki pH di bawah netral (3-6), kadar air
tinggi, dan banyak mengandung protein sehingga bakteri mudah
berkembang (Frazier dan Westhoff, 1978).
5
jumlah populasi mikroba saat terdeteksi bau kurang enak adalah 1.2 x 10
8
jumlah
kol/ml)
4. Pengamatan Visual
Uji keawetan tahu secara visual merupakan uji mutu sensori tahu
yang dilakukan dengan mengacu pada Tabel 8 dengan menggunakan 5
orang panelis. Nilai mutu sensori tahu yang dibuat dengan cara mengamati
dan mencatat perubahan atribut penampakan, warna, rasa, bau, dan tekstur
selama penyimpanan. Uji keawetan tahu secara visual ini sangat erat
hubungannya
dengan
kelayakan
tahu
secara
organoleptik
untuk
dikonsumsi.
Pada penelitian ini, peneliti mengamati sampel tahu segar tanpa
pengawet yang kemudian dikonversikan menjadi nilai-nilai mutu sensoris
yang dijadikan acuan penilaian uji keawetan sampel tahu secara visual.
Nilai-nilai mutu sensoris yang dijadikan acuan peneliti dapat dilihat pada
Tabel 8. Hasil pengamatan uji keawetan sampel tahu pada beberapa
perlakuan jenis pengawet yang ditambahkan dapat dilihat pada Gambar 4.
4
3
2
1
0
kontrol
Asetat 5%(X)
Campuran
Asetat-Laktat (Z)
Gambar 4. Grafik hasil uji keawetan secara sensori pada sampel tahu
dengan beberapa jenis pengawet asam organik
Hasil yang diperoleh pada Gambar 4 menunjukkan bahwa sampel
tahu kontrol memiliki umur simpan selama 1 hari, tahu X memiliki umur
simpan selama 3 hari, serta tahu Y dan Z memiliki umur simpan selama 2
hari.
lain
beberapa
spesies
dari
Pseudomonas,
Alcaligenes,
warna tahu masih sedikit cerah, teksturnya lembek, terbentuk sedikit lendir
pada permukaannya, aroma dan rasanya sedikit hambar. Pada hari ke-3,
warna tahu tidak cerah, teksturnya lembek, terbentuk lendir, timbul aroma
dan rasa yang busuk, serta sudah mulai ditumbuhi kapang (Lampiran 5).
Tahu yang dicelupkan pada asam asetat 5% pada hari 1 memiliki
warna yang cerah, teksturnya kompak, sedikit terasa asam pada after taste,
dan aroma asam sedikit tercium. Pada hari ke-2 dan 3, warna tahu masih
cerah, teksturnya kompak, namun rasa dan aromanya tidak dapat diterima
karena terasa asam pada after taste dan aromanya asam sangat menyengat.
Hal ini dikarenakan asam asetat bersifat asam dan volatil (Lampiran 5).
Tahu yang dicelupkan pada asam laktat 10% pada hari 1, 2, dan 3
memiliki warna yang masih cerah dan tekstur masih kompak. Namun rasa
dan aromanya tidak dapat diterima karena terasa sangat asam dan
aromanya sangat asam. Rasa dan aroma asam pada tahu yang diberi
perlakuan pencelupan dalam asam laktat ini lebih tinggi dibandingkan tahu
yang dicelupkan dalam asam asetat. Hal ini dikarenakan asam laktat yang
dipakai konsentrasinya tinggi, selain itu juga asam laktat memiliki aroma
gurih yang khas (Lampiran 5).
Tahu yang dicelupkan pada campuran asam asetat dan laktat pada
hari 1, 2, dan 3 memiliki nilai warna dan tekstur yang baik (warnanya
cerah dan teksturnya kompak). Namun rasa dan aromanya tidak dapat
diterima karena tahu terasa sangat asam dan aroma asam yang timbul
sangat menyengat. Hal ini dikarenakan porsi asam laktat yang bersifat
lebih asam dalam campuran lebih tinggi (2/3) dibandingkan dengan asam
asetat (1/3) (Lampiran 5).
Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata adanya gejala pelendiran
dan bau basi adalah tanda awal terjadinya kerusakan pada tahu. Timbulnya
gejala-gejala kerusakan ini menunjukkan bahwa tahu tidak layak untuk
dikonsumsi. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa pengawet asam
asetat 5% memiliki ketahanan terbaik dalam menjaga tahu dari kerusakan
dibandingkan dengan pengawet laktat 10% dan campuran asetat-laktat.
melakukan
pengurangan
konsentrasinya
agar
memiliki
nilai
organoleptik yang lebih dapat diterima (tidak timbul lagi rasa dan aroma
asam).
B. PENELITIAN UTAMA
Data pada penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa asam asetat
glasial merupakan jenis pengawet yang paling efektif untuk menghambat
pertumbuhan mikroba dibandingkan dengan asam laktat dan campuran asetatlaktat. Hal ini dikarenakan nilai pKa dari asam asetat paling tinggi
dibandingkan dengan jenis asam organik yang lain sehingga nilai aktivitas
antimikrobanya pun juga paling tinggi. Oleh karena itu, asam asetat glasial
dipilih sebagai pengawet lebih lanjut untuk tahap penelitian utama bersama
dengan cuka pasar.
Cuka pasar dipilih sebagai pengawet untuk tahap penelitian utama
karena sifat anti mikrobanya yang relatif sama dengan asam asetat glasial,
harganya yang lebih murah dari asam asetat glasial serta konsumen sering
memakainya. Harga cuka pasar berkisar pada Rp. 5.000/L (25%) dan harga
asam asetat glasial berkisar Rp. 25.000/L (98%). Cuka pasar merupakan suatu
senyawa yang mengandung asam asetat dan sering digunakan oleh konsumen
sebagai bahan tambahan untuk peningkatan citarasa asam.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian pendahuluan,
ternyata pada konsentrasi 5%, asam asetat sudah mampu meningkatkan umur
simpan tahu selama 3 hari. Hal ini dapat dilihat dari total mikroba yang
dihasilkan paling kecil dibandingkan dengan perlakuan pengawet asam
organik lainnya. Namun, masalah yang timbul adalah rasa asam yang
dihasilkan masih begitu tajam. Untuk mengantisipasi hal tersebut, dilakukan
pengurangan konsentrasi asam asetat atau cuka pasar. Konsentrasi asam asetat
glasial dan cuka pasar yang digunakan untuk penelitian utama adalah 2%,
2.5%, dan 3%.
1. pH
Nilai pH tahu dengan perlakuan pengawet asam asetat glasial dan
cuka pasar dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.
pH
6
5
4
3
01
2
1
3
2
4
3
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
berbeda secara signifikan dengan pH tahu asetat 3%. Nilai pH tahu asetat
glasial 2.5% dan 3% ini berbeda secara signifikan dengan tahu asetat 2%.
Hasil analisis sidik ragam hari ke-2 (Lampiran 30) menunjukkan bahwa
tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap nilai pH tahu pada
masing-masing sampel tahu. Analisis sidik ragam hari ke-3 (Lampiran 31)
menunjukkan bahwa pH tahu asetat 3%, 2.5%, dan kontrol adalah sama
dan berbeda dengan tahu asetat 2%.
Berdasarkan pada Gambar 5, nilai pH tahu kontrol pada hari ke-0
sebelum pencelupan yaitu sebesar 6.40 dan cenderung menurun selama 3
hari penyimpanan. Pada tahu yang mendapat perlakuan pencelupan ke
dalam larutan asam asetat glasial, ternyata tahu dengan asam asetat glasial
3% (A3) memiliki pH terendah dibandingkan dengan asetat 2.5% (A2) dan
2% (A1) pada hari ke-1, 2, dan 3 pengamatan. Hal ini dikarenakan
konsentrasi asam asetat pada tahu A3 paling tinggi dibandingkan yang lain
sehingga asam yang diterima tahu lebih banyak dan menyebabkan
penurunan pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan A1 dan A2.
Kisaran pH tahu yang mendapat perlakuan pengawetan dengan
asam asetat glasial untuk semua konsentrasi ini hanya berada pada level 45, sehingga hanya efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan
belum efektif untuk menghambat kapang. Kapang dapat tumbuh optimal
pada pH di bawah 3.
pH
6
5
4
3
01
12
2
3
43
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
Hasil
analisis
sidik
ragam
hari
pertama
(Lampiran
32)
menunjukkan bahwa pH tahu cuka pasar 3% dan 2.5% adalah sama dan
berbeda secara signifikan dengan pH tahu cuka pasar 2% dan kontrol,
sedangkan nilai pH tahu cuka pasar 2% tidak berbeda dengan kontrol.
Nilai pH tahu tertinggi pada hari pertama adalah tahu kontrol (5.16) dan
terendah adalah tahu cuka pasar 3% (4.54). Hasil analisis sidik ragam hari
kedua (Lampiran 33) menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok nilai pH
yang memiliki nilai pH yang tidak berbeda. Kelompok pertama adalah
asetat 3% dan asetat 2.5%, serta kelompok kedua adalah kontrol, dan
asetat 2%. Nilai pH terendah pada hari kedua adalah tahu asetat 3% (4.29)
dan tertinggi adalah tahu asetat 2% (4.75). Hasil analisis sidik ragam hari
ketiga (Lampiran 34) menunjukkan bahwa nilai pH tahu asetat 3% berbeda
secara nyata dengan pH tahu asetat 2.5%, 2%, serta kontrol. Nilai pH
tertinggi adalah tahu kontrol (4.53) dan terendah adalah tahu asetat 3%
(4.18).
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai pH tahu kontrol pada hari
ke-0 sebelum pencelupan adalah 6.40 dan cenderung menurun selama 3
hari penyimpanan. Pada tahu yang mendapat perlakuan pencelupan ke
dalam larutan cuka pasar, ternyata tahu dengan cuka pasar 3% (B3)
memiliki pH terendah dibandingkan dengan cuka pasar 2.5% (B2) dan 2%
(B1) pada hari ke-1, 2, dan 3 pengamatan. Hal ini dikarenakan konsentrasi
cuka pasar pada tahu B3 paling tinggi dibandingkan yang lain sehingga
asam yang diterima tahu lebih banyak dan menyebabkan penurunan pH
yang lebih tinggi dibandingkan dengan B1 dan B2.
Kisaran pH tahu yang mendapat perlakuan pengawetan dengan
cuka pasar untuk semua konsentrasi ini hanya berada pada level 4-5,
sehingga hanya efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan belum
efektif untuk menghambat kapang. Kapang dapat tumbuh optimal pada pH
di bawah 3.
Dari Gambar 5 dan Gambar 6 dapat dilihat bahwa
konsentrasi
berhenti
sama
sekali
karena
dibutuhkan
energi
untuk
Peningkatan
keasaman
atau
penurunan
pH
terutama
oleh
penurunan
mutu
tahu
karena adanya
aktivitas
10
8
6
4
2
0
01
12
2
3
43
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
Gambar 7. Nilai TAT pada tahu dengan pengawet asam asetat glasial
10
8
6
4
2
0
0
1
21
23
3
4
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
Pada hari ketiga, nilai TAT tahu B1, B2, dan B3 memiliki nilai
yang sama. Hal ini bukan menandakan jumlah asam yang berdifusi ke
dalam tahu dari pengawet sama, tetapi lebih dikarenakan oleh asam yang
ditimbulkan oleh jumlah bakteri asam laktat pada tahu B1 dan B2 sudah
mulai tinggi sehingga asam yang ditimbulkan semakin banyak. Sedangkan
tahu B3 pada hari ketiga ini belum menunjukkan timbulnya asam akibat
bakteri asam laktat.
Semakin tinggi konsentrasi asam asetat glasial dan cuka pasar yang
dipakai, maka total asam yang terkandung pada tahu juga semakin besar.
Kenaikan total asam pada tahu ini menyebabkan kenaikan jumlah asam
yang tidak terdisosiasi masuk ke dalam tahu. Jumlah asam yang tidak
terdisosiasi ini dinyatakan dengan nilai pKa. Oleh karena itu, proton yang
jumlahnya lebih banyak akan masuk ke dalam sitoplasma sel
mikroorganisme. Untuk mencegah terjadinya penurunan pH dan
denaturasi di dalam sel, proton-proton yang berada di dalam sel berusaha
dikeluarkan oleh sel mikroorganisme. Pertumbuhan sel mikroorganisme
menjadi lebih lambat bahkan berhenti sama sekali karena dibutuhkan
energi untuk mengeluarkan proton dari dalam sel. (Eklund, 1989; Fardiaz,
1989).
Kenaikan nilai TAT selama penyimpanan disebabkan oleh aktivitas
bakteri asam laktat (Datson et al., 1977). Golongan bakteri asam laktat
dapat tumbuh dengan cepat pada cairan whey tahu menghasilkan
keasaman cukup tinggi karena terbentuknya asam laktat. Oleh karena itu,
tahu dengan kandungan whey yang cukup tinggi lebih menguntungkan
bagi pertumbuhan bakteri asam laktat sehingga akan meningkatkan total
asam yang dihasilkan.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Gambar 7 dan Gambar 8,
maka dapat disimpulkan bahwa asam asetat glasial 3% dan cuka pasar 3%
memiliki nilai TAT tertinggi sehingga mampu memberikan kontribusi
yang cukup baik untuk mengurangi pertumbuhan mikroba. Hal ini
dikarenakan konsentrasinya paling besar sehingga jumlah asam tidak
terdisosiasi yang masuk ke dalam sitoplasma mikroba juga semakin
banyak. Namun nilai TAT tahu dengan asam asetat glasial 3% dan cuka
pasar 3% tidak berbeda secara signifikan, sehingga direkomendasikan
untuk menggunakan cuka pasar 3% karena harganya lebih murah
dibandingkan dengan asam asetat glasial 3%.
3. Total Mikroba (TPC)
Analisis mikrobiologis dapat menunjukkan berapa banyak koloni
mikroba yang tumbuh dalam tahu sehingga mempengaruhi daya terima
produk pada konsumen. Adapun pemaparan jumlah koloni total mikroba
yang terbentuk pada tahu dengan pengawet asetat glasial dan cuka pasar
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
10
12
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
2
3
34
Pada hari ke-0 (Gambar 9), jumlah mikroba pada tahu kontrol
5
kol/ml, dan >2.5 x 10 kol/ml. Tahu kontrol yang tidak diberi pengawet ini
mengalami penurunan mutu mikrobiologis yang signifikan sehingga
mikroba dapat tumbuh dengan cepat dan mempercepat kerusakan tahu.
Setelah hari ke-1, tahu kontrol sudah tidak dapat diterima lagi dilihat dari
kualitas mikrobiologisnya. Hal tersebut ditandai pula dengan sudah mulai
tumbuhnya kapang di permukaan tahu. Menurut SNI 01-3142-1992,
6
(asam asetat glasial 2%) pada hari ke-1, 2, dan 3 adalah 3.6 x 10 kol/ml,
6
2.0 x 10 kol/ml, dan 1.7 x 10 kol/ml. Sedangkan untuk tahu A2, jumlah
5
total mikroba untuk hari ke-1, 2, dan 3 adalah 3.2 x 10 kol/ml, 1.6 x 10
6
kol/ml, dan 6.1 x 10 kol/ml. Jumlah mikroba pada tahu A3 pada hari ke-1,
5
8.0
7.0
6.0
5.0
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
01
12
2
3
34
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
dan >2.5 x 10 kol/ml. Tahu kontrol yang tidak diberi pengawet ini
mengalami penurunan mutu mikrobiologis yang signifikan sehingga
mikroba dapat tumbuh dengan cepat dan tahu pun rusak dengan cepat.
Setelah hari ke-1 tahu sudah tidak dapat diterima lagi dilihat dari kualitas
mikrobiologisnya, hal tersebut ditandai pula dengan sudah mulai
tumbuhnya kapang di permukaan tahu. Menurut SNI 01-3142-1992,
6
tahu B2 pada hari ke-1, 2, dan 3 adalah 3.7 x 10 kol/ml, 1.6 x 10 kol/ml,
6
dan 6.6 x 10 kol/ml. Jumlah mikroba untuk tahu B3 pada hari ke-1, 2, dan
5
melebihi persyaratan SNI, namun masih belum ditemukan adanya tandatanda kerusakan pada tahu B3. Sedangkan tahu B1 dan B2 hanya mampu
bertahan selama 2 hari secara mikrobiologis. Sedangkan tahu kontrol
hanya bertahan selama 1 hari. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
umur simpan pada tahu yang tidak mendapat perlakuan pengawetan
dengan tahu yang diawetkan dengan cuka pasar.
Nilai total mikroba (TPC) yang tinggi (>1.0 x 10
kol/ml)
golongan
termodurik,
seperti
Micrococcus,
Bacillus,
dan
Brevibakteria.
Dari data yang ditampilkan pada Gambar 9 dan Gambar 10, dapat
disimpulkan bahwa asam asetat glasial 3% dan cuka pasar 3% paling
efektif untuk menghambat pertumbuhan mikroba sampai hari ketiga.
Jumlah mikroba pada hari ke-3 pada masing-masing konsentrasi tersebut
6
sebesar 5.6 x 10
konsentrasi pengawet ini lebih besar dari standar SNI (1.0 x 10 kol/ml),
akan tetapi perbedaannya dengan standar SNI masih dalam batas yang
toleran (pangkat mikroba sama) dan masih belum ditemukan tanda-tanda
kerusakan tahu (timbul lendir, tumbuh kapang, warna pucat, dan tercium
bau asam) melalui pengamatan visual.
Bila dibandingkan antara tahu yang dicelup dengan asam asetat
glasial 3% dan cuka pasar 3%, maka perlakuan yang paling efektif adalah
pencelupan ke dalam asam asetat glasial 3% karena dapat menghambat
pertumbuhan mikroba lebih baik di hari pertama dan kedua dibandingkan
dengan cuka pasar 3%. Tetapi secara keseluruhan, total mikroba pada tahu
dengan cuka pasar 3% tidak berbeda jauh dengan tahu asam asetat glasial
3%. Dari data tersebut maka cuka pasar 3% lebih direkomendasikan untuk
digunakan karena cuka pasar memiliki harga yang jauh lebih murah
dibandingkan dengan asam asetat glasial sehingga mudah diperoleh oleh
produsen tahu.
4. Tekstur
Tekstur tahu yang diamati dalam penelitian ini adalah kekenyalan
tahu. Pengukuran tekstur tahu dilakukan dengan menggunakan Texture
Analyzer. Pengukuran tekstur tahu yang diteliti dilakukan sebanyak dua
kali untuk tiap sampel. Nilai kekenyalan tahu dengan pengawet asam
asetat glasial dan cuka pasar dapat dilihat pada gambar 11 dan 12.
Sifat-sifat struktural dari curd protein kedelai (tahu) cukup
bervariasi. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh kondisi koagulasi, antara
lain suhu, pH, jenis koagulan, dan derajat denaturasi protein. Sifat
tekstural yang diamati dalam penelitian ini adalah kekenyalan tahu.
kekenyalan (g/cm)
5
4
3
2
1
0
01
1
2
23
3
4
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
kekenyalan (g/cm)
5
4
3
2
1
0
01
12
23
4
3
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
kerusakan
mikrobiologis
sehingga
teksturnya
menjadi
3.562
signifikan dengan tahu B1, B2, dan B3 (Lampiran 51). Analisis sidik ragam
hari ke-3 menunjukkan bahwa tahu kontrol memiliki nilai kekenyalan
terkecil dan berbeda secara signifikan dengan tahu B1, B2, dan B3. Nilai
kekenyalan tahu B1 tidak berbeda secara signifikan dengan tahu B2 dan B3
pada hari ke-3 (Lampiran 52).
Peningkatan konsentrasi asam asetat glasial maupun cuka pasar
yang digunakan mengakibatkan tekstur tahu menjadi semakin lunak. Hal
ini dikarenakan asam dapat menurunkan kekompakan tahu melalui proses
hidrolisis asam yang terjadi. Protein yang terhidrolisis oleh asam
menyebabkan serat-serat tahu menjadi rusak sehingga tekstur menjadi
lunak. Sedangkan untuk tahu kontrol, proses pelunakan tahu lebih
disebabkan oleh aktivitas mikroba bakteri asam laktat yang menyebabkan
tekstur tahu menjadi lunak, tidak kompak, dan berlendir.
Data yang ditampilkan pada Gambar 11 dan Gambar 12
menunjukkan bahwa nilai kekenyalan tahu semakin menurun seiring
dengan lamanya waktu penyimpanan untuk semua perlakuan. Hal ini
berhubungan dengan naiknya kadar air tahu yang disebabkan oleh
terurainya komponen-komponen tahu oleh aktivitas bakteri proteolitik.
Proses pelunakan tahu ini memperlihatkan bahwa tahu sudah mengalami
kerusakan.
Dari data yang disajikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tahu dengan asam asetat glasial 2% dan cuka pasar 2% memiliki nilai
kekenyalan terbaik. Hal ini dikarenakan konsentrasinya yang kecil
sehingga menyebabkan proses hidrolisis asam dapat dikurangi dan
kekenyalan tahu dapat dipertahankan.
5. Warna
Intensitas warna pada tahu selama pengamatan mempengaruhi
penerimaan konsumen. Intensitas warna yang buruk mengindikasikan
bahwa tahu sudah mengalami kerusakan. Chromameter adalah suatu alat
yang digunakan untuk menganalisis warna secara tristimulus untuk
Kecerahan (L)
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0
1
12
23
3
4
Umur Simpan
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
90
80
Kecerahan (L)
70
60
50
40
30
20
10
0
10
1
2
2
3
3
4
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
5
4
3
2
1
0
01
12
23
34
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
Gambar 15. Nilai intensitas warna merah (a) pada tahu dengan
pengawetan dalam asam asetat glasial
Hasil analisis sidik ragam pada hari pertama dengan menggunakan
pengawet asam asetat glasial (Lampiran 59) menunjukkan bahwa tahu
yang dicelup dalam asam asetat glasial 2.5% dan 3% memiliki nilai warna
merah yang sama dengan kontrol, sedangkan nilai merah tahu yang
direndam dalam asam asetat 2% berbeda dengan kontrol. Nilai merah
terkecil adalah tahu asetat 3% (3.25) dan terbesar adalah tahu dengan asam
asetat 2% (3.50).
Hasil analisis sidik ragam pada hari kedua (lampiran 60)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai intensitas merah antar
sampel. Nilai intensitas merah tahu dengan perendaman asam asetat glasial
pun berbeda dengan kontrol. Nilai intensitas merah terendah adalah tahu
kontrol (2.45) dan tertinggi adalah tahu dengan asam asetat 3% (3.16).
Pada pengamatan hari kedua ini, penurunan nilai intensitas merah pada
tahu kontrol, tahu asetat 2%, tahu asetat 2.5%, dan tahu 3% adalah sebesar
tahu juga
menurun.
5
4
3
2
1
0
0
1
1
2
2
3
3
4
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
Gambar 16. Nilai intensitas warna merah (a) pada tahu yang direndam
dalam cuka pasar
3% mampu
mempertahankan warna merah paling baik pada hari kedua karena nilai
penurunan warna merahnya paling kecil di antara konsentrasi cuka pasar
yang lain.
Hasil analisis sidik ragam pada hari ketiga (lampiran 64)
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai intensitas merah antara tahu
yang direndam dalam cuka pasar 2%, 2.5%, dan 3% dengan kontrol secara
signifikan. Nilai intensitas merah tahu cuka pasar 2% sama dengan nilai
tahu cuka pasar 2.5% serta berbeda secara signifikan dengan tahu cuka
pasar 3%. Nilai intensitas merah terendah adalah tahu kontrol (2.17) dan
tertinggi adalah tahu dengan cuka pasar 3% (3.26). Pada pengamatan hari
ketiga ini, penurunan nilai intensitas merah pada tahu kontrol, tahu cuka
pasar 2%, tahu cuka pasar 2.5%, dan tahu cuka pasar 3% adalah sebesar
11.4%, 9.35%, 9.66%, dan 2.32%. Cuka pasar 3% dapat mempertahankan
nilai intensitas merah pada tahu lebih baik dibandingkan dengan cuka
pasar 2% dan 2.5% sampai hari ketiga.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0
1
1
2
2
3
43
kontrol
asetat glasial 2.5%(A2)
Gambar 17. Intensitas warna kuning (b) pada tahu yang direndam dalam
asam asetat glasial
pasar 2%, 2.5%, dan 3% adalah 8.79%, 6.17%, 5.00%, dan 4.08%.
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
01
1
2
2
3
3
4
kontrol
cuka pasar 2.5%(B2)
Gambar 18. Intensitas warna kuning pada tahu yang direndam dalam
cuka pasar
6. Analisis Organoleptik
Uji rating Hedonik merupakan alat untuk mengukur tingkat
kesukaan terhadap suatu produk. Skala pengukuran yang dipakai adalah
skala 7-point, seperti terlihat pada Tabel 9. Atribut sensori yang diukur
adalah rasa dan aroma dengan menggunakan 30 panelis.
Sampel yang diuji hanya tiga sampel yaitu tahu kontrol (tahu
segar), tahu dengan pengawet asam asetat glasial 3%, dan tahu dengan
pengawet cuka pasar 3%. Pemilihan konsentrasi asam asetat 3% dan cuka
pasar 3% pada uji hedonik dikarenakan kedua konsentrasi tersebut
mempunyai nilai terbaik pada uji mikrobiologi, pH, TAT, warna, dan
tekstur. Selanjutnya, nilai organoleptik dari kedua konsentrasi tersebut
akan dibandingkan dengan nilai organoleptik tahu segar (kontrol). Ketiga
sampel tersebut diberi kode secara acak untuk kemudian diuji oleh panelis.
Panelis akan memberikan penilaian untuk setiap sampel tersebut. Hasil
penilaian panelis dituliskan pada form yang telah disediakan. Form
kuisioner untuk uji hedonik tahu dapat dilihat pada Lampiran 71.
a. Aroma
Aroma merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk
mengukur tingkat kesukaan tahu yang diberi perlakuan pengawet asam
organik. Selama penyimpanan mungkin saja terjadi perubahan aroma
tahu yang dapat mengurangi daya terima tahu itu sendiri. Oleh karena
itu, perlu dilakukan pengujian aroma untuk menentukan sampel tahu
mana yang lebih disukai. Respon panelis terhadap aroma tahu dapat
dilihat pada Gambar 19.
7
6
5
4
3
2
1
0
kontrol
asetat glasial 3%
cuka pasar 3%
Perla kua n
dengan
tahu
cuka
pasar
3%.
Oleh
karena
itu,
6
5
4
3
2
1
0
kontrol
asetat glasial 3%
cuka pasar 3%
Perlakuan
dengan
tahu
cuka
pasar
3%.
Oleh
karena
itu,
Perlakuan
cukup
dibandingkan
tinggi
dengan
sebesar
Rp.
30.000/L (konsentrasi
70%)
(konsentrasi 98%) dan cuka pasar sebesar Rp. 5.000/L (konsentrasi 25%),
sedangkan harga formalin di pasaran sekitar Rp. 15.000/L (konsentrasi
37%). Perhitungan biaya pengawetan tahu dapat dilihat pada Lampiran 78.
Biaya pengawetan dengan perlakuan cuka pasar lebih rendah
dibandingkan dengan asam asetat glasial. Pada konsentrasi 3%, biaya
pengawetan cuka pasar hanya sekitar Rp. 2,11/kg tahu, sedangkan asetat
glasial sebesar Rp. 2,68/kg tahu.
Biaya pengawetan tahu dengan menggunakan formalin 3%
ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan biaya pengawetan tahu
dengan menggunakan asam asetat 3% ataupun cuka pasar 3%. Biaya
pengawetan formalin 3% sebesar Rp. 4,22/Kg tahu (Lampiran 79).
Penggunaan larutan asam organik sebagai pengawet pada tahu ternyata
menghasilkan biaya pengawetan yang lebih kecil dibandingkan dengan
formalin pada konsentrasi yang sama.
Hasil analisis sebelumnya menunjukkan cuka pasar 3% dapat
mempertahankan keawetan tahu lebih baik dibandingkan asam asetat
glasial 3%. Hal tersebut didukung pula oleh kecilnya biaya pengawetan
tahu dengan cuka pasar dibandingkan dengan asam asetat dan formalin.
Oleh karena itu, direkomendasikan untuk menggunakan cuka pasar 3%
untuk mengawetkan tahu karena sangat terjangkau oleh produsen tahu
skala rumah tangga sekalipun.
kemampuan
mempertahankan
umur
simpan
dan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Air
Penirisan Penggilingan
Air
BUBUR KEDELAI
Air
Pemasakan
Penyaringan
EKSTRAK SUSU KEDELAI
Ampas Tahu
Penggumpalan (koagulasi)
KOAGULAN
Pemisahan bagian cairannya
CURD
WHEY
Pencetakan
Pengepresan
Pengirisan
TAHU
Sisa WHEY
Lampiran 2.
Ulangan
1
Hari
pH
kex
y
z
Kontrol
0
4.24
1
3.775 3.315 3.61
4.15
2
3.725 3.12 3.50
4.05
3
3.620 3.07 3.42
4.00
0
4.49
1
4.10 3.62 3.855
4.31
2
4.05 3.52 3.64
4.24
3
3.92 3.23 3.51
4.16
Lampiran 3.
Ulangan
1
Lampiran 4.
x
-
2.0 x 10
5
3.0 x 10
6
1.9 x 10
-
1.1 x 10
5
2.4 x 10
6
1.5 x 10
Ulangan
1
Hari
Total Asam Tertitrasi (%)
kex
y
z
Kontrol
0
2.58
1
10.31 7.73 6.44
2.58
2
10.31 9.02 7.73
7.73
3
10.31 10.31 10.31
7.73
0
3.22
1
5.15 5.15 6.44
4.51
2
7.09 6.44 7.73
5.15
3
7.73 7.73 7.73
7.73
Lampiran 5.
Perlakuan
Hari 1
Hari 2
Hari 3
W T A R W T A R W T A R W T A R
Kontrol
Keterangan :
W = Warna, T = Tekstur. A = Aroma, R = Rasa, 2 = Baik, 1 = Netral, 0 = Buruk
Lampiran 6.
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 7.
Ulangan
1
A1
4.91
4.88
4.67
4.85
4.7
4.63
A2
4.59
4.52
4.42
4.67
4.58
4.43
pH
A3 Kontrol
6.5
4.55
5.2
4.46
4.85
4.36
4.63
6.3
4.53
5.12
4.44
4.56
4.39
4.42
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
B1
5.19
4.89
4.31
4.78
4.61
4.4
B2
4.57
4.43
4.26
4.65
4.47
4.31
pH
B3 Kontrol
6.5
4.55
5.2
4.32
4.85
4.21
4.63
6.3
4.53
5.12
4.26
4.56
4.15
4.42
Lampiran 8.
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 9.
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 10. Hasil pengamatan total asam tertitrasi tahu dengan pengawet asam
asetat glasial
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 11. Hasil pengamatan total asam tertitrasi tahu dengan cuka pasar
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 12. Hasil pengamatan kekenyalan tahu dengan pengawet asam asetat
glasial
Ulangan
1
Hari
Kekenyalan (g)
keA1
A2
A3
Kontrol
0
11.34
1
11.26 11.22 11.15 11.15
2
8.96 8.91 8.85
8.2
3
8.6
8.4
8.1
6.2
0
10.52
1
11.23 11.15 11.1
9.21
2
9.03 8.93 8.84
8.25
3
8.46 8.39 8.07
6.11
Lampiran 13. Hasil pengamatan kekenyalan tahu dengan pengawet cuka pasar
Ulangan
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
B1
11.8
9.12
8.96
11.5
9.18
8.98
Kekenyalan (g)
B2
B3
Kontrol
11.34
11.2 10.7
11.15
9.03 8.94
8.2
8.9 8.89
6.2
10.52
11.2 10.97
9.21
9.12 9.04
8.25
8.91 8.78
6.11
Lampiran 14. Hasil pengamatan kecerahan tahu dengan pengawet asam asetat
glasial
Ulangan
1
Hari
Kecerahan
A1
A2
A3
keKontrol
0
78.735
1
76.03 75.525 74.53 73.195
2
71.19 72.37 73.22
67.16
3
69.055 70.18 72.065 65.17
0
78.185
1
77.295 75.53 75.13 73.295
2
70.925 71.395 72.54 66.835
3
67.29 69.835 71.275 64.75
Lampiran 15. Hasil pengamatan kecerahan tahu dengan pengawet cuka pasar
Ulangan
1
Hari
Kecerahan
keB1
B2
B3
Kontrol
0
78.735
1
77.53 74.425 74.18 73.195
2
72.165 73.255 73.945 67.16
3
70.11 71.31 72.875 65.17
0
78.185
1
76.535 74.295 74.09 73.295
2
70.45 71.585 73.685 66.835
3
68.375 69.915 73.08
64.75
Lampiran 16. Hasil pengamatan intensitas merah tahu dengan pengawet asam
asetat glasial
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 17. Hasil pengamatan intensitas merah tahu dengan pengawet cuka
pasar
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 18. Hasil pengamatan intensitas kuning tahu dengan pengawet asam
asetat glasial
Ulangan
1
Hari
Intensitas warna kuning
keA1
A2
A3
Kontrol
0
7.675
1
7.53 7.535 7.585
7.47
2
7.4 7.405 7.475 7.285
3
7.31 7.335 7.405
7.14
0
9.74
1
9.505 9.53 9.62
9.27
2
9.325 9.43 9.51
8.93
3
9.105 9.265 9.385 8.745
Lampiran 19. Hasil pengamatan intensitas kuning tahu dengan pengawet cuka
pasar
Ulangan
1
Hari
ke0
1
2
3
0
1
2
3
Lampiran 20. Analisis sidik ragam pH pada penelitian pendahuluan hari ke-1
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
3650000
Std. Deviation
70710.67812
Std. Error
50000.00
Lower Bound
3014689.763
Upper Bound
4285310.237
Minimum
3600000
Maximum
3700000
155000.0
63639.61031
45000.00
-416779.2131
726779.2131
110000.0
200000.0
295000.0
49497.47468
35000.00
-149717.1658
739717.1658
260000.0
330000.0
240000.0
84852.81374
60000.00
-522372.2842
1002372.284
180000.0
300000.0
Total
1085000
1584892.966
560344.3
-240003.6783
2410003.678
110000.0
3700000
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
1.76E+13
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
5.855E+12
1.87E+10
4675000000
1.76E+13
F
1252.371
Sig.
.000
NILAI
Duncan
P
X
ZY
kontrol
Sig.
N
2
2
2
2
Lampiran 21. Analisis sidik ragam pH pada penelitian pendahuluan hari ke-2
Descriptives
NILAI
kontrol
2 3.887500
.2298097 .1625000
1.822742
5.952258
3.7250
4.0500
2 3.320000
.2828427 .2000000
.778759
5.861241
3.1200
3.5200
2 3.570000
.0989949 .0700000
2.680566
4.459434
3.5000
3.6400
Total
8 3.730625
.3668635 .1297058
3.423919
4.037331
3.1200
4.2400
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.781
df
3
Mean Square
.260
.161
.040
.942
F
6.485
Sig.
.051
Lampiran 22. Analisis sidik ragam pH pada penelitian pendahuluan hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
X
Y
Z
N
2
2
2
2
Mean
Std. Deviation
4.080000
.1131371
3.770000
.2121320
3.150000
.1131371
3.465000
.0636396
Std. Error
.0800000
.1500000
.0800000
.0450000
Total
3.616250
.1357905
.3840736
3.937344
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.958
.075
1.033
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.319
.019
F
17.110
Sig.
.010
Minimum
4.0000
3.6200
3.0700
3.4200
Maximum
4.1600
3.9200
3.2300
3.5100
3.0700
4.1600
P
Y
ZX
kontrol
Sig.
3.465000
3.465000
3.770000
3.770000
4.080000
.082
.089
.086
Lampiran 23. Analisis sidik ragam total mikroba pada penelitian pendahuluan
hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
X
Y
Z
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
3650000 70710.67812 50000.00
155000.0 63639.61031 45000.00
295000.0 49497.47468 35000.00
240000.0 84852.81374 60000.00
1085000 1584892.966 560344.3
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.76E+13
df
3
Mean Square
5.855E+12
1.87E+10
4675000000
1.76E+13
F
1252.371
Sig.
.000
Minimum
3600000
110000.0
260000.0
180000.0
110000.0
Maximum
3700000
200000.0
330000.0
300000.0
3700000
NILAI
Duncan
P
X
ZY
kontrol
2
2
240000.0
295000.0
Sig.
2
.115
3650000
1.000
Lampiran 24. Analisis sidik ragam total mikroba pada penelitian pendahuluan
hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
X
Y
Z
2
2
2
2
Total
Mean
Std. Deviation
2.5E+07
.00000
270000.0 42426.40687
2800000 848528.13742
2500000 707106.78119
7642500
10772220.56
Std. Error
.00000
30000.00
600000.0
500000.0
3808555
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
8.11E+14
1.22E+12
8.12E+14
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
2.704E+14
3.055E+11
F
885.102
Sig.
.000
240000.0 25000000
P
X
ZY
kontrol
Sig.
N
2
2500000
2800000
2.5E+07
1.000
.616
1.000
Lampiran 25. Analisis sidik ragam total mikroba pada penelitian pendahuluan
hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
Mean
2.5E+07
Std. Deviation
.00000
Std. Error
.00000
1700 000
282842.7 1247
2000 00.0
-841240.9472
4241240.947
1500000
1900 000
2.4E+07
2828427.125
2000 000
-1412409.47
49412409.47
2200 0000
26000000
2.2E+07
2121320.344
1500 000
2440692.896
40559307.10
2000 0000
23000000
Total
1.8E+07
10270902.03
3631 312
9463311.016
26636688.98
1500000
26000000
Minimum
2500 0000
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
7.26E+14
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
2.42 0E+14
1.26E+13
7.38E+14
4
7
F
76 .9 33
Sig.
.001
3.14 5E+12
NILAI
Duncan
P
X
ZY
kontrol
Sig.
N
2
2
2
2
1.000
2.2E+07
2.4E+07
2.5E+07
.125
Lampiran 26. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
X
Y
Z
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
3.5450
1.36472
.96500
7.7300
3.64867
2.58000
6.4400
1.82434
1.29000
6.4400
.00000
.00000
6.0388
2.30855
.81619
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
18.802
18.503
37.306
df
3
4
7
Mean Square
6.267
4.626
F
1.355
Sig.
.376
Minimum
2.58
5.15
5.15
6.44
2.58
Maximum
4.51
10.31
7.73
6.44
10.31
Maximum
25000000
Lampiran 27. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-2
Descriptives
NILAI
kontrol
8.700 0
2.276 88
1.610 00
-11.75 70
29.15 70
7.09
10.31
7.730 0
1.824 34
1.290 00
-8.661 0
24.12 10
6.44
9.02
7.730 0
.00000
.00000
7.730 0
7.730 0
7.73
7.73
Total
7.650 0
1.558 36
.55096
6.347 2
8.952 8
5.15
10.31
Maximum
7.73
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
5.159
11.841
16.999
Between Groups
Within Groups
Total
df
Mean Square
1.720
2.960
3
4
7
F
.581
Sig.
.658
Lampiran 28. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi pada penelitian
pendahuluan hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
9.020 0
1.824 34
1.290 00
-7.371 0
25.41 10
7.73
10.31
9.020 0
1.824 34
1.290 00
-7.371 0
25.41 10
7.73
10.31
9.020 0
1.824 34
1.290 00
-7.371 0
25.41 10
7.73
10.31
Total
8.375 0
1.824 34
.64500
6.849 8
9.900 2
5.15
10.31
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
9.985
df
3
Mean Square
3.328
3.328
Within Groups
13.313
Total
23.297
F
1.000
Sig.
.479
Maximum
7.73
Lampiran 29. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam asetat
glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
5.1600
.05657
.04000
4.8800
.04243
.03000
4.6300
.05657
.04000
4.5400
.01414
.01000
4.8025
.26004
.09194
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.465
.008
.473
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.155
.002
F
73.802
Sig.
.001
Minimum
5.12
4.85
4.59
4.53
4.53
Maximum
5.20
4.91
4.67
4.55
5.20
1
4.5400
4.6300
A2
A1
kontrol
Sig.
4.8800
5.1600
.121
1.000
1.000
Lampiran 30. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam asetat
glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
4.7050
Std. Deviation
.20506
Std. Error
.14500
Lower Bound
2.8626
Upper Bound
6.5474
Minimum
4.56
Maximum
4.85
A1
4.7900
.12728
.09000
3.6464
5.9336
4.70
4.88
A2
4.5500
.04243
.03000
4.1688
4.9312
4.52
4.58
A3
4.4500
.01414
.01000
4.3229
4.5771
4.44
4.46
Total
4.6238
.16903
.05976
4.4824
4.7651
4.44
4.88
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
.140
df
3
Mean Square
.047
.015
Within Groups
.060
Total
.200
F
3.092
Sig.
.152
Lampiran 31. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan asam asetat
glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
4.6500
.02828
.02000
4.3959
A2
4.4250
.00707
.00500
4.3615
A3
4.3750
.02121
.01500
Total
4.4938
.12637
.04468
Minimum
4.42
Maximum
4.63
4.9041
4.63
4.67
4.4885
4.42
4.43
4.1844
4.5656
4.36
4.39
4.3881
4.5994
4.36
4.67
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
.088
df
3
Mean Square
.029
.006
Within Groups
.023
Total
.112
NILAI
Duncan
F
5.050
Sig.
.076
P
A3
A2
kontrol
A1
Sig.
N
2
2
2
4.5250
.126
4.6500
.177
Lampiran 32. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka pasar
hari ke-1
Descriptives
NILAI
kontrol
B1
B2
B3
N
2
2
2
2
Mean
Std. Deviation Std. Error
5.160 0
.05657
.04000
4.985 0
.28991
.20500
4.610 0
.05657
.04000
4.540 0
.01414
.01000
Total
4.823 7
.29789
.10532
5.072 8
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.531
.091
.621
df
3
4
7
Mean Square
.177
.023
F
7.803
Sig.
.038
4.53
Maximum
5.20
5.19
4.65
4.55
5.20
NILAI
Duncan
P
B3
4.6100
B2
B1
kontrol
Sig.
4.6100
4.9850
4.9850
5.1600
.666
.067
.310
Lampiran 33. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka pasar
hari ke-2
Descriptives
NILAI
kontrol
B1
2
2
Mean
4.7050
4.7500
Std. Deviation
.20506
.19799
Std. Error
.14500
.14000
B2
4.4500
.02828
.02000
4.1959
B3
4.2900
.04243
.03000
3.9088
Total
4.5488
.22900
.08096
4.3573
Minimum
4.56
4.61
Maximum
4.85
4.89
4.7041
4.43
4.47
4.6712
4.26
4.32
4.7402
4.26
4.89
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.283
Between Groups
Within Groups
Total
.084
.367
df
Mean Square
.094
3
4
7
F
4.504
Sig.
.090
.021
Lampiran 34. Analisis sidik ragam pH tahu yang diawetkan dengan cuka pasar
hari ke-3
Descriptives
NILAI
N
kontrol
B1
B2
B3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
4.5250
.14849
.10500
4.3550
.06364
.04500
4.2850
.03536
.02500
4.1800
.04243
.03000
4.3363
.14889
.05264
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
df
Mean Square
Minimum
4.42
4.31
4.26
4.15
4.15
Maximum
4.63
4.40
4.31
4.21
4.63
Lampiran 35. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
Mean
Std. Deviation
.066250
.0229810
.075000
.0353553
.112500
.0176777
.112500
.0176777
.091563
.0292446
2
2
2
2
8
Std. Error
.0162500
.0250000
.0125000
.0125000
.0103395
Minimum
.0500
.0500
.1000
.1000
.0500
Maximum
.0825
.1000
.1250
.1250
.1250
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.004
.002
.006
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
4
7
Mean Square
.001
.001
F
1.988
Sig.
.258
Lampiran 36. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
kontrol
Mean
.125000
Std. Deviation
.0353553
Std. Error
.0250000
A1
A2
.137500
.0176777
.0125000
-.021328
.150000
.0000000
.0000000
.150000
A3
2
8
.162500
.143750
.0176777
.0221601
.0125000
.0078348
.003672
.125224
Total
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
df
Mean Square
Minimum
.1000
Maximum
.1500
.296328
.1250
.1500
.150000
.1500
.1500
.321328
.162276
.1500
.1000
.1750
.1750
Lampiran 37. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan asam asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
.15000 0
.00000 00 .00000 00
.15000 0
.15000 0
.1500
.1500
A2
.15000 0
.00000 00 .00000 00
.15000 0
.15000 0
.1500
.1500
A3
.16250 0
.01767 77 .01250 00
.00367 2
.32132 8
.1500
.1750
Total
.15000 0
.01336 31 .00472 46
.13882 8
.16117 2
.1250
.1750
Maximum
.1500
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.001
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
.001
.001
Mean Square
.000
4
7
F
1.333
Sig.
.381
.000
Lampiran 38. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
.066250
.0229810
.075000
.0353553
.100000
.0000000
.125000
.0000000
.091563
.0292446
Std. Error
.0162500
.0250000
.0000000
.0000000
.0103395
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
.004
df
3
Mean Square
.001
.000
Within Groups
.002
Total
.006
F
3.156
Sig.
.148
Minimum
.0500
.0500
.1000
.1250
.0500
Maximum
.0825
.1000
.1000
.1250
.1250
Lampiran 39. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
.125000
.137500
.137500
.137500
.134375
Std. Deviation
.035 3553
.017 6777
.017 6777
.017 6777
.018 6006
Std. Error
.0250000
.0125000
.0125000
.0125000
.0065763
Minimum
.1000
.1250
.1250
.1250
.1000
Maximum
.1500
.1500
.1500
.1500
.1500
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.000
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
.000
.002
.001
.002
F
.143
Sig.
.929
Lampiran 40. Analisis sidik ragam total asam tertitrasi tahu yang diawetkan
dengan cuka pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
Mean
.137500
Std. Deviation
.0176777
Std. Error
.0125000
C1
C2
.150000
.0000000
.0000000
.150000
.150000
.0000000
.0000000
.150000
C3
2
8
.150000
.146875
.0000000
.0088388
.0000000
.0031250
.150000
.139486
Total
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.000
df
3
Mean Square
.000
.000
.000
.001
F
1.000
Sig.
.479
Minimum
.1250
Maximum
.1500
.150000
.1500
.1500
.150000
.1500
.1500
.150000
.154264
.1500
.1250
.1500
.1500
Lampiran 41. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interv al for
Mean
kontrol
Mean
3400000
Std. Deviation
282842.71247
Std. Error
200000.0
Lower Bound
858759.0528
Upper Bound
5941240.947
Minimum
3200000
Maximum
3600000
A1
360000.0
56568.54249
40000.00
-148248.1894
868248.1894
320000.0
400000.0
A2
320000.0
28284.27125
20000.00
65875.9053
574124.0947
300000.0
340000.0
A3
185000.0
21213.20344
15000.00
-5593.0710
375593.0710
170000.0
200000.0
Total
1066250
1446265.511
511332.1
-142858.2255
2275358.226
170000.0
3600000
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
1.46E+13
Within Groups
Total
Mean Square
4.852E+12
8.45E+10
2.111E+10
1.46E+13
NILAI
Duncan
df
F
229.838
Sig.
.000
P
A3
A2
A1
kontrol
Sig.
2
2
3200 00.0
3600 00.0
2
.301
3400 000
1.000
Lampiran 42. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
2
2
2
2
Total
Mean
Std. Deviation Std. Error
2.5E+07
.00000
.00000
19 500 00 70 710 .67812 50 000 .0
0
16 000 00 141421.356 24
12 500 00 70 710 .67812 10 000 0.0
74 500 00 10 835 523.59 50 000 .0
0
1200000
25000 000
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
8.22E+14
Within Groups
Total
Mean Square
2.739E+14
3.00E+10
7500000000
8.22E+14
NILAI
Duncan
df
F
36525.778
Sig.
.000
P
A3
A2
A1
kontrol
Sig.
1
1250 000
N
2
2
2
1600 000
1950 000
2
1.000
1.000
2.5E+07
1.000
1.000
Lampiran 43. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
A2
A3
N
2
2
2
2
Mean
2.5E+07
1.7E+07
6100000
5550000
Std. Deviation
.00000
2121320.344
141421.35624
353553.39059
Std. Error
.00000
1500000
100000.0
250000.0
Total
1.3E+07
8641335.462
3055173
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
5.18E+14
Within Groups
Total
Mean Square
1.727E+14
4.65E+12
1.161E+12
5.23E+14
NILAI
Duncan
df
F
148.709
Sig.
.000
20511837.24
Minimum
25000000
15000000
6000000
5300000
Maximum
25000000
18000000
6200000
5800000
5300000
25000000
P
A3
A2
A1
kontrol
Sig.
6100000
1.7E+07
2.5E+07
.637
1.000
1.000
Lampiran 44. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
3400000 282842.71247
430000.0 14142.13562
370000.0 14142.13562
225000.0 21213.20344
1106250 1422040.159
Std. Error
200000.0
10000.00
10000.00
15000.00
502767.1
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.41E+13
8.09E+10
1.42E+13
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
4.692E+12
2.021E+10
F
232.109
Sig.
.000
Minimum
3200000
420000.0
360000.0
210000.0
210000.0
Maximum
3600000
440000.0
380000.0
240000.0
3600000
P
C3
C2
C1
kontrol
Sig.
2
2
3700 00.0
4300 00.0
2
.229
3400 000
1.000
Lampiran 45. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
2.5E+07
.00000
2200000 141421.35624
1600000 141421.35624
1350000 70710.67812
7537500 10783444.65
Std. Error
.00000
100000.0
100000.0
50000.00
3812523
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
8.14E+14
Within Groups
4.50E+10
Total
8.14E+14
df
3
Mean Square
F
2.713E+14 24116.556
1.125E+10
Sig.
.000
Minimum
25000000
2100000
1500000
1300000
1300000
Maximum
25000000
2300000
1700000
1400000
25000000
NILAI
Duncan
P
C3
1600000
C2
C1
kontrol
Sig.
2200000
2.5E+07
.078
1.000
1.000
Lampiran 46. Analisis sidik ragam total mikroba tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
Std. Deviation
.00000
Std. Error
.00000
1.6E+07 707106.78119
500000.0
9146897.632
21853102.37 15000000
6550000
70710.67812
50000.00
5914689.763
7185310.237
6500000
C3
5550000
70710.67812
50000.00
4914689.763
6185310.237
5500000
5600000
Total
1.3E+07
8409518.417
2973214
6119466.663
20180533.34
5500000
25000000
N
kontrol
C1
C2
Mean
2.5E+07
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
4.95E+14
df
3
Mean Square
1.648E+14
5.10E+11
1.275E+11
4.95E+14
7
NILAI
Duncan
F
1292.889
Sig.
.000
Maximum
25000000
16000000
6600000
P
C3
C2
C1
kontrol
Sig.
N
2
1
5550 000
2
2
6550 000
1.6E+07
2
1.000
1.000
1.000
2.5E+07
1.000
Lampiran 47. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
2
2
Mean
10.1800
11.2450
Std. Deviation
1.37179
.02121
Std. Error
.97000
.01500
A2
11.1850
.04950
.03500
10.7403
A3
11.1250
.03536
.02500
10.8073
Total
10.9338
.69851
.24696
10.3498
Minimum
9.21
11.23
Maximum
11.15
11.26
11.6297
11.15
11.22
11.4427
11.10
11.15
11.5177
9.21
11.26
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
1.529
Between Groups
df
3
Mean Square
.510
.471
Within Groups
1.886
Total
3.415
F
1.081
Sig.
.452
Lampiran 48. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
8.2250
.03536
.02500
8.9950
.04950
.03500
8.9200
.01414
.01000
8.8450
.00707
.00500
8.7463
.32754
.11580
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.747
.004
.751
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.249
.001
F
252.165
Sig.
.000
Maximum
8.25
9.03
8.93
8.85
9.03
P
kontrol
N
2
A3
8.8450
A2
8.9200
A1
Sig.
8.9200
8.9950
1.000
.075
.075
Lampiran 49. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan asam
asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
A2
A3
N
2
2
2
2
Mean
Std. Deviation Std. Error
6.155 0
.06364
.04500
8.530 0
.09899
.07000
8.395 0
.00707
.00500
8.085 0
.02121
.01500
Total
7.791 3
1.025 54
.36258
8.648 6
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
7.348
Mean Square
2.449
.014
.004
7.362
NILAI
Duncan
df
F
682.717
Sig.
.000
6.11
Maximum
6.20
8.60
8.40
8.10
8.60
N
2
A3
A2
A1
Sig.
1
6.1550
8.0850
8.3950
8.5300
1.000
1.000
.087
Lampiran 50. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
kontrol
C1
C2
C3
2
2
2
2
Total
10.9663
.78179
.27641
10.3127
11.6198
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
2.315
1.963
4.278
df
3
4
7
Mean Square
.772
.491
F
1.572
Sig.
.328
Minimum
9.21
11.50
11.20
10.70
Maximum
11.15
11.80
11.20
10.97
9.21
11.80
Lampiran 51. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
2
2
2
2
8
C2
C3
Total
Mean
8.2250
9.1500
9.0750
8.9900
8.8600
Std. Deviation
.03536
.04243
.06364
.07071
.39875
Std. Error
.02500
.03000
.04500
.05000
.14098
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.101
Mean Square
.367
.012
.003
1.113
NILAI
Duncan
df
F
121.311
Sig.
.000
Minimum
8.20
9.12
9.03
8.94
8.20
Maximum
8.25
9.18
9.12
9.04
9.18
P
kontrol
N
2
C3
8.9900
C2
9.0750
C1
Sig.
9.0750
9.1500
1.000
.197
.244
Lampiran 52. Analisis sidik ragam kekenyalan tahu yang diawetkan dengan cuka
pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
6.1550
.06364
.04500
8.9700
.01414
.01000
8.9050
.00707
.00500
8.8350
.07778
.05500
8.2163
1.27383
.45037
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
11.348
.010
11.359
df
3
4
7
Mean Square
3.783
.003
F
1461.931
Sig.
.000
Maximum
6.20
8.98
8.91
8.89
8.98
NILAI
Duncan
P
kontrol
C3
C2
C1
Sig.
2
2
8.8350
8.9050
8.9700
.060
1.000
Lampiran 53. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
73.245000
.0707107
76.662500
.8944901
75.527500
.0035355
74.830000
.4242641
75.066250
1.3759250
Std. Error
.0500000
.6325000
.0025000
.3000000
.4864630
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
12.267
df
3
Mean Square
4.089
.985
.246
13.252
7
NILAI
Duncan
F
16.603
Sig.
.010
Minimum
73.1950
76.0300
75.5250
74.5300
73.1950
Maximum
73.2950
77.2950
75.5300
75.1300
77.2950
P
kontrol
N
2
A3
74.830000
A2
75.527500
A1
Sig.
75.527500
76.662500
1.000
.233
.084
Lampiran 54. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
66.997500
.2298097 .1625000
71.057500
.1873833 .1325000
71.882500
.6894291 .4875000
72.880000
.4808326 .3400000
70.704375
2.4133060 .8532325
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
39.974
df
3
Mean Square
13.325
.794
.199
40.768
NILAI
Duncan
F
67.090
Sig.
.001
Minimum
66.8350
70.9250
71.3950
72.5400
66.8350
Maximum
67.1600
71.1900
72.3700
73.2200
73.2200
P
kontrol
N
2
A1
71.057500
A2
71.882500
A3
Sig.
71.882500
72.880000
1.000
.138
.089
Lampiran 55. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
64.960000
68.172500
70.007500
71.670000
68.702500
Std. Deviation
.2969848
1.2480435
.2439518
.5586144
2.7152992
Std. Error
.2100000
.8825000
.1725000
.3950000
.9600033
Minimum
64.7500
67.2900
69.8350
71.2750
64.7500
Maximum
65.1700
69.0550
70.1800
72.0650
72.0650
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
49.593
df
3
Mean Square
16.531
2.017
.504
51.610
NILAI
Duncan
F
32.777
Sig.
.003
P
kontrol
A1
A2
A3
Sig.
N
2
2
2
2
68.172500
70.007500
1.000
.061
70.007500
71.670000
.079
Lampiran 56. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
73.245000
.0707107
77.032500
.7035712
74.360000
.0919239
74.135000
.0636396
74.693125
1.5351569
Std. Error
.0500000
.4975000
.0650000
.0450000
.5427599
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
15.984
df
3
Mean Square
5.328
.513
.128
16.497
NILAI
Duncan
F
41.585
Sig.
.002
Minimum Maximum
73.1950
73.2950
76.5350
77.5300
74.2950
74.4250
74.0900
74.1800
73.1950
77.5300
P
kontrol
C3
C2
C1
Sig.
N
2
2
2
2
74.135000
74.360000
.068
.564
77.032500
1.000
Lampiran 57. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
66.997500
.2298097 .1625000
71.307500
1.2126881 .8575000
72.420000
1.1808683 .8350000
73.815000
.1838478 .1300000
71.135000
2.8009246 .9902764
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
51.965
df
3
Mean Square
17.322
2.952
.738
54.916
NILAI
Duncan
F
23.473
Sig.
.005
Minimum
66.8350
70.4500
71.5850
73.6850
66.8350
Maximum
67.1600
72.1650
73.2550
73.9450
73.9450
P
kontrol
C1
C2
C3
Sig.
N
2
2
2
2
.265
72.420000
73.815000
.180
Lampiran 58. Analisis sidik ragam kecerahan (L) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
64.960000
.2969848 .2100000
69.242500
1.2268303 .8675000
70.612500
.9864140 .6975000
72.977500
.1449569 .1025000
69.448125
3.1754178 1.1226797
Minimum Maximum
64.7500
65.1700
68.3750
70.1100
69.9150
71.3100
72.8750
73.0800
64.7500
73.0800
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
67.996
df
3
Mean Square
22.665
2.587
.647
70.583
NILAI
Duncan
F
35.040
Sig.
.002
P
kontrol
C1
C2
C3
Sig.
N
2
2
2
2
.164
72.977500
1.000
Lampiran 59. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
kontrol
A1
3.497500
.0601041
.0425000
2.957486
4.037514
3.4550
3.5400
A2
3.332500
.0388909
.0275000
2.983079
3.681921
3.3050
3.3600
A3
3.247500
.0035355
.0025000
3.215734
3.279266
3.2450
3.2500
Total
3.332500
.1115796
.0394493
3.239217
3.425783
3.2400
3.5400
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.082
.005
.087
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.027
.001
P
A3
kontrol
A2
A1
Sig.
N
2
2
2
2
F
19.988
Sig.
.007
Maximum
3.2650
Lampiran 60. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
Std. Deviation
2.452500
.1873833
Std. Error
.1325000
Lower Bound
.768928
Upper Bound
4.136072
Minimum
2.3200
Maximum
2.5850
A1
3.010000
.0353553
.0250000
2.692345
3.327655
2.9850
3.0350
A2
3.097500
.0035355
.0025000
3.065734
3.129266
3.0950
3.1000
A3
3.212500
.0106066
.0075000
3.117203
3.307797
3.2050
3.2200
Total
2.943125
.3206348
.1133615
2.675068
3.211182
2.3200
3.2200
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.683
.036
.720
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.228
.009
F
24.964
Sig.
.005
P
kontrol
A1
A2
A3
Sig.
2
2
3.010000
3.097500
2
1.000
3.212500
.106
Lampiran 61. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
kontrol
Mean
Std. Deviation
2.350000
.3323402
Std. Error
.2350000
Minimum
2.1150
Maximum
2.5850
A1
2.515000
.0282843
.0200000
2.260876
A2
2.822500
.0742462
.0525000
2.155424
2.769124
2.4950
2.5350
3.489576
2.7700
A3
3.155000
.0565685
.0400000
2.8750
2.646752
3.663248
3.1150
Total
2.710625
.3538708
.1251122
3.1950
2.414782
3.006468
2.1150
3.1950
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.757
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
.252
.120
.030
.877
F
8.409
Sig.
.033
NILAI
Duncan
P
kontrol
A1
A2
A3
Sig.
N
2
2
2
2
Lampiran 62. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
kontrol
C1
C2
C3
N
2
2
2
2
Mean
Std. Deviation
3.252500
.0176777
3.725000
.0282843
3.497500
.0459619
3.420000
.0353553
Std. Error
.0125000
.0200000
.0325000
.0250000
Total
3.473750
.0648539
.1834345
3.627105
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.231
.004
.236
NILAI
Duncan
df
3
4
7
Mean Square
.077
.001
F
68.845
Sig.
.001
Minimum
3.2400
3.7050
3.4650
3.3950
Maximum
3.2650
3.7450
3.5300
3.4450
3.2400
3.7450
P
kontrol
N
2
C3
3.420000
C2
3.497500
C1
Sig.
3.725000
1.000
.081
1.000
Lampiran 63. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
Std. Deviation
2.452500
.1873833
Std. Error
.1325000
Lower Bound
.768928
Upper Bound
4.136072
Minimum
2.3200
Maximum
2.5850
C1
2.967500
.0954594
.0675000
2.109831
3.825169
2.9000
3.0350
C2
3.157500
.0035355
.0025000
3.125734
3.189266
3.1550
3.1600
C3
3.340000
.0494975
.0350000
2.895283
3.784717
3.3050
3.3750
Total
2.979375
.3636564
.1285720
2.675351
3.283399
2.3200
3.3750
ANOVA
NILAI
Between Groups
Sum of
Squares
.879
df
3
Mean Square
.293
.012
Within Groups
.047
Total
.926
n
Dunca
NILAI
F
25.104
Sig.
.005
P
kontrol
C1
C2
C3
Sig.
N
2
2
2
2
2.967500
3.157500
1.00 0
.153
3.157500
3.340000
.166
Lampiran 64. Analisis sidik ragam warna merah (a) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
Std. Deviation
2.172500
.0813173
Std. Error
.0575000
Lower Bound
1.441893
Upper Bound
2.903107
Minimum
2.1150
Maximum
2.2300
C1
2.690000
.1626346
.1150000
1.228786
4.151214
2.5750
2.8050
C2
2.852500
.1661701
.1175000
1.359521
4.345479
2.7350
2.9700
C3
3.262500
.0247487
.0175000
3.040141
3.484859
3.2450
3.2800
Total
2.744375
.4278805
.1512786
2.386658
3.102092
2.1150
3.2800
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.220
df
3
Mean Square
.407
.061
.015
1.282
F
26.548
Sig.
.004
n
Dunca
NILAI
P
kontrol
C1
C2
C3
Sig.
N
2
2
2
2
2.690000
2.852500
1.00 0
.260
3.262500
1.000
Lampiran 65. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation Std. Error
8.370000
1.2727922 .9000000
8.517500
1.3965359 .9875000
8.532500
1.4106780 .9975000
8.602500
1.4389623 1.0175000
8.505625
1.0480064 .3705262
Minimum
7.4700
7.5300
7.5350
7.5850
7.4700
Maximum
9.2700
9.5050
9.5300
9.6200
9.6200
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Sum of
Squares
.057
7.631
Total
7.688
df
3
4
Mean Square
.019
1.908
F
.010
Sig.
.998
Lampiran 66. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
A1
A2
A3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
8.107500
1.1631907
8.362500
1.3611806
8.417500
1.4318912
8.492500
1.4389623
8.345000
1.0346980
Std. Error
.8225000
.9625000
1.0125000
1.0175000
.3658210
Minimum
7.2850
7.4000
7.4050
7.4750
7.2850
Maximum
8.9300
9.3250
9.4300
9.5100
9.5100
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.167
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
.056
7.327
1.832
7.494
F
.030
Sig.
.992
Lampiran 67. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
asam asetat glasial hari ke-3
Descriptives
NILAI
95% Confidence Interval for
Mean
kontrol
Mean
7.942500
Std. Deviation
1.1349064
Std. Error
.8025000
Lower Bound
-2.254229
Upper Bound
18.139229
Minimum
7.1400
Maximum
8.7450
A1
8.207500
1.2692567
.8975000
-3.196319
19.611319
7.3100
9.1050
A2
8.300000
1.3647161
.9650000
-3.961488
20.561488
7.3350
9.2650
A3
8.395000
1.4000714
.9900000
-4.184143
20.974143
7.4050
9.3850
Total
8.211250
.9963818
.3522742
7.378254
9.044246
7.1400
9.3850
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.228
6.722
6.949
df
Mean Square
.076
1.680
3
4
7
F
.045
Sig.
.985
Lampiran 68. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-1
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
8.370000
8.507500
8.535000
8.640000
8.513125
ANOVA
NILAI
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
.074
df
3
Mean Square
.025
8.017
2.004
8.091
F
.012
Sig.
.998
Minimum
7.4700
7.4850
7.5000
7.6000
7.4700
Maximum
9.2700
9.5300
9.5700
9.6800
9.6800
Lampiran 69. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-2
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
8.107500
8.357500
8.377500
8.535000
8.344375
Minimum
7.2850
7.3450
7.3300
7.5200
7.2850
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
.187
Between Groups
Within Groups
Total
df
3
Mean Square
.062
7.658
1.915
7.846
F
.033
Sig.
.991
Lampiran 70. Analisis sidik ragam warna kuning (b) tahu yang diawetkan dengan
cuka pasar hari ke-3
Descriptives
NILAI
N
kontrol
C1
C2
C3
Total
2
2
2
2
8
Mean
Std. Deviation
7.942500
1.1349064
8.170000
1.2940054
8.272500
1.3823938
8.352500
1.3823938
8.184375
.9981391
ANOVA
NILAI
Sum of
Squares
df
Mean Square
Std. Error
.8025000
.9150000
.9775000
.9775000
.3528955
Minimum
7.1400
7.2550
7.2950
7.3750
7.1400
Maximum
8.7450
9.0850
9.2500
9.3300
9.3300
Maximum
8.9300
9.3700
9.4250
9.5500
9.5500
Tanggal
Petunjuk
Dihadapan Anda terdapat 3 contoh sampel tahu. Anda diminta untuk menilai rasa
dan aroma untuk masing-masing contoh. Kunyahlah contoh paling kiri terlebih
dahulu, kemudian berilah penilaian tentang kesukaan Anda terhadap rasa dan
aromanya dengan memberikan tanda V pada kotak di bawah kode contoh. Setelah
selesai menilai pindahlah ke contoh di sebelah kanannya dan lakukan hal yang
sama hingga contoh terakhir dengan terlebih dahulu menetralkan lidah dengan air
putih.
1. Penilaian tentang rasa
Penilaian
216
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat
tidak
suka
2. Penilaian tentang aroma
Penilaian
216
Sangat suka
Suka
Agak suka
Netral
Agak tidak suka
Tidak suka
Sangat
tidak
suka
Kode Contoh
212
709
Kode Contoh
212
709
Lampiran 72. Respon panelis terhadap aroma tahu yang telah diawetkan
Skor
Panelis
Asetat glasial 3%
Cuka pasar 3%
Kontrol
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
rata-rata
5.2
5.7
5.833333
Lampiran 73. Respon panelis terhadap rasa tahu yang telah diawetkan
Skor
Panelis
Asetat glasial 3%
Cuka pasar 3%
Kontrol
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
rata-rata
5.033333
5.466667
5.566667
Lampiran 74. Analisis sidik ragam uji hedonik terhadap atribut aroma
Between-Subjects Factors
Value Label
PANELIS
1
2
3
3
3
3
3
4
5
3
3
3
6
7
8
3
3
3
9
10
11
12
13
3
3
3
3
3
14
15
16
3
3
3
17
18
19
3
3
3
20
21
22
23
24
3
3
3
3
3
25
26
27
3
3
3
28
29
SAMPEL
30
1
2
3
3
30
asetat 3%
cuka pasar
3%
kontrol
30
30
df
32
29
2
58
90
Mean Square
88.522
.895
3.344
.402
F
220.249
2.227
8.321
Sig.
.000
.005
.001
SKOR
Duncan
a,b
SAMPEL
asetat 3%
cuka pasar 3%
kontrol
Sig.
N
30
Subset
1
5.20
30
30
5.70
5.83
1.000
.419
Lampiran 75. Analisis sidik ragam uji hedonik terhadap atribut rasa
Between-Subjects Factors
Value Label
PANELIS
1
2
3
3
3
3
3
4
5
3
3
3
6
7
8
3
3
3
9
10
11
12
13
3
3
3
3
3
14
15
16
3
3
3
17
18
19
3
3
3
20
21
22
23
24
3
3
3
3
3
25
26
27
3
3
3
28
29
SAMPEL
30
1
2
3
asetat 3%
cuka pasar
3%
kontrol
3
30
30
30
df
32
29
2
58
90
Mean Square
81.401
.642
2.411
.227
a,b
F
358.273
2.826
10.612
Sig.
.000
.000
.000
SAMPEL
asetat 3%
cuka pasar 3%
kontrol
Subset
1
5.03
N
30
30
30
2
5.47
5.57
Sig.
1.000
.420
Konsentrasi
Rp. 25.000
98%
Asam Laktat
Rp. 30.000
70%
Cuka Pasar
Rp. 5.000
25%
Formalin
Rp. 15.000
37%
Volume Larutan
Pengawet (ml)
Volume Pengawet
Biaya
10 Kali
Pengawetan
Pencelupan (Kg)
Mengawetkan (ml)
(Rp)/Kg Tahu
Asetat 5%
150
700
2,56
4,67
Laktat 10%
150
700
2,45
15
150
700
2,87
13,46
Campuran :
2/3 Laktat 10% +
1/3 Asetat 5%
Volume
Bobot Tahu
Volume Pengawet
Larutan
dalam 10 Kali
Pengawet (ml)
Pencelupan (Kg)
Mengawetkan (ml)
Asetat Glasial 2%
150
700
2,45
1,79
150
700
2,47
2,25
Asetat Glasial 3%
150
700
2,45
2,68
Cuka Pasar 2%
150
700
2,45
1,40
Cuka Pasar 2%
150
700
2,47
1,76
Cuka Pasar 2%
150
700
2,46
2,11
Perlakuan
Pengawetan
(Rp)/Kg
Tahu
Perlakuan
Pengawet (ml)
Formalin 3%
150
Volume Pengawet
Biaya
10 Kali
Pengawetan
Pencelupan (Kg)
Mengawetkan (ml)
(Rp)/Kg Tahu
700
2,43
4,22
Contoh Perhitungan :
(Perhitungan biaya pengawetan untuk perlakuan asetat glasial 2%)
Volume yang digunakan(V1) untuk membuat 150 ml larutan asetat glasial 2%
V1 M1 = V2 M2
V1 x 98% = 150 ml x 2%
V1 = (150 ml x 2%)/98% = 3,06 ml
Biaya yang dibutuhkan untuk membuat (C) 150 ml larutan asetat glasial 2%
C = (3.06 ml/1000ml) x Rp. 25.000
C = Rp. 76,53
Volume yang terpakai untuk mengawetkan 700 g tahu (10 kali celup) (Vn)
Vn = 2,45 ml
Biaya yang dikeluarkan untuk mengawetkan 700 g tahu (10 kali celup) (Cn)
Cn = (2,45 ml/150ml) x Rp. 76,53
Cn = Rp. 1,25
3 menit
5 menit
Lampiran 81. Penentuan jumlah celupan dalam setiap larutan asam organik yang
dipakai
Celupan ke-
Keefektifan
++++++
++++++
++++++
++++++
+++++
+++++
+++++
+++++
+++++
10
++++