You are on page 1of 3

Ketika kita akan membangun sebuah gedung atau rumah, yang pertama kali kita urus adalah masalah

perizinan, seperti IMB. Selain mengurus IMB, kita perlu tahu juga seputar aturan-aturan mengenai
bangunan. Aturan ini biasa disebut dengan Peraturan Bangunan Setempat (PBS), yang setiap daerah
mempunyai peraturan tersendiri.
Sebagai contoh, untuk wilayah DKI Jakarta ada 3 buah Perda ; Perda no. 7 tahun 2010 tentang Bangunan
Gedung, Perda DKI No.1 Th 2012 tentang RTRW 2030, Perda no. 1 Th 2014 tentang RDTR dan Peta
Zonasi. Di dalam ketiga Perda itu diatur mengenai syarat membangun suatu bangunan, seperti Koefisien
Dasar Bangunan (KDB), Garis Sepadan Bangunan (GSB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Garis
Sepadan Jalan (GSJ).
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
Seperti telah disinggung pada artikel sebelumnya, bahwa aturan ini mengatur bagaimana di dalam
membangun suatu bangunan, si pemilik bangunan diwajibkan menyisakan lahannya untuk area resapan
air. KDB ni biasanya dinyatakan di dalam persentase. Misalnya anda memiliki lahan disuatu daerah dengan
KDB 60% dengan luasnya 150 m2, artinya anda hanya boleh membangun rumah seluas 60% x 150 m2 =
90 m2, sisanya 60 m2 sebagai area terbuka yang fungsinya seperti disebutkan diatas.
Dasar perhitungan KDB ini memang hanya memperhitungkan luas bangunan yang tertutup atap. Jalan
setapak dan halaman dengan pengerasan yang tidak beratap tidak termasuk dalam aturan ini. Walaupun
demikian, sebaiknya lahan tersebut ditutup dengan bahan yang dapat meresap air, seperti paving blok
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah suatu aturan oleh pemerintah daerah setempat yang mengatur
batasan lahan yang boleh dan tidak boleh dibangun. Bangunan yang akan didirikan tidak boleh melampaui
batasan garis ini. Misalnya saja, rumah anda memiliki GSB 3 meter, artinya anda hanya diperbolehkan
membangun sampai batas 3 meter tepi jalan raya.
GSB ini berfungsi untuk menyediakan lahan sebagai daerah hijau dan resapan air, yang pada akhirnya
menciptakan rumah sehat. Karena rumah akan memiliki halaman yang memadai sehingga penetrasi udara
kedalam rumah akan lebih optimal. Selain itu, dengan adanya jarak rumah anda dengan jalan di depannya,
privasi anda tentunya akan lebih terjaga.
Garis Sempadan Jalan (GSJ)

Garis Sempadan Jalan (GSJ) hampir mirip dengan GSB, tetapi GSJ lebih ditujukan untuk tersedianya
lahan bagi perluasan jalan di masa mendatang. Misalnya di dekat lahan anda ada GSJ tertulis 1,5 meter,
artinya 1,5 meter dari tepi jalan kearah halaman anda sudah ditetapkan sebagai lahan untuk rencana

pelebaran jalan. Bila suatu saat ada pekerjaan pelebaran jalan, lahan anda selebar 1,5 meter akan
"terambil".
Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan dengan luas lahan. Luas
bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh luas bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar
hingga lantai diatasnya. Mezanin atau bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggi dari 1.20 m, yang
digunakan sebagai ruangan harus dimasukkan kedalam perhitungan KLB.
KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Tiap-tiap daerah angka KLB ini
berbeda-beda. Lokasi suatu daerah semakin padat, maka angka KLB akan semakin tinggi pula.
Bila di dalam PBS anda tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh didirikan maksimal 2 kali
luas lahan yang ada.
Angka-angka KLB ini berkaitan dengan jumlah lantai yang akan dibangun. Seandainya anda punya lahan
150 m2, dengan KDB 40 % dan KLB = 1, perhitungannya sebagai berikut:

Lantai dasar = 40% x 150 m2 = 60 m2


Total luas bangunan yang boleh dibangun = 150 m2
Dari perhitungan diatas diperoleh, luas lantai dasar yang boleh dibangun hanya seluas 60 m2 saja.
Sedangkan luas total bangunan yang diizinkan seluas 150 m2, berarti anda bisa membangun rumah
secara vertikal, dengan jumlah lantai hanya dua atau bisa juga 2 1/5 lantai. Dari dua lantai ini, kalau
dikalikan 2 didapat jumlah luas total bangunan anda = 120 m2, masih tersisa 30 m2. Sisa luas yang
diizinkan (30 m2) ini dapat anda bangun diatasnya.
Saya kira peraturan ini dibuat, agar pembangunan rumah disuatu daerah akan lebih tertata dengan baik
dan seimbang dan juga untuk kesehatan rumah itu sendiri. Coba kita bayangkan didekat rumah kita ada
bangunan yang lebih tinggi, tentunya akan merugikan kita. Memang kenapa, karena bangunan yang lebih
tinggi dari rumah kita itu akan mengurangi pasokan sinar matahari ke dalam rumah kita, karena terhalang
oleh bangunan yang lebih tinggi.
Demikianlah, dengan mematuhi peraturan ini kita turut menjaga keseimbangan lingkungan kita. Semoga
bermanfaat bagi kita semua.

Referensi : - Perda no. 7 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung di wilayah DKI Jakarta

- Perda DKI No.1 Th 2012 tentang RENCANA TATA RUANG WILAYAH 2030 di wilayah DKI
Jakarta
- Perda NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN
ZONASI wilayah DKI Jakarta
Anda sedang membaca artikel tentang Seputar Peraturan Bangunan Gedung: KDB, GSB, GSJ,
KLB dan anda bisa menemukan artikel Seputar Peraturan Bangunan Gedung: KDB, GSB, GSJ, KLB ini
dengan url http://kontemporer2013.blogspot.com/2013/11/seputar-peraturan-bangunan-gedung.html,
dipersilahkan menyebarluaskan artikel ini, asal dengan gaya bahasa anda sendiri, jika artikel Seputar
Peraturan Bangunan Gedung: KDB, GSB, GSJ, KLB ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,
dengan link Seputar Peraturan Bangunan Gedung: KDB, GSB, GSJ, KLB sebagai sumbernya.

You might also like