Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam
pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu
terlihat dengan bermunculannya organisasi-organisasi kerjasama antarnegara,
terutama di tingkat regional, misalnya Uni Eropa atau European Union (EU) di
Eropa, North America Free Trade Area (NAFTA) di Amerika Utara, Association
of South East Asian Nations (ASEAN) di Asia Tenggara, dan Mercado Comun del
Sur (MERCOSUR) di Amerika Latin. Kehadiran organisasi-organisasi tersebut
tentunya memberi warna baru bagi Hubungan Internasional (HI), dimana dunia
cenderung bergerak menuju pada suatu tatanan dunia baru yang dikuasai
organisasi-organisasi regional dan negara-negara ada dalam satu kesatuan
(integrasi). Sebagai akibatnya, batas-batas negara menjadi kabur, identitas
wilayah menjadi samar serta terjadi pengerucutan jumlah negara. Terbentuknya
organisasi- organisasi regional tersebut semakin dibuat kompleks oleh adanya
arus globalisasi.
Salah satu organisasi regional yang pertama muncul pasca Perang Dunia
II, yaitu Uni Eropa. Awal berdirinya dapat ditelusuri di akhir masa Perang Dunia
II, ketika para anggota pendirinya memutuskan bahwa cara terbaik untuk
mencegah konflik adalah dengan membentuk European Coal and Steel
Community (ECSC) atau Komunitas Batu Bara dan Baja Eropa, organisasi ini
mengelola secara bersama produksi batu bara dan baja, dua bahan utama yang
diperlukan untuk berperang. Traktatnya ditandatangani tanggal 18 April 1951, di
Paris dan berlaku sejak 25 Juli 1952 sampai tahun 2002. Negara-negara
pemrakarsa Uni Eropa adalah Belgia, Jerman, Prancis, Italia, Luksemburg, dan
Belanda. Dalam perkembangannya terjadi perluasan keanggotaan dan sampai saat
ini Uni Eropa telah memiliki 27 negara anggota.
Pada tahun 1973, Denmark, Irlandia, dan Inggris Raya bergabung menjadi
anggota Uni Eropa. Yunani pada tahun 1981, kemudian disusul oleh Spanyol dan
Portugal tahun 1986. Reunifikasi Jerman tahun 1990, membawa masuk wilayah
Jerman Timur. Tahun 1995 Austria, Finlandia, dan Swedia resmi menjadi anggota
dari Uni Eropa. Perluasan pada tahun 2004 membawa masuk negara-negara
Eropa Timur, seperti; Republik Ceko, Estonia, Siprus, Latvia, Lithuania,
Hongaria, Malta, Polandia, Slovenia, dan Slowakia. Kemudian disusul oleh
Bulgaria dan Rumania pada tahun 2007.1 Dan akan disusul Kroasia sebagai
anggota ke-28 secara resmi pada tanggal 1 Juli 2013 karena telah menandatangani
perjanjian penggabungannya pada tanggal 9 Desember 2011.2 Negara-negara lain
yang menjadi kandidat anggota Uni Eropa adalah Makedonia, Montenegro, dan
Turki. Namun, salah satu dari ketiga negara ini, yakni Turki menghadapi berbagai
hambatan untuk menjadi anggota Uni Eropa. Persoalan budaya atau persoalan
agama kemungkinan yang menjadi halangan sebab Turki telah mendaftar sejak
1 Taufik Adi Susilo. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi, hal.114-115
2 Perluasan Uni Eropa. http://id.wikipedia.org/wiki/Perluasan_Uni_Eropa, diakses
tanggal 8 Januari 2012
tahun 1980.3 Syarat menjadi anggota Uni Eropa adalah suatu negara harus
memiliki demokrasi yang stabil yang menjamin supremasi hukum, hak-hak asasi
manusia, dan perlindungan kaum minoritas. Negara tersebut juga harus memiliki
ekonomi pasar yang berfungsi serta administrasi publik yang dapat menerapkan
dan mengelola undang-undang Uni Eropa.4
Dalam sejarah perjalanannya, Uni Eropa menjelma menjadi satu kekuatan
baru yang tangguh dan disegani masyarakat internasional karena dianggap
sebagai
satu-satunya
organisasi
regional
yang
berhasil
secara
penuh
tidak melebihi batas toleransi 2,5% dari batas currency band yang bergerak ke
atas ataupun ke bawah.8
Penyatuan mata uang menjadi euro merupakan salah satu langkah
negara-negara Eropa untuk mencetak Eropa Baru yang lebih kuat di pentas
ekonomi dan politik dunia. Jika harapan ini terwujud, akan lahir Eropa Baru yang
terintegrasi dengan konsumen sekitar 300 juta jiwa dan nilai Produk Domestik
Bruto (PDB) 6 triliun dollar. Eropa Baru ini bisa saja menandingi Amerika Serikat
yang telah lebih dahulu dikenal sebagai negara superpower.9 Kekuatan baru ini
akan bertambah besar jika Inggris, Denmark, Swedia, dan beberapa negara Zona
Non Euro lainnya bergabung ke klub Euro atau menggunakan mata uang Euro.
Selain penggunaan mata uang, masalah yang masih ditolak beberapa
negara Uni Eropa hingga sekarang ini adalah Konstitusi Eropa. Dimana Prancis
dan Belanda tidak setuju dengan konstitusi tersebut. Bahkan masalah ini dibawa
sampai ke dalam referendum di kedua negara. Hasilnya, rakyat dua negara
pendukung utama Uni Eropa ini tidak menyetujui konstitusi baru untuk membuat
Uni Eropa lebih terintegrasi, dimana 55% masyarakat Perancis dan 62%
masyarakat Belanda menolak Uni Eropa.10 Bagi mereka, Uni Eropa tidak lebih
8 Ibid hal.96
9Markus H.,Dipo. Harimau Euro
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.19990105.KL
92730.id.html, diakses tanggal 8 Januari 2012
dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi tetapi tidak
memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum.
Perjalanan sejarah Uni Eropa sebenarnya nyaris penuh dengan
keberhasilan. Tahun 1995 hampir seluruh negara Eropa Barat bergabung. Tahun
1998 sistem keuangan Eropa terintegrasi dalam mata uang tunggal: Euro. Tahun
2004 bertambah lagi 10 negara Uni Eropa baru dari mantan negara komunis
Eropa Timur. Ini menjadikan Uni Eropa sebagai kekuatan ekonomi besar di dunia
sekaligus menjadi satu-satunya contoh organisasi regional terbaik dunia.11 Wajar
saja kalau keberadaannya dikagumi oleh organisasi regional manapun di dunia.
Namun, kondisi ini berbalik dan membuat harapan itu goyah dengan
adanya krisis ekonomi global yang mulai melanda Uni Eropa pada tahun 2008
sampai saat ini. Krisis ekonomi tersebut telah membuat Uni Eropa mulai
memasuki fase-fase sulit. Krisis ekonomi Uni Eropa berasal dari kredit macet
perumahan di Amerika Serikat yang telah menyebabkan krisis finansial global.
Kedua krisis tersebut telah membawa implikasi buruk pada kondisi ekonomi
global secara menyeluruh hampir di setiap negara baik di Kawasan Amerika,
Eropa, maupun Asia Pasifik. Dampak tersebut terjadi karena tiga permasalahan
yaitu adanya investasi langsung, investasi tidak langsung, dan perdagangan.12 Saat
ini, hampir semua negara-negara di dunia menganut sistem pasar bebas sehingga
11Ibid
12Mudrajad Kuncoro dkk. 2008. Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana
Harus Bersikap. Jakarta
terkait satu sama lain. Aliran dana bebas keluar masuk dari satu negara ke negara
lain dengan regulasi moneter tiap negara yang beragam. Akibatnya setiap negara
memiliki risiko terkena dampak krisis. Begitulah alur krisis finansial Amerika
Serikat mempengaruhi Uni Eropa sehingga bisa dilanda krisis ekonomi.
Inti dari krisis ekonomi Uni Eropa adalah ketidakmampuan negara dalam
membayar uatang-utangnya. Krisis ekonomi pertama kali melanda Yunani
kemudian ke Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Menurut salah satu lembaga
pemeringkat utang terkemuka, Moodys, dalam soal nilai-menilai kinerja
keuangan negara, terdapat enam kelompok kategori.
Pertama AAA, yaitu kemampuan yang amat tinggi memenuhi kewajiban
keuangan. Ada enam negara Zona Euro yang termasuk dalam kategori ini, yaitu:
Jerman, Finlandia, Belanda, Prancis, Luksemburg, dan Austria. Kedua AA,
merupakan kategori negara yang mempunyai kapasitas sangat tinggi memenuhi
kewajiban keuangannya. Negara yang masuk dalam kategori ini adalah Belgia,
Spanyol, dan Slovenia. Ketiga A, yaitu negara yang mempunyai kapasitas tinggi
memenuhi kewajiban keuangannya. Namun, sewaktu-waktu menghadapi kondisi
kesulitan keuangan dan ketidakstabilan domestik mendadak. Negara zona euro
yang masuk dalam kelompok ini adalah Slovakia, Italia, Malta, dan Estonia.
Keempat BAA, yaitu kategori negara yang mempunyai kapasitas memenuhi
kewajiban keuangannya, tetapi saat ini berada dalam kesulitan ekonomi. Negara
Zona Euro yang masuk kategori ini adalah Cyprus dan Portugal. Kelima BA,
merupakan kategori penilaian minimum bagi investasi di negara ini. Negara Zona
Euro yang masuk kategori ini adalah Irlandia. Keenam CA, merupakan kategori
beresiko tinggi, baik dalam investasi maupun sangat rendahnya kepercayaan
dalam memenuhi kewajiban keuangannya dan satu-satunya negara zona euro
yang masuk dalam kategori ini, Yunani.13
Krisis ini juga telah menimbulkan perubahan mendasar bukan hanya bagi
tata ekonomi global, namun juga bagi struktur politik global. Ideologi ekonomi
politik Barat yang dianggap gagal dan kemunculan China sebagai motor
kebangkitan dari krisis global telah memunculkan ketidakpercayaan terhadap
kepemimpinan Barat dan memunculkan spekulasi bergesernya kekuatan ke
negara Timur. Jika ditinjau dari konsep structural power, kemungkinan
bergesernya kekuatan ke negara Timur belumlah mungkin karena kendati telah
ada perubahan dari sisi relational power, structural power dari Amerika Serikat
belum sedikit pun berkurang.14 Kendati demikian, ketegangan antara negara Barat
dan Timur masih mungkin terjadi yang utamanya disebabkan oleh ketidakpuasan
atas pengaturan tatanan keuangan (finansial) yang ada kendati telah mengalami
reformasi dan semakin meningkatnya nasionalisme di seluruh dunia.
Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin
ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun 2009. Negara-negara Uni Eropa
yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di
atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi
minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran
negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah
diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya
dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB.
Di Yunani, utang negaranya terus menumpuk dari tahun ke tahun. Pada
tahun 1993, posisi utangnya sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun
masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari
posisi PDB-nya. Posisi utang terakhir Yunani (setelah adjustment/penyesuaian)
tercatat kurang lebih 350 miliar, atau sekitar US$ 450 miliar.15 Defisit anggaran
tahun 2011 mencapai 9,1%. Dari tahun 2000-2007 (sebelum krisis ekonomi),
Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi sekitar 4,2%,16 namun setelah diterpa
krisis hebat yang berkepanjangan, pertumbuhan ekonominya bisa dipastikan
kurang dari angka tersebut.
Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan
rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun 2011. Utangnya juga
besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB.
Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala
15 Antara Yunani, Amerika, Tiongkok, dan Indonesia,
http://teguhidx.blogspot.com/2012/02/antara-yunani-amerika-tiongkok-dan.html, diakses
tanggal 10 Februari 2012
16 Teguh Hidayat. Op.Cit
Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab
krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor
properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah
terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang.
Portugal menyusul terkena krisis ekonomi, dimana rasio utang terhadap
PDB-nya pada tahun 2010 mencapai 83% dengan utang negara sebanyak 195
miliar euro. Defisit anggarannya mencapai 9,1% terhadap PDB. Demikian juga
pertumbuhan ekonominya jika dipakai standar tahun 1995-2008 dengan rata-rata
2,2 %, maka 2009-2015 akan mengalami -1,5%. Portugal tidak mengalami beban
peminjaman publik dalam sektor properti, tetapi belanja pemerintah yang terlalu
banyak (pemborosan anggaran) menyebabkan negaranya masuk dalam pusaran
krisis ditambah produktivitas sektor swasta yang rendah.17
Spanyol mengalami krisis ekonomi dengan rasio utangnya terhadap PDB
pada 2011 sebesar 60,1%. Jumlah total utang Spanyol saat ini diperkirakan
mencapai 638 miliar euro dengan angka defisit 9,2 %. Pertumbuhan tahun 20092015 diperkirakan tidak mencapai angka minus, tetapi rendah sekali, yakni 0,8%,
padahal sebelumnya antara 1995 dan 2008 rata-rata mencapai 3,5%. Akar
persoalan di Spanyol mirip dengan Irlandia dimana sektor perumahan yang
menggelembung ditambah sektor konstruksi yang buruk, juga membawa negeri
17 Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011
10
11
sehingga memunculkan banyak prestasi dan kemajuan. Namun, kali ini menjadi
perhatian dunia internasional bukan lagi karena kemajuannya tetapi karena
terjadinya persoalan yang serius yaitu krisis ekonomi khususnya yang melanda
lima negara anggotanya tersebut. Jadi, dalam bahasan ini penulis ingin
mengetahui bagaimana kesiapan dan solidaritas regional Uni Eropa khususnya
zona euro dalam mengatasi krisis ekonomi ini. Alasan kedua adalah faktor sebabakibat, yaitu hal apa yang menyebabkan krisis ekonomi ini sehingga kerugian
yang ditimbulkannya sangat besar bahkan mempengaruhi hampir semua negara di
kawasan Eropa sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana sikap Uni Eropa
sebagai organisasi regional dalam mengatasi hal krisis yang terjadi di kawasan
ini. Alasan ketiga adalah faktor waktu, yaitu krisis ekonomi ini sudah berlangsung
dalam waktu yang cukup lama (2008-sekarang) namun masih saja menjadi salah
satu fokus dunia internasional sampai saat ini.
Uni Eropa sebagai organisasi regional tentunya diharapkan oleh banyak
pihak khususnya negara-negara yang terkena krisis ekonomi agar segera mencari
jalan keluar untuk membawa keluar negara-negaranya dari krisis tersebut
sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti sedia kala. Dari
fakta tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat sebuah penelitian yang berjudul;
Kebijakan Uni Eropa dalam Mengatasi Krisis Ekonomi PIIGS.
12
13
itu. Untuk menganalisis hal tersebut, penulis akan menggunakan data-data sejak
krisis mulai terjadi (2008-sekarang) sebagai data utama (main data) dan juga data
tahun sebelumnya sebagai data pembanding (comparison data).
Agar penelitian ini lebih terarah, maka permasalahan tersebut dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi
PIIGS ?
2. Apa faktor pendorong dan faktor penghambat Uni Eropa dalam mengatasi
krisis ekonomi PIIGS ?
3. Bagaimana masa depan Uni Eropa dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS
2008 ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk kebijakan yang diambil oleh
Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS.
2) Untuk mengetahui dan menjelaskan faktor pendorong dan faktor
penghambat yang dialami Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi
PIIGS.
3) Untuk memprediksikan masa depan Uni Eropa dengan adanya krisis
ekonomi PIIGS sejak 2008-sekarang.
2. Kegunaan penelitian
Dengan adanya hasil penelitian, maka penulisan ini:
1) Diharapkan memberi sumbangan pemikiran dan informasi bagi penstudi
ilmu Hubungan Internasional dalam mengkaji dan memahami langkah
14
nyata dalam hal ini kebijakan yang diambil oleh Uni Eropa dalam
mengatasi krisis ekonomi PIIGS.
2) Diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan,
terutama pemerintah Indonesia tentang formulasi dalam mengantisipasi
sekaligus mengatasi krisis ekonomi yang kapan saja bisa melanda bangsa
ini.
D. Kerangka Konseptual
Berbicara tentang kekuasaan dalam hubungan internasional, kesan yang
timbul pada umumnya adalah masalah-masalah dunia hanya berkaitan dengan
konflik
dan
kesiagaan
militer.
Namun,
sebenarnya
interaksi
utama
15
dipahami hanya melalui satu perspektif saja. Studi hubungan internasional tidak
cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari ekonomi. Namun,
kedua-duanya harus dikaitkan sehingga ada dalam satu kesatuan yaitu ekonomi
politik internasional.
Ekonomi Politik Internasional (EPI) menurut Masoed, didefinisikan
sebagai;
studi tentang saling-kaitan dan interaksi antara fenomena politik
dengan ekonomi, antara negara dengan pasar, antara lingkungan
domestik dengan yang internasional, dan antara pemerintah dengan
masyarakat.22
Dengan kata lain, hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena
internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi, defisit neraca
perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi produksi
berkaitan dengan urusan politik internasional dan politik domestik. Masoed
menambahkan lagi bahwa dalam pengertian yang lebih spesifik bisa disebutkan
bahwa fokus perhatian ekonomi politik internasional adalah hubungan antara
dinamika pasar dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pasar itu di
tingkat domestik maupun internasional. Ini berarti bahwa studi ekonomi politik
internasional adalah studi tentang hubungan antara politik domestik dengan
ekonomi internasional setiap negara atau sebaliknya atau studi tentang dampak
kekuatan pasar yang beroperasi dalam ekonomi internasional terhadap politik
domestik negara-negara tertentu misalnya yang berada dalam satu regional seperti
negara-negara Uni Eropa.23 Dapat pula dikatakan, dalam pemaknaan politik
22 Mohtar Masoed. 1994. Ekonomi Politik Internasional dan Pembangunan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.4
23 Asep Setiawan. Op.Cit
16
17
kebutuhannya tanpa bantuan dari negara lain. Untuk itu, negara ikut serta dalam
sebuah organisasi kerjasama regional. Alasan lain yang mendasari terbentuknya
organisasi regional adalah karena regionalisme diyakini dapat meningkatkan dan
memperkuat perekonomian regional. Dan inilah yang menjadi pedoman
terbentuknya regionalisme di Uni Eropa.
Regionalisme menurut Juanda dalam karyanya yang berjudul Kamus
Hubungan Internasional yang diterjemahkan dari The International Relation
Dictionary karya Jack C. Plano dan Roy Olton didefinisikan sebagai;
konsep mengenai bangsa yang terdapat di kawasan geografis tertentu
atau bangsa yang memiliki hirauan bersama dapat bekerja sama
melalui organisasi dengan keanggotaan terbatas untuk mengatasi
masalah fungsional, militer, dan politik.25
18
Merujuk pada kedua definisi di atas, Uni Eropa dibentuk oleh negaranegara anggota benua Eropa atas dasar penguatan ekonomi dan politik regional
yang diwujudkan lewat kerjasama setiap negara karena adanya saling
ketergantungan (interdependent) di antara negara-negara yang bersangkutan.
Tidak terpungkiri bahwa perkembangan Uni Eropa yang begitu pesat
membuktikan suatu hegemoni baru dalam masyarakat internasional. Dengan
bergabungnya negara-negara Eropa yang dapat dikatakan sebagian besar
merupakan negara maju di dunia, maka akan timbul suatu kekuatan baik secara
politik dan ekonomi yang sangat besar. Banyaknya pakar yang memperkirakan
bahwa Uni Eropa mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan
kebijakan negara lainnya tidak terlepas dari kekuatan utama bangsa-bangsa
Eropa. Sejarah sebagian bangsa-bangsa Eropa sebagai bangsa penjajah masih
cukup tampak tercermin dalam Uni Eropa. Adanya suatu kekuatan imperium
bangsa Eropa ini mulai dapat dikatakan sebagai awal fase kerajaan atau
kekaisaran Eropa.
Pendapat para ahli yang menyebut bahwa struktur dasar Uni Eropa saat ini
mirip dengan kekaisaran Romawi seakan menguatkan dugaan bahwa akan lahir
Kerajaan Romawi untuk kedua kalinya. Indikasi ke arah imperium Romawi
19
27 Eko Aprilianto 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait Dengan Hegemoni
Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama Dengan Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No.
1, hal.26
20
Namun, proses integrasi Uni Eropa ini pun bukannya tanpa tantangan dan
hambatan. Hal tersebut terlihat dengan adanya penolakan rakyat Jerman dan
Prancis terhadap Konstitusi Eropa yang bermaksud membuat Uni Eropa lebih
terintegrasi lagi. Selain itu, masih terdapat perbedaan yang mendasar dan sulit
untuk disatukan di antara negara-negara Uni Eropa dimana masing-masing
mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda. Kini kawasan Uni Eropa
sedang dilanda krisis ekonomi. Hal ini seolah-olah datang sebagai penguji
kekuatan dan kebersamaan bagi regionalisme yang selama ini dikenal sebagai
organisasi regional yang cukup kompak.
Untuk itu, hal yang paling ditunggu-tunggu oleh dunia internasional
selama ini adalah bagaimana kebijakan Uni Eropa dalam membantu negaranegara anggotanya (PIIGS) yang sedang dalam keadaan krisis. Apakah kebijakan
yang akan ditempuh Uni Eropa tidak akan merugikan warga negara (publik)
secara umum khususnya mereka yang bersentuhan langsung dengan persoalan
krisis ekonomi.
Berbicara mengenai kebijakan, kebijakan yang sesuai dengan masalah
dalam bahasan ini yaitu kebijakan publik karena pada akhirnya yang akan
merasakan kebijakan dari Uni Eropa adalah warga masing-masing negara yang
bersangkutan. William Dunn mengemukakan bahwa kebijakan publik dapat
didefinisikan sebagai ;
pilihan tindakan saling berkaitan yang dilakukan oleh instansi atau
pejabat pemerintah dalam bidang pertahanan, kesehatan, pendidikan,
21
29 Ibid
22
regionalnya.
Semangat
regionalisme
tersebut
pertama
kali
UNI EROPA
KEBIJAKAN
UNI EROPA
23
(2008-sekarang)
MASA
DEPAN UNI
EROPA
INDIKATOR ;
1. Rasio Utang Terhadap PDB
2. Pertumbuhan Ekonomi
3. Ekspor
4. Impor
5. Tingkat Pengangguran
24
E.
Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Adapun tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe
penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Masri Sangarimbun, penelitian
deskriptif mempunyai dua tujuan, yakni:
a. Untuk mengetahui perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi
terjadinya suatu aspek fenomena sosial tertentu.
25
26
analisis yang diteliti. Pemilihan kasus ini ini didasarkan pada perlunya
pengamatan terhadap krisis ekonomi yang sedang melanda beberapa negara Uni
Eropa, dalam hal ini melanda PIIGS dan secara langsung mempengaruhi sektor
perekonomian setiap negara anggota Uni Eropa pada khususnya dan
perekonomian global pada umumnya, dengan melihat realitas pengaruh krisis
ekonomi tersebut bagi negara-negara yang mengalaminya, bagi negara
sekawasannya dan juga bagi negara negara di dunia.
Sementara itu, berdasarkan teknik dalam menganalisa studi, Yin (1996),
secara tegas mengkategorikan studi kasus ke dalam tiga kategori, yakni: studi
kasus eksplanatoris, eksploratoris dan deskriptif.33 Tipe penelitian yang dipilih
dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif eksplanatoris yang
bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kebijakan Uni Eropa secara
umum dan krisis ekonomi PIIGS kemudian menjelaskan secara khusus spesifikasi
kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi kelima negara anggotanya
itu.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana dalam
menggambarkan permasalahan yang diteliti tergantung pada validitas data
informan yang memberikan informasi dalam penelitian ini. Oleh karena itu,
penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagaimana
yang diungkapkan oleh Yin, data untuk keperluan studi kasus dapat berasal dari
enam sumber, yaitu; 34
33 Robert K. Yin. 2006. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: PT. Rajawali Pers,
hal.100
34 Ibid, hal.101
27
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Dokumen
Rekaman arsip
Wawancara
Pengamatan langsung
Observasi partisipan
Perangkat-perangkat fisik
Dari enam sumber data di atas, dalam penelitian ini penulis memilih
28
Madya
Hubungan
Internasional/Regional
dari
Lembaga
Ilmu
29
30
saat
ini
beranggotakan
27
negara
resmi
berdiri
sejak
31
reputasi mereka dalam bidang politik dan moneter agak atau sangat
diragukan. Diragukan dalam hal ini karena tergolong lemah di dalam
mengatasi keuangan negara mereka. Faktor utama yang menjadi ukuran
adalah belanja (pengeluaran) negara yang banyak sementara produksi
(penghasilan) sedikit sehingga memunculkan utang yang tinggi, melewati
batas dari apa yang telah disepakati di dalam Uni-Moneter (di atas 60% dari
PDB). Utang dalam hal ini adalah defisit dari pengeluaran pemerintah, baik
pusat, daerah maupun departemen-departemen yang berhubungan dengan
bidang sosial (pensiun hari tua, janda/duda, cacat, pengangguran dsb), dan
perbankan.39
3) Ketiga, krisis ekonomi adalah situasi dimana perekonomian suatu negara
mengalami penurunan secara tiba-tiba akibat krisis keuangan (krisis finansial)
sehingga PDB menurun, pengeringan likuiditas (ketidakmampuan memenuhi
kewajiban atau utang), kenaikan harga (inflasi), penurunan harga (deflasi).40
Krisis finansial disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia,
merosotnya volume perdagangan global yang berdampak pada banyaknya
industri besar bangkrut, terjadinya penurunan kapasitas produksi dan
terjadinya lonjakan jumlah pengangguran dunia.41
32
4) Keempat, rasio utang terhadap PDB ialah salah satu cara untuk
memperkirakan apakah suatu negara akan mampu membayar utangnya.
Semakin tinggi rasionya, semakin besar kemungkinan sebuah negara untuk
default (tidak bisa melunasi utang) karena pemerintahnya meminjam terlalu
banyak dibanding kemampuan negaranya secara keseluruhan untuk
membayar kembali.42 Istilah lain untuk Rasio utang terhadap PDB adalah
utang pemerintah atau utang negara43 yaitu pinjaman dari pihak-pihak asing
seperti (a) negara sahabat; (b) lembaga internasional (IMF, World Bank); dan
(c) pihak lain yang bukan penduduk negara yang bersangkutan. Bentuk utang
yang diterima dapat berupa; dana, barang, dan jasa. Berbentuk barang bila
pemerintah membeli barang modal ataupun peralatan misalnya peralatan
perang yang dibayar secara kredit. Sedangkan bentuk jasa sebagian besar
berupa kehadiran tenaga ahli dari pihak kreditur untuk memberikan jasa
konsultasi pada bidang-bidang tertentu yang lebih dikenal dengan Technical
Assistance.
5) Kelima, pertumbuhan ekonomi ialah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam
masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. 44 Definisi
41 Wahdi AT. Op.Cit
42 Debt-to-GDP Ratio. http://financial-dictionary.thefreedictionary.com/Debt-toGDP+Ratio, diakses tanggal 10 Februari 2012
43 Government Debt to GDP. http://www.tradingeconomics.com/greece/government-debt-togdp, diakses tanggal 10 Februari 2012
33
barang
dari
wilayah
pabean, diperjualbelikan
atau
34
35
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
36
37
54 Ahmad Erani Yustika. 2009. Ekonomi Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.3
55 Ibid
56 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.75
38
politics yang penuh konflik.57 Pada saat itu negara-negara di dunia sedang
mengalami krisis minyak (terjadi gejolak harga minyak dunia) yang disebabkan
oleh pemboikotan pasokan minyak bumi oleh negara-negara Arab. Hal ini terjadi
karena Amerika Serikat mengancam Iran jika tetap berkutat untuk melakukan
pengayaan uranium di wilayah Iran.
Walaupun Iran telah berkeras dan berjanji bahwa pengayaan uranium yang
digalakkan oleh pemerintahnya, murni untuk tujuan damai, Amerika Serikat tetap
tidak percaya. Akibatnya Amerika Serikat mengancam akan melakukan tindakan
seperti yang dilakukan olehnya terhadap Irak dan Afghanistan. Akibat ancaman
ini harga minyak mentah dunia sempat melonjak naik menjadi 72 dolar AS per
barel-nya untuk pertama kali. Hal ini disebabkan adanya ancaman dari Iran akan
membatasi aliran minyak dari ladang-ladang minyaknya, jika krisis Teheran
semakin memburuk. Tentu saja keadaan ini dijadikan serangan balik oleh Iran
agar Amerika Serikat tidak berkeras menyerang negaranya. Karena jika ini
terjadi, industri Amerika Serikat akan terancam, mengingat banyaknya konsumsi
minyak mentah oleh industri di Amerika Serikat.
Selain itu, Iran juga adalah produsen minyak mentah nomor empat
terbesar di dunia, maka serangan terhadap Iran akan berpengaruh juga ke seluruh
dunia. Sebaliknya, harga minyak mentah yang meroket naik tersebut
mengakibatkan ikut naiknya pula harga kebutuhan pokok di hampir semua negara
seperti di Indonesia. Keadaan ini dikarenakan pendistribusian kebutuhan pokok
seperti beras, sayur mayur, dan sebagainya menggunakan kendaraaan sebagai alat
transportasi dan alat transportasi itu membutuhkan bensin sebagai pembantu
57 Mochtar Masoed. Op Cit, hal.75
39
40
(PMA), penetapan tarif perdagangan antarnegara, penetapan kurs mata uang dan
sebagainya, sekarang banyak menjadi agenda pembicaraan pertemuan puncak
antar kepala pemerintahan.59 Contohnya adalah yang terjadi dalam 19th Summit
Indonesia 2011, dimana masalah krisis ekonomi Eropa menjadi salah satu agenda
bahasan dalam pertemuan presiden negara-negara se-ASEAN itu.60 Kondisi ini
tidak lain sebagai pembelajaran bagi setiap kepala negara di kawasan Asia
Tenggara guna menyiapkan langkah antisipatif dalam mewaspadai dampak dari
adanya krisis tersebut.
Bahkan lebih dari itu, para kepala pemerintahan dewasa ini tidak segansegan untuk secara terbuka melakukan campur tangan langsung dalam persoalan
hubungan ekonomi negaranya dengan negara lain. Contohnya ketika Jepang
didesak untuk memperbanyak impor dari Amerika Serikat, demi memperbaiki
posisi neraca perdagangan Amerika Serikat yang defisit terhadap Jepang, Perdana
Menteri Jepang waktu itu, Nakasone, pernah dengan sengaja berkampanye agar
rakyatnya banyak mengonsumsi buah impor dari California. Selain itu, Presiden
Amerika Serikat dan pemerintah Jepang juga dikabarkan ikut campur tangan
dalam urusan lelang pekerjaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 1990 yang
melibatkan perusahaan kedua negara maju itu. Keterlibatan tingkat tinggi itu jelas
mempengaruhi keputusan pemerintah Indonesia mengenai pemenang lelang itu.
Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, juga sempat bersitegang dalam
hubungan dengan Amerika Serikat karena negara raksasa itu hendak menerapkan
59 Mochtar Masoed. Op Cit, hal.75-76
60 Kepala negara ASEAN Teken Deklarasi Bali,
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2011/11/111117_aseanconcord.shtml,
diakses tanggal 13 Maret 2012
41
pembatasan yang sangat ketat terhadap ekspor tekstil negara-negara Asia. Dalam
kasus ini, para kepala pemerintahan negara eksportir tekstil itu juga campur
tangan mencari penyelesaian dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi.61
Dari uraian fakta-fakta di atas, bermunculanlah beragam bentuk definisi
ekonomi politik internasional, baik definisi umum maupun definisi yang
diungkapkan oleh para ahli. Secara umum ekonomi politik internasional
merupakan studi yang mempelajari saling keterhubungan antara ekonomi
internasional dengan politik internasional, yang muncul akibat berkembangnya
masalah-masalah yang terjadi dalam sistem internasional. Studi ekonomi politik
internasional secara luas mempunyai arti sebagai studi yang membahas tentang
variabel-variabel ekonomi yang mempengaruhi perilaku politik suatu negara
dalam arena internasional, yaitu bagaimana soal-soal ekonomi seperti inflasi,
defisit neraca perdagangan atau pembayaran, penanaman modal asing, efisiensi
produksi dan sebagainya berkaitan dengan urusan politik internasional yang dapat
diartikan sebagai studi yang mempelajari hubungan fenomena politik dan
ekonomi yang saling berkaitan dan interaksi antar negara, pasar antara lingkungan
domestik dengan lingkungan internasional dan antara pemerintah dengan
masyarakat.
Pemaknaan umum yang ditemukan dari hakekat pendekatan ekonomi
politik internasional, adalah sebagai suatu studi tentang saling ketergantungan
antara masalah ekonomi politik dan sosial dalam arena internasional. Konfigurasi
pendekatan ekonomi politik internasional adalah tidak tunggal (monodisiplin),
artinya bahwa implementasi alat-alat analisisnya dapat dilihat pada sejumlah teori
61 Ibid
42
43
mempengaruhi
kebijakan
ekonomi.
c. Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kepentingan politik.
d. Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik
interaksi ekonomi internasional, dan hubungan politik adalah proses
dimana negara-negara dan aktor non-negara mengatur konflik dan
kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Pengkajian ekonomi politik internasional membutuhkan integrasi teoriteori dari disiplin ekonomi dan masing-masing bergantung pada sumberdaya dan
produk dari negara lainnya. Karena itu kebijakan yang dikeluarkan oleh suatu
negara akan memberikan akibat yang cepat dan serius pada negara lainnya,
bahkan kebijakan domestik pun bisa memiliki implikasi yang lebih luas ke negara
lainnya.
B. Regionalisme
Globalisasi yang didefinisikan sebagai, the extension of social relations
over the globe telah memunculkan kecenderungan similaritas dan uniformitas
dari para individu, kelompok, dan sistem sosial yang melewati atau bahkan
menghapus batas tradisional negara (vanishing traditional borders). Globalisasi
juga telah memicu pergeseran identitas nasional ke dalam ikatan identitas yang
lebih spesifik seperti budaya, agama, dan etnis.65 Ini menunjukkan bahwa
65 Banyu Perwita dan Yanyan M. Op Cit, hal.36
44
globalisasi telah membawa perubahan yang sangat besar dalam dunia hubungan
internasional. Perubahan itu sangat jelas terlihat dalam interaksi antarnegara,
dimana hubungan antara negara yang satu dengan negara yang lain kini begitu
dekat dan cenderung berujung pada terjalinnya kerjasama di antara negara-negara
yang bersangkutan.
Globalisasi dalam hubungan internasional sebenarnya bukanlah hal yang
baru lagi. Proses globalisasi itu telah ada sejak beberapa abad silam yang bermula
dari negara-negara Eropa ketika melakukan kolonialisasi dengan memperluas
wilayah jajahannya di sejumlah benua di dunia seperti benua Amerika, Australia,
Asia, dan Afrika sehingga ada yang menyatakan bahwa globalisasi merupakan
hasil perkembangan ekonomi dan teknologi Eropa modern. Sebagai hasil dari
penemuan cara baru berdagang di abad ke-16, pembagian kerja telah dimulai
pada zaman industrialisasi abad ke-18. Tetapi, globalisasi ekonomi dan
perdagangan baru dimulai di Eropa pada abad ke-19. Pada satu sisi, melalui
liberalisasi perdagangan luar negeri bisa dilakukan dengan asas yang
menguntungkan bagi negara, dan standar emas sehingga memungkinkan
peraturan moneter dan kebijakan keuangan yang seragam, dan di sisi lain, melalui
percepatan ekspor luar biasa melalui kapal uap, kereta api, dan telegraf. Setelah
fase transisi isolasi negara-bangsa akibat Perang Dunia I, globalisasi semakin
mapan dalam sistem ekonomi dunia. Sistem ini semakin meluas secara polisentris
lewat transportasi udara, telepon, dan sistem keuangan modern. Setelah terhambat
oleh Perang Dunia II, globalisasi mencapai puncaknya sesaat sebelum pergantian
milenium.66
66Hans Kung. 1997. Etika Ekonomi-Politik Global. Yogyakarta: Qalam, hal.273-274
45
46
47
48
Sejalan dengan analis yang melihat sisi positif dari regionalisme, dapat
ditarik kesimpulan bahwa modal utama untuk menuju ke organisasi regional yang
bersifat internasional atau mengglobal adalah penguatan regional dengan
menerapkan kebijakan yang akan saling mendukung satu sama lain demi
keuntungan kawasan lewat pengembangan blok atau jalur perdagangan dan atau
politik dari negara-negara yang bersangkutan. Sejalan dengan teori ini, Uni Eropa
dibentuk oleh keenam negara pemrakarsanya untuk memperkuat ekonomi dan
politik regionalnya. Hal itu ditempuh dengan jalan mengintegrasikan negaranegara yang berada dalam satu kawasannya salah satunya dengan mata uang euro.
Di luar krisis ekonomi yang sedang melanda kawasan ini, kehadiran Uni Eropa
sejak berdirinya memang dikagumi oleh dunia baik dari segi ekonomi maupun
politiknya yang begitu tangguh dibandingkan organisasi regional lainnya. Prestasi
ini didapatkan tentunya dengan saling mendukung di antara sesama negara
anggota.
Menurut R. Stubbs dan G.Underhill, regionalisme memiliki tiga elemen
utama. Elemen pertama adalah pengalaman kesejarahan masalah-masalah
bersama yang dihadapi sekelompok negara dalam sebuah lingkungan geografis.
71 Cathal J. Nolan. 2002. The Greenwood Encyclopedia of International Relations.
USA. Greenwood press. Vol.3, hal.1385
49
Elemen ini akan mempengaruhi derajat interaksi antar aktor negara di suatu
kawasan. Semakin tinggi kesamaan sejarah dan masalah yang mereka hadapi
akan makin tinggi pula derajat interaksinya. Hal ini dikarenakan kesamaan
pengalaman sejarah dan masalah yang dihadapi akan mendorong terciptanya
kesadaran regional dan identitas yang sama (regional awareness and identity.)72
Hal ini banyak tercermin dalam upaya pembentukan kerjasama regional di
negara-negara Dunia Ketiga yang memiliki kesamaan sejarah akibat kolonialisasi
atau penjajahan dari negara-negara maju (Eropa dan Amerika), kemiripan
persoalan ekonomi, sosial politik yang mereka miliki. Elemen yang kedua adalah
adanya keterkaitan yang sangat erat di antara mereka. Dengan kata lain, terdapat
sebuah batas kawasan dalam interaksi di antara mereka atau dimensi ruang
(spatial dimension of regionalism) misalnya cakupan wilayah yang dimiliki Pakta
Pertahanan NATO (North Atlantic Treaty Organization) meliputi kawasan
geografis Atlantik Utara, namun pada era Pasca-Perang Dingin ini, Pakta
Pertahanan militer ini juga sudah merambah ke kawasan non-Atlantik Utara
seperti Turki dan Yunani. Elemen ketiga adalah terdapatnya kebutuhan bagi
mereka untuk menciptakan organisasi yang dapat membentuk kerangka legal dan
institusional untuk mengatur interaksi di antara mereka dan menyediakan aturan
main dalam kawasan. Elemen ini pulalah yang akan mendorong terciptanya
derajat institusionalisasi di sebuah kawasan. Beberapa kawasan akan memiliki
struktur organisasi yang cukup ketat seperti di Eropa, sementara di kawasan lain
50
51
multidimensional misalnya Uni Eropa yang fokus pada beberapa bidang seeperti
ekonomi, politik, sosial, keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Kategori kelima,
mengacu pada hubungan antar aktor yang terlibat dalam kerjasama kawasan.
Selain itu, Hurrell juga dalam tulisannya, Regionalism in Theoretical
Perspective, membagi regionalisme menjadi lima kategori, yaitu regionalisasi,
kesadaran regional dan identitas, kerjasama regional antarnegara, integrasi
regional yang merupakan pengembangan dari negara, dan kohesi regional.
Regionalisasi merupakan perkembangan integrasi sosial dalam sebuah wilayah
yang kerapkali tidak secara langsung dalam interaksi sosial dan ekonomi.
Regionalisasi tidak berdasarkan kebijakan yang secara sadar dibuat oleh negara
maupun bukan sekumpulan negara dan pola regionalisasi tidak harus berdasarkan
batas negara. Sedangkan kesadaran regional dan identitas menekankan pada sense
of belonging atau rasa memiliki antar entitas-entitas yang terlibat di dalamnya.
Kerapkali regionalisme jenis ini didasari oleh persamaan identitas dan identifikasi
terhadap identitas itu sendiri sehingga kerapkali menimbulkan diferensiasi dan
kategorisasi. Misalnya saja penggolongan masyarakat muslim dan non-muslim,
serta masyarakat Eropa dan bukan Eropa. Kerjasama regional antarnegara
merupakan regionalisme yang terbentuk sebagai upaya untuk merespon tantangan
eksternal. Dalam regionalisme ini ditekankan adanya koordinasi untuk
menentukan posisi regional dalam sistem internasional.
Di lain sisi, integrasi regional menekankan pada pengurangan atau bahkan
usaha untuk menghilangkan batas antarnegara. Dalam konteks ini, bukan batas
geografis yang ingin dihilangkan, namun batas interaksi seperti batasan pajak
ekspor dan impor. Regionalisme yang terakhir, kohesi regional, bisa jadi
52
53
54
77 Meita Istianda. 2000. Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian
Maastricht. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta, hal.31-32
78 Ibid
55
56
82 Ibid
83 Ibid hal.35
57
58
memperkuat keinginan dan cita-cita bersama para politisi dan birokrat ME untuk
menjadikan kawasan Eropa Barat sebagai kawasan ekonomi yang kuat sejak awal
dekade 1990-an. Cita-cita ini terbukti dengan berhasilnya mereka merumuskan
berbagai peraturan untuk menciptakan program Pasar Tunggal Eropa yang secara
bertahap berlaku mulai 1 Januari 1993.85
Secara umum tujuan yang hendak dicapai dengan penyatuan ekonomi
Eropa didasarkan pada tiga ketentuan86;
1. Integrasi ekonomi yang didukung oleh Customs Union sejak awal
berdirinya tiga organisasi UE (ECSC, EURATOM, EEC)
2. Kerjasama
pembangunan
ekonomi
regional
untuk
membantu
85 Ibid hal.37
86 Ibid hal.42
59
System
(EMS)
sebagai
sistem
dari
EMU
dapat
87 Ibid hal.43
60
61
biaya
dalam
pembuatan
dan
pengembangan
persenjataan.
Dalam kaitan ini, ada dua manfaat penting yang dipetik ME dengan
pembentukan kerangka kerjasama keamanan tersebut90, yaitu;
a. Dapat membentuk atau menciptakan suatu rasa identitas bersama Eropa
atau seperti kata Menlu Jerman menciptakan rasa patriotisme Eropa.
b. Dengan pendekatan bersama terhadap keamanan Eropa berarti dapat
memiliki kapabilitas untuk melakukan tekanan secara kolektif terhadap
pihak ketiga, serta dapat meningkatkan kapabilitas bagi ME untuk
bertindak dan menjaga kepentingan Eropa.
90 Ibid
62
Eropa,
dipilih
lima
tahun
sekali
yang
fungsinya
63
2. Dewan Uni Eropa, dipimpin oleh para kepala negara atau kepala
pemerintahan negara-negara anggota secara bergiliran dengan periode
enam bulan dan dewan bertemu minimal sekali dalam setahun. Dewan
ini membahas berbagai hal agenda seperti urusan kebijakan luar
negeri, keuangan, pendidikan, dan telekomunikasi. Dewan ini
memainkan peranan besar dalam memberikan arahan kebijakan dalam
setiap aktivitas Uni Eropa.
3. Komisi Eropa. Presiden dan para anggota Komisi Eropa ditunjuk oleh
pemerintah negara-negara anggota setelah mendapat persetujuan dari
parlemen Eropa. Komisi Eropa mempunyai otoritas dalam mewakili
Uni Eropa di tingkat internasional terutama dalam bidang kerjasama
dan perdagangan.
4. Lembaga Peradilan. Lembaga ini terdiri dari 15 hakim dan 18
pengacara umum yang ditunjuk atas persetujuan bersama pemerintah
negara-negara anggota dan memegang masa jabatan selama tiga tahun.
Peran Lembaga Peradilan adalah menjamin penerapan hukum dalam
masyarakat agar dapat berlangsung dengan baik dan mencapai
sasarannya.
5. Lembaga Pemeriksa Keuangan. Lembaga ini terdiri dari 15 anggota
yang berasal dari 15 negara anggota dan ditunjuk setiap enam tahun
sekali. Tugas utamanya adalah memeriksa jumlah rekening keuangan
64
65
memberikan
bantuan
pada
proyek-proyek
investasi
yang
D.
Kebijakan Publik
Selain definisi kebijakan publik dari Dunn, beberapa ahli juga
mendefinisikan tentang kebijakan publik (public policy), seperti Thomas R. Dye
bahwa public policy is whatever the government choose to do or not to do
93 Ibid
66
67
68
4. Penyusunan Model:
Model adalah penyederhanaan dan kenyataan persoalan yang dihadapi
yang diwujudkan dalam hubungan kausal. Model dapat dibangun
dalam berbagai bentuk, misalnya model skematik, model matematika,
model fisik, model simbolik, dan lain-lain.
5. Penentuan Kriteria:
Analisis kebijakan memerlukan kriteria yang jelas dan konsisten untuk
menilai alternatif kebijakan yang ditawarkan. Kriteria yang dapat
dipergunakan antara lain kriteria ekonomi, hukum, politik, teknis,
administrasi, peran serta masyarakat, dan lain-lain.
6. Penilaian Alternatif:
69
70
haruslah diukur dari proses pembuatan kebijakan Uni Eropa sebagai sebuah
institusi politik internasional dalam usaha pemberian bantuan kepada negaranegara anggotanya dalam hal ini negara Portugal, Italia, Irlandia, Yunani, dan
Spanyol, baik melalui penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan,
implementasi kebijakan dan penilaian kebijakannya. Keefektivitasan kebijakan
Uni Eropa dalam kasus PIIGS ini juga nantinya dilihat dari lima siklus
kebijakannya (policy cycle) tersebut. Bagaimana perjalanan pelaksanaan atau
kebijakan Uni Eropa, dalam hal ini secara khusus adalah apakah terjadi kendala
dan seberapa besar kendala tersebut dalam pelaksanaannya. Ini dimaksudkan
untuk mengukur efektivitas kebijakan bantuan Uni Eropa dalam pelaksanaannya
sesuai dengan teori kebijakan publik Dunn.
BAB III
KEBIJAKAN UNI EROPA DAN KRISIS EKONOMI PIIGS
71
Kebijakan itu beraneka ragam bentuknya, tergantung bidangnya masingmasing. Ada kebijakan dalam bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan bidang-bidang lainnya. Uni Eropa sebagai sebuah
organisasi regional di kawasan Eropa yang telah mencakup berbagai bidang, juga
memiliki beragam bentuk kebijakan. Dimana pada awal pembentukannya, hanya
bidang ekonomi dan politik sebagai base dimention. Lewat perkembangannya,
Uni Eropa memperluas bidang cakupannya ke bidang-bidang lainnya seperti
bidang sosial, hukum, pertahanan keamanan, dan politik luar negeri. Contoh
kebijakan Uni Eropa dalam bidang sosial adalah pemerataan pembangunan untuk
mempercepat pertumbuhan wilayah terbelakang (most disadvantages areas) di
kawasan Uni Eropa maupun di negara berkembang bukan anggota Uni Eropa
yang diatur dalam Perjanjian Maastricht pasal 130u (1) title XVII tentang
Development Cooperation.97 UE mempunyai tanggung jawab moral untuk
memberikan bantuan ekonomi terhadap negara-negara anggotanya yang belum
maju dan juga kepada negara-negara berkembang, meskipun prioritasnya
ditekankan pada bantuan terhadap negara miskin. Tetapi sudah menjadi
kesepakatan mereka untuk mengaitkan bantuan itu sejalan dengan bantuan
terhadap pengembangan demokrasi, HAM, dan kebebasan fundamental lainnya
sebagaimana diatur dalam ayat 2 pasal ini.
Sementara dalam bidang ekonomi, ada dua bentuk kebijakan yang lazim
ditempuh oleh pemerintah suatu negara atau organisasi regional ketika negaranya
97 Meita Istianda, Op.Cit, hal.42
72
dilanda krisis yaitu kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter
pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta
neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan harga dalam
kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk
memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Selain itu, kebijakan moneter juga merupakan upaya untuk mencapai
tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap
mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank
Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara
persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai
kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.
Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas
pada instrumen seperti suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang
apabila mengalami kesulitan likuiditas. Sedangkan kebijakan fiskal ditempuh
untuk mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi lewat jalan mengubah pendapatan
(pajak) dan pengeluaran pemerintah (belanja negara).
73
Intinya adalah kedua kebijakan ini ditempuh oleh pemerintah jika kondisi
perekonomian negara sudah tidak stabil dalam artian bahwa telah terjadi krisis
ekonomi. Ketika kebijakan ini diambil, hal pertama yang dilakukan pemerintah
adalah menyesuaikan kedua kebijakan tersebut dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Misalnya
dengan
terjadinya
krisis
ekonomi,
timbullah
74
usaha
mencapai
EMU,
kebijakan
moneter
bersama
itu
75
inilah ECB bersama dengan ESCB dapat membangun kerjasama dengan seluruh
lembaga keuangan anggota terutama bank-bank sentral nasional negara
anggotanya. Bentuk kerjasama moneter ini dijabarkan ke dalam berbagai
kebijakan di tingkat nasional dan terkait erat secara koordinatif dengan lembaga
supranasional Uni Eropa pada pelaksanaan di tingkat kawasan. Agar keempat
prinsip tadi dapat berjalan dengan baik, maka usaha integrasi menuju pencapaian
EMU harus ditopang oleh beberapa institusi sebagai pelaksana yang
menjalankan semua fungsi-fungsi manajemen pembangunan EMU.
Berdasarkan Traktat Maastricht pasal 109 Ayat 2, tujuan utama dari ECB
adalah stabilitas harga (price stability).98 Tujuan ini merupakan prioritas yang
melebihi tujuan-tujuan lainnya termasuk nilai tukar. Anggota ECB yang
tergabung dalam Governing Council of the European Central Bank memiliki
tugas berat karena mereka harus mengelola kebijakan moneter di kawasan yang
luasnya hampir sama dengan Amerika Serikat, dan dalam situasi internasional
yang tidak menentu.99
Menurut Prof. Otmar Issing (seorang anggota dari Executive Board of
European Central Bank), ada tiga alasan yang menyebabkan mata uang euro
sebagai a stable currency for Europe, yakni; pertama ialah institusi yang
dibentuk sebagai Bank Sentral Eropa sehingga pembentukan mata uang euro
menjadi sangat kuat. Kedua adalah Dewan Pemerintah dari ECB mengatur untuk
98 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.63
99 Poedji Koentarso. Op.Cit, hal.56
76
membuat suatu kerangka kerja yang efektif dan hal tersebut merupakan strategi
kebijakan moneter yang baik dengan instrumen-instrumen kebijakan moneter.
Ketiga kebijakan moneter harus bisa mempertahankan kestabilan harga di dalam
jangka waktu menengah. Ketiga hal-hal tersebut merefleksikan adanya
kredibilitas yang tinggi dari Bank Sentral Eropa, sebagai bukti adalah rendahnya
tingkat inflasi negara anggota seperti yang diharapkan.100
Dalam Traktat Maastricht antara lain disebutkan bahwa ECB wajib menerbitkan
Quarterly report (laporan tahunan) mengenai kegiatan ECB dan bank-bank
nasional. Laporan tahunan juga disampaikan kepada Parlemen Eropa mengenai
kebijakan moneter tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Menurut traktat
tersebut, Dewan Gubernur ECB dapat memutuskan untuk mempublikasikan hasil
pertemuan-pertemuannya, namun tidak mencakup proses pertemuan, sehingga
hasil voting dari pertemuan tidak dipublikasikan oleh ECB. Hal ini dinilai
beberapa pihak sebagai bentuk ketidaktransparanan dari ECB. Namun, ECB
berpendapat dengan dipublikasikannya hasil voting dapat memberi tekanan pada
Dewan ECB maupun Gubernur bank sentral masing-masing negara anggota,
sehingga dapat mengganggu sifat independence ECB sebagaimana diatur dalam
Traktat Maastricht.
Pada tanggal 13 Oktober 1998, Presiden ECB, Wim Duisenberg, telah
mensahkan strategi kebijakan moneter yang fleksibel sebagai kebijakan mata
uang tunggal Eropa. Terdapat tiga pilar pendekatan untuk kebijakan moneter
100 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.96-97
77
dalam uni ekonomi dan moneter tersebut, yaitu didasarkan pada target inflasi
eksplisit, nilai referensi mata uang, dan gabungan indikator-indikator lainnya.
Menurut Duisenberg, pilar moneter tersebut akan lebih padat, namun ECB tidak
akan menerapkan range referensi moneter secara mekanistis.101
Dampak dari kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal pada akhirnya akan
bersentuhan dengan seluruh warga negara (publik secara umum) karena tujuan
setiap kebijakan pada umumnya adalah memberikan keuntungan kepada pihak
yang terkait dengannya, baik pembuat kebijakan maupun yang menjadi sasaran
kebijakan.
101 Ibid
78
kebutuhan yang bersifat materi, baik itu materi yang dapat diindera dan dirasakan
(barang) maupun yang tidak dapat diindera tetapi dapat dirasakan (jasa).102
Ekonomi Yunani tidaklah semapan ekonomi negara Uni Ero lainnya
seperti Jerman, Prancis, dan Inggris. Inilah salah satu faktor yang membuat
Yunani mudah dilanda krisis ekonomi dan sekaligus sebagai negara Uni Eropa
yang pertama kali terkena krisis ekonomi. Krisis tersebut kemudian
mempengaruhi Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Krisis Yunani kemungkinan
merupakan buah dari kesalahan kebijakan pemerintahnya di masa lalu dimana
pada tahun 1974, Yunani berganti sistem pemerintahan dari junta militer menjadi
sosialis (kalau di Indonesia seperti peralihan dari pemerintah orde lama ke orde
baru). Pemerintah baru ini kemudian mengambil banyak utang untuk membiayai
subsidi, dana pensiun, dan gaji PNS. Utang tersebut terus menumpuk hingga pada
tahun 1993, posisi utang Yunani sudah di atas PDB-nya, dan sampai sekarang pun
masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telah mencapai 120% dari
posisi PDB-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwa data yang
sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu. Hingga awal tahun 2000-an,
tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah
terlalu besar.
Keadaan berbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara
lain mulai bangkit dari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor
102 Adie Ahmeth. Defenisi Sistem Ekonomi Kapitalisme.
http://adiewongindonesia.blogspot.com/2010/03/artikel-sistem-ekonomikapitalisme.html, diakses tanggal 29 Maret 2012.
79
80
Umumnya, rasio utang terhadap PDB digunakan oleh investor sebagai persentase
untuk mengukur kemampuan Yunani melakukan pembayaran utangnya di masa
yang akan datang, sehingga mempengaruhi besarnya pinjaman Yunani dan hasil
obligasi pemerintah.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Yunani terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ;
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Selain utang negaranya yang tinggi, pertumbuhan ekonomi Yunani juga
relatif rendah dimana dari tahun 2000-2007 sebelum krisis hanya sekitar 4,2% 105,
105 Teguh Hidayat. Op.Cit
81
walaupun angka tersebut merupakan angka tertinggi di zona euro sebagai hasil
dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut.106 Apalagi setelah diterpa
krisis ekonomi yang berkepanjangan bisa dipastikan pertumbuhan ekonominya
kurang dari angka tersebut. Sebagai akibatnya, pemerintah Yunani akan memecat
15 ribu pegawai negerinya dan memotong upah minimum hingga 20% dari 751
euro menjadi 600 euro yang tentunya akan semakin berakibat buruk pada tingkat
pengangguran di Yunani yang telah mencapai 21%.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi
Yunani dari tahun 2006-2012 ;
Tabel 3.1 Tabel Pertumbuhan Ekonomi Yunani (2006-2012)
No
Tahun
Persentase
2006
5,2%
2007
4,3%
2008
1,0%
2009
-2,0%
2010
-4,5%
2011
-5,0%*
2012
-2,0%*
7
* : Proyeksi IMF
106 Ibid
82
3) Ekspor
Ekspor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai $ 1,639 juta.107
Komoditas ekspor utama Yunani adalah adalah buah, sayuran, minyak zaitun,
tekstil, baja, aluminium, semen, dan berbagai jenis barang manufaktur seperti
pakaian, makanan, minyak bumi olahan dan produk berbasis minyak bumi.
Adapun negara yang menjadi mitra ekspor Yunani beserta nilai ekspornya pada
tahun 2010 adalah Jerman (10,9%), Italia (10,9%), Inggris (10,9%), Cyprus
(7,3%), Bulgaria (6,5%), Turki (5,4%), Belgium (5,1%), China (4,8%),
Switzerland (4,5%), Polandia (4,2%).108
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Yunani dari
tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.2 Grafik Nilai Ekspor Yunani (Jan.2006-Jan.2012)
83
Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece
4)
Impor
Impor Yunani pada bulan Desember 2011 adalah senilai senilai $ 3.595
juta.109 Komoditas impor utama Yunani adalah barang-barang industri seperti
mesin, bahan bakar, bahan kimia, barang modal, bahan makanan, dan minyak
bumi. Mitra impor utama Yunani pada tahun 2010 adalah anggota Uni Eropa
(Jerman 10,6%, Italia 9,9%, Belanda 5,3%, Perancis 4,9%, Austria 4,5%), Rusia
9,6% dan China 6,1%.110
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Yunani dari tahun
2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
109 Greece Imports. http://www.tradingeconomics.com/greece/imports, diakses tanggal
27 Maret 2012
110 Economy of Greece. Op.Cit
84
Sumber: www.tradingeconomics.com/bank-of-greece
5) Tingkat Pengangguran
Pada Januari 2012, tingkat pengangguran di Yunani terakhir dilaporkan
berada di angka 21,8%. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata pengangguran
Yunani sebanyak 9,43%. Dalam sejarah Yunani, angka tertinggi mencapai angka
21,8% pada Januari 2012 dan rekor terrendah 6,30 % pada bulan April 1990.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Yunani dari tahun 2006-awal 2012 dalam persen (%);
Grafik 3.4 Grafik Tingkat Pengangguran Yunani (Jan.2006-Jan.2012)
85
Sumber: www.tradingeconomics.com/hellenic-statistical-authority
Di
111 Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012
112 Teguh Hidayat. Krisis Utang Eropa Sebuah Peringatan.
http://teguhidx.blogspot.com/2011/09/krisis-utang-eropa-sebuahperingatan.html, diakses tanggal 8 Januari 2012
86
87
Tabel 3.2
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (1981-2005)
Waktu
Perihal
1981
Januari 2002
Pemerintah
mengakui
bahwa
mereka
sesungguhnya sama sekali tidak memenuhi
kualifikasi untuk bergabung dengan zona euro.
Data revisi anggaran Yunani menunjukkan
bahwa defisit tidak pernah di bawah 3% sejak
tahun 1999, (selalu di atas level yang diwajibkan
otoritas). Komisi Eropa memberikan peringatan
kepada Yunani atas pemalsuan data anggaran
tersebut.
Maret 2005
Partai
Demokrasi
Baru
berkuasa
dan
memberlakukan program pemangkasan pertama.
Biaya layanan publik sangat tidak sehat ketika
itu,
khususnya
setelah
penyelenggaraan
Olimpiade Athena. Kenaikan pajak untuk
alkohol dan tembakau dibarengi oleh kenaikan
PPn antara 18%-19%. Serikat buruh menggelar
aksi mogok selama 24 jam sebagai protes atas
88
Tahun 1981 Yunani menjadi anggota Uni Eropa dan pada Januari 2002
Yunani resmi menjadi anggota zona euro karena dianggap memenuhi persyaratan
seperti defisit anggaran negaranya tidak di atas 3%, rasio utang tidak melebihi
60% dari PDB. Namun, kenyataannya tidak demikian. Dalam
perjalanan
bagian dari Uni Eropa hanya direspon dengan sebuah peringatan. Sepertinya akan
lebih bermanfaat jika Yunani diberikan sanksi atas ketidaktaatannya itu sehingga
89
Tabel 3.3
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Mar.2006-Des.2008)
Waktu
Maret 2006
Februari 2007
Oktober 2008
Perihal
Pekerja sektor publik melakukan aksi mogok
sebagai protes atas rencana pemerintah untuk
membatalkan undang-undang keamanan kerja
dan mengintensifkan privatisasi.
Pemerintah konservatif bertahan dan berjanji
untuk terus maju dengan reformasi.
Ratusan ribu karyawan sektor publik dan
profesional melakukan aksi mogok untuk
90
Tabel 3.4
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt.2009-Mar.2010)
91
Waktu
Oktober 2009
Desember 2009
Perihal
Partai PASOK memenangkan pemilu sehingga
George Papendrou berhak menjabat sebagai
perdana menteri. Pada tahun ini, ekonomi sudah
berkontraksi 0,3% dan beban utang nasional
melambung sampai 262 miliar euro (dari 168 miliar
euro pada tahun 2004). Pemerintah memperkirakan
defisit sangat tinggi, di atas 6%
Rating kredit Yunani dipangkas oleh lembaga
pemeringkat Fitch akibat beban utang yang
membengkak dan dikhawatirkan mengalami
default dari A- ke BBB+. Hal serupa dilakukan oleh
S&P beberapa pekan berselang. Inilah untuk kali
pertama Yunani kehilangan status A- dan memicu
kegundahan di pasar saham dunia. PM George
Papendrou langsung mengumumkan program
pemotongan belanja publik. Bentrokan pecah di
Athena memperingati satu tahun tewasnya seorang
remaja yang ditembak oleh polisi.
Pemerintah mengumumkan putaran kedua langkahlangkah penghematan yang lebih sulit yaitu
pemotongan gaji sektor publik dan peningkatan
harga bahan bakar. Aksi mogok umum dan protes
terus terjadi sebagai aksi protes terhadap kebijakan
pemerintah
92
tiga
kali
langkah
penghematan.
Ironisnya,
setiap
langkah
penghematan ini selalu direspon oleh warganya dengan aksi protes besar-besaran.
Tabel 3.5
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (April 2010-Okt.2010)
Waktu
Perihal
Papendrou berpaling ke Uni Eropa dan IMF
untuk mendapatkan dana segar. Ketakutan
kemungkinan default, dengan cepat Yunani
menyetujui syarat paket penyelamatan (bailout)
senilai 110 miliar euro bagi negaranya untuk
menutupi kewajiban pinjaman sampai tahun
2013. Sebagai prasyarat dari bailout, PM
Papendrou mengumumkan langkah-langkah
penghematan yang lebih ketat lagi. Serikat buruh
melakukan aksi mogok umum sebagai bentuk
protes atas kebijakan pemerintah menyetujui
bailout.
Aksi demonstrasi 48 jam mewarnai jalan-jalan
Yunani. Beberapa bank dibakar yang
mengakibatkan tiga orang tewas
29 September 2010
93
94
Tabel 3.6
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Feb.2011-Juni 2011)
Waktu
Perihal
Februari 2011
17 April 2011
15 Juni 2011
19 Juni 2011
Sumber:
ini dirasakan sudah sangat ketat, namun menurut Uni Eropa dan IMF hal itu
belum cukup. Yunani harus menambah program-program penghematannya. Di
tengah kekacauan ekonomi dan potensi default, Yunani kembali meminta bailout
kepada Uni Eropa namun kali ini pemberiannya tidak semulus sebelumnya karena
pihak Jerman menolak pencairan itu.
Tabel 3.7
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Juni 2011-Sept.2011)
Waktu
Perihal
96
21 Juni 2011
22 Juni 2011
29 Juni 2011
22 Juli 2011
September 2011
97
Yunani sebanyak 109 miliar euro dengan syarat investor swasta harus menerima
pemangkasan nilai obligasi sampai 20%. Langkah tersebut disambut oleh Yunani
dengan melakukan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapatkan
bailout. Pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan
nilai gaji sebagai bagian dari rencana efisiensi. Melihat besarnya risiko yang akan
ditimbulkan oleh krisis ekonomi Yunani terhadap negara lain, IMF menyerukan
agar pemimpin Eropa, dalam hal ini pemimpin setiap negara di Benua Eropa
khususnya negara zona euro turut berperan aktif bekerjasama dalam bertindak
supaya bencana utang bisa diminimalisir.
98
Tabel 3.8
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Okt. 2011-Nov. 2011)
Waktu
Perihal
27 Oktober 2011
31 Oktober 2011
3 November 2011
6 November 2011
11 November 2011
Lucas Papademos
mengambilalih kepemimpinan
99
Melihat besarnya jumlah utang yang dimiliki Yunani, pihak investor setuju
untuk memutihkan 50% utang Yunani dengan syarat penghematan yang lebih
ketat lagi. Meskipun utangnya sudah dikurangi, perekonomian Yunani masih
mendapatkan perhatian serius dari para pemimpin G-20 dengan menggelar sebuah
pertemuan untuk membahas solusi bagi Yunani. Dan mayoritas delegasi sepakat
bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya. Untuk
itu, Papendrou memutuskan akan menggelar referendum terkait bailout dari Uni
Eropa sekaligus menentukan apakah Yunani masih akan bergabung dalam zona
euro atau keluar dari zona euro. Hal ini ditentang habis-habisan oleh rakyatnya
yang membuat Papendrou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai perdana
menteri dan digantikan oleh Lucas Papademos. Referendum pun batal
dilaksanakan.
100
Tabel 3.9
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Yunani (Jan.2012-Juni 2012)
Waktu
Perihal
Januari 2012
Maret 2012
Mei 2012
17 Juni 2012
Jika krisis Yunani dicermati dengan baik, maka pihak yang paling
dirugikan adalah pihak swasta sebagai kreditur dan para investor. Dimana
sebagian besar utang Yunani adalah berasal dari pihak-pihak tersebut. Melihat
resiko default Yunani sangat tinggi, pemimpin Uni Eropa mendesak pemerintah
Yunani untuk membujuk para kreditur dan investor untuk memotong sebagian
besar utang mereka. Ironisnya, meskipun utang Yunani telah disetujui oleh pihak
swasta untuk dikurangi sebanyak 50%, pemerintah Yunani sepertinya tidak tahu
berterima kasih karena angka sebelumnya dinaikkan ke angka 70%. Wajar saja
dalam pertemuan kedua pihak kesepakatan sulit tercapai. Di samping itu,
102
meskipun utangnya telah dikurangi, bailout Uni Eropa tetap dibutuhkan oleh
Yunani untuk membayar utangnya. Melihat deadlock yang terjadi, Uni Eropa
memperingatkan pemerintah Yunani tidak akan mencairkan bailout jika
kesepakatan pemotongan utang tidak sampai terjadi.
Kekacauan perekonomian Yunani juga semakin diperparah oleh rivalitas
partai-partai yang berkuasa di negara ini karena kelihatannya partai hanya fokus
pada masalah bailout antara diterima atau ditolak. Ada tiga partai besar yang
memegang peranan dalam pemerintahan Yunani yaitu Partai Demokrasi Baru,
Partai Sosialis PASOK, dan Partai Syriza. Partai-partai kecil lainnya beserta
perolehan suaranya dalam pemilu 17 Juni lalu adalah Independent Greeks
mendapatkan 20 kursi (7,5% dukungan), Golden Dawn mendapatkan 18 kursi,
Democratic Left 17 kursi, dan Partai Komunis mendapatkan 12 kursi.
103
104
sebagai persentase dari PDB itu akan digunakan oleh investor untuk mengukur
kemampuan Irlandia melakukan pembayaran utang di masa depan, sehingga
mempengaruhi pinjaman biaya Irlandia dan hasil obligasi pemerintah.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Irlandia terhadap
PDBnya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%);
Grafik 3.5 Grafik Rasio Utang Irlandia Terhadap PDB (2006-2011)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Untuk pertumbuhan ekonomi, sampai 2007, Irlandia masih menikmati
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 5,0%.
Proyeksi setelah itu adalah 0,5% 119. Namun, ternyata proyeksi itu tidak tepat,
malah pertumbuhan ekonomi Irlandia pada tahun 2008 mencapai angka minus
yaitu -3,0%.
105
No
Tahun
Persentase
2006
5,3%
2007
5,2%
2008
-3,0%
2009
-7,0%
2010
-0,4%
2011
0,4%*
2012
1,5%*
7
Proyeksi IMF
Sumber :
*
:
3) Ekspor
Ekspor Irlandia pada bulan Januari 2012 adalah senilai 7,684 miliar
euro120. Ekspor tetap menjadi mesin utama untuk pertumbuhan yang kuat di
Irlandia. Irlandia pernah mencapai surplus perdagangan relatif tertinggi terhadap
120 Ireland Exports. http://www.tradingeconomics.com/ireland/exports, diakses tanggal
7 April 2012
106
PDB di Uni Eropa dan berada di jajaran ke-20 negara pengekspor di dunia.
Pertanian (agribisnis, makanan dan minuman, ternak, daging sapi, dan produk
susu) menyumbang 46% untuk PDB. Irlandia merupakan eksportir utama seng,
timah dan alumina, mesin dan peralatan, komputer, bahan kimia, peralatan medis,
farmasi, produk makanan, produk hewani.121
Menurut data tahun 2010, mitra ekspor utamanya adalah Amerika Serikat
23,2%, Uni Eropa (Inggris 15,4%, Belgia 14,3%, Jerman 8,1%, Prancis 5%) dan
Switzerland 4%.122
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Irlandia dari
tahun 2006 - awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.6 Grafik Nilai Ekspor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
121 Ibid
122 Economy : Ireland. https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/geos/ei.html, diakses tanggal 12 Maret 2012
107
4) Impor
Pada bulan Januari 2012, impor Irlandia adalah senilai 4,439 juta euro123.
Impor utama Irlandia adalah peralatan pengolah data, mesin dan peralatan
lainnya, bahan kimia, minyak bumi dan produk minyak bumi, tekstil dan pakaian.
Mitra impor utama Irlandia pada tahun 2010 adalah tiga anggota Uni Eropa yaitu
Inggris (32,1%), Jerman (7,7%), dan Belanda (4,9%), Amerika Serikat (14,1%)
dan Cina (6,4%).124
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Irlandia dari
tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.7 Grafik Nilai Impor Irlandia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
123 Ireland Imports, http://www.tradingeconomics.com/ireland/imports, diakses tanggal
14 April 2012
124 Economy Ireland. Op. Cit
108
5) Tingkat Pengangguran
Pada bulan Maret 2012 tingkat pengangguran di Irlandia terakhir
dilaporkan
sebanyak
14,3%.
Dari
tahun
1983-2010,
tingkat
rata-rata
Sumber: www.tradingeconomics.com/central-statistic-office-ireland
109
Irlandia memasuki resesi pada tahun 2008 untuk pertama kalinya dalam
satu dekade. Hal tersebut disebabkan oleh runtuhnya sektor properti nasional dan
pasar konstruksi. Sejak akhir tahun 2007 harga rumah turun drastis. Akibat dari
runtuhnya sektor konstruksi ini adalah sektor ekspor didominasi oleh perusahaan
multinasional asing yang kini menjadi komponen kunci perekonomian Irlandia.
Sedangkan sektor pertanian yang awalnya merupakan sektor paling penting, kini
dikerdilkan oleh industri dan jasa. Pada tahun 2008 pemerintah Cowen beralih ke
sektor perbankan dengan menjamin semua deposito bank, rekapitalisasi
perbankan, dan membentuk dana ventura sebagian modal publik dalam
menanggapi krisis ekonomi negara ini. Pada tahun 2009, dalam upaya
berkelanjutan untuk menstabilkan sektor perbankan, Pemerintah Irlandia
membentuk Badan Pengelola Aset Nasional (National Asset Management
Agency-NAMA) untuk mengakuisisi properti yang bermasalah dan pinjaman
pembangunan dari Bank Irlandia.126
Dihadapkan dengan pendapatan yang berkurang tajam dan defisit
anggaran yang besar, pada tahun 2009 pemerintah Irlandia pertama kali
memberlakukan pengetatan anggaran (austerity) lewat jalur pengurangan upah
untuk semua pegawai negeri. Namun, langkah ini tidak cukup. Pada tahun 2010,
defisit anggaran Irlandia mencapai 32,4% dari PDB, dimana defisit ini naik level
dari defisit terbesar di kawasan Eropa menjadi defisit terbesar di dunia.
Menyadari defisit yang begitu besar, pemerintah Irlandia kemudian berpaling
meminta bantuan ke Uni Eropa dan lembaga moneter internasional (IMF) dan
126 Ireland Economy. Op.Cit
110
akhirnya pada bulan November 2010, IMF menyetujui paket bailout (pinjaman)
sebesar 85 miliar untuk Irlandia.127
Sementara itu, sejak memasuki pemerintahan baru di Maret 2011,
pemerintah Kenny telah mengintensifkan langkah-langkah program penghematan
untuk mencoba memenuhi target defisit di bawah Uni Eropa-IMF. Irlandia
mencapai pertumbuhan moderat pada tahun 2011 dan mengurangi defisit
anggaran menjadi 10,1% dari PDB, meskipun pemulihan diperkirakan akan
melambat di 2012 sebagai akibat dari krisis utang-zona euro.128
Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Irlandia sejak
bergabung dengan MEE (1973) sampai terkena krisis seperti saat ini (2012);
Tabel 3.11
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (1973-Jan.2002)
Waktu
Perihal
1973
Awal 1980
1991
111
Juni 2001
Januari 2002
Perihal
Irlandia sebagai pemegang kepresidenan Uni
Eropa, menjadi tuan rumah upacara untuk
menyambut 10 negara anggota baru.
Mei 2008
Juni 2008
112
Oktober 2008
Enam tahun bergabung dalam zona euro, Irlandia terkena krisis ekonomi
tepatnya pada bulan Oktober 2008 akibat krisis keuangan global yang disebabkan
oleh kredit macet properti di dari Amerika Serikat. Ironisnya, penyebab krisis
ekonomi Irlandia juga karena terjadinya peminjaman yang tidak terkendali untuk
sektor properti.
Tabel 3.13
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Feb.2009-Okt.2009)
Waktu
Februari 2009
Perihal
Tingkat pengangguran kurang lebih mencapai 11%;
tertinggi sejak 1996. Sekitar 100.000 orang
mengambil bagian dalam aksi protes terhadap
penanganan pemerintah dalam menangani krisis
ekonomi
Maret 2009
April 2009
Pemerintah
memperkenalkan
penghematan
anggaran kedua dalam enam bulan untuk mencegah
dampak buruk krisis.
113
Tabel 3.14
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Irlandia (Sept.2010-Feb.2011)
Waktu
September 2010
Perihal
Biaya sistem perbankan Irlandia naik ke 45 miliar
euro yang menyebabkan defisit anggaran negara
hingga sekitar sepertiga dari PDB.
114
November 2010
Januari 2011
Tabel 3.15
115
Juli 2011
Oktober 2011
Maret 2012
Perihal
Pemerintah baru dipimpin oleh Enda Kenny. Ia
berjanji untuk melakukan negosiasi ulang dengan
Uni Eropa / IMF tentang prasyarat bailout.
Moody mengerdilkan peringkat utang Irlandia ke
status junk.
Michael D Higgins terpilih sebagai presiden. Para
pemilih dalam referendum menolak perubahan
konstitusi yang diajukan berkaitan dengan proses
pengetatan anggaran.
Data resmi menunjukkan bahwa Irlandia jatuh ke
dalam resesi dalam tiga bulan terakhir tahun 2012.
Namun, ekonominya diproyeksikan untuk kembali
tumbuh untuk pertama kalinya sejak 2007.
116
117
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Pada tahun 1990-an ekonomi Portugal tumbuh lebih dari rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara anggota Uni Eropa lainnya, tetapi mulai merosot
pada tahun 2001-2008, bahkan pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Portugal
merosot tajam mencapai angka -2,5% yang diikuti oleh menurunnya PDB131.
Namun, pada tahun 2010 ekonomi kembali tumbuh menjadi sekitar 1,4%.
131 Ibid
118
No
Tahun
Persentase
2006
1,4%
2007
2,4%
2008
0,0%
2009
-2,5%
2010
1,4%
2011
2,2%*
2012
-1,8%*
7
* : Proyeksi IMF
119
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/, diakses
tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Pada Februari 2012 ekspor Portugal adalah senilai 3,752 juta euro. Ekspor
utama Portugal adalah pakaian dan alas kaki, mesin, bahan kimia, gabus dan
produk kertas, kulit. Portugal merupakan penghasil tungsten terbesar kelima di
dunia, produsen anggur (Port Wine, Vinho Verde Anggur Madeira) kedelapan
terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar di dunia. Mitra ekspor utamanya
adalah Spanyol, Jerman, Perancis dan Italia. 132 Selain produk-produk di atas,
Portugal juga merupakan pengekspor produk pertanian, produk makanan, produk
minyak, plastik dan karet, kayu dan kayu pulp, dan logam dasar.
Adapun mitra ekspor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 25,2%, Jerman
13,8%, Prancis 12,2%, Inggris 5%, Angola 5% .133
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Portugal dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.10 Grafik Nilai Ekspor Portugal (Jan.2006-Jan.2012)
120
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
4) Impor
Pada Februari 2012 impor Portugal adalah senilai 4,472 juta euro. Impor
utama Portugal adalah mesin dan peralatan transportasi, bahan kimia, minyak
bumi, tekstil dan produk pertanian. Sebagian besar impor berasal dari negaranegara Uni Eropa seperti; Spanyol, Jerman, Perancis, Italia, dan Inggris.134 Selain
barang-barang di atas, Portugal juga mengimpor produk pertanian, produk kimia,
kendaraan dan bahan transportasi lainnya, dan instrumen optik dan presisi,
aksesoris komputer dan suku cadang, semi-konduktor dan perangkat terkait,
produk minyak, logam dasar, produk makanan, bahan tekstil.
Mitra impor Portugal tahun 2011 adalah Spanyol 31,1%, Jerman 12,4%,
Prancis 6,9%, Italia 5,3%, Belanda 4,8%.135
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Portugal dari
tahun 2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
134 Portugal Imports. http://www.tradingeconomics.com/portugal/imports, diakses
tanggal 20 April 2012
135 Economy: Portugal. Op.Cit
121
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Portugal terakhir dilaporkan 14% pada kuartal
keempat tahun 2011. Dari tahun 1998-2010, tingkat rata-rata pengangguran
Portugal 6,38%. Dalam sejarah Portugal, rekor tertinggi tingkat pengangguran
mencapai 10,60% pada bulan Maret 2010 dan rekor terendah 3,70% pada Juni
2000.136
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Portugal dalam persen (%);
Grafik 3.12 Grafik Tingkat Pengangguran Portugal (Jan.2006-Jan.2012)
122
Sumber: www.tradingeconomics.com-instituto-nacional-de-estatistica
PDB per kapita Portugal berada pada sekitar dua pertiga dari rata-rata dua
puluh tujuh negara Uni Eropa. Namun, pasar tenaga kerja yang kaku telah
menjadi hambatan bagi pertumbuhan produktivitas yang lebih besar. Portugal
juga semakin dibayangi oleh biaya produsen yang lebih rendah di Eropa Tengah
dan Asia sebagai tujuan investasi asing langsung. Daya saing dan prospek
pertumbuhan ekonomi Portugal yang rendah, ditambah tingkat utang publik yang
tinggi membuat Portugal rentan terhadap gejolak pasar obligasi. Untuk itu,
pemerintah mengurangi defisit anggaran dari 10,1% pada 2009 menjadi 4,5%
pada tahun 2011. Ini merupakan sebuah prestasi yang mungkin hanya dilakukan
oleh negara dengan pendapatan luar biasa misalnya yang diperoleh dari transfer
dana pensiun untuk sistem jaminan sosial. Walaupun demikian, investor tetap
khawatir tentang kemampuan pemerintah untuk mencapai target defisit anggaran
123
masa depan dan kemampuan pemerintah memperoleh pinjaman luar negeri untuk
menutupi kewajiban utang saat program bantuan dana dari Uni Eropa-IMF
berakhir yakni pada tahun 2013.
Melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh adanya krisis ekonomi di
Portugal maka pemerintah menerapkan langkah-langkah penghematan, seperti
pemotongan gaji pegawai sebesar 5%, peningkatan 2% untuk pajak pertambahan
nilai. Langkah ini ditempuh guna memenuhi beberapa persyaratan paket
penyelamat keuangan dari Uni Eropa dan IMF. Akhirnya pada tanggal 2 Mei
2011, Portugal menerima paket bailout sebesar 78 miliar euro dari IMF.137
Selain langkah di atas, Pemerintah Portugal juga memutuskan
mengurangi jumlah hari libur nasional sebagai salah satu langkah untuk
mengatasi krisis ekonomi. Dari 14 hari libur nasional yang berlangsung setiap
tahun di Portugal, 4 diantaranya akan dibatalkan selama 5 tahun berturut-turut.
Pembatalan hari libur tersebut mulai diterapkan tahun depan. Hari libur yang
dihapus tersebut diantaranya hari raya keagamaan Katolik, Hari Pembentukan
Republik Portugal (5 Oktober) dan Hari Kemerdekaan Portugal (1 Desember)
untuk memperingati kebebasan dari penjajahan Spanyol di tahun 1910. Menurut
pemerintah Portugal, pembatalan hari libur bisa meningkatkan aktivitas serta daya
saing ekonomi. Negara tersebut memang tengah dituntut untuk memulihkan
kondisi perekonomian setelah menerima dana talangan dari Uni Eropa, ECB, dan
IMF. Sebelumnya, guna memulihkan perekonomian, Portugal juga harus
memangkas gaji pegawai negeri dan menaikkan pajak. Langkah penghematan
124
tersebut memicu terjadinya aksi unjuk rasa di Portugal pada peringatan Hari
Buruh (May Day) Mei lalu.138
Berikut ini ada kronologi perjalanan perekonomian Portugal dari tahun
1986 saat menjadi anggota MEE sampai sekarang (2012) :
Tabel 3.17
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Jan.1986 - Maret 2007)
138 Atasi Krisis, Portugal Kurangi Hari Libur Nasional.
http://www.kbr68h.com/editorial/82/24357-atasi-krisis-portugal-kurangi-libur-nasional,
diakses tanggal 13 Mei 2012
125
Waktu
Januari 1986
Perihal
Portugal menjadi anggota MEE (cikal bakal Uni
Eropa)
Portugal menggunakan mata uang euro
Januari 2002
menggantikan escudo.
Barroso mengundurkan diri sebagai perdana
menteri untuk menjadi presiden Komisi Eropa.
Juli 2004
Pedro Santana Lopes menggantikannya sebagai
pemimpin Partai Sosial Demokrat.
Partai Sosialis menang dalam pemilihan umum.
Mereka memulai reformasi ekonomi dan sosial
Februari 2005
yang memicu serangkaian serangan sebagai
aksi protes di kalangan pekerja sektor publik.
Demonstrasi massa terjadi; terbesar dalam
Maret 2007
beberapa tahun terakhir terhadap reformasi
ekonomi pemerintah.
Sumber :Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Tahun 1986 Portugal bergabung dengan Uni Eropa yang saat itu masih
bernama Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) dan bergabung ke dalam zona euro
pada tahun 2002. Tahun 2005 pemerintah yang berkuasa melakukan reformasi
dalam bidang ekonomi seperti memprivatisasi perusahaan-perusahaan dan
meliberalisasi sektor keuangan dan telekomunikasi. Namun sampai tahun 2007,
reformasi tersebut masih saja ditentang oleh rakyatnya dengan menggelar aksi
demonstrasi.
126
Tabel 3.18
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Portugal (Juli 2007 Nov.2010)
Waktu
Perihal
Portugal mengambil alih kepresidenan Uni
Juli 2007
Eropa.
Parlemen Portugal memberikan suara sebagai
dukungan atas ratifikasi perjanjian baru Uni
April 2008
Eropa.
Para
pemimpin
Eropa
telah
menandatangani perjanjian pada pertemuan
puncak khusus di Lisbon pada Desember 2007.
Puluhan ribu PNS mogok satu hari sebagai
protes atas rencana pemotongan gaji pekerja
sektor publik. Pemerintah mengumumkan
paket penghematan, termasuk pemotongan
belanja publik dan menaikkan pajak guna
Maret-Juli 2010
mengurangi defisit anggaran Portugal.
Sebagai puncak krisis utang zona euro,
beberapa
lembaga
pemeringkat
utang
pemerintah terkemuka menurunkan status
Portugal yang menghilangkan kepercayaan
investor terhadap perekonomian Portugal.
Parlemen menyetujui penghematan anggaran
November 2010
untuk menurunkan tingkat utang publik yang
tinggi.
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
Portugal juga mulai terkena dampak krisis ekonomi pada akhir tahun
2008. Dampak tersebut semakin berat dirasakan oleh Portugal tiap tahunnya.
Utang negara yang banyak dan juga defisit anggaran menjadi masalah utama
perekonomian. Bahkan yang tidak kalah mengkhawatirkan adalah status
127
April 2011
Mei 2011
Juli 2011
Agustus 2011
Perihal
Pemerintah berkuasa mengundurkan diri
setelah parlemen menolak paket penghematan
baru. Jose Socrates terus sebagai PM dalam
kapasitas pejabat.
Portugal menjadi negara Uni Eropa ketiga
setelah Yunani dan Irlandia yang mengajukan
permohonan bantuan keuangan ke Uni Eropa
untuk membantu mengatasi defisit anggaran
negara. Sebagai syaratnya pemerintah Portugal
harus melakukan pengetatan anggaran lewat
pemotongan belanja dan kenaikan pajak.
Uni Eropa dan IMF menyetujui dana talangan
sebesar 78 miliar euro untuk Portugal.
Lembaga pemeringkat utang, Moodys
menurunkan utang negara Portugal ke status
junk.
Pemerintah merencanakan pemotongan besarbesaran terhadap pengeluaran negara. Menteri
Keuangan
Vitor
Gaspar
mengatakan
pemerintah
berniat
untuk
mengurangi
pengeluaran publik dari 44,2% menjadi 43,5%
128
Sumber :
Perihal
Ratusan ribu pekerja mogok selama seminggu sebelum
parlemen menyetujui program pemerintah atas
November 2011
pemotongan belanja dan kenaikan pajak. Lembaga
pemeringkat utang, Fitch menurunkan peringkat
Portugal publik utang ke status junk.
Lembaga Pemeringkat Utang, Standard and Poor
Januari 2012
menurunkan peringkat Portugal ke status junk.
Aktivitas-aktivitas publik di kota-kota besar terhenti
karena pekerja melakukan aksi mogok kerja selama 24
jam sebagai protes atas reformasi hukum tenaga kerja
Maret 2012
dan langkah-langkah penghematan yang disepakati
oleh pemerintah sebagai prasyarat atas bailout Uni
Eropa dan IMF.
Sumber :
Diolah berdasarkan keperluan dari BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm,
diakses tanggal 12 Mei 2012
129
130
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Spanyol terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%) ;
Grafik 3.13 Grafik Rasio Utang Terhadap PDB Spanyol (2006-2011)
131
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian melalui stimulus
belanja, penambahan jumlah tunjangan pengangguran, dan jaminan pinjaman
ternyata tidak mampu mencegah anjloknya pertumbuhan ekonomi, dimana tahun
2008 pertumbuhan ekonomi Spanyol hanya 0,9% dan tahun 2009 turun ke posisi
minus yaitu -3,7%. Selain itu, tingkat pengangguran meningkat, naik dari angka
8% pada 2007 menjadi 20% pada tahun 2010. Defisit anggaran pemerintah pun
memburuk dari 3,8% terhadap PDB pada 2008 menjadi 9,2% terhadap PDB pada
tahun 2010, lebih tiga kali dari batas zona euro. Dengan membatasi jumlah
belanja negara, pemerintah Spanyol memotong defisit menjadi 6,5% dari PDB
pada 2011.
Besarnya defisit anggaran Spanyol dan prospek pertumbuhan ekonomi
yang sangat minim telah membuatnya rentan terhadap penularan krisis keuangan
meskipun pemerintah telah berupaya untuk mengatasi krisis dengan memotong
anggaran, privatisasi industri, dan meningkatkan daya saing melalui reformasi
pasar tenaga kerja. Eksposur yang tinggi dari bank Spanyol untuk pasar
konstruksi real estate yang runtuh juga menimbulkan risiko lanjutan untuk sektor
ini. Pemerintah mengawasi restrukturisasi sektor bank (tabungan) pada tahun
2010, dan memberikan modal $ 15 miliar kepada berbagai institusi. Meskipun
demikian, investor tetap khawatir dan menginginkan pemerintah segera
menyelamatkan bank-bank yang bermasalah. Untuk itu, Bank Spanyol berusaha
untuk meningkatkan kepercayaan pada sektor keuangan dengan menekan bank-
132
bank
lainnya
untuk
berterus
terang
tentang
kerugian
mereka
dan
No
Tahun
Persentase
2006
4,0%
2007
3,5%
2008
0,9%
2009
-3,7%
2010
-0,1%
2011
0,8%*
2012
1,1%*
133
*: Proyeksi IMF
Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN
EROPA : Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia.
http://www.bappenas.go.id/get-file-server/node/11702/,
diakses tanggal 5 April 2012
3) Ekspor
Pada bulan Januari 2012 ekspor Spanyol adalah senilai 16,579 juta euro.
Spanyol adalah mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan kimia, dan
barang setengah jadi dan bahan makanan. Spanyol juga merupakan eksportir
anggur terbesar ketiga di dunia. Uni Eropa menyumbang 70% ekspor Spanyol.139
Selain itu, Spanyol juga merupakan negara pengekspor farmasi, obat-obatan,
barang konsumsi lain. Mitra ekspor utama Spanyol pada tahun 2010 adalah
Prancis 18,7%, Jerman 10,7%, Portugal 9,1%, Italia 9%, Inggris 6,3%.140
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Spanyol dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.14 Grafik Nilai Ekspor Spanyol (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria
4) Impor
Pada bulan Januari 2012, impor Spanyol adalah senilai 20,234 juta euro.
Impor Spanyol utama mesin dan peralatan, bahan bakar, bahan kimia, barang
setengah jadi, bahan makanan dan barang konsumsi.141 Selain itu, barang impor
Spanyol lainnya adalah instrumen kontrol medis dan pengukur. Negara-negara
yang menjadi sumber barang impor beserta persentase nilai impor Spanyol pada
tahun 2010 adalah Jerman 12,6%, Prancis 11,5%, Italia 7,3%, China 6,8%,
Belanda 5,6%, Inggris 4,9%.142
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Spanyol dari
tahun 2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
141 Spain Imports. http://www.tradingeconomics.com/spain/imports, diakses tanggal 20
April 2012
142 Economy : Spain. Op.Cit
135
Sumber: www.tradingeconomics.com-ministerio-de-industria
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Spanyol terakhir dilaporkan 22,85% pada
kuartal keempat tahun 2011. Dari tahun 1983-2010, tingkat rata-rata
pengangguran Spanyol sebanyak 14,20%. Dalam sejarah Spanyol, rekor tertinggi
tingkat pengangguran mencapai 20% pada Juni 2010 dan rekor terendah 8% pada
bulan Maret 2007.143
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Spanyol dari tahun 2006-awal tahun 2012 dalam persen (%);
Grafik 3.16 Grafik Tingkat Pengangguran Spanyol (Jan.2006-Jan.2012)
136
Sumber: www.tradingeconomics.com
Ekonomi
Spanyol,
Luis
de
Guindos
mengumumkan
bahwa
137
ditentukan begitu audit independen selesai akhir bulan ini. Spanyol telah sejak
lama membantah laporan-laporan bahwa negara itu akan memerlukan dana
talangan seperti Yunani, Irlandia dan Portugal. Tetapi pemerintahan konservatif,
Perdana Menteri Mariano Rajoy harus mengalah pada tekanan pasar yang terus
berkembang, yang telah membuat biaya pinjaman melonjak.
Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble memuji keputusan itu
sebagai sebuah petunjuk solidaritas negara-negara Eropa. Menteri Keuangan
Amerika Timothy Geithner mengatakan Amerika menyambut baik kesepakatan
itu. Pemerintah Amerika khawatir bahwa krisis zona euro akan menyeret
perekonomian Amerika yang sedang berada dalam tahun pemilu, dan telah
mendesak para pemimpin Eropa untuk menstabilkan mata uang bersama mereka.
Menteri-menteri Eurozone mengatakan mereka yakin Spanyol akan menghormati
janji-janjinya untuk memotong defisit dan menata kembali perekonomiannya,
tetapi kemajuannya akan dipantau secara ketat. Para pengambil kebijakan
berharap penyelamatan ini akan memuaskan pasar-pasar keuangan dan
mengamankan Spanyol.146
Sementara itu, tanggal 10 Juni Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy
menyambut baik pemberian dana talangan Eropa berjumlah 125 miliar dolar
tersebut. Dana talangan Uni Eropa itu akan digunakan untuk menyelamatkan
bank-bank Spanyol yang sedang mengalami kesulitan keuangan hebat. Kata
Rajoy kepada wartawan, usaha yang dijalankan pemerintah tengah-kanan
pimpinannya berhasil mencegah perlunya dana talangan yang lebih besar, dan
146 Ibid
138
menjelaskan bahwa pinjaman Eropa itu berbeda dari pinjaman yang diberikan
kepada Yunani, Irlandia dan Portugal. Keputusan untuk minta dana talangan itu
sulit, katanya, tapi sekaligus menunjukkan pesan yang jelas, bahwa penggunaan
mata uang euro di Eropa merupakan proyek yang harus jalan terus. Meskipun
sebelumnya, Spanyol membantah laporan-laporan bahwa negara itu memerlukan
bantuan talangan seperti yang diperoleh Yunani, Irlandia dan Portugal, tapi
pemerintah akhirnya terpaksa menyerah karena tekanan pasar dan naiknya tingkat
suku bunga.147
Berikut ini adalah kronologis perjalanan perekonomian Spanyol mulai
dari bergabungnya ke dalam MEE sampai saat ini;
Tabel 3.22
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (1986 - Mei 2010)
Waktu
1986
Januari 2002
Januari 2009
Maret 2009
Februari 2010
Perihal
Spanyol bergabung dalam MEE (Uni Eropa).
Peseta diganti dengan Euro.
Perekonomian Spanyol memasuki resesi
untuk pertama kalinya sejak 1993.
Pengangguran melonjak menjadi 17,4%,
dengan lebih dari 4 juta orang menganggur.
Ribuan buruh melakukan protes terhadap
139
Mei 2010
Tahun 1986 Spanyol bergabung dalam MEE dan menjadi negara zona
euro tahun 2002. Tahun 2009 Spanyol mengalami resesi yang berimbas pada
meningkatnya angka pengangguran di negara tersebut yaitu sebesar 17,4% atau
sekitar 4 juta jiwa. Defisit anggaran membuat pemerintah harus melakukan
penghematan besar-besaran sebesar 15 miliar euro. Selain itu, cara lain yang
ditempuh adalah menaikkan usia pensiun dari 65 tahun menjadi 67 tahun. Hal
tersebut ditentang rakyatnya khususnya dari kalangan buruh dengan menggelar
aksi unjuk rasa.
Tabel 3.23
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Spanyol (Sept.2011 Juni 2012)
140
Waktu
Perihal
Parlemen menyetujui amandemen konstitusi
yang mengikat secara hukum pada pinjaman
sektor publik.
Pemerintah konservatif baru yang dipimpin
oleh Mariano Rajoy mengumumkan babak
baru langkah-langkah penghematan dengan
memangkas belanja publik senilai 16,5 miliar
euro dan akan mengurangi defisit publik dari
8% dari PDB pada 2012.
Total pengangguran melewati angka 5 juta atau
sekitar 22,8%. Ini merupakan tingkat
pengangguran tertinggi di zona euro. Hampir
setengah dari usia yang berumur 16-24 tahun
tidak memiliki pekerjaan.
Spanyol kembali masuk ke dalam resesi akibat
kontraksi ekonomi sebesar 0,3% pada kuartal
pertama 2012. Para pemilih menyetujui
konstitusi Uni Eropa dalam referendum.
September 2011
Desember 2011
Januari 2012
April 2012
Mariano
Rajoy.
Di
awal
kepemimpinannya,
Rajoy
langsung
141
usia yang yang produktif (16-24 tahun). Jumlah tersebut merupakan jumlah
pengangguran tertinggi di zona euro. Sampai April 2012, perekonomian Spanyol
semakin terpuruk yang menyebabkannya kembali masuk ke dalam resesi.
Meskipun berkomitmen kuat untuk tidak meminta bantuan dana talangan kepada
Uni Eropa seperti tiga negara sebelumnya, Spanyol lewat Perdana Menterinya,
Mariano Rajoy akhirnya juga meminta dana talangan kepada Uni Eropa.
Permohonan Spanyol tersebut direspon baik oleh Uni Eropa dengan memberikan
bantuan dana senilai 125 miliar dolar (100 miliar euro).
142
pasar keuangan, Uni Eropa dan IMF. Italia juga merupakan penerbit obligasi
terbesar. Namun, utang negaranya terus meningkat sejak 2007 dan telah mencapai
angka 120% dari PDB pada 2011. Rasio utang Italia mencapai $ 2 triliun
sehingga masuk kategori too big to fail yaitu skala utang yang terlalu besar, masih
di atas Yunani yang memiliki utang sekitar $ 330 miliar. Untuk menutupi utang
tersebut, Perdana Menteri Italia, Berlusconi, melakukan peminjaman selama
sepuluh tahun kepada IMF dengan biaya pinjaman yang menyentuh rekor baru
6,71 %.148 Tentu langkah ini akan berdampak buruk dengan bertambahnya utang
negara yang akan mempengaruhi segala aspek dalam negeri.
Indikator-indikator perekonomian Italia sebelum dan pada saat terkena
krisis ekonomi adalah;
1) Rasio Utang Terhadap PDB
Utang Pemerintah Italia terakhir dilaporkan menembus angka 119% dari
PDB negara itu. Dari tahun 1988-2010, rata-rata utang pemerintah Italia terhadap
PDB adalah 108,59%. Dalam sejarah ekonomi Italia, rasio utang tertinggi
terhadap PDB itu mencapai 121,80% pada bulan Desember 1994 dan rekor
terendah 90,50% pada bulan Desember 1988.149
143
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan rasio utang Italia terhadap
PDB-nya dari tahun 2006-2011 dalam persen (%);
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
2) Pertumbuhan Ekonomi
Selain utang negara yang sangat tinggi, pertumbuhan ekonomi Italia juga
sangat rendah dimana pada tahun 2011 hanya sekitar 0,8%. 150 Pertumbuhan
ekonomi Italia tersebut cuma menang dari Haiti dan Zimbabwe.
144
No
Tahun
Persentase
2006
2,0%
2007
1,5%
2008
-1,3%
2009
-5,2%
2010
1,3%
2011
0,6%*
2012
0,3%*
7
Proyeksi IMF
*:
145
Sumber :
3) Ekspor
Pada Februari 2012 ekspor Italia adalah senilai 31,8 miliar euro. Ekspor
utama Italia adalah mesin presisi, kendaraan bermotor (utilitaries, kendaraan
mewah, sepeda motor, skuter), bahan kimia dan barang listrik, namun ekspor
negara itu yang lebih terkenal adalah di bidang makanan dan pakaian.151 Selain
itu, bahan-bahan yang juga diekspor oleh Italia adalah rekayasa produk, tekstil,
mesin produksi, peralatan transportasi, bahan kimia, minuman, tembakau;
mineral, dan logam nonferrous. Hubungan ekspor Italia sebagian besar dengan
negara anggota Uni Eropa dimana nilai ekspor itu sekitar 59% dari nilai ekspor
total Italia.
Pada tahun 2011 persentase ekspor Italia dengan negara-negara mitra
dagangnya adalah Jerman 13%, Prancis 11,6%, Spanyol 5,9%, Inggris 5,2%,
Amerika 6%, Switzerland 4,7% .152
146
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai ekspor Italia dari tahun
2006-awal tahun 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.18 Grafik Nilai Ekspor Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
4) Impor
Pada Februari 2012 impor Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Impor utama
Italia adalah produk-produk energi, elektronik, tembakau.153 Mitra impor utama
Italia adalah Jerman 16,1%, Prancis 8,8%, China 7,8%, Belanda 5,4%, Spanyol
4,6% .154
147
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan nilai impor Italia dari tahun
2006-awal 2012 dalam juta euro/bulan;
Grafik 3.19 Grafik Nilai Impor Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
148
5) Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran di Italia terakhir dilaporkan 9,3% pada Februari
2012. Dari tahun 1983-2010, tingkat pengangguran Italia rata-rata 9%. Dalam
sejarah Italia, rekor tertinggi tingkat pengangguran mencapai 11,50% pada April
1998 dan rekor rendah 5,70% pada April 2007. 155
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan tingkat pengangguran di
Italia dalam persen (%);
Grafik 3.20 Grafik Tingkat Pengangguran Italia (Jan.2006-Jan.2012)
Sumber: www.tradingeconomics.com/eurostat
149
150
utang negara yaitu menaikkan pajak pertambahan nilai, reformasi pensiun, dan
memotong administrasi publik. Hal ini ditempuh karena pemerintah menghadapi
tekanan dari para investor dan negara-negara sesama anggota benua Eropa untuk
mengatasi hambatan struktural demi pertumbuhan, seperti pasar tenaga kerja yang
tidak fleksibel dan bertambahnya kasus penggelapan pajak.
Krisis keuangan global memperburuk kondisi pasar tenaga kerja di Italia,
dengan meningkatnya pengangguran dari 6,2% pada 2007 menjadi 8,4% pada
2011. Krisis zona Eropa bersama membuat Italia menerapkan langkah-langkah
penghematan dengan mengurangi impor.
Berikut ini adalah kronologi perjalanan perekonomian Italia mulai dari
bergabungnya ke dalam Komunitas Batubara dan Baja Eropa sampai terkena
krisis ekonomi seperti saat ini;
Tabel 3.25
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (1951 Nov. 2008)
Waktu
Perihal
1951
Januari 2002
April 2008
151
Agustus 2008
November 2008
Sumber:Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses
tanggal 16 Mei 2012
Italia adalah salah satu dari enam negara pendiri ECSC tahun1951. Tahun
2002 Italia bergabung ke dalam zona euro. Perekonomian Italia tidak bisa
dilepaskan dari sosok Berlusconi. Selain karena beberapa kali menjadi perdana
menteri, juga karena Berlusconi dikenal sebagai pebisnis handal. Ladang
bisnisnya yang paling disorot dunia adalah klub sepak bola miliknya, AC Milan.
Namun, hanya tujuh bulan terpilih sebagai perdana menteri untuk kali ketiga,
bulan November 2008 Italia memasuki resesi akibat pertumbuhan ekonominya
yang minus pada dua kuartal berturut-turut.
152
Tabel 3.26
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Juli 2010 Des.2011)
Waktu
Perihal
Juli 2010
153
Juli 2011
September 2011
Oktober 2011
November 2011
Desember 2011
Sumber: Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
the Italians. http://www.scaruffi.com/politics/italians.html, diakses
tanggal 16 Mei 2012
154
betapa
besarnya
utang
Italia
ditambah
kegagalan
Berlusconi
155
Tabel 3.27
Tabel Kronologi Perjalanan Perekonomian Italia (Jan. 2012 - Mei 2012)
Waktu
Perihal
Januari 2012
April 2012
Mei 2012
Sumber: Diolah
berdasarkan
keperluan
dari
Italy
Profile.
http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-17435616, dan A Timeline of
156
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
157
penghindaran dari pajak dan tentu saja korupsi. Yunani menderita korupsi
ekonomi yang tinggi serta kompetisi global yang rendah bila dibandingkan
dengan rekan-rekan Uni Eropa lainnya.
Bergabungnya Yunani dalam Komunitas Eropa sebenarnya diharapkan
dapat membantu perekonomian Yunani melalui pasar bersama, namun Yunani
kesulitan beradaptasi dengan kompetisi pasar karena industri di Eropa Utara
sudah lebih maju dan mapan. Akibatnya, terjadi penurunan PDB per kapita yakni
dari 58 % PDB per kapita rata-rata ME di tahun 1980, menjadi 52 % pada tahun
1991. Antara tahun1980-1990-an, Yunani memiliki utang yang besar terkait
dengan defisit anggaran.156
158
159
160
mencapai angka 168 miliar euro, tahun 2009 bertambah menjadi 262 miliar euro.
Dan saat ini total utang Yunani adalah berjumlah 368 miliar euro.158
Yunani sudah melanggar batas yang ditetapkan oleh Otoritas Moneter Uni
Eropa dimana peraturan menetapkan bahwa rasio utang setiap negara zona euro
tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya. Selain jumlah utang, dalam Uni Eropa
juga telah diatur tingkat defisit pemerintah yaitu tidak boleh lewat dari 30%,
stabilitas serta Pakta Pertumbuhan yang mengajukan sasaran akhir dari posisi
anggaran yang berimbang, atau surplus bagi negara-negara anggota. Ketetapanketetapan tersebut telah diatur dalam Perjanjian Maastricht yang dikenal dengan
nama ketetapan budget.159
Penulis melihat Uni Eropa sepertinya lepas kendali dalam mengawasi
pemerintah Yunani dalam melakukan peminjaman (utang). Selaku organisasi
regional yang memiliki kewenangan memantau negara anggotanya dalam
melakukan pinjaman (utang), Uni Eropa seharusnya tidak lalai dalam mengontrol
utang negara anggotanya meskipun itu merupakan tugas utama dari pemerintah
negara yang bersangkutan karena hal tersebut telah diatur dalam Perjanjian
Maastricht. Jika Uni Eropa telah menetapkan batasan utang bagi negara
anggotanya maka Uni Eropa juga harus sigap dalam memantau aktivitas
peminjaman utang di setiap negara anggotanya. Di samping itu, jika negara yang
bersangkutan tidak taat terhadap peraturan (kewajiban) yang telah ditetapkan
158Utang Yunani Dikurangi.
http://internasional.kompas.com/read/2012/03/10/02251764/Utang.Yunani.Dikurangi,
diakses tanggal 7 Mei 2012
159 Indra Pahlawan. Op.Cit, hal.82
161
bersama atau tidak ingin diintervensi lebih banyak dalam masalah utang negara,
maka langkah tepat yang harus diterapkan oleh Uni Eropa adalah memberlakukan
sanksi berupa denda secara periode sebagaimana diatur dan telah disepakati
dalam berbagai regulation dan decision160 dalam peraturan moneter bersama di
kawasan zona euro. Hal inilah yang sepertinya belum terjadi dalam organisasi
regional sekelas Uni Eropa.
Jika Uni Eropa ingin keberadaanya betul-betul dirasakan membawa
manfaat bagi negara-negara anggota, maka Uni Eropa harus segera mungkin tegas
dalam setiap tindakan yang melenceng dari ketetapan. Akibat ketidaktaatan kedua
belah pihak, dalam hal ini Yunani dan Uni Eropa terhadap peraturan ini maka
dampaknya adalah Yunani menjadi negara pertama yang diterpa krisis ekonomi
dalam zona euro yang pada akhirnya menimbulkan efek domino bagi negara zona
euro lainnya yaitu Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Italia (PIIGS) yang tidak
menutup kemungkinan membahayakan masa depan Uni Eropa.
Menurut pendapat penulis, Yunani menjadi negara zona euro yang paling
pertama mendapatkan efek dari krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat
karena lebih disebabkan oleh faktor internal negara itu sendiri yaitu
pemerintahnya, dimana sejak dari tahun 1974 ketika berganti sistem pemerintahan
dari junta militer menjadi sosialis pemerintah mulai mengambil banyak utang dan
menumpuknya untuk membiayai subsidi, dana pensiun, dan gaji PNS
(pemborosan anggaran). Di tahun 2010, terkuak bahwa pemerintah Yunani juga
diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makronya, sehingga
160 Ibid, hal.62
162
163
164
2006 dan 4,3% pada tahun 2007 (lihat Tabel 3.1 hal.79). Menurut data, ini
merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi di zona euro tetapi menurut
penulis, angka ini tidak terpercaya mengingat terkuaknya fakta bahwa selama
pergantian rezim di Yunani dari tahun 1974 pemerintah Yunani banyak
merekayasa semua indikator ekonominya menjadi lebih baik padahal berbanding
terbalik dengan kenyataan yang ada. Setelah diketahui fakta yang sesungguhnya,
pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Yunani hanya 1% dan pada tahun 2009,
pertumbuhan ekonomi malah berada pada posisi minus yaitu -2,0% seiring
terjadinya krisis ekonomi. Tahun berikutnya tambah parah yaitu berada pada
posisi -4,5%. Bahkan menurut IMF pertumbuhan ekonomi selanjutnya
diprediksikan masih berada di posisi minus tetapi perlahan-lahan akan mulai
mengarah ke posisi positif kembali. Penulis melihat ekonominya akan kembali
tumbuh jika pemerintah berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan
reformasi di segala bidang khususnya yang bersentuhan langsung dengan bidang
ekonomi misalnya memperbaiki sistem perpajakan dan menegakkan disiplin
anggaran. Pemerintah harus menemukan terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi
dalam membangkitkan kembali ekonomi negaranya khususnya ekonomi mikro.
Jika tidak, ekonomi Yunani akan semakin terpuruk sehingga akan memunculkan
masalah yang kompleks yang bisa saja mengancam eksistensi negara khususnya
akan memicu kekacauan politik yang perlahan-lahan sudah terjadi.
Dari segi ekspor, dapat dilihat bahwa nilai ekspor sebelum krisis ekonomi
(2006-2008) memang sudah menunjukkan keadaan yang kurang stabil tetapi
masih pada posisi yang cukup tinggi yaitu antara 1,1-1,8 juta euro (lihat Grafik
165
3.2 hal.80). Namun, ketika dampak krisis begitu besar dirasakan negara ini di
tahun 2009, nilai ekspornya langsung turun drastis yaitu hanya di posisi sekitar
1,3 juta euro. Tahun berikutnya (2010-2012) walaupun masih belum stabil tetapi
nilai ekspor Yunani kembali meningkat. Nilai ekspor terendahnya sekitar 1,1 juta
euro dan nilai tertingginya 1,9 juta euro. Meskipun nilai ekspor Yunani akhirakhir ini sudah membaik namun bukan berarti negara ini bisa dengan cepat keluar
dari masa-masa suramnya karena ekspor hanyalah satu dari sekian banyak aspek
pendukung dalam membangun kembali ekonomi yang sudah memprihatinkan di
negara ini. Untuk itu, pemerintah seharusnya menjaga bahkan meningkatkan nilai
ekspor tersebut agar tetap stabil bahkan ditingkatkan karena ekspor adalah salah
satu sumber pendapatan nasional yang besar demi masa depan negeri ini.
Dari segi impor, terlihat bahwa dari tahun 2006-2007 sebelum krisis, nilai
impor Yunani boleh dikatakan sangat tinggi dan relatif stabil. Nilai terendah yaitu
sekitar 3,8 juta euro dan nilai tertinggi sekitar 5,9 juta euro. Namun, ketika tahun
2009 nilai ekspornya langsung turun drastis, nilai tertinggi hanya sampai di angka
sekitar 4,6 juta euro dimana tahun sebelumnya mencapai angka sekitar 5,9 juta
euro (lihat Grafik 3.3 hal.81). Menurut penulis, akibat besarnya dampak krisis
yang dirasakan oleh Yunani membuat negara ini tidak mampu lagi dalam
membeli barang-barang dari negara partner impornya.
Mengingat komoditas impor utama Yunani seperti bahan bakar, bahan
makanan dan minyak bumi merupakan komoditas yang sangat vital bagi
keberlangsungan hidup masyarakatnya dan bagi pengoperasian industri-industri
166
tahunnya.
Sebelum
terjadi
krisis
ekonomi
(2005-2007)
angka
167
perusahaan dalam membayar gaji mereka sekaligus sebagai prasyarat dari Uni
Eropa kepada pemerintah Yunani dalam memberikan bantuannya. Penulis
melihat, jika hal ini tidak segera diantisipasi maka tidak menutup kemungkinan
akan membawa dampak yang paling dikhawatirkan yaitu menimbulkan
kekacauan politik. Misalnya para buruh atau karyawan yang merasa dirugikan
dengan PHK tersebut melakukan demo besar-besaran yang disertai tindakan
anarkis sehingga kegiatan perekonomian akan lesu. Pada umumnya kekacauan
politik di suatu negara berawal dari masalah ekonomi.
Melihat besarnya dampak buruk krisis ekonomi yang melanda Yunani,
Uni Eropa tentunya bertanggung jawab dalam membantu salah satu negara
anggotanya ini menanggulangi beban negara yang muncul. Bentuk tanggung
jawab itu dilakukan misalnya melalui sebuah kebijakan. Kebijakan untuk
mengatasi krisis secara garis besar ada dua yaitu kebijakan moneter dan kebijakan
fiskal. Merujuk kepada definisinya, inti dari kebijakan moneter adalah price
stability guna menghindari inflasi yang dilakukan dengan cara mengendalikan
suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar valuta asing dan melakukan
peminjaman uang kepada bank-bank apabila mengalami kesulitan likuiditas.
Sedangkan inti kebijakan fiskal adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran
pemerintah dalam suatu negara khususnya lewat pajak.
Dalam perjalanan penelitian, penulis mendapat bukti bahwa sampai saat
ini yang diatur dalam Uni Eropa barulah sampai pada tahap kebijakan moneter
yang otoritasnya dipegang oleh Bank Sentral Eropa (European Central Bank).
Sementara kebijakan fiskal dalam level Uni Eropa belum disepakati. Nanti ketika
168
dampak krisis ekonomi PIIGS betul-betul dirasakan seperti saat ini yang
berpotensi melahirkan disintegrasi dan mengancam stabilitas benua Eropa secara
umum dan terkhusus zona euro barulah pemerintah baik di level nasional
(pemerintah masing-masing negara) maupun di level regional (pemerintah Uni
Eropa) berusaha membahas pengaturan kebijakan fiskal tunggal yang akan
diberlakukan dalam Uni Eropa. Tujuannya adalah pemotongan pajak serentak dan
secara keseluruhan negara mengurangi anggaran belanjanya. Namun, banyak
pihak skeptis terhadap rencana ini. Menurut mereka integrasi moneter yang telah
dilakukan berbuah badai besar, apalagi integrasi dalam skala yang lebih besar dari
itu.163 Mereka seharusnya belajar terlebih dahulu untuk menaati peraturan rasio
utang terhadap PDB tidak boleh di atas 60% dan defisit anggaran tidak boleh di
atas 3%.
Kebijakan ini pertama kali dikemukakan oleh Kanselir Jerman, Angela
Merkel dalam pidatonya di parlemen Jerman pada bulan November 2011 yang
dikenal dengan nama fiscal union atau kebijakan fiskal tunggal.164 Sejauh ini,
kebijakan tersebut telah didukung oleh Belanda. Inilah bukti bahwa di Uni Eropa
terjadi ketidaksingkronan kebijakan fiskal dan moneter. Dimana kebijakan
169
ekonomi Yunani (lihat Tabel 3.5 hal.88), pada bulan April 2010 Yunani lewat
Perdana Menterinya, Papendrou, memohon bantuan kepada Uni Eropa untuk
diberikan bantuan dana. Uni Eropa (bersama dengan IMF) kemudian menyetujui
permohonan tersebut dengan memberikan bailout pada bulan Mei 2010 sebanyak
110 miliar euro.
Namun ternyata bailout ini pada dasarnya sama dengan utang karena pada
akhirnya akan dibayar kembali oleh Yunani (harus dikembalikan dalam jangka
waktu yang telah ditentukan oleh pemberi bantuan). Dengan kata lain, bantuan
tersebut bukan bantuan dana gratis. Yunani dan semua negara pengutang
(peminjam) ibaratnya hanyalah melakukan tindakan gali lubang tutup lubang.
Maksudnya adalah jika negara dililit utang, utang itu akan ditutupi sementara
dengan bantuan dana talangan yang notabene adalah juga utang.
Selain itu, pemberian bailout diiringi sejumlah persyaratan yang berat
bagi masyarakat Yunani seperti; tunjangan PNS dan pensiun dipotong, pajak
pertambahan nilai dinaikkan menjadi 23%, pajak barang-barang mewah, bensin,
rokok dan minuman beralkohol pun dinaikkan dan yang paling parah adalah
perusahaan BUMN harus dikurangi dari 6000 menjadi 2000 perusahaan yang
170
pada akhirnya menimbulkan pengangguran besar. Tentu saja hal ini tidak diterima
oleh rakyat Yunani, sebagai respon tanggal 4-5 Mei 2010 terjadi demonstrasi yang
disertai aksi pembakaran selama 48 jam yang menyebabkan tiga orang tewas dan
sampai saat ini demonstrasi masih seringkali terjadi walaupun belum sampai pada
level yang mengkhawatirkan.
Pada bulan Juli 2011 Uni Eropa kembali menyatakan kesiapannya dalam
memberikan bailout kepada Yunani senilai 109 miliar euro dengan syarat saham
obligasi swasta di Yunani harus dipotong sampai 20%. Syarat ini direspon oleh
pemerintah Yunani dengan memberlakukan pungutan pajak baru dan memangkas
gaji pemerintah dan parlemen meskipun sebagian anggota parlemen tidak setuju.
Akibatnya, Papendrou yang menjadi perdana menteri Yunani kala itu
mengundurkan diri dari jabatannya dan digantikan oleh Mantan Wakil Presiden
Bank Sentral Eropa, Lucas Papademos. Syarat ini berhasil dilaksanakan oleh
Pemerintah Yunani dengan mengajak para kreditur memangkas piutang mereka
dalam bentuk obligasi bahkan sampai 50% (lihat Tabel 3.8 hal.93) yang akan
memuluskan pemberian bailout tahap kedua dari Uni Eropa dan IMF dimana
85,8% kreditur pemegang obligasi Pemerintah Yunani sepakat menandatangani
penghapusan sebagian utang (write off) tersebut. Melalui kesepakatan itu,
pemegang obligasi menerima pengurangan piutang sebesar 53,3%. Sisanya akan
direstrukturisasi dengan obligasi baru dengan jangka waktu pembayaran lebih
lama dan bunga lebih rendah. Cara pembayaran ini meringankan beban Yunani.
Dari total 368 miliar euro utang Yunani, sebanyak 206 miliar euro merupakan
utang kepada investor swasta dan 100 miliar euro dari total utang itu segera
171
172
173
2012
di
Gedung
Konsulat
Jenderal
Irlandia
untuk
Indonesia
174
Irlandia harus menyamakan diri dengan negara-negara Uni Eropa lainnya yang
sudah maju (negara industri) sementara Irlandia hanyalah negara agraris yang
kecil. Tentunya negara industri dengan negara agraris akan berbeda dalam banyak
hal. Salah satunya adalah soal output (produksi). Produksi negara industri dengan
negara agraris sangatlah berbeda khususnya dalam hal nilai yang dihasilkan
dengan harga jual. Buah-buahan dan hasil pertanian lainnya tentu tidak akan
sama harganya dengan produk-produk pabrik.
Untuk itu, ketika Irlandia membutuhkan dana untuk menjalankan roda
perekonomiannya sementara dana yang ada tidak mencukupi atau bahkan sama
sekali tidak ada maka langkah yang ditempuh adalah mengutang baik kepada
pihak swasta maupun kepada lembaga-lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan World Bank. Utang tersebut terus bertambah tiap tahunnya sehingga
akibatnya adalah Irlandia dilanda krisis ekonomi. Utang yang dimaksud disini
bukan hanya utang pemerintah, tetapi juga korporasi dan individu yaitu pinjaman
dari negara lain (pemerintah dan swasta), termasuk pinjaman modal dan bunga
pinjaman yang harus dibayar.
Ditinjau dari segi rasio utang terhadap PDB, utang Pemerintah Irlandia
memang sangat tinggi. Namun, sebelum terjadinya krisis (2006-2007), persentase
utang Irlandia terhadap PDB masih aman yaitu tahun 2006 dilevel 27,2% dan
24,8% tahun 2007 bahkan sampai 2009, persentase utang Irlandia terhadap PDB
masih dalam tahapan yang wajar. Tahun 2008 di posisi 25 %, tetapi tahun 2009 di
posisi 44,4%. Dapat dilihat dalam kurun waktu satu tahun saja (2008-2009)
175
176
tahun
sebelumnya.
Tahun
2011,
meskipun
pertumbuhan
ekonominya masih sangat rendah menurut proyeksi IMF tetapi jauh lebih baik
dibandingkan tahun sebelumnya karena ekonomi kembali tumbuh ke angka
positif yaitu pada posisi 0,4%. Tahun 2012 ekonomi Irlandia juga diproyeksikan
oleh IMF akan tumbuh semakin baik yaitu diprediksi pada posisi 1,5%.
Besarnya dampak krisis telah membuat ekonomi zona euro tidak
bertumbuh malah ekonomi semua negara zona euro khususnya PIIGS berada
pada posisi minus. Ekonomi yang tidak bertumbuh di setiap negara disebabkan
oleh berbagai faktor tergantung dari masalah yang dihadapi oleh negara yang
bersangkutan. Misalnya reformasi pemerintah dalam perekonomian yang kurang
tepat. Bagi Irlandia sendiri pertumbuhan ekonominya turun drastis karena sektor
finansial yang selama ini diandalkan goyah akibat krisis finansial sementara
177
178
179
atau setara dengan $ 111 miliar pada November 2010. Dana bantuan tersebut
bukanlah dana gratis tetapi merupakan utang yang harus dibayar Irlandia pada
waktu yang telah disepakati dengan kedua badan ini. Dana talangan inipun
memiliki sejumlah prasyarat yang cukup berat dalam pencairannya. Salah satunya
adalah pemerintah Irlandia harus menjalankan program penghematan anggaran
dengan cara menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan menjalankan
program pemotongan belanja. Langkah ini ditempuh guna menutupi defisit
anggaran Irlandia yang merupakan defisit terbesar sekawasan Eropa yaitu pada
posisi 32,4% yang pada akhirnya menjadi defisit terbesar di dunia.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan defisit anggaran Irlandia
terhadap PDB negaranya;
Tabel 4.2 Tabel Defisit Anggaran Irlandia (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
2,9%
2
2007
0,1%
3
2008
7,3%
4
2009
14%
5
2010
31,2%
6
2011
13,1%
Sumber:Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
Syarat bailout yang diajukan oleh Uni Eropa tersebut direspon oleh
Perdana Menteri Enda Kenny dengan menghemat 6 miliar euro yang diperoleh
dari penghematan pengeluaran, kenaikan pajak, dan lain-lain sehingga defisit bisa
turun di level 7,0%. Optimisme ini pun diteruskan dengan target defisit pada 2013
180
negaranya
keluar
dari
krisis
ekonomi
tersebut
nampaknya
168 Ibid
169 Ibid
181
Wilbur H. Ross, rendahnya tarif pajak yang diberlakukan untuk sektor korporasi
menjadi salah satu keunggulan daya saing Irlandia dibandingkan dengan negaranegara Eropa lainnya. Bahkan tarif di Irlandia tercatat terendah se-Uni Eropa.
Keunggulan lain adalah angkatan kerja muda yang sangat terdidik dan benarbenar mau bekerja.170 Kesimpulannya adalah bentuk kebijakan yang diambil oleh
Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi di Irlandia adalah juga lewat
kebijakan fiskal.
Berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan adanya krisis ekonomi
Irlandia dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat dijelaskan bahwa bantuan Uni
Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik Irlandia juga dianggap tidak efektif
jika ditinjau dari formulasi dan implementasi kebijakan. Dari siklus formulasi
kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa yang bekerjasama dengan IMF ternyata
tidak efektif karena negara besar seperti Jerman dan Prancis tidak setuju dengan
pemberian dana talangan (bailout). Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni
Eropa tersebut juga tidak efektif karena mendapatkan hambatan. Hambatan
tersebut berasal dari dalam negeri Irlandia yaitu penolakan yang dilakukan oleh
rakyatnya dan mahasiswa atas kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan
mereka, seperti memangkas gaji dan fasilitas buruh serta menaikkan pajak.
Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak
efektif dimana terjadi beragam kendala, salah satunya dari dalam Uni Eropa
sendiri seperti yang telah dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang
170 Ibid
182
dapat diambil dalam analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa
tidak efektif dalam pelaksanaan pemberian bantuan kepada Irlandia dari tahap
formulasi dan implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn.
dan
telekomunikasi
diprivatisasi
oleh
pemerintah.
Dalam
183
Selain rasio utang terhadap PDB-nya tinggi, defisit anggaran Portugal pun
bisa dibilang tinggi karena sejak dari 2006 selalu di atas poin yang sudah
ditetapkan oleh otoritas. Berikut ini adalah tabel tentang data defisit anggaran
terhadap PDB Portugal ;
Tabel 4.3 Tabel Defisit Anggaran Portugal (2006-2011)
No
Tahun
Persentase
1
2006
4,1%
2
2007
3,1%
3
2008
3,6%
4
2009
10,2%
5
2010
9,8%
6
2011
4,2%
Sumber: Diolah berdasarkan keperluan dari Government Annual
Surplus or Deficit. http://www.bbc.co.uk/news/business13366011, diakses tanggal 16 Mei 2012
184
investor global terhadap negara ini. Jika tidak, dampak yang lebih besar lagi akan
dirasakannya. Dan mungkin salah satu langkah yang bisa ditempuh adalah
mengevaluasi sistem ekonomi yang saat ini dikuasai oleh sektor swasta (asing).
Maksudnya adalah jika keberadaan pihak swasta merugikan maka sudah saatnya
reformasi bagi Portugal dilakukan. Caranya adalah menasionalisasi sektor
keuangan dan telekomunikasi yang telah diprivatisasi sebelumnya. Dan yang tak
kalah pentingnya adalah memperhatikan sektor ekonomi mikro negaranya, jangan
hanya mengandalkan sektor swasta (asing) yang banyak mengendalikan
perekonomian Portugal saat ini.
Dari segi ekspor, ekspor Portugal sebelum terjadinya krisis 2006-2007
cukup stabil bahkan menunjukkan peningkatan tiap tahunnya (lihat Grafik 3.10
hal.112). Nilai ekspor terendah senilai 2,4 juta euro sementara nilai ekspor
tertinggi senilai 3,9 juta euro. Namun memasuki tahun 2009, nilai ekspor Portugal
mengalami penurunan yang cukup signifikan sampai ke angka 2 juta euro dan
nilai tertinggi senilai 3,2 juta euro. Memasuki tahun 2010-sekarang nilai ekspor
Portugal meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu pada kisaran terendah
2,5 juta euro dan tertinggi 3,7 juta euro. Namun, tidak menutup kemungkinan
angka ini bisa kembali turun jika pihak-pihak yang terkait khususnya pemerintah
Portugal tidak menjaga peningkatan nilai ekspornya. Pemerintah harus tetap
menjaga bahkan menaikkan nilai ekspor biar perlahan-lahan bisa keluar dari
krisis utang yang menjerat. Portugal sebagai penghasil tungsten terbesar kelima di
dunia, produsen anggur kedelapan terbesar di dunia dan penghasil gabus terbesar
di dunia harus memanfaatkan semaksimal mungkin potensi ini.
185
Dari segi impor (lihat Grafik 3.11 hal.113), pada tahun 2006-2008 nilai
impor Portugal masih cukup tinggi. Nilai impor terendah kira-kira senilai 4 juta
euro dan tertinggi senilai 6 juta euro. Namun, memasuki tahun 2009-awal 2012
nilai impor Portugal menunjukkan ketidakstabilan. Nilai terendah kira-kira senilai
3,7 juta euro dan nilai tertinggi senilai 5,5 juta euro. Melihat kondisi demikian
dapat dipastikan bahwa Portugal betul-betul diterpa krisis. Jika tidak demikian,
maka kemampuan Portugal dalam membeli (mengimpor) bahan-bahan yang
diperlukan selama ini akan tetap terjaga atau tidak mengalami penurunan. Grafik
tentang kegiatan impor Portugal menunjukkan penurunan yang mencolok
sebelum dan saat krisis ekonomi terjadi.
Mitra ekspor dan impor utama Portugal adalah sesama negara anggota Uni
Eropa seperti Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, dan Italia. Untuk itulah
dampak krisis juga dirasakan di negara mitranya tersebut. Khususnya Spanyol
dan Italia yang dalam bahasan ini juga sebagai negara yang terkena krisis
ekonomi PIIGS. Krisis ekonomi masuk ke negara lain salah satunya lewat jalur
perdagangan dalam hal ini ekspor dan impor. Ketika struktur perdagangan suatu
negara lemah maka transmisi pun menjadi lebih cepat.
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Portugal
meningkat tiap tahunnya. Dari tahun 2006-2008 tingkat pengangguran tertinggi
hanya sampai pada posisi sekitar 8,2 % (lihat Grafik 3.12 hal.114). Namun,
seiring besarnya dampak krisis, jumlah pengangguran kian meningkat. Dari tahun
2009-2012 tingkat pengangguran mencapai angka 14% bahkan angka tersebut
186
187
188
anggaran Portugal. Hal ini tentu bukan hal mudah bagi Portugal. Di satu sisi,
syarat tersebut bisa menyelamatkan perekonomian negaranya, namun di sisi lain
bisa mendatangkan keburukan yang lebih lagi khususnya warga negaranya yang
merasa dirugikan dengan adanya syarat ini. Sama halnya di Yunani dan Irlandia,
di Portugal pun syarat tersebut ditentang habis-habisan oleh para pekerja dan
mahasiswa. Pada (Tabel 3.18 hal.118) syarat yang diajukan oleh Uni Eropa dan
IMF dalam memberikan dana talangan kepada Portugal disambut oleh puluhan
ribu PNS dengan melakukan aksi mogok satu hari sebagai protes atas rencana
pemotongan gaji mereka. Namun, pada akhirnya bailout tersebut tetap diberikan
kepada Portugal karena pemerintahnya siap melaksanakan prasyarat tersebut.
Buktinya adalah pada bulan Mei 2011 Uni Eropa dan IMF menyetujui dana
talangan sebesar 78 miliar euro untuk Portugal. Meski kebijakan pemotongan
anggaran kali ini dinilai sebagai salah satu langkah paling buruk yang pernah
dilakukan Pemerintah Portugal dalam sejarah modern negaranya, pilihan itu mau
tak mau harus diambil. Ekonomi Portugal berada dalam krisis berat dengan angka
pengangguran 10% (sekitar separuh dari pengangguran itu berusia di bawah 35
tahun) dan suramnya prospek ekonomi ke depan.
Berdasarkan sejumlah prasyarat yang ditentukan oleh Uni Eropa kepada
Portugal dalam pemberian bailout, dipastikan juga bahwa kebijakan Uni Eropa
dalam mengatasi krisis ekonomi Portugal adalah kebijakan fiskal. Seperti halnya
di dua negara sebelumnya, berdasarkan teori kebijakan publik Dunn, dengan
adanya krisis ekonomi Portugal dan penanganannya oleh Uni Eropa, dapat
dijelaskan bahwa bantuan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik
189
Portugal dianggap juga tidak efektif jika ditinjau dari formulasi dan implementasi
kebijakan. Dari siklus formulasi kebijakan mengenai bantuan Uni Eropa dengan
pemberian dana talangan (bailout) yang bekerjasama dengan IMF ternyata tidak
efektif karena mendapatkan pertentangan dari beberapa negara besar seperti
Jerman dan Prancis. Pada implementasi kebijakan, kebijakan Uni Eropa tersebut
juga tidak efektif karena mendapatkan beragam hambatan. Dimana hambatan itu
berasal dari penolakan masyarakat dalam negeri Portugal sendiri yang dilakukan
oleh rakyatnya. Mereka menilai kebijakan pemerintah sebagai prasyarat kebijakan
bailout dari Uni Eropa sangat merugikan mereka, seperti memangkas gaji dan
fasilitas buruh serta menaikkan pajak.
Ini berarti bahwa kebijakan yang diterapkan Uni Eropa terbukti tidak
efektif, begitu juga dengan kebijakan yang dijalankan oleh Uni Eropa, dimana
terjadi beragam kendala dari dalam Uni Eropa itu sendiri seperti yang telah
dijelaskan di atas. Pada dasarnya argumen dasar yang dapat diambil dalam
analisis ini adalah bahwa strategi dan kebijakan Uni Eropa tidak efektif dalam
pelaksanaan pemberian bantuan kepada Portugal dari tahap formulasi dan
implementasi kebijakan dari lima siklus kebijakan William Dunn. Sebagai
akibatnya, terdapat hambatan Uni Eropa dalam usaha perbaikan ekonomi politik
di Irlandia karena ketidakefektifan Uni Eropa sebagai salah satu lembaga
internasional.
Penulis melihat, langkah penghematan guna mengurangi defisit yang
ditempuh oleh pemerintah Portugal sangat merugikan rakyatnya khususnya bagi
190
yang memiliki pekerjaan. Para pekerja mengalami kerugian dua kali dengan
adanya pemotongan gaji mereka sebesar 5%, dan meningkatkan pajak
pertambahan nilai sebanyak 2%. Langkah ini sepertinya harus dikaji ulang oleh
pemerintah Portugal supaya tidak ada pihak yang menjadi korban dalam proses
penanggulangan krisis di negara ini. Selain itu, Uni Eropa juga seharusnya bijak
setiap kali mengajukan syarat dalam pemberian dana talangan. Jangan sampai
berniat membantu negara anggotanya keluar dari krisis ekonomi tetapi malah
menambah beban bagi negara yang bersangkutan.
191
selain pihak bank, pemerintah Spanyol juga memberikan pinjaman kepada bankbank yang bermasalah dengan melakukan pinjaman ke berbagai pihak misalnya
kepada pihak swasta. Dalam perjalanannya, badan yang berperan besar dalam
perekonomian Spanyol tersebut semakin terpuruk (minim produksi), akhirnya
utang semakin banyak. Namun, jika dibandingkan dengan negara zona euro
lainnnya khususnya yang termasuk dalam kategori PIIGS, utang Spanyol masih di
bawah ke empat negara ini (lihat Grafik 3.13 hal.122). Pada tahun 2006-2008
rasio utang Spanyol semakin berkurang tiap tahunnya yaitu dari 43%, 39,6%,
36,1% tetapi memasuki tahun 2009 kembali naik ke posisi 39,8%, melambung ke
posisi 53,2% pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi 60,1%. Pada saat
rasio utang negara zona euro lainnya mencapai angka ratusan, Spanyol masih di
angka yang cukup aman seperti yang dianjurkan oleh otoritas namun bukan
berarti perekonomiannya aman-aman saja. Utang negaranya terus meningkat
buktinya adalah rasio utangnya terhadap PDB sampai Mei 2012 sudah pada posisi
79,7%173
Meskipun rasio utang Spanyol terhadap PDB-nya cukup aman namun di
sisi lain tidak demikian. Dari segi pertumbuhan ekonomi, ekonomi Spanyol
rendah, baik sebelum terkena krisis ekonomi apalagi setelah
ditimpa krisis
ekonominya bisa dipastikan akan rendah pula (lihat Tabel 3.21 hal.124). Tahun
2006 hanya pada posisi 4,0%, 3,5% pada tahun 2007 dan turun drastis ke posisi
0,9% pada tahun 2008. Memasuki era krisis tahun 2009 ekonominya anjlok ke
173 Spanish Debt-Some Highlights. http://www.thespanisheconomy.com/enGB/PublicFD/PublicDebt/Paginas/home.aspx, diakses tanggal 17 Mei 2012
192
posisi -3,7%, tahun 2010 masih di posisi minus yaitu -0,1%, tahun 2011 sudah ke
posisi positif tetapi masih sangat rendah. Untuk tahun ini, IMF memprediksikan
ekonomi Spanyol hanya pada posisi 1,1%. Rendahnya pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh sektor real estate dan sektor perbankan yang selama ini menjadi
mesin dalam perekonomian Spanyol mengalami kemunduran. Artinya tidak
memberikan keuntungan yang berarti bagi negara.
Dari segi ekspor, ekspor Spanyol cukup tinggi jika dibandingkan dengan
tiga negara belumnya karena menginjak angka dua digit sementara nilai ekspor
ketiga negara sebelumnya hanya pada posisi satu digit. Pada tahun 2006-2008
nilai ekspor tertinggi Spanyol mencapai angka 18 juta euro (lihat Grafik 3.14
hal.125) Namun, memasuki tahun 2009 nilai ekspornya turun dan hanya bisa
mencapai nilai tertinggi sekitar 15 juta euro. Tahun 2010-awal 2012 nilai ekspor
Spanyol kembali meningkat yaitu hampir menyentuh angka 20 juta euro.
Barang-barang seperti; mesin, kendaraan bermotor, bahan bakar, bahan
kimia, dan barang setengah jadi dan bahan makanan telah memberikan
konstribusi yang banyak dalam kegiatan ekspor Spanyol dengan menjadikan nilai
ekspor Spanyol cukup tinggi. Selain itu, Spanyol juga dikenal merupakan
eksportir anggur terbesar ketiga di dunia. Kemungkinan besar komoditas inilah
yang berkonstribusi banyak dalam sektor ekspor Spanyol. Pemerintah dan pihakpihak yang terlibat langsung dalam kegiatan ekspor harus menjaga bahkan
meningkatkan jumlah ekspornya demi menambah pendapatan negara sehingga
bisa menutupi utang dan berkonstribusi bagi penghematan anggaran.
193
Adapun negara yang menjadi mitra ekspor utama Spanyol khususnya pada
tahun 2010 adalah Prancis, Jerman, Portugal, Italia, dan Inggris. Itu artinya
bahwa mitra ekspornya berasal dari negara sesama anggota Uni Eropa sendiri dan
ternyata negara-negara itu menyumbang 70% bagi nilai ekspor Spanyol. Ini
sekaligus menjadi jawaban bagaimana krisis di suatu negara bisa berpengaruh
atau menjalar ke negara-negara lainnya. Sesuai fakta tersebut, krisis ekonomi
Spanyol bertransmisi ke Portugal dan Italia salah satunya lewat jalur impor.
Maksudnya adalah ketika Spanyol siap mengekspor komiditas unggulannya ke
Portugal dan Italia tetapi kedua negara ini tidak mampu dalam membelinya
karena dililit utang (kekurangan dana) maka secara pasti akan berdampak buruk
bagi Spanyol karena salah satu sumber pendapatan negaranya yang cukup
diandalkan akan berkurang.
Dari segi impor, Spanyol juga merupakan negara yang bisa dikategorikan
pengimpor handal. Hal ini bisa dilihat dari nilai impornya yang cukup tinggi yaitu
menyentuh angka dua digit, sama halnya dalam kegiatan ekspor. Nilai impor
Spanyol sebelum dan saat krisis memang menunjukkan perbedaan yang cukup
signifikan (lihat Grafik 3.15 hal.126). Dari tahun 2006-2008, nilai impor
tertinggi mencapai angka 26 juta euro dan terendah sekitar 19 juta euro.
Memasuki 2009 nilai impornya sangat menurun, nilai tertingginya hanya sampai
pada angka sekitar 19 juta euro dan nilai terendah sekitar 14,2 juta euro. Dengan
adanya data ini, terbukti bahwa Spanyol benar dilanda krisis.
194
Negara-negara yang menjadi mitra impor Spanyol juga berasal dari Uni
Eropa seperti Jerman, Prancis, Italia, Belanda, Inggris. Hal ini kembali
membuktikan bahwa krisis dalam sebuah kawasan (region) itu mudah
mempengaruhi negara lain di sekitarnya salah satunya lewat jalur impor. Sama
halnya dengan kegiatan ekspor suatu negara yang tidak bisa berjalan mulus ketika
terjadi krisis ekonomi, aktivitas impor pun demikian. Jarang atau bahkan tidak
ada satu pun negara yang bisa mempertahankan atau meningkatkan kegiatannya
membeli barang atau segala jenis yang diperlukannya dari negara lain ketika
sedang dalam keadaan krisis.
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Spanyol
bertambah begitu cepat (lihat Grafik 3.16 hal.127). Dari tahun 2006-2008
persentase jumlah pengangguran hanya sekitar 8% - 9%. Memasuki tahun 2009,
jumlah pengangguran melonjak tajam ke posisi lebih dari 10%. Bahkan sampai
Januari 2012 dilaporkan jumlah pengangguran di Spanyol sudah menyentuh
angka
195
dalam bidang politik. Namun, satu hal menarik yang dilakukan oleh pemerintah
Spanyol adalah memberikan tunjangan kepada warganya yang menganggur.
Suatu hal yang memang aneh, di satu sisi negara mengalami defisit, di sisi lain
negara mensubsidi warganya yang kehilangan dan atau tidak memiliki pekerjaan.
Mungkin cara ini ditempuh oleh pemerintah Spanyol sebagai langkah
mempertahankan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah dan tentunya juga
untuk mencegah kekacaun dalam berbagai bidang khususnya dalam bidang
politik. Namun, penulis melihat, langkah semacam ini sepertinya kurang bagus
karena bisa saja warga negaranya yang menganggur tidak mau lagi bersungguhsungguh mencari pekerjaan karena adanya subsidi dari negara. Mungkin inilah
salah satu penyebab tingginya angka pengangguran di Spanyol jika dibandingkan
dengan negara-negara zona euro lainnya khususnya dalam lingkup negara PIIGS
(lihat grafik tingkat pengangguran di semua negara PIIGS, Spanyol yang tertinggi
tingkat penganggurannya). Dalam kasus ini, penulis juga melihat terjadinya
pengalokasian anggaran yang tidak tepat karena diberikan kepada pihak yang
sebenarnya belum pantas menerimanya misalnya bagi warga negara yang secara
fisik masih kuat dalam mencari pekerjaan. Pengalokasiaan anggaran yang tidak
tepat semacam inilah yang menjadi salah satu penyebab defisit anggaran.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data defisit terhadap PDB
Spanyol dari tahun 2006-2011 ;
196
Selain faktor dalam negeri, krisis ekonomi Spanyol juga banyak mendapat
pengaruh dari krisis ekonomi Portugal karena Spanyol merupakan pemegang
surat utang terbesar Portugal. Menurut data dari Barclays Capital, sekitar 86%
utang Portugal dimiliki investor asing. Dari total exposure utang milik asing itu,
45%-nya dimiliki masyarakat, perbankan, dan perusahaan swasta Spanyol. Situasi
ini diperparah dengan sekitar 80% bank Spanyol beroperasi di Portugal.174
Data statistik menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Spanyol pada kuartal
III dibandingkan dengan kuartal II pada tahun ini tercatat 0% alias tidak
mengalami pertumbuhan. Jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu,
perekonomiannya
masih
tumbuh
0,8%.
Lagi-lagi,
kegagalan
program
197
pemicunya. Tidak hanya itu, tergerusnya ekonomi Spanyol akibat krisis global
pun disebut bank sentralnya sebagai alasan lain stagnasi perekonomian negara
tersebut. Situasi ini tentu bakal menjadi ancaman bagi kondisi ekonomi
selanjutnya. Lebih-lebih, Spanyol harus menghadapi tingkat pengangguran yang
masih tinggi, mencapai 22%. Target defisit anggaran sebesar 6% pada tahun ini
yang dipatok Uni Eropa pun tak tertutup kemungkinan bakal meleset kembali.
Pertengahan bulan lalu, lembaga pemeringkat utang Moody's Investors
Service memangkas peringkat utang Spanyol sebanyak dua level. Menurunnya
peringkat Spanyol dari AA2 menjadi A1 ini dipicu tingginya tingkat utang
perbankan dan rentannya kondisi sektor korporasi. Ini merupakan pemangkasan
peringkat beruntun yang diterima Spanyol setelah sebelumnya Standard & Poor's
dan Fitch Ratings menurunkan peringkat Spanyol sebanyak satu tingkat.175
Menurut lembaga pemeringkat yang bermarkas di Amerika Serikat itu,
memburuknya pertumbuhan zona euro bakal membuat tantangan lebih besar bagi
Spanyol untuk mencapai target fiskalnya. Dalam laporannya, lembaga
pemeringkat itu bahkan mewanti-wanti kemungkinan terus menurunnya peringkat
Spanyol jika krisis utang zona euro terus berlanjut. "Spanyol terus menghadapi
tantangan berat dari berbagai sektor, seperti penurunan ekspor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lemahnya sektor perbankan," tulis
Moody's dalam laporannya. Dengan tingkat pengangguran di Spanyol yang kini
mencapai 20%, bukan perkara mudah memulihkan kondisi perekonomian negara
berpenduduk sekitar 45 juta jiwa itu. Imbas krisis global dan krisis sektor properti
175 Ibid
198
yang diakibatkan kucuran kredit berlebihan pada sektor properti telah membawa
perekonomian negeri itu goyah.176
Meskipun di awal pemerintahannya sejak terpilih sebagai Perdana Menteri
Spanyol yang baru, Mariano Rajoy berkomitmen untuk tidak mendapatkan
bailout dari Uni Eropa dan IMF melainkan melakukan reformasi ekonomi secara
ketat, "Spanyol membutuhkan itu dan kebutuhannya mendesak, perubahan
struktural yang mendalam untuk tumbuh dan menciptakan lapangan kerja,"
177
seperti menambah penghematan fiskal, reformasi pasar tenaga kerja dan meminta
bank menyisihkan tambahan 54 miliar euro dari provisi kredit bermasalah dan
bantalan modal,178 melakukan penghematan dengan memangkas belanja publik
senilai 16,5 miliar euro dan berencana menaikkan usia pensiun dari 65 tahun
menjadi 67 tahun. Namun, pada akhirnya Spanyol menyerah juga. Programprogram tersebut tidak cukup untuk menutupi kerugian yang diderita oleh sektor
perbankan di negara tersebut. Akhirnya tanggal 10 Juni Spanyol resmi menerima
bailout dari Uni Eropa senilai 125 miliar dolar.
Dari perspektif penulis, utang negara dan defisit anggaran yang semakin
meningkat ditambah masalah-masalah lainnya seperti pertumbuhan ekonomi
rendah dan pengangguran meningkat membuat Spanyol juga meminta bailout
kepada Uni Eropa. Menurut laporan terakhir, utang negara Spanyol berada pada
176 Ibid
177 Krisis Spanyol Bahas Skema Pengaturan Bank.
http://bisnis.vivanews.com/news/read/308898-krisis--spanyol-bahas-skema-pengaturanbank, diakses tanggal 19 Mei 2012
178 Ibid
199
level 79,7%. Jika dibandingkan dengan negara zona euro yang duluan terkena
krisis, utang negara Spanyol belumlah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan.
Namun, karena sektor perbankan yang menjadi urat nadi dalam perekonomian
Spanyol bangkrut sehingga membuat negara tersebut meminta bailout.
Menurut Rajoy, syarat pencairan bailout tersebut tidaklah terlalu berat
karena tidak akan ada penghematan baru setelah diberikan. Hal tersebut didukung
oleh posisi tawar Spanyol sebagai ekonomi terbesar ke empat di zona euro
sehingga keruntuhannya akan menjadi malapetaka bagi ke-17 negara zona euro
lainnya.179 Namun, penulis melihat, akan tidak adanya penghematan baru tersebut
masih dua kemungkinan. Jika Spanyol ke depan ini bisa membenahi
perekonomiannya khususnya sektor perbankan, mungkin bisa dipastikan Spanyol
tidak akan ditekan untuk melakukan penghematan baru, tetapi jika yang terjadi
adalah sebaliknya, dalam artian perekonomian Spanyol makin terpuruk maka
sepertinya mustahil Uni Eropa dan negara-negara zona euro lainnya tidak
mendesak Spanyol untuk melakukan penghematan secara besar-besaran
mengingat efek domino bagi negara zona euro lainnya.
Pemberian bailout kepada Spanyol yang secara khusus ditujukan kepada
perbankannya, lebih ringan dibandingkan tiga negara sebelumnya karena tidak
disertai dengan syarat-syarat yang berat seperti menaikkan bahkan membuat
pajak
baru
dan
mengurangi
jumlah
perusahaan
beserta
karyawannya.
200
201
Menurut data yang ada, sebelum krisis ekonomi terjadi utang negara Italia
memang sangat tinggi khususnya jika dibandingkan dengan negara PIIGS (lihat
Grafik 3.17 hal.134). Dari tahun 2006-2008 utang negara Italia sudah di atas
angka 100% yaitu; 105,9% (2006), 106,6% (2007), 103,6% (2008). Tahun
berikutnya semakin meningkat dan terakhir dilaporkan menembus angka lebih
dari 200% dari PDB negara itu. Bahkan fakta yang cukup mencengangkan adalah
sejak dulu utang negara Italia tidak pernah pada posisi seperti yang telah
ditetapkan oleh otoritas. Rasio utang negara terhadap PDB-nya yang terendah saja
bahkan dua per tiga dari ketetapan otoritas karena dalam sejarah perekonomian
Italia, rekor terendah utang negaranya yaitu 90,50% pada bulan Desember 1988.
Dari data tersebut, bukan hal yang mengherankan jika total utang
negaranya melebihi angka 2 triliun euro. Jumlah utang yang begitu tinggi inipun
memberikan predikat negatif kepada Italia sebagai negara dengan utang tertinggi
se-kawasan Eropa. Penulis melihat, hal tersebut sangat mempertaruhkan
perekonomian bahkan masa depan negara ini. Sudah saatnya pemerintah mencari
langkah-langkah solutif yang efektif khususnya dalam bidang ekonomi untuk
mengatasi jumlah utang yang begitu tinggi. Jangan hanya mengandalkan bantuan
dana yang sifatnya sementara dari badan-badan seperti Uni Eropa dan IMF
ataupun badan keuangan lainnya.
Utang yang terlalu tinggi berpengaruh buruk pada setiap sektor dalam
negara Italia khususnya dalam bidang ekonomi dengan menghambat laju
pertumbuhan ekonomi. Hal ini bisa terjadi karena dengan tingginya utang negara
202
membuat pemerintah hanya berfokus pada besarnya jumlah utang sementara cara
untuk mengatasi utang tersebut terabaikan. Sebelum terjadinya krisis ekonomi
(2006-2007), pertumbuhan ekonomi Italia sudah sangat rendah dan semakin
menurun tiap tahunnya bahkan pada tahun 2008 sebagai tahun awal mula krisis
terjadi sampai ke posisi minus (lihat Tabel 3.24 hal.135). Memasuki tahun 2009,
ekonomi semakin parah sampai ke posisi -5,2%. Meskipun tahun 2010 kembali
ke posisi positif namun masih sangat rendah yaitu 1,3%. Menurut prediksi IMF
tahun lalu dan tahun ini pertumbuhan ekonomi kembali menurun ke posisi 0,6%
dan 0,3%.
Dari segi ekspor, nilai ekspor Italia cukup tinggi khususnya dalam lingkup
kawasan Eropa (lihat Grafik 3.18 hal.136). Pada Februari 2012 ekspor Italia
adalah senilai 31,8 miliar euro. Hal ini disebabkan oleh beragamnya komoditas
atau barang-barang yang menjadi andalan ekspornya mulai dari makanan,
minuman, pakaian, bahan-bahan kimia sampai ke barang-barang industri seperti
kendaraan bermotor dan kendaraan mewah. Dan yang menjadi mitra utama
ekspornya adalah negara sesama anggota Uni Eropa sendiri seperti Jerman,
Prancis, Spanyol, dan Inggris karena menyumbang sekitar 59% bagi total nilai
ekspor Italia.
Dari segi impor, nilai Italia juga relatif tinggi khususunya produk-produk
energi, elektronik, tembakau. Dari tahun 2006-2008 (lihat Grafik 3.19 hal.137),
nilai impor terendah sekitar 23 juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 35 juta
euro. Sedangkan dari tahun 2009 - awal 2012 nilai terendah impor sekitar 17,5
203
juta euro dan nilai impor tertinggi sekitar 38 juta euro. Pada Februari 2012 impor
Italia adalah senilai 32,9 juta euro. Pada kurva tersebut terlihat pada tahun 2009
betapa nilai impor Italia turun drastis yaitu sampai ke angka 17,5 juta euro karena
di tahun inilah dampak krisis betul-betul dirasakan di negara PIIGS. Adapun
negara yang menjadi mitra impor utama Italia adalah juga berasal dari dalam Uni
Eropa yakni; Jerman, Prancis, Belanda, dan Spanyol. Dari fakta tersebut terlihat
bahwa krisis ekonomi Italia menular ke Spanyol salah satunya lewat jalur ekspor
dan impor.
Dari segi tingkat pengangguran, jumlah pengangguran di Italia melonjak
tajam seperti di empat negara sebelumnya. Dari tahun 2006-2008 jumlah
pengangguran sebenarnya perlahan-lahan mengalami penurunan (lihat Grafik
3.20 hal.138). Pada awal tahun 2008 - pertengahan 2008 jumlah pengangguran
turun dari posisi sekitar 7,8% ke posisi 5,9%. Namun, akhir tahun 2008 jumlah
tersebut perlahan-lahan meningkat sampai sekarang pada posisi sekitar 9,3 %.
Jika di empat negara sebelumnya, Uni Eropa telah berperan dalam
mengatasi krisis ekonomi yang terjadi di masing-masing negara, lain halnya di
Italia. Meskipun diketahui bahwa utang negara Italia lebih banyak di antara
sesama negara PIIGS, Uni Eropa belum turun tangan langsung dalam membantu
negara tersebut dalam mengatasi krisis ekonomi. Sejauh ini, Uni Eropa baru
sebatas menganjurkan Italia untuk berbuat lebih banyak dalam perbaikan
ekonomi negaranya khususnya mengurangi utang negara. Selain itu, Uni Eropa
204
dari
Capital
The Guardian,
mengemukakan jika biaya penerbitan surat utang makin tinggi, nilainya bisa
mencapai sekitar US$ 880 miliar dalam tiga tahun ke depan. Jika pemerintah
205
206
konsumsi negara (pemerintah) lebih besar daripada produksi. Dan inilah yang
terjadi di negara PIIGS yang secara ekonomi masih lemah. Beda halnya dengan
negara zona euro lainnya khususnya yang ekonominya kuat. Selain ekonomi yang
sudah mapan, produksi lebih diutamakan daripada konsumsi sehingga anggaran
surplus.
207
Melihat dampak buruk yang telah dan yang akan ditimbulkan oleh
terjadinya krisis ekonomi PIIGS, Uni Eropa tentunya terdorong untuk segera
menyelesaikan krisis ekonomi yang mengancam eksistensi regionalnya tersebut.
Hal yang mendorong Uni Eropa adalah;
a. Faktor Internal;
1) Adanya kesadaran (awareness) dari Uni Eropa akan tanggung jawab
moralnya sebagai organisasi regional yang telah menyatukan 27 negara di
kawasan benua Eropa dalam satu mata uang tunggal yakni euro terkecuali
bagi beberapa negara yang belum mau bergabung (negara non zona euro).
Situasi ini dipahami oleh Uni Eropa, dan lembaga-lembaga keuangan
untuk ikut terlibat dalam masalah krisis ekonomi tersebut. Uni Eropa
bertanggung jawab bagi negara anggotanya sebagai satu kesatuan. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Vikram Nehru (cucu Jawaharlal Nehru),
seorang Analis Ekonomi Global dan juga Mantan Kepala Ekonom
sekaligus Direktur Departemen Bank Dunia yang mengurusi pengurangan
kemiskinan, manajemen ekonomi, dan sektor privat dan swasta yang kini
menjadi Senior Associate Carnegie Endowment, salah satu dari think
tank terbesar di dunia bahwa Uni Eropa menjamin setiap negara di
wilayahnya. Mereka memandang wilayah itu sebagai kesatuan, bukan
208
182 Vikram Nehru: Subsidi Itu Berbahaya. http://bali-bisnis.com/index.php/vikramnehru-subsidi-itu-berbahaya/, diakses tanggal 25 Juni 2012
183 Yunani Buat Terobosan tapi Tidak Punya Posisi Tawar.
http://financeroll.co.id/news/20400/yunani-buat-terobosan-tapi-tidak-punya-posisi-tawar,
diakses tanggal 23 Juni 2012
209
anggota. Untuk itu, Uni Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis
ekonomi PIIGS meskipun itu mungkin dalam waktu yang cukup lama.
b. Faktor Eksternal;
1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera
mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga efek
domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam perekonomian
regional bisa diminimalisir. Misalnya desakan yang datang dari Inggris
lewat Perdana Menterinya, David Cameron, "Yang kami butuhkan adalah
rencana tegas untuk Yunani, dan kita perlu rencana pasti untuk membantu
menggerakkan perekonomian Eropa, kita harus mengatasi masalah itu
juga atau krisis akan terus terulang kembali," kata Cameron kepada
wartawan di Brussel. Cameron juga mendesak 17 negara yang
menggunakan mata uang euro untuk mengambil tindakan jangka panjang,
termasuk mengizinkan Bank Sentral Eropa menstabilkan mata uang
tunggal yang bermasalah itu. Inggris tidak menggunakan mata uang euro
tetapi zona euro adalah mitra dagang terbesarnya dan krisis keuangan itu
telah memukul perekonomian Inggris, yang saat ini berada dalam resesi.184
2) Adanya desakan dari dunia internasional terhadap Uni Eropa agar segera
mencari solusi yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS karena
krisis tersebut mengancam perekonomian global. Misalnya desakan yang
184 PM Inggris Desak Rencana Tegas Untuk Yunani. http://id.berita.yahoo.com/pminggris-desak-rencana-tegas-untuk-yunani-052511245.html, diakses tanggal 22 Juni 2012
210
185 G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/93646, diakses tanggal 21 Juni 2012
211
212
mereka. Untuk itu, bailout akan susah diberikan oleh Uni Eropa jika prasyarat
yang diajukan tidak dipenuhi oleh negara peminta bailout. Misalnya di
Yunani, ada empat partai yang berkuasa yaitu Partai Demokrasi Baru, Partai
Sosialis PASOK yang pro bailout dan partai oposisi Koalisi kelompok kiri
Syriza dan Partai sayap kanan Yunani Merdeka yang anti bailout. Dalam
pemilu parlemen tidak ada partai yang memperoleh suara mayoritas meskipun
suara tertinggi sebanyak 18,9%, atau 108 kursi dari 300 kursi parlemen diraih
oleh Partai Demokrasi Baru. Namun, mitra koalisinya, partai Sosialis PASOK,
hanya berada di urutan ketiga dengan 13,4% suara. Gabungan kedua partai
yang pro dana talangan ini hanya meraih 149 kursi, kurang dua kursi untuk
meraih mayoritas sederhana. Hasil ini merosot jauh dari perolehan total
77,4% suara yang diraih koalisi itu pada pemilu 2009. Koalisi kelompok kiri
Syriza yang antidana talangan sukses meraih 16,6 % suara atau 52 kursi.
Partai sayap kanan Yunani Merdeka, yang juga menolak perjanjian Yunani
dan Uni Eropa, meraih 33 kursi. Melihat hal tersebut, pemimpin Syriza,
Alexis Tsipras menyatakan Ini pesan revolusi damai. Pemimpin Eropa harus
mengerti kebijakan penghematan telah kalah. 188
C. Masa Depan Uni Eropa Dengan Terjadinya Krisis Ekonomi PIIGS 2008
Integrasi Eropa secara riil dimulai dari kerjasama ekonomi sejak lahirnya
European Coal and Steel Community (ECSC) tahun 1951. Kemudian diikuti oleh
188 Rakyat Hukum Partai Penguasa.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/08/02430267/Rakyat.Hukum.Partai.Pen
guasa, diakses tanggal 23 Mei 2012
213
214
nasional, kebijakan luar negeri dan keamanan di Otto-Suhr Institute bidang ilmu
politik di Freie Universitat Berlin, sebagai peneliti di Jerman bidang internasional
dan sebagai pemimpin program Ph.D di Hertie School of Governance di Berlin,
dalam artikelnya berjudul The Euro Between National and European Identity
yang dimuat dalam Journal of European Public Policy pada Agustus 2003
mengeksplorasi mengenai bagaimana penggunaan mata uang euro di sebagian
besar negara-negara anggota Uni Eropa mampu membentuk suatu identitas
bersama (kolektif), yakni identitas Eropa. Artikel tersebut muncul karena tahun
sebelumnya (Januari, 2002), euro secara fisik baru digunakan dan diberlakukan di
mayoritas negara-negara di Eropa, sehingga, munculnya artikel ini merupakan
elaborasi dan eksplanasi dari euro yang hadir sebagai salah satu pembentuk
identitas bersama. Artikel Risse dalam studi Hubungan Internasional mampu
berfungsi sebagai salah satu acuan penting berkaitan dengan upaya integrasi
Eropa dan pembentukan identitas Eropa melalui salah satu indikatornya, yaitu
mata uang, dalam hal ini adalah euro. Argumen utama Risse dalam artikel
tersebut adalah bahwa uang merupakan salah satu penanda identitas yang
menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat dan terkait dalam upaya
pembangunan nasional yang berhubungan dengan identitas nasional bersama.192
Kedua, adanya keinginan untuk hidup berdampingan secara damai di antara
bangsa-bangsa Eropa Barat, dan kemauan bersama untuk melindungi diri dari
ancaman ekspansi komunis. Ini disebabkan negara-negara nasional ketika itu
192 The Euro Between National and European Identity.
http://ameliafitriani04.wordpress.com/gudang-karya/artikel/the-euro-between-nationaland-european-identity/, diakses tanggal 26 Juni 2012
215
tidak mampu mencegah pecahnya Perang Dunia II. Atas dasar itu, timbul
kebutuhan untuk menyatukan struktur politik yang mapan, guna mencegah
perang, baik dengan sesama negara Eropa Barat maupun blok Eropa Timur. Hal
tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Dosen Holistic Education
Center Universitas Fujen Liang, Chong Min bahwa sasaran utama
didirikannnya
Uni
Eropa
adalah
berharap
menghindari
perang
dan
216
Denmark, Irlandia dan Norwegia untuk mengajukan diri bergabung dengan EC.
Pengajuan diri Inggris untuk menjadi bagian dari EC tidak berjalan mulus.
Kejadian-kejadian di masa lalu membuat De Gaulle (Presiden Perancis) tidak
meloloskan niat Inggris untuk bergabung dengan EC. Seiring berjalannya waktu,
penggantian tampuk kepemimpinan di Perancis akhirnya memberikan angin segar
kepada Inggris untuk meloloskan niatnya bergabung dengan EC. Di masa
kepemimpinan Georges Pompidou, Inggris beserta tiga negara lainnya resmi
bergabung dengan EC. Fakta penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris
untuk bergabung dengan EC yang didasari oleh kejadian-kejadian di masa lalu
menimbulkan retorika apakah keberadaan ECSC, EEC, dan EURATOM yang
akhirnya terintegrasi ke dalam European Community murni berdasarkan
kepentingan dan tujuan bersama dalam bidang ekonomi saja ? Metamorfosa EC
menjadi European Union (EU) terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang,
dan di dalamnya terdapat banyak perkembangan kebijakan-kebijakan baru
melalui pertemuan-pertemuan antar negara anggota yang jumlahnya senantiasa
bertambah. Penolakan De Gaulle terhadap keinginan Inggris untuk bergabung
dengan EC bukan satu-satunya hal yang menimbulkan retorika keberadaan EU
yang diawali oleh EC didasari atas kepentingan dan tujuan ekonomi saja.
Kenyataan lainnya yang cukup mencolok adalah adanya beberapa negara anggota
yang menolak menggunakan mata uang euro.195
Keempat, adanya motivasi pendiri ME untuk mengembangkan konsep
freedom dan mobility. Ini disebabkan bertahun-tahun mereka terbelenggu akibat
195 Ibid
217
218
219
ekonomi yang disepakati pada EEC segera diterapkan, sehingga pada tahun 1968
semua tarif yang ada antar negara-negara anggota dihilangkan sepenuhnya.
Setelah ketiga organisasi itu disatukan ke dalam EC tidak terlihat adanya progress
yang cukup besar, sampai pada saat Georges Pompidou menggantikan posisi De
Gaulle sebagai Presiden Perancis. Georges Pompidou melakukan tindakantindakan yang lebih terbuka untuk memicu perkembangan EC. Atas saran
Pompidou, sebuah pertemuan digelar di Den Haag, Belanda pada tahun 1969.
Dalam pertemuan ini dicapai beberapa poin penting, seperti pembentukan sistem
financial untuk EC yang didasarkan pada kontribusi tiap negara anggota,
pembentukan kebijakan luar negeri, dan negosiasi dengan Inggris, Denmark,
Irlandia dan Norwegia untuk bisa bergabung dengan EC. Sukses besar EC
berlanjut sampai pada terbentuknya komunitas regional yang saat ini dikenal
dengan nama European Union. Dalam perkembangannya, banyak terjadi
pertemuan-pertemuan lainnya yang menghasilkan banyak kebijakan-kebijakan
baru dan jumlah keanggotaan yang semakin besar jumlahnya.197
Kelima, para pendiri ME mengharapkan munculnya suatu kekuatan baru
dalam kebersamaan itu. Melalui suatu United States of Europe, negara-negara
Eropa Barat (bukan hanya anggota ME), akan dapat menyatukan kekuatan untuk
memainkan peran politiknya dalam skala regional maupun global. Ide tentang
pembentukan United States of Europe pernah disampaikan Victor Hugo pada
197 Ibid
220
tahun 1849. Baru pada tahun 1946, Winston Churchill dalam pidatonya di Zurich
University, mengangkat ide itu kembali melalui pernyataan berikut198;
We must create the European Family, and provide it with a
structure under which it can dwell and peace, in safety and in
freedom. We must build a kind of United States of Europe.
221
awal itu. Dalam perjalanannya, Uni Eropa tumbuh menjadi sebuah regionalisme
yang disegani dunia karena prestasinya.
Menurut penulis, prestasi itu dimulai dari ;
a. Perluasan wilayah, dimulai dari 6 negara sebagai pendiri (1951) kemudian
melakukan perluasan menjadi 9 negara (1973), kemudian 12 negara (1986),
15 negara (1995), 25 negara (2004) dan perluasan terakhir menjadi 27 negara
(2007). Pada tanggal 25 Maret 1951 enam negara yakni Belgia, Luksemburg,
Belanda, Perancis, Jerman, dan Italia menandatangani Perjanjian Roma atau
Treaty of Rome dan semenjak saat itu membuka lembaran yang bersejarah
bagi integrasi ekonomi dan politik Eropa. Dan 50 tahun kemudian seiring
dengan bergabungnnya negara-negara Eropa yang lain, komunitas Eropa
terus berkembang, pada tahun 1993 menyetujui Perjanjian Maastrich dan
wawasan kerjasamanya dikembangkan hingga masalah hukum, administrasi
dalam negeri dan hubungan luar negeri. Komunitas Eropa ini kemudian
menjadi Uni Eropa. Setelah mengalami 6 kali upaya pengembangan,
keanggotaan Uni Eropa terus dikembangkan ke arah timur, kini Uni Eropa
sudah memiliki 27 negara anggota untuk menjadi badan politik dan ekonomi
dengan populasi 500 juta orang.199
b. Unifikasi moneter yaitu penggunaan satu mata uang tunggal (single
currency) yakni euro bagi negara anggota, kecuali Inggris, Denmark, Swedia,
Republik Ceko, Latvia, Lithuania, Hongaria, Polandia, Bulgaria, dan
19950 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit
222
Rumania yang memilih untuk tidak menggunakan mata uang bersama karena
alasan-alasan tertentu dari negara yang bersangkutan seperti alasan
kedaulatan mata uang. Secara makro ekonomi, adanya satu mata uang
tunggal
Eropa
diharapkan
mengurangi
biaya
transaksi
selisish
223
224
225
Inilah sejumlah keunggulan (prestasi) yang telah dicapai oleh Uni Eropa
dengan 27 negara anggota yang telah berkembang menjadi suatu trade block
terkuat yang diakui dunia.
Namun, saat ini prestasi itu (khususnya kemajuan dalam bidang ekonomi)
mulai luntur dan diragukan akan tetap dipertahankan melihat kenyataan yang ada.
Krisis ekonomi Eropa khususnya krisis ekonomi PIIGS yang berkepanjangan
(2008-sekarang) menjadi alasan utama diragukannya keeksistensian organisasi
regional ini. Bahkan dengan adanya krisis tersebut, banyak pihak yang
berpendapat bahwa kekuatan ekonomi mulai bergeser dari negara kapitalis
(Amerika dan Eropa) ke negara-negara Asia. Misalnya, laporan National
Intelligence Council (NIC) berjudul Global Trends 2015 menyebutkan, krisis
ekonomi AS dan Uni Eropa tersebut menjadi sinyal pergeseran kekuatan yang
sudah mulai terjadi. Pamor AS dan Eropa di bidang ekonomi dan militer kian
memudar. Sebaliknya, Asia akan menjadi sentra manufaktur dan sektor jasa
lain.204
Bahkan krisis ekonomi yang menimpa negara-negara pengemban ideologi
kapitalis itu menunjukkan bahwa sistem ekonomi kapitalis saat ini berada di tepi
jurang yang dalam. Pertumbuhan ekonomi yang dikejar adalah pertumbuhan
ekonomi semu. Azas ekonomi adalah pertambahan pendapatan nasional (national
income). Artinya, sistem ekonomi kapitalisme memiliki satu tujuan yaitu
226
meningkatkan kekayaan negara secara makro. Dan satu hal lain yang membuat
negara-negara kapitalis dicibir adalah ketika menghadapi krisis upaya
penyelamatan yang dilakukan pemerintahnya ibarat menjilat ludah sendiri.
Pemerintah
negara-negara
kapitalis
yang
semula
menentang
intervensi
227
sebagai negara pengguna euro. Tiap negara kembali memperkokoh mata uang
negaranya masing-masing karena masalah utang negara yang tidak kunjung
selesai ditambah kompleksitas masalah lain seperti berkurang dan atau bahkan
hilangnya lapangan pekerjaan yang menyebabkan pengangguran melonjak tajam.
Intinya yang terjadi sekarang di Uni Eropa adalah semangat nasionalisme masingmasing negara lebih dominan dibandingkan semangat regionalisme. Urusan
ekonomi nasional menjadi prioritas masing-masing anggota Uni Eropa daripada
urusan kebijakan ekonomi, politik dan solidaritas anggota komunitas regional
Eropa. Setiap negara lebih memikirkan bagaimana mengatasi masalah ekonomi
yang melanda negaranya, daripada mengurusi urusan anggota Uni Eropa lainnya
yang dilanda krisis hingga terancam bangkrut. Hal tersebut pernah dilontarkan
oleh mantan Menteri Luar Negeri Jerman, Hans-Dietrich Genscher bahwa "Saya
mengkhawatirkan
meningkatnya
gelombang
nasionalisme
negara-negara
228
207 Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?
id=93176&title=menunggu_bubarnya_uni_eropa_3__uni_sovyet_pun_akhirnya_harus_b
ubar, diakses tanggal 25 Mei 2012
208 Ibid
229
membawa keluar bangsanya dari krisis ekonomi. Tetapi hal itu bisa saja
terjadi jika krisis tersebut masih berlanjut beberapa tahun ke depan ini tanpa
solusi yang tepat dan serius. Uni Eropa akan kehilangan kepercayaan sebagai
institusi regional tertinggi yang telah menyatukan negara-negara dalam satu
mata uang tunggal dan seharusnya mengayomi setiap anggotanya saat berada
dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Bahkan pada titik klimaks, ketika
dahulu negara-negara Eropa berbondong-bondong minta diakui sebagai
bagian dari zona euro, saat ini negara anggota akan satu per satu
meninggalkan atau dipaksa keluar dari zona euro karena keberadaan mereka
dianggap mengancam negara-negara zona euro lainnya. Buktinya adalah
pernyataan PM Yunani, Lucas Papademos yang menyatakan negaranya
sedang merencanakan kontingensi untuk keluar di zona Euro. 209 Negaranegara akan kembali memperkokoh mata uangnya sendiri. Dan negara
anggota yang dahulunya berniat untuk menggunakan euro kini berpikir dua
kali untuk menjadi negara zona euro. Seperti kata Perdana Menteri Republik
Ceko, Petr Necas, "Kami setuju bergabung dengan zona euro, tapi bukan
persatuan utang."210
Selain itu, kebijakan bailout yang ditempuh oleh Uni Eropa demi
menyelamatkan negara anggotanya selalu mendapat tentangan dari banyak
pihak, baik dari negara yang dibantu yaitu kubu opisisi pemerintah berkuasa,
209 _____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securities-t323484.html?
&page=11, diakses tanggal 24 Mei 2012
210 Ibid
230
parlemen maupun dari dalam tubuh Uni Eropa sendiri karena jalan ini
dianggap bukanlah solusi yang tepat. Buktinya adalah ketidaksetujuan
Jerman, Prancis, Belanda, dan Finlandia atas pencairan dana bailout tahap
kedua bagi Yunani. Di lain pihak, pengesahan Konstitusi Uni Eropa yang
bertujuan untuk lebih mengintegrasikan negara anggotanya juga mengalami
hambatan karena ditolak oleh Belanda dan Prancis. Bagi mereka, Uni Eropa
tidak lebih dari sebuah proyek elite para politisi karena penuh aturan birokrasi
tetapi tidak memberikan keuntungan nyata buat masyarakat umum.
b) Dari sudut pandang kepercayaan global, Uni Eropa akan kehilangan
kepercayaan dunia. Kesan sebagai model regionalisme terbaik dunia dengan
kekuatan dalam berbagai bidang khususnya ekonomi dan politik hanya akan
tinggal kenangan. Seperti yang dikemukakan oleh Asisten Profesor
Departemen urusan International Wenzao Ursuline College of Languages,
Yang San Yi bahwa integrasi Uni Eropa sebenarnya mempunyai kaitan
sangat erat dengan perkembangan ekonomi negaranya, di kala situasi
perkembangan ekonomi negara bagus, tingkat integrasinya biasanya lebih
cepat tapi seiring dengan melambannya perkembangan situasi politik Eropa
dalam tahun-tahun belakangan ini, ada makin banyak orang yang meragukan
tingkat integrasi Uni Eropa.211
c) Dari sudut pandang ekonomi khususnya dalam bidang investasi, Uni Eropa
akan kehilangan kepercayaan dari para investor baik investor domestik
211 50 Tahun Uni Eropa, Alat Tua dan Tantangan Baru. Op.Cit
231
232
lebih baik lagi sehingga citra organisasi regional terbaik dunia kembali mereka
dapatkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari sekian banyak ulasan dalam tulisan ini, penulis menyimpulkannya
dalam beberapa poin, yaitu ;
1. Bentuk kebijakan Uni Eropa dalam mengatasi krisis ekonomi PIIGS adalah
kebijakan fiskal dengan memberikan bantuan dana talangan (bailout). Namun
sejauh ini, baru empat negara yang mendapatkan bailout yaitu Yunani sebesar
110 miliar euro pada tanggal 2 Mei 2010, Irlandia 85 miliar euro pada
November 2010, Portugal 78 miliar euro pada Mei 2011, dan Spanyol sebesar
100 miliar euro (125 miliar dolar) pada tanggal 10 Juni 2012. Satu negara
lainnya yakni Italia belum mendapatkan bailout. Namun, tidak menutup
kemungkinan langkah ini juga yang akan ditempuh oleh Italia untuk
meringankan beban negara mengingat utang negaranya lebih tinggi dari
233
234
235
mata uang tunggal yakni euro terkecuali bagi beberapa negara yang
belum mau bergabung (negara non zona euro). Situasi ini dipahami
oleh Uni Eropa untuk ikut terlibat dalam masalah ekonomi negara
anggotanya apalagi setelah dibentuknya Bank Sentral Eropa
(European Central Bank) yang memiliki tanggung jawab dalam
masalah moneter negara zona euro.
2) Uni Eropa tentu tidak ingin kehilangan citra (image) sebagai
organisasi regional terbaik dunia khususnya dengan sejumlah
keberhasilan yang telah dicapai misalnya penyatuan mata uang
sebagai pertanda full integration dan pembentukan Pasar Tunggal
Eropa yang di dalamnya diatur penghapusan hambatan-hambatan
dalam perdagangan di antara sesama negara anggota Uni Eropa.
Dicermati kebijakannya dalam berbagai hal khususnya dalam hal
pengambilan keputusan (decision making) karena keputusan ini
merupakan suara bersama dari semua negara anggota. Untuk itu, Uni
Eropa tentu berusaha untuk mengatasi krisis ekonomi PIIGS meskipun
mungkin dalam waktu yang masih akan cukup lama.
b. Faktor Eksternal;
1) Adanya desakan dari negara Uni Eropa lainnya agar Uni Eropa segera
mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ekonomi sehingga
efek domino krisis ekonomi PIIGS yang sedang mengancam
perekonomian regional bisa diminimalisir.
236
237
3. Masa depan Uni Eropa dengan dengan terjadinya krisis ekonomi PIIGS 2008
adalah ;
a. Jika Uni Eropa tidak berhasil membawa negara PIIGS keluar dari
krisis ekonomi ini maka perlahan-lahan Uni Eropa akan ditinggalkan
oleh negara anggotanya bahkan prediksi yang paling parah adalah Uni
Eropa akan mengalami kebangkrutan seperti halnya Uni Soviet. Citra
sebagai organisasi regional terbaik dunia khususnya dalam bidang
ekonomi dan politik akan lenyap. Kepercayaan global khususnya
sebagai daerah investasi yang prospektif dan taat fiskal juga akan
hilang.
b. Jika Uni Eropa berhasil mengatasi krisis ekonomi PIIGS maka
citranya akan semakin diakui dan dikagumi oleh dunia internasional,
tidak hanya hebat dalam mengintegrasikan negara anggotanya dalam
bidang moneter tetapi juga hebat dalam mengatasi masalah ketika
perekonomian terancam collaps. Bahkan bukan hal mustahil, cita-cita
United States of Europe dan pemberlakuan kebijakan fiscal dalam
level regional akan terwujud sehingga perekonomian dan perpolitikan
Uni Eropa akan merata dan menjadi semakin kuat. Dengan demikian,
akan semakin banyak negara yang ingin menjadi bagian dari Uni
Eropa khususnya zona euro.
B. Saran
238
Berdasarkan fakta fakta yang ada dalam bahasan ini, penulis mencoba
memberikan saran khususnya kepada para pengambil kebijakan, bahwa;
a. Sudah saatnya setiap pemerintah suatu negara, secara khusus pemerintah
negara PIIGS dalam bahasan ini, membenahi masalah utang luar negeri
negaranya, yaitu dengan cara mengendalikan aktivitas pinjamannya.
Meskipun utang tersebut sebenarnya untuk tujuan baik misalnya untuk
pembukaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah antisipatif terhadap
dampak krisis ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan apa yang dikemukakan
oleh Vikram Nehru dengan mengambil contoh kasus di Yunani bahwa
Yunani
adalah
kasus
ketika
pemerintah
terus
berutang
dan
239
Kanada, Jim Flaherty atas pertanyaan Apakah Uni Eropa harus berhenti
menggunakan dana talangan dari Uni Eropa dan IMF? Dia menjawab
bahwa Jelas ada pertanyaan besar di sini. Apakah negara yang relatif kaya
mau menggunakan uang dari penyetor pajaknya untuk membantu sesama
anggota Uni Eropa? Kami tidak mendukung adanya tambahan dana bantuan
dari IMF karena uang itu digunakan untuk menyelamatkan negara yang
sebenarnya bisa menangani masalah mereka sendiri, 214 Di samping itu, jika
pemerintah pada akhirnya menempuh jalan dengan meminta bantuan dana,
pemerintah harus cerdas dalam menggunakan dan mengalokasikan dana
tersebut ke setiap sektor agar jangan ada sektor yang terabaikan. Betapapun
pentingnya utang bagi pembangunan suatu negara namun tanpa kemampuan
untuk mengelolanya hal tersebut bisa menjadi jerat keterpurukan negara itu
sendiri.
c. Setiap negara khususnya pemerintahnya harus mandiri dalam aktivitas
perekonomi negaranya dengan memanfaatkan segala potensi yang ada.
Misalnya membangkitkan ekonomi mikro seperti usaha kecil dan menengah
(UKM) tidak hanya berfokus pada ekonomi makro seperti finance, property,
dsb. Hal ini sesuai dengan pendapat Yanuar Rizki, seorang pengamat pasar
modal bahwa kekuatan dan kemandirian ekonomi dapat dibentuk hingga
menjadi kuat. Syaratnya, perlu semangat yang tinggi dari kepemimpinan
nasional. Negara harus menggunakan tanggannya melalui aturan dan hukum
yang jelas untuk melindungi kepentingan nasional. Kepedulian terhadap
214 Sudah Waktunya Uni Eropa Bubar. http://www.hif.co.id/in/news-aanalysis/news/1154-sudah-waktunya-uni-eropa-bubar-, diakses tanggal 25 Mei 2012
240
harga diri bangsa dari para pembuat kebijakan masih diragukan sebab lebih
sering hanya merespon dari perkembangan yang terjadi dan desakan asing.
Tapi bukan bararti salah untuk memulai, meski terlambat dibanding negara
lain". Hal tersebut juga sejalan dengan saran Konsulat Jenderal Irlandia untuk
Indonesia dengan adanya krisis ekonomi PIIGS.
d. Sebelum memutuskan untuk memiliki sistem mata uang tunggal, pemerintah
regionalisme lain yang berencana melakukan penyatuan mata uang (single
currency) harus betul-betul memperhatikan standar dan kemampuan masingmasing negara anggota karena setiap negara berada pada standar dan
kemampuan yang berbeda agar krisis seperti krisis ekonomi PIIGS tidak
terjadi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Adi Susilo, Taufik. 2009. Mengenal Benua Eropa. Yogyakarta: Garasi.
Banyu Perwita, Anak Agung & M.Yani,Yanyan. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Burhan, Bungin. 2003. Analisis Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo.
Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Jakarta: Erlangga
Jackson, Robert
& Georg Sorensen. 2005. Pengantar Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Juanda, Wawan. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Putra A.
Bardin.
241
B. KORAN
Krisis Kacaukan Kehidupan. 2011. Kompas. 7 Oktober 2011
Krisis Zona Euro Guncang Ekonomi Global. 2011. Kompas. 7 Agustus 2011
Berhemat, Yunani Pecat 15 Ribu Pegawai Negeri. 2011. Fajar. 14 Februari 2012
C. JURNAL
Aprilianto, Eko 2007. Pengaruh Kebijakan Uni Eropa di Dunia Terkait dengan
Hegemoni Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Kerjasama dengan
Indonesia. Jurnal Luar Negeri. Vol.24 No.1
Junaedi 2005. Ombudsman Uni Eropa : Basis Hukum, Wewenang, dan Perannya
dalam Menerima Pengaduan Masyarakat Uni Eropa. Jurnal Kajian
Eropa. Vol.1 No.2
242
Killian, P.M.Erza 2010. Global Financial Crisis and the Shift of Global Power: Is
the Wast Taking Over the West?. Verity. Vol. 2 No. 4
Muchlis, Edison 1997. Integrasi Menuju Uni Eropa. Jurnal Analisis CSIS. Vol.26
No.6
D. MAJALAH ONLINE
Markus H.,Dipo. Harimau Euro.
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1999/01/05/KL/mbm.1999010
5.KL92730.id.html, diakses tanggal 8 Januari 2012
E. THESIS
Istianda, Meita. 2000 Aspek Ekonomi dan Aspek Politik dalam Perjanjian
Maastricht. Thesis-S2, Universitas Indonesia, Jakarta.
Musafir, Rizky. 2011 Faktor-Faktor Penghambat Uni Eropa Dalam Usaha
Perbaikan Ekonomi Dan Politik Di Yunani. Thesis-S2, UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA, seperti dalam http://repository.upnyk.ac.id/1562/,
diakses tanggal 20 Mei 2012
Pahlawan, Indra. 2003 Terbentuknya Bank Sentral Eropa. Thesis-S2, Universitas
Indonesia, Jakarta.
F. DOKUMEN
243
244
BBC News-Timeline:Portugal.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/country_profiles/1101811.stm, diakses
tanggal 12 Mei 2012
245
246
Fajar. Sejarah Terbentuknya Uni Eropa. http://nederindo.com/sejarahterbentuknya-uni-eropa.html, diakses tanggal 27 Juni 2012
Giliran Italia Terlilit Krisis Ekonomi. http://liputan6.com/read/361984/giliranitalia-terlilit-krisis-ekonomi, diakses tanggal 15 Februari 2012
247
G-20 Desak UE Segera Atasi Krisis. http://koranjakarta.com/index.php/detail/view01/93646, diakses tanggal 21 Juni 2012
Inilah Kronologis Kisis Yunani dari http://www.monexnews.com/marketoutlook/inilah-kronologi-krisis yunani.htm, diakses tanggal 29 Maret 2012
248
249
Italy Unemployment
Rate.http://www.tradingeconomics.com/italy/unemployment-rate, diakses
tanggal 20 April 2012
250
Krisis Italia dan Nasib Euro. http://bisnis.com/articles/krisis-italia-dan-nasibeuro, diakses tanggal 15 Februari 2012
Menunggu Bubarnya Uni Eropa (3) - Uni Soviet Pun Akhirnya Harus Bubar.
http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?
251
id=93176&title=menunggu_bubarnya_uni_eropa_3__uni_sovyet_pun_ak
hirnya_harus_bubar, diakses tanggal 25 Mei 2012
252
253
254
Unemployment Rate.
http://www.businessdictionary.com/definition/unemployment-rate.html,
diakses tanggal 15 Februari 2012
255
256
_____. http://forum.detik.com/broker-valbury-asia-securities-t323484.html?
&page=11, diakses tanggal 24 Mei 2012
257