Professional Documents
Culture Documents
KEDOKTERAN MODERN
Disusun oleh :
Kelompok II
Disusun oleh:
A Syafaat Zulkarnain Sp
10542045113
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Kedokteran Islam Bank Asi dan Bank Sperma dalam Pandangan Islam.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
sekalian.
2.
b.
IbnuSina
Abu 'Ali al-Husain bin' Abd Allh bin Sn ', yang dikenal
sebagai Abu Ali Sina (Arab : ) atau Ibnu Sina (Arab : ) atau
barat
mengenalnya
dengan
nama
paling
terkenal
dan
adalah Buku
filosofis
ilmiah
Penyembuhan, yang
(Al
Qanun
Al
udara dengan darah dalam tubuh manusia. Ibnu Nafis dikenal sebagai
seorang dokter muslim yang mempunyai pendapat dan pemikiran yang
masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh Barat. Dalam studinya,
Ibnu Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan
percobaan. Ia mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap
sejumlah gejala dan unsur yang mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu
Nafis, selain melakukan pengobatan, memeriksa unsur-unsur penyebab
munculnya penyakit juga perlu. Selain itu, ia juga memaparkan mengenai
fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai pemasok darah bagi otot
jantung (Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai peredaran darah
di paru-paru ini merupakan penemuan yang menarik. Sehubungan
dengan hal itu, Nafis dianggap telah memberikan pengaruh besar bagi
perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI. Lewat
penemuannya tersebut, para ilmuwan menganggapnya sebagai tokoh
pertama dalam ilmu sirkulasi darah. Pendapat yang diyakini selama ini,
teori mengenai sirkulasi paru-paru (kaitan antara pernafasan dan
peredaran darah) ditemukan oleh ilmuwan eropa mulai abad ke 16.
Penggiatnya berturut-turut ialah servetus, Vesalius, Colombo, dan
terakhir Sir William Harvey dari Inggris. Namun dengan meneliti
berbagai manuskrip dan objek sejarah lain maka kejelasan diungkapkan
bahwa penemu sirkulasi paru paru adalah Ibnu an-Nafis pada abad ke
13. Dr. Muhyo al-Deen al-Tawi, psikawan mesir menemukan sebuah
tulisan berjudul "Commentary on The Anatomy of Canon of Avicenna" di
perpustakaan nasional prussia, berlin. Belakangan diketahui bahwa
tulisan itu karya Ibnu an-Nafis. Ini juga mengungkap sesuatu yang
mengejutkan, yaitu diskripsi pertama di dunia mengenai sirkulasi paru
paru. ibnu Nafis atau Ibn Al-Nafis Damishqui, merupakan orang pertama
yang secara akurat mendeskripsikan peredaran darah dalam tubuh
manusia (pada 1242). Penggambaran kontemporer proses ini telah
bertahan. Khususnya, ia merupakan orang pertama yang diketahui telah
mendokumentasikan sirkuit paru-paru. Secara besar-besaran karyanya tak
merupakan Kitab Al-Tasrif. Kitab tersebut berisi penyiapan aneka obatobatan yang diperlukan untuk penyembuhan setelah dilakukannya proses
operasi .
Dalam penyiapan obat-obatan itu, dia mengenalkan tehnik
sublimasi. Kitab Al Tasrif sendiri begitu populer dan telah diterjemahkan
ke dalam beberapa bahasa oleh para penulis. Terjemahan Kitab Al Tasrif
pernah diterbitkan pada tahun 1519 dengan judul Liber Theoricae nec
non Practicae Alsaharavii. Salah satu risalah buku tersebut juga
diterjemahkan dalam bahasa Ibrani dan Latin oleh Simone di Genova dan
Abraham Indaeus pada abad ke-13. Salinan Kitab Al Tasrif juga juga
diterbitkan di Venice pada tahun 1471 dengan judul Liber Servitoris.
Risalah lain dalam Kitab Al Tasrif juga diterjemahkan dalam bahasa
Latin oleh Gerardo van Cremona di Toledo pada abad ke-12 dengan judul
Liber Alsaharavi di Cirurgia. Dengan demikian kitab karya Al Zahrawi
semakin termasyhur di seluruh Eropa. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya karya Al Zahrawi tersebut bagi dunia. Kitabnya yang
mengandung sejumlah diagram dan ilustrasi alat bedah yang digunakan
Al Zahrawi ini menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran di berbagai
kampus-kampus.Al Zahrawi menjadi pakar kedokteran yang termasyhur
pada zamannya. Bahkan hingga lima abad setelah dia meninggal,
bukunya tetap menjadi buku wajib bagi para dokter di berbagai belahan
dunia. Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan kedokterannya masuk dalam
kurikulum jurusan kedokteran di seluruh Eropa.
f. Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf ibn
al-Abbas az-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi Abul Qasim Khalaf
ibn al-Abbas az-Zahrawi adalah salah satu pakar di bidang kedokteran
pada masa Islam abad Pertengahan. Dia lahir di Madinatuz Zahra, 936
1013 yang dikenal di Barat sebagai Abulcasis. Karya terkenalnya adalah
Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Abul
Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di
medis
yang
perkembangannya
sangat
pesat
seiring
dengan
perkembangan zaman. Hal ini tentu tidak lepas dari hasil kerja keras melalui
penelitian-penelitian penting yang telah dilakukan oleh ilmuan-ilmuan
terdahulu yang mengkaji hal-hal tabu dalam ilmu medis kemudian
dikembangkan oleh ilmuan atau peneliti selanjunya.
Upaya yang dilakukan oleh sarjana muslim pada masa kekhalifahan dalam
memajukan dalam memajukan ilmu kesehatan Islam pada Abad ke-9 hingga
Abad ke-13 bertumpu pada metode rasional dan uji klinis.Beragam jenis
terapi ditemukan oleh dokter muslim seperti Aromaterapi, Kemoterapi,
Hirudoterapi, Fitoterapi, Kromoterapi, Parmacoterapi, Pisiterapi, dan
Psikoterapi. Temuan lainnya adalah terapi kanker, terapi seksual, urologi,
dan litotomi.
Pada bidang aromaterapi, Stanley Finger dalam karyanya berjudul
Origins of Neuroscience: A History of Explorations Into Brain Function,
mengungkapkan bahwa penyulingan uap air pertama kali ditemukan dokter
Muslim bernama Ibnu Sina (980 M - 1037 M). Ibnu Sina menggunakan
penyulingan uap air itu untuk membuat minyak esensial yang digunakan
untuk mengobati pasiennya. Metode pengobatan ini disebut aromaterapi. Ibnu
Sina pun dijuluki sebagai orang pertama yang mengenalkan aromaterapi. Saat
ini Aromaterapi dikenal sebagai salah satu jenis pengobatan alternatif yang
menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai
minyak esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang
bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang.
Pada bidang kemoterapi, al-Razi alias Rhazes (865 M-925 M) adalah
dokter Muslim yang pertama kali memperkenalkan. Dalam sebuah tulisan
bertajuk The Valuable Contribution of al-Razi (Rhazes) to the History of
Pharmacy,
disebutkan
memperkenalkan
Al-Razi
penggunaan
adalah
zat-zat
dokter
kimia
dan
yang
pertama
obat-obatan
kali
dalam
fi
Thalatha):
An
Interpretational",
Hirudoterapi
adalah
Science,
mencatat
bahwa
Muhammad
ibnu
Zakariya
Razi
bernama "Hindiba" pada abad ke-12 M.Obat kanker warisan peradaban Islam
itu kemudian dipatenkan oleh Prof Nil Sari pada 1997 (Abad ke-20).
Apa yang telah dilakukan dan diusahakan oleh sarjana muslim pada dunia
medis tentu sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan ilmu
kedokteran modern yang penerapannya sedikit banyak diadopsi pada ilmu
kedokteran pada masa ini. Hal ini tentu saja memberikan kebanggaan
tersendiri bagi umat muslim yang mempunyai ilmuan yang mampu
memberikan sumbangsi yang sangat berarti bagi perkembangan ilmu
pengetahuan utamanya dibidang medis, dan tentunya kami sebagai generasi
penerus akan lebih berusaha lebih baik agar peranan islam utamanya dalam
ilmu pengetahuan dapat kembali berjaya.
Penutup
1.
Kesimpulan
Dari penjelasan yang panjang lebar di atas, mengenai tema Ilmu
Kedokteran dalam Islam dapat diambil kesimpulan bahwa Khazanah
Pengetahuan Islam dalam bidang kedokteran sangat kaya dan luas. Hal itu
dapat dilihat dari karya-karya para tokoh kedokteran Islam. Saksi sejarah
yang lain juga terlihat pada bangunan-bangunan Institusi kedokteran atau
rumah sakit, apotek dan institusi yang lain.Wearisan-warisan Islam dalam
bidang kedokteran tersebut tidak hanya menjadi kenangan masa lampau. Tapi
lewat karya dokter-dokter Islam, para ilmuwan Timur maupun Barat dapat
menguras habis teori-teori atau metode pengobatan dan analisis berbagai