Professional Documents
Culture Documents
RUANG N-EUCLIDIS
Pertengahan abad ke-17 penggunaan trip bilangan (a1, a2, a3) untuk meletakkan titik-titik di
dalam ruang R-3 mulai digunakkan secara jelas. Menjelang akhir abad ke-19 para ahli
matematika dan ahli fisika menyadari bahwa tidak cukup penggunaan trippel dalam pemikiran
peletakkan titik-titik dalam suatu ruang berdimensi Rn. Maka dikenal pula kuadrupel bilangan
(a1, a2, a3, a4) untuk pemikiran meletakkan titik-titik di ruang berdimensi 4, kuintupel (a1, a2, a3,
a4, a5) sebagai titik di dalam ruang berdimensi 5 dan seterusnya.
Walaupun visualisasi geometrik kita tidak bisa lebih dari ruang berdimensi 3, namun kita dapat
memperluas banyak pemikiran yang sudah dikenal ssampai melebihi ruang-3 dan bekerja dengan
sifat analitik atau sifat numerik dari titik dan vektor dan bukan bekerja pada sifat geometrik.
Definisi
Jika n suatu bilangan bulat positif, maka sebuah tupel-n terorde (ordered n-tupel) adalah urutan
dari n bilangan real (a1, a2, , an). Himpunan dari semua tupel-n terorde (ganda-n berurut)
dinamakan ruang berdimensi-n dan dinyatakan dengan Rn.
Sebuah tupel-n terorde (a1, a2, , an) dapat dipandang sebagai titik yang diperumum dan
dapat dipandang pula sebagai vektor yang diperumum. Sebuah tupel 5 a = (-2, 4, 0, 1, 6)
dapat dipandang sebagai sebuah titik di dalam R5 atau dapat dipandang sebagai vektor di dalam
R5.
Definisi
1. Dua vektor u = (u1, u2, , un) dan v = (v1, v2, , vn) dalam Rn disebut sama jika u1 =
v1, u2 = v2,, un = vn
2. Jumlah u + v didefinisikan sebagai : u + v = (u1 + v1, u2 + v2,, un + vn)
3. Jika k sembarang skalar, perkalian skalar ku didefinisikan sebagai ku= (ku1, ku2,, kun)
4. Vektor nol (zero vector) dalam Rn didefinisikan sebagai vektor 0 = (0,0,0,,0)
5. Jika u = (u1, u2, ., un) adalah sembarang vektor dalam Rn, maka negatif (atau invers
aditif) dari u (-u) didefinisikan sebagai -u = (-u1, -u2, ., -un)
{( u1 , u2 ,u3 ) + ( v 1 , v 2 , v 3 ) }+(w , w 2 , w 3)
u
( 1+v 1 , u2+ v 2 ,u 3+ v 3)
u
( 1+v 1 ) w1 ,(u2 +v 2 ) w2 ,(u3 +v 3 ) w3
v
v
v
u3 +
( 2+w 2),
( 1+w 1),u 2+
u1 +
v
( 1+w 1 , v 2 +w2 , v 3+w3 )
( u1 ,u 2 , u3 ) +
v
( 1 , v 2 , v3 )+ ( w , w2 , w3 )
( u1 , u2 , u3 ) +
= u + (v + w)
c) u + 0 = 0 + u = u
Bukti :
u+0=
( u1 ,u 2 , u3 ) +( 0, 0, 0 )
( u1 +0 , u2 +0 , u3 +0 )
( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , u3 )
=0+u
( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , u3 )
0+u=
=
( u1 ,u 2 , u3 )
=u
d) u + ( - u ) = 0
Bukti :
u+(-u)=
( u1 ,u 2 , u3 ) +( u1 ,u 2 ,u3 )
( 0, 0,0 )
=0
( e ) k ( lu )=( kl ) u
Bukti:
Misal
( f ) k ( u+ v )=ku +kv
Misal k salar,
maka:
( g ) ( k +l ) u=ku+ lu
( h ) lu=u
Teorema ini memungkinkan kita memanipulasikan vektor di dalam Rn tanpa menyatakn vektorvektor tersebut dalam komponen-komponennya yang sangat mirip dengan cara memanipulasi
bilangan riel.
Definisi
Dua vektor u = (u1, u2, , un) dan v = (v1, v2, , vn) adalah sebarang vektor di dalam Rn maka
perkalian dalam Euclidis (Euclidian inner product) u.v didefinisikan oleh :
u . v = v.u
b.
(u + v) . w = u.w + v.w
c.
(ku) . v = k.(u.v)
d.
Definisi
Norma Euclidis (atau panjang Euclidis) dari sebuah vektor u = (u1, u2, , un) di dalam Rn
adalah:
1
d(u,v)
d(u,v)
d(u,v)
d(u,v)
0
= 0 jika dan hanya jika u = v
= d(v,u)
d(u,w) + d(w,v)
[]
u1
u= u2
un
Untuk vektor-vektor dengan notasi matriks kolom, kita memiliki rumus berikut untuk menghitung
hasil kali euclidiean:
u . v = vTu
Jika A adalah suatu matriks n x n, maka rumus rumus yang dihasilkan :
Au . v = u . ATv
u . Av = ATu . v
Bukti :
u+v=
( u1 ,u 2 , , un )
( v1 , v 2 , , v n )
.. definisi vektor
.. definisi penjumlahan vektor
. Sifat komutatif
3. u + (v + w) = (u + v )+ w
Bukti :
(u + v) + w ( ( u1 , u2 , ,un ) + ( v 1 , v 2 , , v n ) ) +(w , w2 , , wn )
definiisi vektor
u
( 1+v 1 , u2+ v 2 ,... , un + v n)
definisi penjumlahan vektor
+ ( w , w2 , , wn )
v
v
v
( n+ wn )
un +
( 2+w 2) , ,
( 1+w 1),u 2+
u1 +
bilangan
sifat komutatif
v
( 1+w 1 , v 2 + w2 , , v n+ wn )
( u1 ,u 2 , , un ) +
sifat assosiatif
( 1 , v 2 , , v 3 )+ ( w , w2 , , w3 )
( u1 ,u 2 , , u3 ) +
= u + (v + w)
definisi penjumlahan 2
( u1 ,u 2 , , un ) + ( 0, 0, 0 )
u+0=
.. definisi vektor
( u1 +0 , u2 +0 , , un +0 )
. Sifat komutatif
( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , , un )
=0+u
( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , , un )
0+u=
=
( u1 ,u 2 , , un )
.. definisi vektor
.. definisi penjumlahan vektor
.. definisi vektor
=u
5. Untuk setiap u di dalam V, ada sebuah benda u didalam V yang dinamakan invers dari u
sehingga u + (-u) = 0
Bukti :
u+(-u)=
=
( u1 ,u 2 , , un )
( u1 ,u 2 , , un )
( u1 ,u 2 , , un ) + (u1 ,u 2 , ,un )
.. definisi vektor
.. invers penjumlahan
=(
=(
u1 - u1 ,
u2 - u2 , ,
un - un )
. Definisi
( 0, 0,0 )
=0
6. Jika k adalah sebarang bilangan riel dan u adalah sebarang benda dalam V maka ku
berada di dalam V
7. k(u + v) = ku + kv
Misal k salar,
maka:
8. (k + l) u = ku + lu
Bukti:
(k+l) u = (k+l) (u1 ,u 2 , , un )
= ((k+l)
= (k
u1 +l u1 , k u2 +l u2 , , k un +l un )
= (k
u1 , k u2 , ,k un ) + (l u1 , l u2 , , l un )
= ku +lu
9. k(lu) = (kl)u
Bukti:
u1 , (k+l) u2 , ,(k+l) un )
k(lu)
= k(l (u1 ,u 2 , , un ) )
= k (lu 1 , lu 2 , , lu n)
= (kl)u
10. 1 u = u
Bukti:
1 u = 1 (u1 ,u 2 , , un )
(u1 ,u 2 , , un )
=u
Dalam hal ini tentunya yang paling menentukan apakah V disebut ruang vektor atau tidak adalah
operasi-operasi pada V atau bentuk dari V itu sendiri. Jika V merupakan ruang vektor dengan
operasi-operasi vektor (operasi penjumlahan dan operasi perkalian scalar) yang bukan
merupakan operasi standar, tentunga V harus memenuhi 10 syarat diatas, jika satu saja syarat
tidak terpenuhi maka V bukan merupakan ruang vektor.
Contoh :
a. V merupakan himpunan semua vektor di R3 dengan operasi penjumlahan dan
perkalian skalar standar, apakah V termasuk ruang vektor?
b. Misalkan himpunan V merupakan himpunan bilangan riil positif
dengan penambahan dan perkalian skalar didefinisikan oleh:
x+y =xy
cx = xc
c(x+y) = c(xy)
(Definisi penjumlahan)
= (xy)c
(Definisi perkalian skalar)
= xcyc
(Sifat pangkat bilangan riil)
= xc+ yc (Definisi penjumlahan)
= cx + cy (Definisi perkalian skalar)
Jadi, c(x+y) = cx + cy(aksioma 7 terpenuhi).
8. Ambil xsembarang anggota Vdan sembarang skalar c dan k.
(c+k)x= xc+ k
(Definisi perkalian skalar)
= xcxk
(Sifat pangkat bilangan riil)
= xc+ xk (Definisi penjumlahan)
= cx + kx (Definisi perkalian skalar)
Jadi, (c+k)x= cx + kx(aksioma 8 terpenuhi)
9. AmbilxsembaranganggotaVdansembarang scalar c dank.
c(kx) = c(xk)
(Definisiperkalianskalar)
= (xk)c
(Definisiperkalianskalar)
= xck
(Sifatpangkatbilanganriil)
= (ck)x
(Definisiperkalianskalar)
Jadi, c(kx) = (ck)x(aksioma9 terpenuhi).
10.
xsembaranganggotaV.
1x= x1
(Definisiperkalianskalar)
=x
(Sifatpangkatbilanganriil)
Jadi, 1x= x(aksioma10 terpenuhi).
Karenasemuaaksiomaterpenuhi,
makahimpunanVdibawahpenambahandanperkalianskalarmerupakansu
aturuangvektor.
Bukan contoh:
a. Himpunan A = {(x,y)|xR, yR). tetapi kita definisikan operasi penjumlahan sebagai
(a,b)+(c,d) = (a,b) dan operasi perkalian skalar k(a,b) = (ka,kb).
Terhadap operasi tersebut, A bukan ruang vektor, karena aksioma komutatif dalam
penjumlahan tidak terpenuhi.
Pembuktian :
Akan dibuktikan
1.( u , v R
) u+v
u R
maka v R
= ( a,b)
u+v
R2 maka berlaku
2
( u ,vR ) u + v
R2
2
2. ( u , v R ) u + v = v + u
2
u R
2
maka v R
Misal u =( 0,u2)
v = (0,v2)
u + v = (0,u2 + v2 )
(def.penjumlahan 2 vektor di V )
= (0, v2+ u2)
(sifat komutatif penjumlahan di R)
= (0 , v2) + (0 + u2) (def penjumlahan vektor )
= v+u
(def vektor)
u
,
v
V u+ v=v +u
Jadi terbukti bahwa (
Aks 3
u + (v +w ) = ( u + v) + w
ambil w = ( 0 ,w2 )
( u , v , w V u + (v +w ) = ( u + v) + w
u + (v +w ) = ( 0,u2) + ((0,v2)+( 0 ,w2 ))
= ( 0,u2)+(0 ,v2 + w2 )
= (0 ,u2 + v2 + w2)
= (0,u2 + v2) + (0, w2)
Teorema 3
Misalkan V adalah sebuah ruang vector, u sebuah vector di dalam V dan k sebuiah skalar, maka :
1. 0 u = 0
2. k 0 = 0
3. (-1) u = -u
4. Jika k u = 0 maka k = 0 atau u = 0
Bukti Teorema 3 no. 1 bahwa : 0 . u = 0
Aksioma 5 menyatakan untuk setiap u di dalam V, ada sebuah benda u didalam V yang
0u
Aksioma 8
0u + (-0u)
0u + [ 0u + (-0u)]
0u + (-0u)
aksioma 3
0u + 0
aksioma 5
0u
aksioma 4
Terbukti !
Bukti Teorema 3 no. 2 bahwa : k . 0 = 0
k . 0 = k (01, 02, 03, , 0n) definisi vektor
= (k01, k02, k03, , k0n)
=0
definisi vektor
definisi vektor
vektor
= (-u1, -u2, -u3, , -un)
= -u
perkalian skalar di R
definisi vektor
definisi vektor
=0
definisi vektor
Asumsikan bahwa k 0
k.u
=0
1
k
dikalikan dengan
definisi vektor
1
k (01, 02, 03, , 0n)
kedua ruas
1
k
= ( k .01,
1
k .02,
1
k .03, ,
1
k .0n)
invers
dengan 0
di R
u
=0
definisi vektor