You are on page 1of 17

A.

RUANG N-EUCLIDIS
Pertengahan abad ke-17 penggunaan trip bilangan (a1, a2, a3) untuk meletakkan titik-titik di
dalam ruang R-3 mulai digunakkan secara jelas. Menjelang akhir abad ke-19 para ahli
matematika dan ahli fisika menyadari bahwa tidak cukup penggunaan trippel dalam pemikiran
peletakkan titik-titik dalam suatu ruang berdimensi Rn. Maka dikenal pula kuadrupel bilangan
(a1, a2, a3, a4) untuk pemikiran meletakkan titik-titik di ruang berdimensi 4, kuintupel (a1, a2, a3,
a4, a5) sebagai titik di dalam ruang berdimensi 5 dan seterusnya.
Walaupun visualisasi geometrik kita tidak bisa lebih dari ruang berdimensi 3, namun kita dapat
memperluas banyak pemikiran yang sudah dikenal ssampai melebihi ruang-3 dan bekerja dengan
sifat analitik atau sifat numerik dari titik dan vektor dan bukan bekerja pada sifat geometrik.
Definisi
Jika n suatu bilangan bulat positif, maka sebuah tupel-n terorde (ordered n-tupel) adalah urutan
dari n bilangan real (a1, a2, , an). Himpunan dari semua tupel-n terorde (ganda-n berurut)
dinamakan ruang berdimensi-n dan dinyatakan dengan Rn.
Sebuah tupel-n terorde (a1, a2, , an) dapat dipandang sebagai titik yang diperumum dan
dapat dipandang pula sebagai vektor yang diperumum. Sebuah tupel 5 a = (-2, 4, 0, 1, 6)
dapat dipandang sebagai sebuah titik di dalam R5 atau dapat dipandang sebagai vektor di dalam
R5.
Definisi
1. Dua vektor u = (u1, u2, , un) dan v = (v1, v2, , vn) dalam Rn disebut sama jika u1 =
v1, u2 = v2,, un = vn
2. Jumlah u + v didefinisikan sebagai : u + v = (u1 + v1, u2 + v2,, un + vn)
3. Jika k sembarang skalar, perkalian skalar ku didefinisikan sebagai ku= (ku1, ku2,, kun)
4. Vektor nol (zero vector) dalam Rn didefinisikan sebagai vektor 0 = (0,0,0,,0)
5. Jika u = (u1, u2, ., un) adalah sembarang vektor dalam Rn, maka negatif (atau invers
aditif) dari u (-u) didefinisikan sebagai -u = (-u1, -u2, ., -un)

6. Pengurangan vektor-vektor di dalam Rn v-u = v + (-u), atau dalam komponenkomponennya


7. v u = v + (-u) = (v1, v2, , vn) (u1, u2, , un) = (v1 - u1, v2 - u2, , vn - un)
Teorema 1
Jika u = (u1,u2,,un), v = (v1,v2,,vn), dan w = (w1,w2,,wn) adalah vektor-vektor dalam Rn,
dan k serta l adalah skalar, maka :
1. u + v = v + u
2. u + (v + w) = (u + v )+ w
3. u+ 0 = 0 + u = u
4. u + (-u) = 0
5. k(lu) = (kl)u
6. k(u + v) = ku + kv
7. (k + l) u = ku + lu
8. 1 . u = u
Bukti:
a) u + v = v + u
Bukti :
u + v = (v1 + u1 ,v2+u2, ,vn+ un )
=v+u
b) u + (v + w) = (u + v) + w
Bukti :
u + (v + w)

{( u1 , u2 ,u3 ) + ( v 1 , v 2 , v 3 ) }+(w , w 2 , w 3)

u
( 1+v 1 , u2+ v 2 ,u 3+ v 3)

u
( 1+v 1 ) w1 ,(u2 +v 2 ) w2 ,(u3 +v 3 ) w3

v
v
v

u3 +
( 2+w 2),
( 1+w 1),u 2+
u1 +

v
( 1+w 1 , v 2 +w2 , v 3+w3 )

( u1 ,u 2 , u3 ) +
v

( 1 , v 2 , v3 )+ ( w , w2 , w3 )

( u1 , u2 , u3 ) +
= u + (v + w)
c) u + 0 = 0 + u = u
Bukti :
u+0=

( u1 ,u 2 , u3 ) +( 0, 0, 0 )

( u1 +0 , u2 +0 , u3 +0 )

( 0+u 1 , 0+u2 , 0+u3 )

( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , u3 )

=0+u

( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , u3 )

0+u=
=

( 0+u 1 , 0+u2 , 0+u3 )

( u1 ,u 2 , u3 )

=u
d) u + ( - u ) = 0
Bukti :
u+(-u)=

( u1 ,u 2 , u3 ) +( u1 ,u 2 ,u3 )

{u1 + (u1 ) , u2 + (u2 ) ,u 3+ ( u3 ) }

( 0, 0,0 )

=0

( e ) k ( lu )=( kl ) u
Bukti:
Misal

u =u 1 , u2 ,u 3> dan k ,l skalar diperoleh:

l<u1 ,u2 , u3 >


k (l . u )=k
k <l u1 ,l u2 ,l u3 >
( klu1 , kl u2 , kl u3 )
( kl)<u1 , u2 ,u3 >
k <l u1 ,l u2 ,l u3 >
( kl ) . u .

( f ) k ( u+ v )=ku +kv

Misal k salar,

u =u 1 , u2 ,u 3> dan v < v1 , v 2 , v 3 >

maka:

u1 ,u2 , u3 >+ v 1 , v 2 , v 3>


k ( u + v )=k
u1 +v 1 ,u 2+ v 2 ,u3 + v 3 >
k
<k ( u 1+ v 1 ) , k ( u2+ v 2 ) , k ( u3 +v 3 ) >
<k u1 + k v 1 , k u2 +k v 2 , k u3 + k v 3>
<k u1 , k u2 , k u 3>+ k v 1 , k v 2+ k v 3 >
u1 ,u2 , u3 >+ v 1 , v 2 , v 3>
k
k u +k v

( g ) ( k +l ) u=ku+ lu

( h ) lu=u

Teorema ini memungkinkan kita memanipulasikan vektor di dalam Rn tanpa menyatakn vektorvektor tersebut dalam komponen-komponennya yang sangat mirip dengan cara memanipulasi
bilangan riel.
Definisi
Dua vektor u = (u1, u2, , un) dan v = (v1, v2, , vn) adalah sebarang vektor di dalam Rn maka
perkalian dalam Euclidis (Euclidian inner product) u.v didefinisikan oleh :

u.v = u1.v1 + u2.v2 + + un.vn


Teorema 2
Jika u = (u1,u2,,un), v = (v1,v2,,vn), dan w = (w1,w2,,wn) adalah vektor-vektor dalam Rn,
dan k adalah sebarang skalar, maka :
a.

u . v = v.u

b.

(u + v) . w = u.w + v.w

c.

(ku) . v = k.(u.v)

d.

v . v 0 Selanjutnya v . v = 0 jika dan hanya jika v = 0

Definisi
Norma Euclidis (atau panjang Euclidis) dari sebuah vektor u = (u1, u2, , un) di dalam Rn
adalah:
1

||u||=(u .u)2 = u21 +u22 +u23 ++ u2n


Jarak Euclidis di antara titik u = (u1,u2,,un) dan v = (v1,v2,,vn) di dalam Rn didefinisikan:
d (u , v )=||uv||= ( u1v1 )2+(u2 v 2 )2 +(u3v 3)2 ++(un v n )2

Sifat-sifat Jarak pada Rn


Jika u, v, dan w adalah vektor-vektor pada Rn dan k adalah suatu skalar
sembarang, maka:
a)
b)
c)
d)

d(u,v)
d(u,v)
d(u,v)
d(u,v)

0
= 0 jika dan hanya jika u = v

= d(v,u)
d(u,w) + d(w,v)

Notasi Alternatif untuk Vektor pada Rn


Penulisan suatu vektor u = (u1, u2, u3, , un) pada Rndalam notasi matriks sebagai suatu
matriks baris atau suatu matriks kolom seringkali berguna :

[]

u1
u= u2

un

atau u = [u1, u2, , un]

Untuk vektor-vektor dengan notasi matriks kolom, kita memiliki rumus berikut untuk menghitung
hasil kali euclidiean:

u . v = vTu
Jika A adalah suatu matriks n x n, maka rumus rumus yang dihasilkan :

Au . v = u . ATv
u . Av = ATu . v

B. RUANG VEKTOR UMUM


Definisi:
Misalkan V adalah sebarang himpunan benda yang dapat didefinisikan 2 (dua) operasi yaitu
penjumlahan dan perkalian dengan scalar (bilangan riel).
Operasi penambahan adalah sebuah kaidah bahwa setiap pasang benda u dan v di dalam V
merupakan penjumlahan elemen u + v. Ini dinamakan jumlah (sum) dari u dan v.
Operasi perkalian scalar adalah sebuah kaidah bahwa setiap scalar k dan setiap benda u di dalam
V adalah sebuah elemen ku. Ini dinamakan kelipatan scalar (scalar multiple) dari u oleh k.
Jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi oleh semua benda u, v, w di dalam V oleh semua scalar k
dan l maka kita menamakan V sebuah ruang vector (vector space) dan benda-benda di dalam V
dinamakan vector.
Beberapa aksioma tersebut adalah sebagai berikut :
1. Jika u dan v adalah benda-benda di dalam V maka u + v berada di dalam V (tertutup
terhadap penjumlahan)
2. u + v = v + u

Bukti :
u+v=

( u1 ,u 2 , , un )

( v1 , v 2 , , v n )

= (u1+v1 ,u2+v2, ,un+vn)


= (v1 + u1 ,v2+u2, ,vn+ un )
=v+u

.. definisi vektor
.. definisi penjumlahan vektor
. Sifat komutatif

3. u + (v + w) = (u + v )+ w
Bukti :
(u + v) + w ( ( u1 , u2 , ,un ) + ( v 1 , v 2 , , v n ) ) +(w , w2 , , wn )

definiisi vektor

u
( 1+v 1 , u2+ v 2 ,... , un + v n)
definisi penjumlahan vektor
+ ( w , w2 , , wn )

( 1+v 1 )+ w1 , ( u 2+ v 2 ) +w 2 , ,(u n+ v n )+w n

v
v
v
( n+ wn )
un +
( 2+w 2) , ,
( 1+w 1),u 2+
u1 +

bilangan

sifat komutatif

v
( 1+w 1 , v 2 + w2 , , v n+ wn )
( u1 ,u 2 , , un ) +

sifat assosiatif

( 1 , v 2 , , v 3 )+ ( w , w2 , , w3 )

( u1 ,u 2 , , u3 ) +
= u + (v + w)

definisi penjumlahan 2

definisi penjumlahan vektor

4. Ada sebuah benda 0 di dalam V sehingga u + 0 = 0 + u = u untuk semua u di V


Bukti :

( u1 ,u 2 , , un ) + ( 0, 0, 0 )

u+0=

.. definisi vektor

( u1 +0 , u2 +0 , , un +0 )

.. definisi penjumlahan vektor

( 0+u 1 , 0+u2 , , 0+un )

. Sifat komutatif

( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , , un )

. Definisi penjumlahan vektor

=0+u

( 0, 0,0 )+ ( u1 ,u 2 , , un )

0+u=
=

( 0+u 1 , 0+u2 , , 0+un )

( u1 ,u 2 , , un )

.. definisi vektor
.. definisi penjumlahan vektor
.. definisi vektor

=u

5. Untuk setiap u di dalam V, ada sebuah benda u didalam V yang dinamakan invers dari u
sehingga u + (-u) = 0
Bukti :
u+(-u)=
=

( u1 ,u 2 , , un )

( u1 ,u 2 , , un )

( u1 ,u 2 , , un ) + (u1 ,u 2 , ,un )

.. definisi vektor
.. invers penjumlahan

=(

u1 + (u1 ) ,u 2+ ( u2 ) , u3 + (u3 ) . Definisi penjumlahan vektor

=(

u1 - u1 ,

u2 - u2 , ,

un - un )

. Definisi

operasi pengurangan 2 bilangan


=

( 0, 0,0 )

=0

6. Jika k adalah sebarang bilangan riel dan u adalah sebarang benda dalam V maka ku
berada di dalam V

7. k(u + v) = ku + kv
Misal k salar,

u =(u1 ,u 2 , , un )dan v =(v 1 , v 2 , , v n )

maka:

k ( u + v )=k ((u1 , u2 , , un )+( v 1 , v2 , , v n )) .. definisi vektor


k ((u1 +v 1 , u2+ v 2 , ,u n+ v n)) .. definisi penjumlahan vektor
( k ( u 1+ v 1 ) , k ( u2+ v 2 ) , , k ( un +v n) ) .. definisi penjumlahan bilangan
( k u 1+ k v 1 ,k u2 + k v 2 , , k un + k v n) .. sifat distributif
( k u 1 , k u2 , , k u n)+(k v 1 , k v 2 , , k v n) ..sifat assosiatif
k ( ( u 1 , u2 , ,u n )+ ( v 1 , v 2 , , v n ) ) .. definisi vektor
k u+k v .

8. (k + l) u = ku + lu
Bukti:
(k+l) u = (k+l) (u1 ,u 2 , , un )

= ((k+l)

= (k

u1 +l u1 , k u2 +l u2 , , k un +l un )

= (k

u1 , k u2 , ,k un ) + (l u1 , l u2 , , l un )

= ku +lu

9. k(lu) = (kl)u
Bukti:

u1 , (k+l) u2 , ,(k+l) un )

k(lu)

= k(l (u1 ,u 2 , , un ) )
= k (lu 1 , lu 2 , , lu n)

(kl u1 , klu2 , , klu n)

= (kl)u

10. 1 u = u
Bukti:
1 u = 1 (u1 ,u 2 , , un )

(u1 ,u 2 , , un )

=u

Dalam hal ini tentunya yang paling menentukan apakah V disebut ruang vektor atau tidak adalah
operasi-operasi pada V atau bentuk dari V itu sendiri. Jika V merupakan ruang vektor dengan
operasi-operasi vektor (operasi penjumlahan dan operasi perkalian scalar) yang bukan
merupakan operasi standar, tentunga V harus memenuhi 10 syarat diatas, jika satu saja syarat
tidak terpenuhi maka V bukan merupakan ruang vektor.
Contoh :
a. V merupakan himpunan semua vektor di R3 dengan operasi penjumlahan dan
perkalian skalar standar, apakah V termasuk ruang vektor?
b. Misalkan himpunan V merupakan himpunan bilangan riil positif
dengan penambahan dan perkalian skalar didefinisikan oleh:
x+y =xy
cx = xc

ApakahVdi bawah penambahan dan perkalian skalar merupakan


suatu ruang vektor?
c. Tentunya dikarenakan kesepuluh aksioma tersebut diambil dari vektor Rndan
matrikMnxm yang dilengkapi dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar
yang biasa(standar), maka Rn dan matrik Mnxm adalah ruang vektor
Penyelesaian contoh soal b:
1. Ambil x,y sembarang anggota V. Karena x dan y bilangan riil positif,
maka hasil dari xy merupakan bilangan riil positif. Jadi himpunan V
tertutup di bawah penambahan (aksioma 1 terpenuhi).
2. Ambil x,ysembarang anggota V.
x+y =xy
(Definisi penjumlahan)
= yx
(Perkalian bilangan riil bersifat komutatif)
= y+x
(Definisi penjumlahan)
Jadi, x+y =y+x(aksioma 2 terpenuhi).
3. Ambil x,y, dan zsembarang anggota V.
x+ (y+z)= x+ (yz)
(Definisi penjumlahan)
= x(yz)
(Definisipenjumlahan)
= (xy)z
(Perkalianbilanganriilbersifatasosiatif)
= (xy) + z (Definisipenjumlahan)
= (x+y) + z(Definisipenjumlahan)
Jadi, x+ (y+z) = (x+y) + z(aksioma3 terpenuhi)
4. AmbilxsembaranganggotaV.
Asumsikan0 = 1
(karenapenjumlahanpadahimpunanVmerupakanperkalian)
x +0= x. 1 = x
0 + x= 1 . x= x
Jadi, x+0= 0 + x= x(aksioma4 terpenuhi)
5. AmbilxsembaranganggotaV.
Karenaxbilanganriilpositif, makaterdapatanggotaV.
Asumsikan0 = 1
(karenapenjumlahanpadahimpunanVmerupakanperkalian)
x + (x)= x. = 1 = 0
Sehingga, untukhimpunanVterdapatnegativedarixyaitux
Jadi, x+ (x)= 0 (aksioma5 terpenuhi).
6. Ambil x,ysembarang anggota V. Karena xmerupakan bilangan riil
positif, maka untuk sembarang c diperoleh xcbilangan riil positif. Jadi
himpunan V tertutup di bawah perkalian skalar (aksioma 6 terpenuhi).
7. Ambil x,ysembarang anggota Vdan sembarang skalar c.

c(x+y) = c(xy)
(Definisi penjumlahan)
= (xy)c
(Definisi perkalian skalar)
= xcyc
(Sifat pangkat bilangan riil)
= xc+ yc (Definisi penjumlahan)
= cx + cy (Definisi perkalian skalar)
Jadi, c(x+y) = cx + cy(aksioma 7 terpenuhi).
8. Ambil xsembarang anggota Vdan sembarang skalar c dan k.
(c+k)x= xc+ k
(Definisi perkalian skalar)
= xcxk
(Sifat pangkat bilangan riil)
= xc+ xk (Definisi penjumlahan)
= cx + kx (Definisi perkalian skalar)
Jadi, (c+k)x= cx + kx(aksioma 8 terpenuhi)
9. AmbilxsembaranganggotaVdansembarang scalar c dank.
c(kx) = c(xk)
(Definisiperkalianskalar)
= (xk)c
(Definisiperkalianskalar)
= xck
(Sifatpangkatbilanganriil)
= (ck)x
(Definisiperkalianskalar)
Jadi, c(kx) = (ck)x(aksioma9 terpenuhi).
10.
xsembaranganggotaV.
1x= x1
(Definisiperkalianskalar)
=x
(Sifatpangkatbilanganriil)
Jadi, 1x= x(aksioma10 terpenuhi).
Karenasemuaaksiomaterpenuhi,
makahimpunanVdibawahpenambahandanperkalianskalarmerupakansu
aturuangvektor.
Bukan contoh:
a. Himpunan A = {(x,y)|xR, yR). tetapi kita definisikan operasi penjumlahan sebagai
(a,b)+(c,d) = (a,b) dan operasi perkalian skalar k(a,b) = (ka,kb).
Terhadap operasi tersebut, A bukan ruang vektor, karena aksioma komutatif dalam
penjumlahan tidak terpenuhi.
Pembuktian :
Akan dibuktikan
1.( u , v R

) u+v

Ambil sebarang u = ( a,b)


v = ( c,d)

u R

maka v R

u + v = ( a,b) + ( c,d) ( def.penjumlahan vektor)

= ( a,b)
u+v

(def.penjumlahan pada vektor)

R2 maka berlaku

2
( u ,vR ) u + v

R2

2
2. ( u , v R ) u + v = v + u
2
u R

Ambil sebarang u = ( a,b)


v = ( c,d)

2
maka v R

u + v = ( a,b) + ( c,d) (def.penjumlahan vektor)


= ( a,b )
( def. penjumlahan pada A)
v+u =( c,d)+ ( a,b)( def.penjumlahan vektor)
= ( c,d )
( def. penjumlahan pada A)
u + vv +u
Maka tidak memenuhi aksioma 2 sehingga A bukan termasuk ruang vektor
b. V adalah himpunan vektor yang berbentuk (0,y) di R2dengan y Cdan operasi vektor
sebagai berikut:
Untuk u = (0, ui), v = (0, vi), u+v = (0, ui+vi) dan ku = (0, -kui)
Terhadap operasi tersebut, V bukan merupakan ruang vektor, karena aksioma perkalian
dengan skalar tidak terpenuhi.
Pembuktian:
Aks 2
2
ambil sembarang u dan v R

Misal u =( 0,u2)
v = (0,v2)
u + v = (0,u2 + v2 )
(def.penjumlahan 2 vektor di V )
= (0, v2+ u2)
(sifat komutatif penjumlahan di R)
= (0 , v2) + (0 + u2) (def penjumlahan vektor )
= v+u
(def vektor)

u
,
v

V u+ v=v +u
Jadi terbukti bahwa (
Aks 3
u + (v +w ) = ( u + v) + w
ambil w = ( 0 ,w2 )
( u , v , w V u + (v +w ) = ( u + v) + w
u + (v +w ) = ( 0,u2) + ((0,v2)+( 0 ,w2 ))
= ( 0,u2)+(0 ,v2 + w2 )
= (0 ,u2 + v2 + w2)
= (0,u2 + v2) + (0, w2)

= (( 0,u2)+(0,v2)) + (0, w2)


= (u + v) + w
Jadi terbukti bahwa ( u , v , w V u + (v +w ) = ( u + v) + w
Aks 4
(0V)(uV).u+0 = 0+u = u
Misal ambil O= (0,02)
(0V)(uV). 0 + u = u + 0 = u
0 + u = (0,02) + (0,u2)
= (0, 0+u2)
= (0,u2)
=u
Jadi terbukti bahwa (0V)(uV).u+0 = 0+u = u
Aks 5
(uV)(-uV). u + (-u) = (-u) + u = 0
Misal (-u) = (0, -u2)
u + (-u) = (0,u2) + (0, -u2)
= (0, u2 + (-u2))
= (0, (-u2) + u)
= (0, 0)
=0
Jadi terbukti bahwa (uV)(-uV). u + (-u) = (-u) + u = 0
Aks 6
(uV)(kR). ku V
Dari definisi perkalian pada V adalah ku = (0, -ku).
Karena ku C sehingga aksioma (uV)(kR). ku V tidak terpenuhi.

Teorema 3
Misalkan V adalah sebuah ruang vector, u sebuah vector di dalam V dan k sebuiah skalar, maka :
1. 0 u = 0
2. k 0 = 0
3. (-1) u = -u
4. Jika k u = 0 maka k = 0 atau u = 0
Bukti Teorema 3 no. 1 bahwa : 0 . u = 0
Aksioma 5 menyatakan untuk setiap u di dalam V, ada sebuah benda u didalam V yang

dinamakan invers dari u sehingga u + (-u) = 0


Maka 0u mempunyai sebuah negative yaitu : -0u
Kita tambahkan -0u ini kepada kedua sisi persamaan di atas, sehingga :
0u + 0u

0u

Aksioma 8

[0u + 0u] + (-0u)

0u + (-0u)

menambahkan kedua ruas dengan -0u

0u + [ 0u + (-0u)]

0u + (-0u)

aksioma 3

0u + 0

aksioma 5

0u

aksioma 4

Terbukti !
Bukti Teorema 3 no. 2 bahwa : k . 0 = 0
k . 0 = k (01, 02, 03, , 0n) definisi vektor
= (k01, k02, k03, , k0n)

definisi perkalian vektor dengan skalar

= (01, 02, 03, , 0n)

perkalian scalar pada R

=0

definisi vektor

Bukti Teorema 3 no. 3 bahwa : (-1) . u = -u


(-1) . u = (-1) . (u1, u2, u3, , un)

definisi vektor

= ((-1)u1, (-1)u2, (-1)u3, , (-1)un)

definisi perkalian scalar dengan

vektor
= (-u1, -u2, -u3, , -un)
= -u

perkalian skalar di R
definisi vektor

Bukti Teorema 3 no. 3 bahwa : k.u = 0 maka k = 0 atau u = 0

Asumsikan bahwa k = 0, diperoleh:


k.u=0
0=k.u
= 0 . (u1, u2, u3, , un)

definisi vektor

= (0u1, 0u2, 0u3, , 0un)

perkalian skalar dengan vektor

= (01, 02, 03, , 0n)

perkalian skalar dengan 0 di R

=0

definisi vektor

Asumsikan bahwa k 0
k.u

=0

k . (u1, u2, u3, , un)

1
k

= (01, 02, 03, , 0n)

. k . (u1, u2, u3, , un)

dikalikan dengan

definisi vektor

1
k (01, 02, 03, , 0n)

kedua ruas

1
k

1 . (u1, u2, u3, , un)

= ( k .01,

1
k .02,

1
k .03, ,

1
k .0n)

invers

perkalian skalar di R& perkalian


skalar dengan vektor
(u1, u2, u3, , un) = (01, 02, 03, , 0n)

aksioma 10 & perkalian skalar

dengan 0
di R
u

=0

definisi vektor

Dari dua asumsi tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa:

Jika k.u= 0 maka k = 0 atau u = 0

You might also like