You are on page 1of 6

BRONKOPNEUMONIA

PENDAHULUAN
Peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu
infeksi,disebut dengan pneumonia. Pneumonia merupakan penyakit yang
sering terjadi. Munculnya organisme nasokomial (di
dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau
tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan smpurna. Faktor lain yang
mempergaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh dan ada
penyakit dengan penurun lummnitas semakin memperluas spektnim dan
derajat kemungkinan penyebab pneumonia, da ini juga menjelaskan
mengapa pneumonia masih merupakan kesehatan yang mencolok.
Bayi dan anak kecil lebih reutan terhadap penyakit ini karena respon
lumunitas masih belum berkembang dengan baik. Anak dengan daya tahan
terganggu

akan

menderita

pneumonia

berulang

atau

tidak

mampu

mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mempengaruhi


timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh yang menurun, misalnya
akibat malnutruisi energi protein

(MEP), penyakit menahun, faktor

latrogen seperti trauma pada paru, duestesia, aspirasi, pengobatan dengan


antibiotika yang tidak sempurna.
Bronkopneumonia

dengan

nama

latinnya

pneumonia

termasuk dalam klasifikasi pneumonia menurut anatomisnya.

DEFENISI

lobularis

Bronkopneumonia adalah peradangan akut dari parenkim paru


berupa penyebaran daerah iufeksi yang bicak dengan diameter 3 s/d 4 cm
yang mengelilingi dan juga melibatkan ronkhi.
EPIPEMILOLOGI
Pneumococus

merupakan

penyebab

utama

dari

pneumonia.

Pneumococcus dengan serotype 1 sampai 8 menyebabkan pnemonia pada


orang dewasa lebih dari 80 %, sedangkan pada nak-anak ditemukan
xxx14,16 dan 9 angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4
tahun dan mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris
hampir selalu disebabkan oleh pnemococus, ditemukan pada orang dewasa
dan anak besar, sedangkan Bronkopnemonia lebih sering dijumpai pada
anak kecil dan besar.

PATOGENESIS
Bakteri penyebab masuk kedalam paru melalui jalan pernapasan
secarapercikan (droplet). Lobus bagian bawah paru-paru sering terkena efek
eravitan. Setelah mencapai alveoli maka bakteri menim bulkan respon yang
khas terhadap 4 tahap yang berurutan yaitu :
1. Stadium kongesti (4-12 jam I)
Kapiler melebar dan kongesti serta didalam alveolus terdapat
eksudat yang jernih, bakteri dalam jumlah banyak, beberapa
neotroki dan makropati.
2. Stadium Hepatisasi merah (40 jam berikutnya)
Lobus dan Lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak
mengandung udara, warna merah lebih merah dan perabaan
seperti hepar. Dalam alveolus didapati fibrin, leukosit, neotrokit,
eksudat dan banyak sekali eritrosit dan xxxx.

3. Stadium hepatisan kelabu (3 8 hari)


Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu.
Permukaan pleura suram karena diliputi oleh retin. Alveolus terisi
fibrin dan leukosit, tempat terjadi pagositosis pnemococus. Kapiler
tidak lagi kongestik
4. Stadium resolusi (7 11 hari)
Eksudat berkurang, dalam alkeolusmakrophati bertambah dan
leukosit

mengalami

nekrosis

dan

degenerasi

lemak.

Fibrin

disersobsi dan menghilang.


Secara patologi Bronkopnemonia berbeda dengan Pnemonia lobaris
dalam hal lokalisasi sebagai bercak dengan distribusi yang tidak teratur.
Denga pengobatan antibiotik, urutan stadium yang khas tidak terlihat.

GAMBARAN KLINIS.
Bronkopnemonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Infeksi saluran napas bagian atas ditandai
dengan hidungb tersumbat, rewel dan nafsu makanberkurang. Suhu dapat
naik sangat mendadak sampai 39-40 0C dan mungkin disertai kejang karena
demam yang tinggi. Anak amat sangat gelisah, dispnue, pernapasan cepat
dan dangkal xxxxxpernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung
dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai muntah dan
diare. Batuk ditemukan, mula-mula kering lalu berdahak/produktif. Perkusi
toraks sering tidak ada kelainan. Auskulatasi didengar ronchi basah
gelembung halus atau sedang.m Bila sarang Bronkopnemonia menjadi satu
(konfineus), mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas
pada

auskultasi

terdengar

mengeras.

Pada

stadium

resolusi,

ronchi

terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi


sesudah 2 3 minggu.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Leukotosis biasanya 15.000 40.000/m3 dengan pergeseran kekiri (xxxxx()
2. Hb biasanya tetap normal dan sedikit menurun
3. Analisa gas darah arteri biasanya memperlihatkan hipoksemia tanpa
hiperkapna.
4. Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan dan 30 %
darah.

GAMBARAN RADIOLOGI
Pada Bronkopnemonia, bercak-bercak lukitrat didapatkan pada satu
atau beberapa lobus.

DIAGNOSIS
Ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.

DIAGNOSIS BANDING
1. Bronkiolitis
2. Tuberkulosis paru
3. Aspirasi benda asing
4. Atelektosis
5. Abses paru.

KOMPLIKASI

Dengan penggunaan antibiotika xxxspektrum komplikasi hampir tidak


pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai ialah empiema, ottis
media akut. Komplikasi mlain seperti meningitis, Perikarditis dan peritonitis
lebihn jarang terlihat.

PENATALAKSANAAN
1. Bed Rest.
2. O2 1 2 L/MENIT
3. Atasi dehidrasi, koreksi cairan, kalori dan elektrolit serta asidosis
metabolik.
4. Jika

sesak

tidak

terlalu

hebat,

dapat

dimulai

makanan

enteralxxxmelalui NGT.
5. Antibiotika polifragmasi
-

Inj. Penisilin 50.000 l/kgBB/hari.

Inj.Ampisilin

100-200

mg/kgBB/dosis

dengan

Inj.

Khorampenikol 50 mg/kgBB/4 dosis atau Inj. Gentasimin 5 7


mg/kgBB/12 jam diberikan sampai 7 10 hari bebas demam (4
hari batas demam).
6. Amipiretik
Paracetamol 10-15 mg/kgBB/ diberi jika demam.
7. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan terhalasi dengan
normal dan betaagonis untuk memperbaiki transpor mukosiler (Chest
fisioterapi).

PROGNOSIS

Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat


diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan mainutria energi
protein dan yang datang ter;ambat menemukan mortalitas yang lebih tinggi.

You might also like