You are on page 1of 27

PENGARUH PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN


CARA MENCUCI TANGAN PADA SISWA SD X

ANDHIKA ARIYANTO
0613516039

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Perilaku

merupakan

factor

kedua

terbesar

setelah

lingkungan

dalam

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Perilaku yang sehat diharapkan dapat


menurunkan angka kesakitan suatu penyakit (HL Blum, 1908 dalam Notoatmodjo, 2010).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang dapat menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan serta berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Penerpan PBHS
sangat penting dilakukan karena setiap orang dapat menjaga kesehatannya, mampu
mengupayakan agar lingkungan tetap sehat, serta dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada. Perilaku PHBS dapat diterapkan dimana pun seseorang berada.
PHBS dapat di terapkan di berbagai tatanans eperti PHBS dirumah tangga, PHBS di
institusi pendidikan, PHBS di tempat kerja, PHBS di tempat umum dan PHBS di
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Cuci tangan pakai sabun (CTPS) adalah cara yang sederhana, mudah, murah dan
bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit. Sebab, ada beberapa penyakit penyebab
kematian yang dapat dicegah dengan cuci tangan yang benar, seperti penyakit Diare dan
ISPA yang sering menjadi penyebab kematian anak-anak. Demikian juga penyakit
Hepatitis, Typhus, dan Flu Burung (Kemenkes RI, 2015). Biasakan mencuci tangan pakai
sabun (CTPS) pada 5 waktu kritis, yaitu sebelum makan; sehabis buang air besar;
sebelum menyusui; sebelum menyiapkan makan; setelah menceboki bayi; dan setelah
kontak dengan hewan. Mengutip hasil studi WHO, perilaku CTPS yang merupakan pilar
ke-2 Sanitasi Total berbasis Masyarakat (STBM), mampu mengurangi angka diare
sebanyak 45% dan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Saat
ini angka morbiditas Diare turun dari 423 per seribu penduduk (2006) menjadi 411 per
seribu penduduk (2010). Sementara itu, berdasarkan laporan kajian Morbiditas Diare
(2010) Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dit. P2ML) Kemenkes RI,
menyatakan berbagai kampanye, sosialisasi dan advokasi melalui HCTPS selama
beberapa tahun terakhir, mampu meningkatkan kebiasaan cara mencuci tangan dengan

benar (dengan air mengalir dan sabun) pada lima waktu kritis, yaitu sebelum makan
sebesar 35,6%; sebelum menyusui 52,12%; sebelum menyiapkan makan 52,88%; setelah
buang air besar 65,15%; dan setelah menceboki bayi 62,26% (kemenkes, 2011).
Menurut Riskesdas 2013 terdapat peningkatan proporsi penduduk berperilaku
cuci tangan secara benar pada tahun 2013 (47,0%) dibandingkan tahun 2007 (23,2%) dan
perilaku BAB benar terjadi peningkatn dari 71,1 persen menjadi 82,6 persen. Batang
rokok yang dihisap perhari penduduk umur 10 tahun di Indonesia adalah 12,3 batang
(setara satu bungkus). Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34
tahun sebesar 33,4 persen, pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan
(47,5% banding 1,1%). Proporsi penduduk umur 15 tahun yang merokok dan
mengunyah tembakau cenderung meningkat dalam Riskesdas (34,2%), Riskesdas 2010
(34,7%) dan Riskesdas 2013 (36,3%). Proporsi aktivitas fisik tergolong kurang aktif
secara umum adalah 26,1 persen. Terdapat 22 provinsi dengan penduduk aktivitas fisik
tergolong kurang aktif berada diatas rerata Indonesia. Proporsi rerata nasional perilaku
konsumsi kurang sayur dan atau buah 93,5 persen, ditampak perubahan dibandingkan
tahun 2007. Perilaku konsumsi makanan beresikopda penduduk umur 10 tahun paling
banyak konsumsi bumbu penyedap (77,3%), diikuti makanan dan minuman manis
(53,1%), dan makanan berlemak (40,7%).
Hasil studi Environmental Health Risk Assessment yang dilakukan di 55
kabupaten/kota di 16 provinsi pada tahun 2013 menunjukkan baru 18.5% masyarakat
yang melakukan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan benar di lima waktu
penting. (Kemenkes, 2013). Proporsi kasus diare di Jawa Tengah tahun 2014 sebesar
79,8%. Untuk kasus berdasarkan gender antara laki-laki dan perempuan lebih banyak
perempuan, hal ini disebabakan bahwa perempuan lebih banyak berhubungan dengan
faktor risiko diare, yang penularannya melalui vekal oral, terutama berhubungan dengan
sarana air bersih, cara penyajian makanan dan PHBS (Dinkes Jateng, 2014).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang ada maka peneliti dapat
merumuskan masalah Adakah Pengaruh Pendidikan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS) Dengan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Dan Cara Mencuci Tangan
Pada Siswa SD X
C. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Mengetahui Pengaruh Pendidikan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Dengan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Dan Cara Mencuci Tangan
Pada Siswa SD X
b. Tujuan khusus
a) Untuk memberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar dengan media audio
visual.
b) Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dengan media audio visual terhadap pengetahuan tentang
mencuci tangan pada siswa SD X sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan.
c) Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dengan media audio visual terhadap cara tentang mencuci
tangan pada siswa SD X
D. Manfaat penelitian
a. Bagi siswa
Memberi wawasan dan pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat serta cara
mencuci tangan yang baik dan benar.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan sebagai data dasar penelitian
selanjutnya
c. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman dan meningkatkan wawasan tentang

Pendidikan

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Media Audio Visual Terhadap
Pengetahuan Dan Cara Mencuci Tangan Siswa Sekolah Dasar SD.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pendidikan kesehatan
a. Pengertian
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih
dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau
masyarakat. Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan
dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan
adalah suatu pedagogic praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu, konsep
pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang
kesehatan.
b. Ruang lingkup pendidikan kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi
antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan, dan dimensi
tempat pelayanan kesehatan. Dari dimensi sasarannya dapat, dapatdikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
1) Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
c. Dimensi tempat pelaksanaan
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat, atau tatanan dengan
sendirinya sasarannya berbeda pula, yaitu:
1) Pendidikan kesehatan di dalam keluarga (rumah)
2) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran murid.
3) Pendidikan kesehatan di instansi pelayanan kesehatan (dilakukan dirumah
sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas dan
sebagainya).
4) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau
karyawan yang bersangkutan.
5) Pendidikan kesehatan ditempat-tempat umum.
d. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and
Clark, yaitu:
1) Promosi kesehatan (health promotion)

Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam kebersihan


perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala,
peningkatan gizi, dan kebiasaan hidup sehat.
2) Perlindungan khusus (specific protection)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya imunisasi sebagai cara
perlindungan terhadap penyakit, pada anak, maupun orang dewasa.
3) Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat
pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang
terjadi dimasyarakat.
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena masyarakat sering
didapat tidak mau melanjutkan pengobatannya sampai tuntas atau tidak mau
melakukan pemeriksaan dan pengobatan penyakitnya secara tuntas. Pada
tingkat ini kegiatan meliputi perawatan untuk menghentikan penyakit,
mencegah komplikasi lebih lanjut, serta fasilitas untuk mengatasi cacat dan
mencegah kematian.
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari
suatu penyakit tertentu, seseorang mungkin menjadi cacat. Untuk memulihkan
kecacatannya itu diperlukan latihan latihan. Untuk melakukan suatu latihan
yang baik dan benar sesuai program yang ditentukan, diperlukan adanya
pengertian dan kesadaran dari masyarakat yang bersangkutan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Green (1990) dalam Notoatmodjo (2010) faktor yang mempengaruhi perilaku
adalah :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)
Merupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilainilai dan sebagainya.
b. Faktor-faktor pemungkin (enabling factor)

Merupakan faktor yang menyediakan atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau


sarana-sarana kesehatan.
c. Faktor-faktor pendorong atau penguat (renforcing factor)
Merupakan faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


a. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan
atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang dapat menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan serta
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya (Kemenkes RI, 2011).
Dalam institusi pendidikan sasaran primer harus mempraktikkan perilaku yang dapat
menciptakan institusi pendidikan ber-PHBS, yang mencakup mencuci tangan
menggunakan sabun, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat, menggunakan
jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi narkoba, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak meludah sembarangan,
memberantas jentik nyamuk (Kemenkes RI, 2011).
b. Sasaran Pembinaan PHBS
Menurut Muryani (2013) ada tiga sasaran pembinaan PHBS, yaitu :
1) Sasaran primer
Sasaran primer merupakan sasaran langsung, yang diharapkan

untuk

mempraktikkan PHBS.
Sasaran primer terdiri dari :
a) Individu anggota masyarakat
Masalah utama perilaku hidup bersih dan sehat dalam institusi pendidikan
yang akan dirubah adalah perilaku individu atau kelompok yang bermasalah.
Pondok pesantren termasuk dalam kategori ini, karena perilaku hidup bersih
dan sehat di suatu pondok pesantren sangat berpengaruh kepada santri dan
guru yang bermasalah terhadap perilaku hidup bersih dan sehatnya.
b) Kelompok-kelompok dalam masyarakat
Sasaran utama di kelompok dalam masyarakat adalah proses pemberian
informasi

secara

terus-menerus

dan

berkesinambungan

mengikuti

perkembangan, serta proses membantu agar sasaran tersebut berubah dari


tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang di perkenalkan.

c) Masyarakat secara keseluruhan


Sasaran PHBS dilihat dari masyarakat secara keseluruhan tidak hanya tebatas
tentang hygiene, namun harus lebih luas mencakup perubahan fisik dan
lingkungan sosial budaya masyarakat sehingga tercipta lingkungan yang
berwawasan kesehatan dan perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Perubahan terhadap lingkungan memerlukan intervensi dari tenaga kesehatan
masyarakat yang mempunyai kompetensi sehingga terciptanya lingkungan
yang kondusif dalam program hidup bersih dan sehat sehingga diharapkan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat menuju masyarakat sejahtera.
2) Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer
dalam pengambilan keputusannya untuk mempraktikkan PHBS.
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat. Pemuka
atau tokoh adalah seseorang yang memiliki kelebihan diantara orang-orang lain
dalam suatu kelompok atau dalam masyarakat. Tokoh atau pemuka ini akan
menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat karena ia merupakan
figure yang menonjol, tokoh atau pemuka umumnya dapat mengubah system nilai
dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengubah sistem
nilai dan norma yang berlaku dalam kelompoknya. Para pemuka atau tokoh
masyarakat ini di pilih menjadi sasaran kedua, karena para tokoh masyarakat ini
umumnya menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh
masyarakat, misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh
politik, tokoh pemuda, tokoh remaja, dan tokoh kesehatan.
3) Sasaran tersier
Sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan
formal, sehingga dapat memberikan dukungan, baik berupa kebijakan atau
sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer. Mereka
sering juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang yang memiliki
posisi menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu
kebijakan). Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk

mengubah sistem nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuan kebijakan


atau pengaturan, di samping menyediakan sarana yang diperlukan.
c. Indikator PHBS di Institusi pendidikan
Menurut Kemenkes RI (2011) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1) Mencuci tangan dengan air bersih menggunakan sabun
Menurut Depkes (2009, dalam Taufiq, 2013) cuci tangan pakai sabun adalah salah
satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan
air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai
kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya
pencegahan penyakit. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Penggunaan
sabun selain membantu singkatnya waktu cuci tangan, dengan menggosok jemari
dengan sabun menghilangkan kuman yang tidak tampak minyak/ lemak/ kotoran
di permukaan kulit, serta meninggalkan bau wangi. Perpaduan kebersihan, bau
wangi dan perasaan segar merupakan hal positif yang diperoleh setelah
menggunakan sabun. Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah
sebelum makan, sesudah membersihkan anak BAB, sebelum menyiapkan
makanan, sebelum memegang bayi dan sesudah buang air besar.
a) Alasan mencuci tangan menggunakan air bersih dan sabun adalah:
1) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab
penyakit. Bila digunakan kuman akan berpindah ke tangan. Pada saat
makan, kuman dengan cepat masuk kedalam tubuh, yang bisa
menimbulkan penyakit.
2) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa
sabun kotoran dan kuman masih tertinggal ditangan.
b) Waktu mencuci tangan
1) Setiap kali tangan kita kotor (setelah memegang uang, memegang
binatang, berkebun, dll).
2) Setelah buang air besar.
3) Sebelum makan dan sesudah makan.
c) Manfaat mencuci tangan
1) Membunuh kuman penyakit yang ada ditangan.

2) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus,


cacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernafasan akut, flu burung.
3) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
d) Cara mencuci tangan yang benar
1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung
pergelangan tangan.
3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
2) Makan buah dan sayur setiap hari
Menurut Muryani (2013), makan buah dan sayur setiap hari sangat penting,
karena mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan
memelihara tubuh serta mengandung serat yang tinggi. Kandungan zat gizi pada
setiap buah-buahan berbeda atau tidak sama tetapi pada umumnya semakin
beragam buah yang dimakan maka semakin baik karena semakin lengkap zat gizi
dan manfaat yang didapat. Buah-buahan merupakan sumber vitamin terutama
karoten, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin C, juga merupakan sumber mineral.
Berdasarkan WHO dan FAQ (2003, dalam Farida, 2010) dengan mengkonsumsi 2
porsi buah dan 3 porsi sayur setiap hari secara teratur dapat memberikan manfaat
positif bagi tubuh, seperti mencegah penyakit kanker, obesitas, dan penuaan dini,
memeperlancar proses metabolism. Meningkatkan kesehatan saluran cerna,
meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah kerusakan sel. Sayur 1 porsi
setara dengan 1 mangkok sayur segar atau mangkok sayur masak dan 1 porsi
buah setara dengan 1 potongan sedang atau 2 potongan kecil buah atau 1
mangkok buah irisan.
Menurut Almatster (2003 dalam Farida, 2010) di Indonesia konsumsi buah yang
dianjurkan yaitu sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong sehari berupa papaya
atau buah lain, sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur seperti sayuran
daun, kacang-kacangan dan sayuran berwarna jingga yang dianjurkan sebanyak
150-200 gram atau 1 - 2 magkok sehari.

Konsumsi buah dan sayur harus cukup, tidak boleh kurang ataupun berlebihan
karena jika kekurangan atau berlebihan dapat menimbulkan efek negative bagi
tubuh. Kekurangan buah dan sayur dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat
gizi seperti vitamin dan mineral yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan tubuh.
Sedangkan kelebihan buah dan sayur dapat berakibat membebani kerja dan fungsi
ginjal. Walaupun vitamin dan mineral diperlukan tubuh, tetapi jika ginjal tidak
mampu mencerna akibat asupan yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang
terkena gagal ginjal (Khomsan, 2003 dalam Farida 2010).
1) Manfaat vitamin yang adalah didalam sayur dan buah
a) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
b) Vitamin D untuk kesehatan tulang.
c) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
d) Vitamin K untuk pembekuan darah.
e) Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
f) Vitamin B untuk mencegah penyakit beri-beri.
g) Vitamin B12 untuk meningkatkan nafsu makan.
(Muryani, 2013)
2) Manfaat serat yang ada didalam buah dan sayur
Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat
berfungsi untuk memelihara usus. Serta tidak dapat dicerna oleh pencernaan
sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang bersama kotoran/tinja.
Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan
lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar (Muryani, 2013).
3) Manfaat makanan berserat
a) Mencegah diabetes.
b) Melancarkan buang air besar.
c) Menurunkan berat badan.
d) Membantu proses pembersihan racun.
e) Membuat awet muda.
f) Mencegah kanker.
g) Memperindah rambut, kulit dan kuku.
h) Membantu mengatasi anemia.
i) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
(Muryani, 2013)
4) Kebutuhan buah dan sayur dalam sehari yang harus dimakan

a) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama
dengan satu mangkuksayuran segar atau setengah mangkuk sayuran
matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika
direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
b) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya setiap kali makan
setengah mangkuk buah dan diiris, satu gelas jus atau satu gelas jeruk,
apel, jambu biji atau pisang.
(Muryani, 2013)
5) Macam-macam buah dan manfaatnya (Muryani, 2013):
a) Alpukat
Buah alpukat mengandung asam lemak jenuh tunggal, vitamin A, vitamin
B3, vitamin B6, vitamin C, vitamin Edan berbagai mineral. Asam lemak
beserta vitamin A, vitamin C, dan vitamin E dapat menurunkan total
kolestrol darah, meningkatkan kolestrol, dan berperan dalam pencegahan
kanker. Asam lemak dan vitamin juga berperan dalam peremajaan dan
pelumasan sel-sel tubuh, menghaluskan kulit, peningkatan imunitas tubuh
serta berperan dalam pengendalian stres.
b) Anggur
Buah anggur yang berwarna merah dan coklat kehitaman mengandung
senyawa flavonoid yang berguna sebagai antioksidan. Anggur juga banyak
mengandung mineral boron. Mineral ini mambantu mempertahankan
kenormalan kadar estrogen dalam darah wanita yang menapouse, sehingga
memperlambat terjadi keropos tulang (osteoporosis). Anggur juga
mengandung kadar gula yang tinggi dan menghasilkan energi dengan
cepat sehingga anggur dianjurkan bagi orang yang ingin memulihkan
energi tubuh dengan segera tetapi tidak dianjurkan bagi penderita diabetes.
c) Apel
Buah kulit apel mengandung banyak pektin (sejenis serat makanan yang
mudah larut) bila dimakan atau di jus dengan dagingnya akan bermanfaat
sebagai pembersih racun dalam tubuh. Apel juga mengandung banyak
vitamin C dan kalium yang disertai dengan kadar gula buah yang rendah,
sehingga cocok bagi yang sedang melakukan diet penurunan berat badan

dan mengalami gejala darah tinggi dan diabetes. Apel juga berkhasiat
meminimalkan gangguan pencernaan dan mual pada saat hamil.
d) Belimbing
Buah belimbing banyak mengandung serat makanan, vitamin A, vitamin
C, dan kalium. Zat gizi ini bermanfaat dalam menjaga kenormalan fungsi
organ pencernaan, sistem pembuluh darah dan jantung, serta menurunkan
tekanan darah dan kolesterol.
e) Jeruk
Pektin banyak ditemukan pada jeruk, termasuk kulit bagian dalam yang
putih dan juringnya. Jeruk juga mengandung vitamin A, vitamin C, dan
asam sirat yang berperan sebagai penggempur radikal bebas serta
mengandung kalsium dan fosfor yang sangat membantu dalam
pembentukan tulang dan gigi.
f) Mangga
Buah manga kaya sekali dengan serat makanan, vitamin C dan vitamin A,
serta aneka flavonoid. Manga dapat melancar buang air besar (anti
sembelit), membersihkan sistem sirkulasi darah dan dalam jangka panjang
bisa mencegah aneka kanker dan gangguan pembuluh darah.
g) Melon
Buah melon banyak mengandung vitamin A, vitamin B kompleks, dan
vitamin C, serta mineral kalium dan magnesium. Dengan mengkonsumsi
melon maka sangat bermanfaat untuk pembersihan sistem sirkulasi darah
dari aneka racun.
h) Pepaya
Pepaya kaya akan kandungan vitamin A dan vitamin B kompleks, vitamin
C, aneka karotenoid serta kalium, tetapi komposisi vitamin A dan vitamin
B kompleks pada buah pepaya lebih banyak dibandng melon. Pepaya
mengandung sejenis enzim yang membantu pencernaan protein yang
disebut papain.
i) Pisang

Buah pisang dapat dimanfaatkan sebagai aneka olahan makanan, seperti


sari buah pisang, sale pisang, roti pisang, dll. Jenis pisang emas dapat
dipakai sebagai obat penyakit kuning, sedangkan jenis pisang klutuk,
terutama bijinya dapat juga untuk obat diare karena zat tiamin yang
dikandugnya. Selain itu juga dapat dijadikan obat gangguan pencernaan.
j) Semangka
Semangka banyak mengandung vitamin C, vitamin A, aneka karotenoid,
kalium, dan serat makanan. Zat gizi ini dapat berfungsi sebagai
penggempur radikal bebas, menjaga kenormalan sistem pembuluh darah
dan jantung serta menurunkan kolesterol dan tekanan darah.
k) Tomat
Tomat sangat kaya akan kandungan likopen, suatu antioksidan dan terbukti
dapat mencegah atau mengurangi resiko kanker, terutama kanker leher
rahim, ginjal dan pankreas. Tomat juga mengandung vitamin A dan
vitamin C yang juga sebagai antioksidan dan berperan dalam
meningkatkan imunitas tubuh.
6) Golongan sayuran
Sayuran merupakan bahan makanan yang sangat bekhasiat, sayuran dapat
membuat awet muda, mengurangi resiko terserang penyakit kanker terutaman
kanker usus dan lambung. Sayuran merupakan sumber vitamin terutama
karoten, vitamin C, dan mineral, (zat kapur, zat besi, dan zat fosfot). Zat besi
berguna untuk pembentukan butir-butir darah merah. Sayuran dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu :
a) Sayuran kelompok A
Sayuran dalam kelompok A mengandung sedikit sekali protein dan
karbohidrat.

Sayuran

ini

boleh

digunankan

sekehendak

tanpa

diperhitungkan banyaknya. Sayuran dalam kelompok A dalam setiap 100


gram bahan mengandung vitamin A sebanyak 1.000-5.000 UI (Unit
International), yaitu: baligo, daun gawang, daun kacang, daun koro, daun
labu siam, daun waluh, daun lobak, jamur segar, gambas, kangkung,
mentimun, tomat, kecipir muda, kol, kembang kol, labu air, lobak panjang,

papaya muda, pecay, rebung, sawi, seledri, selada, tauge, tebu terubuk,
terong, dan cabai hijau besar.
b) Sayuran kelompok B
Sayuran dalam kelompok B dalam satu satuan penukar mengandung 50
kalori, 3 gram protein, dan 10 gram karbohidrat. Satu satuan penukar =
100 gram sayuran mentah. Setiap 100 gram bahan mengandung 500-1.000
UI vitamin A, yaitu: bayam, buncis, daun beluntas, daun ketela rambat,
daun kecipir, daun leunca, daun lompong, daun mangkokan, daun
melinjau, daun pakis, daun singkong, daun papaya, jagung muda, jagung
pisang, genjer, kacang panjang, kacang kapri, katuk, kucai, labu siam, labu
waluh, nangka muda, paria, dan wortel.
3) Perilaku jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri dari atas tempat jongko atau tempat duduk dengan leher
angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya (Muryani, 2013)
1) Jenis-jenis jamban yang digunakan (Muryani, 2013):
a) Jamban cemplung
Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang
yang

berfungsi

menyimpan

kotoran/tinja

kedalam

tanah

dan

mengendapkan kotoran kedasar lubang. Untuk jamban cemplung


diharuskan ada penutup agar tidak berbau.
b) Jamban tangki septik
Jamban tangki septik adalah jamban berbentuk leher angsa yang
penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai
wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi
dengan resapan.
2) Memilih jenis jamban
a) Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
b) Jamban tangki septik digunakan untuk:
(1) Daerah yang cukup air.
(2) Daerah yang padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple
latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan

oleh beberapa jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja 3-5


jamban).
3) Alasan mengapa harus menggunakan jamban
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitarnya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi
penular penyakit diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyalit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.
4) Syarat-syarat jamban sehat
a) Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

dengan lubang penampung minimal 10 meter).


Tidak berbau.
Kotoran tidak dapat dijamah oleh srangga dan tikus.
Tidak mencemari tanah sekitarnya.
Mudah dibersihkan dan aman digunakan.
Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
Penerangan dan ventilasi yang cukup.
Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.

5) Cara memilih jamban yang sehat


a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan
c)
d)
e)
f)

bersih.
Didalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
Tidak ada serangga, dan tikus yang berkeliaran.
Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
Bila ada kerusakan, segera perbaiki.

6) Alasan untuk buang air besar sembarangan


a) Anggapan bahwa membangun jamban itu mahal
b) Lebih menyukai BAB di sungai
c) Tinja dapat digunakan sebagai pakan ikan
d) Sudah menjadi kebiasaan sejak dulu
7) Perilaku mengubah kebiasaan buang air besar sembarangan
a) Kebiasaan buang air besar sembarangan harus di luruskan dan dirubah
karena kebiasaan buang air besar tersebut tidak mendukung pola hidup
bersih dan sehat.

b) Berperilaku higienis dengan membuang air besar pada tempat yang benar
dapat mencegah dan menurunkan penularan penyakit.
8) Manfaat menghentikan buang air besar sembarangan
a) Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air.
c) Tidak mengundang serangga yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit.
4) Melakukan olahraga dan aktivitas setiap hari
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani. Sedangkan aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota
tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar
tetap sehat dan bugar sepanjang hari (Muryani, 2013).
1) Manfaat aktivitas fisik
a) Manfaat Fisik/Biologis
(1) Menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas normal.
(2) Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
(3) Menjaga berat badan ideal.
(4) Menguatkan tulang dan otot.
(5) Meningkatkan kelenturan tubuh.
(6) Meningkatkan kebugaran tubuh.
b) Manfaat Psikis/Mental.
(1) Mengurangi stress.
(2) Meningkatkan rasa percaya diri.
(3) Membangun rasa sportifitas.
(4) Memupuk tanggung jawab.
(5) Membangun kesetiakawanan sosial.
2) Cara melakukan aktivitas fisik
a) Lakukan aktifitas fisik sekurang-kurangnya 30 menit per hari dengan
baik dan benar agar bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh,
misalnya :
(1) Turun bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira
menghabiskan 20 menit berjalan kaki dan saat pulang berhenti di

halte yang menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan kaki menuju


rumah.
(2) Membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari
ditambah 10 menit bersepeda.
(3) Berdansa selama 30 menit.
b) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum
terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan
ditingkatkan secara bertahap.
c) Aktifitas fisik dianjurkan minimal 30 menit, lebih lama akan lebih
baik.
d) Aktifitas fisik dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan
lingkungan yang aman dan nyaman, bebas polusi, tidak menimbulkan
cedera, misalnya : dirumah, sekolah, tempat kerja, dan tempat-tempat
umum (sarana olahraga, lapangan, taman, tempat rekreasi, dll.)
e) Aktifitas fisik dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan
dapat dilakukan setiap hari.
3) Jenis olahraga
a) Aerobik
Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh. Misalnya : Jogging,
senam, renang, bersepeda.
b) Anaerabik
Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat
dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M,
tenis lapangan, bulu tangkis.
5) Memberantas jentik nyamuk
Pemeriksaan jentik nyamuk berkala adalah pemeriksaan

tempat-tempat

perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) seperti bak mandi /


WC, vas bunga, yang dialakukan secara teratur sekali dalam seminggu (Muryani,
2013).
1) Hal-hal yang perlu dilakukan agar bebas dari jentik :
a) Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M
(menguras, menutup, mengubur, plus menghindari gigitan nyamuk).

b) PSN merupakan kegiatan memberantas sarang telur, jentik, dan


kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti demam berdarah.
c) 3 M Plus adalah tiga cara plus yang di lakukan pada saat PSN yaitu:
(1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air
(2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
(3) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menyimpan air
(4) Plus menghindari gigitan nyamuk, yaitu :
(a) Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya
obat nyamuk bakar, semprot, atau oles.
(b) Menghindari kebiasaan menggantung pakain dikamar.
(c) Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai.
2) Manfaat bebas jentik nyamuk
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali, sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit, seperti demam berdarah,
malaria, cikungunya, dan kaki gajah.
c) Lingkungan menjadi bersih dan sehat.
6) Tidak merokok
Merokok adalah seseorang yang dengan sadar memasukkan bahan racun yang
terkandung didalam rokok kedalam tubuhnya sendiri. Rokok adalah kertas
silinder yang mempunyai ukuran panjang sekitar 70 hingga 120 mm (bervariasi
setiap negara) berdiameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun yang telah
dipotong-potong dan bahan-bahan tambahan lainnya (Aula, 2010).
1) Tahapan perilaku Merokok
Menurut (Aula, 2010)

terdapat 4 tahap seseorang menjadi perokok,

diantaranya:
a) Tahap Preparatory
Sesorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok
dengan cara mendengar, melihat, ataupun hasil membaca, sehingga
menimbulkan niat untuk
merokok.
b) Tahap Initation (tahap Perintisan Merokok)
Tahap perintisan merokok, yaitu tahap keputusan seseorang untuk
meneruskan atau berhenti dari perilaku merokok.
c) Tahap Becoming a Smoker.

Pada tahap ini seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat


batang per hari cenderung menjadi perokok.
d) Tahap Maintaining of Smoking
Pada tahap ini, merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh
efek yang menyenangkan.
2) Tipe Perokok
Secara umum tipe perokok dibagi menjadi dua yaitu:
a) Perokok Pasif
Perokok pasif adalah seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok,
namun terpaksa harus terpaksa menghirup asap rokok yang dihembuskan
oleh orang lain yang kebetulan ada di dekatnya. Meskipun perokok pasif
tidak merokok namun perokok pasif memiliki resiko yang sama dengan
perokok aktif dalam hal terkena penyakit yang disebabkan oleh rokok.
Berbagai studi menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki resiko yang
sama dengan perokok aktif dalam hal-hal berikut:
(1) Kemungkinan mengalami serangan kanker paru, kenker payudara,
kanker ginjal, kanker pancreas, dan kanker otak karena menghirup
(2)
(3)
(4)
(5)

nikotin dari asap rokok.


Kemungkinan terkena penyakit jantung dan pembuluh darah.
Kemungkinan mengalami serangan asma bronkhiale.
Kemungkinan terkena gangguan kognitif dan demensia.
Mudah terserang infeksi hidung dan tenggorokan.

b) Perokok aktif
Perokok aktif adalah seseorang yang benar-benar memiliki kebiasaan
merokok. Merokok sudah menjadi bagian hidupnya, sehingga rasanya
tidak enak apabila sehari saja tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan
melakukan apa saja demi mendapatkan rokok, kemudian merokok (Aula,
2010). Menurut (Basyir, 2006) dari perokok aktif ini dapat digolongkan
menjadi empat bagian :
(1) Perokok ringan
Perokok ringan yaitu merokok sekitar 10 batang perhari.

(2) Perokok sedang


Perokok sedang adalah perokok yang menghabiskan rokok 11-20
batang perhari.
(3) Perokok berat
Perokok berat adalah merokok sekitar 21-30 batang perhari.
(4) Perokok sangat berat
Perokok sangat berat adalah jika mengkonsumsi rokok lebih dari 31
batang perhari.
3) Jenis Rokok
Menurut (Aula, 2010) rokok berdasarkan bahan baku atau isi antara lain
yaitu :
a) Rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
b) Rokok kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
c) Rokok klemba yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :
a) Rokok Filter (RF) adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
b) Rokok Non Filter (RNF) adalah rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan
Berat Badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan
normal, kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
terjamin, berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Sedangkan
dalam keadaan yang abnormal, ada dua kemungkinan perkembangan berat badan,
yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan normal. Berat badan

harus

selalu

dimonitor

untuk

mengetahui

informasi

guna

mengatasi

kecenderungan penurunan atau penambahan berat badan yang berlebihan


(Anggraeni, 2012, dalam Damanik, 2011).
Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang untuk melihat keadaan status
gizi sekarang dan keadaan status gizi sebelumnya. Pertumbuhan tinggi/panjang
badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan
gizi pada waktu singkat (Anggraeni, 2012, dalam Damanik, 2011).

8) Membuang sampah pada tempatnya


Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak
terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007 dalam Wahyono, 2012).
Jenis dan karakteristik sampah
1) Jenis sampah
Sampah dapat di bagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
a) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
(1) Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastic.
(2) Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan
sebagainya.
b) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar
(1) Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu.
(2) Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas.
c) Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
(1) Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging.
(2) Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca.
2) Karakteristik sampah
a) Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan
atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat
yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.

b) Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantorkantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
c) Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar
baik dirumah, dikantor, industri.
d) Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan
trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang
terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
e) Dead Animal (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati
karena alam, penyakit atau kecelakaan.
f) Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes,
yang berasal dari perumahan.
g) Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil,
truk, kereta api.
h) Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industriindustri, pengolahan hasil bumi.
i) Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
j) Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan,
perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
k) Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik
hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.
l) Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus
misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif. (Mukono 2006, dalam
Wahyono, 2012).
d. Manfaat Pembinaan PHBS
Menurut Muryani, (2013) manfaat pembinaan PHBS di institusi pendidikan adalah :
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa, guru dan masyarakat
di lingkungan sekolah terlindung dari gangguan ancaman penyakit.
b. Meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi
belajar siswa.
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tua.
d. Meningkatkan citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

B. Kerangka Teori

Predisposing
factor :
- pengetahuan
- sikap
- kepercayaan
- keyakinan
- tradisi
Enabling factor :
Ketersediaan
fasilitas atau saran
prasana
Renforcing
factor :
- Pengelola pondok
pesantren
- Teman
- Petugas
kebersihan

Indikator PHBS :
-

Mencuci tangan
dengan air bersih
menggunakan
sabun

- Makan buah dan sayur


setiap hari
- Perilaku jamban sehat
- Melakukan aktivitas setiap
hari
- Memberantas jentik
nyamuk
Tabel 2.1 kerangka teori

Pendidikan
PHBS pada
siswa SD

C. Kerangka Konsep
Variable terikat: pengetahuan PHBS

Variable bebas: Pendidikan PHBS

Factor yang mempengaruhi: pendidikan


Infomasi
Social budaya
ekonomi

Variable terikat: cara mencuci tangan

Factor yang mempengaruhi:


Kebudayaan
Pengalaman
Pengaruh orang lain
Tabel 2.2 kerangka konsep

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pre experiment (one group pretest posttest ) dalam
rancangan penelitian ini tidak ada kelompok control.
Gambaran desain penelitian:
O1

Keterangan:
O2
O1: pretest PHBS
X : Pendidikan PHBS dengan media audio visual
O2: posttest PHBS
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD X
C. Populasi dan sample
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD X kelas 4, kelas 5 dan kelas 6
b. Sample
Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini adalah total sampling. Sample
dalam penelitian ini adalah siswa SD X kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.

D. Definisi operasional
No

Variabel

Definisi Operasional

Alat ukur dan


Cara ukur

Hasil ukur

Skala ukur

Pendidikan
PHBS

Memberikan informasi tentang PHBS


di sekolah

Dengan media
audio visual

Nominal

Pengetahuan
siswa SD X
tentang
PHBS

Kemampuan pengetahuan siswa SD N


1 Sambiroto Semarang tentang PHBS
sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan PHBS

Kuesioner

Interval

Sikap dan
cara siswa
SD X
mencuci
tangan

Respon sikap dan cara siswa SD N 1


Sambiroto Semarang tentang mencuci
tangan

Kuesioner

Interval

E. Alat pengumpulan data


Alat dalam memberikan pendidikan adalah dengan media audio visual yang berisi
tentang indicator PHBS di sekolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner pengetahuan meliputi kuesioner PHBS disekolah yaitu tentang mencuci tangan
dengan air mengalir dan menggunakan sabun, menggunakan jamban bersih dan sehat,
olahraga dan aktivitas fisik, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat
badan dan mengukur tinggi badan, membuang sampah pada tempatnya.
F. Prosedur pengumpulan data

You might also like